Rabu, 22 Juni 2016

UEFA Salah Laporkan Hasil Pertandingan Portugal Menang 1-0 Lawan Austria

indolivescore.com - Portugal boleh saja meratapi hasil imbang tanpa gol yang telah diperolehnya ketika melawan Austria di Parc des Princes, Ahad (19/6) dini hari WIB. Namun rasa sedih itu sepertinya sedikit terhibur jika sempat melongok situs resmi UEFA.

Selang beberapa menit setelah hasil akhir pertandingan Portugal kontra Austria, laman resmi UEFA sempat memajangkan skor akhir pertandingan dari kedua tim. Tapi dari skor akhir itu ada yang terlihat janggal karena skor yang ditampilkan justru 1-0 buat kemenangan Portugal.

Sayangnya, hasil penelusuran ulang indolivescore.com pada Ahad (19/6) sekitar pukul 04:35 WIB, skor kemenangan versi UEFA itu sudah berubah normal menjadi 0:0.

Sebetulnya, pada laga antara Portugal dan Austria sempat terjadi sebiji gol. Gol itu dicetak oleh penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo, pada menit ke-85. Tapi, satu-satunya bola yang masuk jaring gawang itu dianulir oleh wasit asal Italia, Nicola Rizzoli, lantaran Ronaldo sudah lebih dulu berada adalam posisi offside.

Semifinal Copa America, Argentina Vs AS, Chile Vs Kolombia

indolivescore.com - Argentina berhadapan dengan tuan rumah Amerika Serikat dan Kolombia mencoba menghadang Chile dalam semifinal Copa America Centenario.

Argentina versus AS dijadwalkan berlangsung pada Rabu (22/6/2016) pk. 08:00 WIB di Stadion NRG di Houston, Texas. Sementara, laga antara juara bertahan Chile dan Kolombia akan dihelat pada Kamis (23/6/2016) mulai pk. 07:00 WIB. Keduanya disiarkan secara langsung oleh Kompas TV.

Chile berpeluang mempertahankan gelar yang direbutnya tahun lalu setelah menghabisi Meksiko dengan skor 7-0 di perempat final. Sementara Kolombia ke empat besar setelah menundukkan Peru melalui adu penalti setelah selama 90 menit—tanpa perpanjangan waktu—skor imbang 0-0.

Chile dan Kolombia sama-sama mencari gelar keduanya sepanjang sejarah turnamen ini yang perma akali digelar pada 1916. Gelar Chile tahun lalu merupakan yang pertama untuk sebuah turnamen besar dalam sejarah sepak bola negara itu.

Sedangkan Kolombia mencatat gelar satu-satunya di sebuah turnamen besar sepanjang sejarah negara itu ketika menjuarai Copa America 2001 yang digelar di negaranya, yang diwarnai ketakutan sejumlah tim akibat maraknya kejahatan di Kolombia yang dilatarbelakangi obat-obatan terlarang dan penembakan wasit ketika sedang memimpin pertandingan.

Argentina urung mengirimkan tim ke Copa America 2001, sementara Uruguay dan Brasil tidak mengirim tim utama ke Kolombia.

Sementara itu, laga semifinal Copa America Centenario lainnya antara Argentina dan merupakan ajang bagi Lionel Messi dan kawan-kawan untuk bertahan di jalan yang benar untuk meraih trofi Copa America ke-15 kali, menyamai Uruguay yang saat ini pemegang rekor terbanyak juara turnamen berusia 100 tahun ini.

Adapun bagi AS, tentu bukan perkara gampang melewati hadangan Argentina. Namun, mereka kini berpeluang menjadi tim undangan pertama yang mampu menjuarai turnamen milik konfederasi sepak bola lain.

Copa America sejatinya merupakan turnamen antarnegara yang bernaung di bawah Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol). Tapi khusus dalam rangka memperingati 100 tahun digelarnya tunamen tersebut—dimulai pada 1916—, Conmebol mengajak Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (Concacaf) untuk ikut serta di edisi tahun ini.

Terdapat enam negara Concacaf yang terlibat dalam Copa America Centenario yakni tuan rumah AS, Meksiko, Kosta Rika, Jamaika, Panama, dan Haiti. Adapun 10 negara anggota Conmebol meliputi Argentina, Bolivia, Brasil, Chile, Ekuador, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, dan Venezuela.

Uruguay merupakan juara Copa America terbanyak yakni 15 kali, satu lebih banyak ketimbang Argentina. Brasil juara delapan kali, Paraguay dan Peru masing-masing dua kali, serta Chile, Kolombia, dan Bolivia masing-masing satu kali.

Gol-Gol Telat Jadi Ciri Khas Piala Eropa 2016

indolivescore.com - Seminggu Piala Eropa 2016 berjalan, satu ciri khas yang terlihat jelas adalah banyaknya gol yang terjadi di pengujung pertandingan. Hampir 30 persen dari gol yang ada tercipta setelah menit ke-87. Saat ini Piala Eropa sudah menghasilkan 42 gol dari 21 pertandingan yang telah dimainkan. Namun dari jumlah itu, 29 gol di antaranya tercipta di babak kedua.

Lebih spesifik, dari 29 gol yang ada di babak kedua, 15 di antaranya terjadi di 15 menit terakhir.

Dari 15 gol yang tercipta di 15 menit terakhir, 12 di antaranya terjadi setelah pertandingan memasuki menit ke-87. Jumlah 12 gol ini merupakan 28,6% dari total gol yang ada.

Banyaknya gol yang tercipta di menit akhir membuat laga Piala Eropa menjadi terasa menegangkan hingga menit-menit akhir. Hal itu masih ditambah selisih gol yang minim sehingga gol di menit terakhir bisa juga berperan sebagai gol penentu kemenangan tim.

Di masa injury time, bahkan ada enam gol yang tercipta. Enam pencetak gol di masa injury time saat ini adalah Vasili Berezutski (Rusia), Bastian Schweinsteiger (Jerman), Graziano Pelle (Italia), Dimitri Payet (Perancis), Daniel Sturridge (Inggris), dan Niall McGinn (Irlandia Utara).

Secara keseluruhan, tim-tim yang tampil di Piala Eropa kali ini belum terlalu produktif. Tim paling banyak mencetak gol saat ini adalah Perancis dan Spanyol yang membukukan empat gol.

Sementara itu Turki dan Ukraina jadi tim yang masih belum mampu mencetak gol setelah melewati dua pertandingan awal.

Selasa, 21 Juni 2016

Daftar 4 Negara Peringkat Ketiga Terbaik yang Lolos Babak 16 Besar

indolivescore.com - Babak penyisihan grup Euro 2016 segera rampung. Semua grup sisa melakoni satu laga. Usai laga pamungkas ini juga akan diketahui klasemen akhir grup, termasuk empat tim yang lolos dengan status tim peringkat tiga terbaik.

Lalu siapa lawan mereka (peringkat ketiga terbaik) di babak 16 besar? Untuk saat ini memang belum bisa ditentukan secara pasti.

Namun berdasarkan aturan yang dikeluarkan UEFA, diketahui empat peringkat tiga terbaik ini akan menghadapi juara Grup A, B, C dan D.

Juara grup akan menghadapi peringkat ketiga dari grup mana diketahui dari klasemen akhir babak penyisihan grup. Misalnya, jika peringkat ketiga terbaik yang lolos adalah Grup A, B, C dan D, maka Juara Grup A akan menghadapi 3C, Juara B vs 3D, Juara C vs 3A dan Juara D vs 3B.

Bagaimana menentukan empat tim peringkat tiga terbaik? Dikutip dari situs resmi UEFA, empat tim peringkat tiga terbaik adalah mereka yang memiliki poin tertinggi di antara enam peringkat tiga di semua grup.

Jika ada dua tim atau lebih yang memiliki poin sama, maka tim terbaik dilihat dari selisih gol. Andai selisih gol masih sama, maka terbaik adalah tim yang mencetak gol lebih banyak.

Namun jika tiga aturan sebelumnya masih sama, maka tim terbaik ditentukan dari tim paling sedikit menerima kartu.

Jika semua aturan sebelumnya masih sama, maka penentuan tim terbaik ketiga didasarkan pada rangking koefisien negara UEFA.

Peristiwa Kocak Saat Selebrasi Gol Lukaku di Piala Eropa 2016

indolivescore.com - Pemain Belgia Romelu Lukaku sempat terlihat merayakan gol pertamanya dengan sang pelatih, Marc Wilmots. Rupanya itu merupakan sebuah "selebrasi nyasar".

Lukaku menjadi bintang kemenangan Belgia atas Republik Irlandia, Sabtu (18/6/2016) malam WIB. Ia mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 timnya di Nouveau Stade de Bordeaux, Bordeaux.

Nah, usai mencetak gol pertamanya Lukaku terlihat berlari ke tepi lapangan menuju bench. Di sana penyerang berusia 23 tahun itu terlihat berpelukan erat dengan Wilmots.

Akan tetapi, bukan itu rencana awal Lukaku. Ia ternyata hendak merayakan golnya dengan Jordan Lukaku, sang adik yang dua tahun lebih muda, walaupun akhirnya "nyasar" ke arah Wilmots.

"Adik saya ada di bangku cadangan dan saya sebenarnya ingin merayakan dengannya," kata Lukaku seperti dikutip Soccerway.

"Ia senantiasa ada untuk saya sehingga saya ingin berterima kasih kepadanya untuk hal tersebut," ungkapnya.

Hasil itu sendiri membuat Belgia bangkit dari kekalahan atas Italia di laga pertamanya di Piala Eropa 2016 ini. "Tim sudah merespons dengan bagus," ujar Lukaku.

"Kami melakukan apa yang diperlukan, kami harus memainkan sepakbola dengan bagus dan membuat clean sheet. Itulah yang kami lakukan. Sekarang kami akan fokus ke laga berikutnya," sebutnya merujuk pada partai lawan Swedia di laga ketiga.

Sejarah Euro: Tim yang Banyak Cetak Gol Akan Jadi Juara Piala Eropa

indolivescore.com - Tim-tim peserta Piala Eropa 2016 harus mencetak banyak gol dalam ajang tersebut. Sebab, menilik sejarah yang ada, tim paling produktif lebih sering jadi juara Piala Eropa. Berdasarkan catatan sejarah, tim pencetak gol terbanyak di Piala Eropa sampai saat ini kerap berhasil keluar menjadi juara di turnamen tersebut.

Dari 13 kali penyelenggaraan Piala Eropa, sembilan negara juara juga merupakan tim paling produktif di turnamen tersebut.

Hanya ada empat tim paling produktif yang gagal jadi juara di Piala Eropa yaitu Yugoslavia (1960), Jerman Barat (1976), Jerman (1992), serta Republik Ceko dan Inggris (2004). Di luar itu, juara Piala Eropa selalu menjadi tim paling produktif sepanjang turnamen berlangsung.

Dalam dua edisi terakhir jawara dan tim pencetak gol terbanyak di dua gelaran Piala Eropa terakhir itu adalah Spanyol sehingga tren tersebut berpeluang untuk kembali berlanjut di edisi kali ini.

Korelasi antara juara dengan tim paling produktif terbilang sangat berhubungan mengingat tim juara (bersama tim runner up) adalah tim dengan jumlah pertandingan lebih banyak dibandingkan tim lainnya. Karena itu kemungkinan mereka mencetak gol lebih banyak pun sangat terbuka lebar.

Pada Piala Eropa kali ini, tim pencetak gol terbanyak sementara adalah Perancis dan Spanyol. Kedua kesebelasan itu masih menjadi tim yang paling banyak menyarangkan gol hingga putaran ketiga babak grup Piala Eropa 2016 bergulir pekan ini.

Les Bleus dan Tim Matador tercatat sudah menyarangkan empat gol ke gawang masing-masing lawannya.

Empat gol dihasilkan Perancis kala mereka menghadapi Rumania dan Albania. Pada laga melawan Rumania, Les Bleus unggul 2-1. Sementara dua gol lain disarangkan ke gawang Albania kala mereka bertanding, Kamis (16/6) waktu setempat.

Untuk Spanyol, empat gol sudah mereka lesakkan kala menghadapi Republik Ceko dan Turki di Grup D Piala Eropa 2016. Ketika mengahdapi Republik Ceko, Spanyol hanya unggul 1-0. Namun, Tim Matador akhirnya mengamuk dalam laga melawan Turki dengan menyarangkan tiga gol tanpa balas saat itu.

Raihan gol Perancis di babak penyisihan grup Piala Eropa 2016 sudah tak mungkin bertambah. Sebabnya, Paul Pogba dan kawan-kawan sudah menjalankan laga terakhirnya di Grup A saat melawan Swiss semalam.

Sementara itu, gol dari timnas Spanyol masih dapat bertambah sebelum mereka melangkah ke babak 16 besar. Tim asuhan Vicente Del Bosque itu diketahui baru akan menjalani pertandingan pamungkas di Grup D pada Rabu (22/6) mendatang menghadapi Kroasia.

Jika melihat statistik, posisi Perancis dan Spanyol sebagai tim pencetak gol terbanyak masih dapat berubah. Sebabnya, masih ada puluhan pertandingan lagi yang belum digelar pada Piala Eropa tahun ini.

Perancis dan Spanyol sendiri tak unggul jauh dalam hal perolehan gol saat ini. Tercatat ada timnas Inggris, Wales, Slovakia, Kroasia, Italia, Belgia, dan Hungaria yang sudah mencetak tiga gol hingga pekan kedua Piala Eropa 2016 berlangsung.

Peluang untuk menjadi kesebelasan pencetak gol terbanyak masih terbuka bagi seluruh tim, sama halnya dengan peluang jadi juara.

Piala Eropa 2016 Jadi Ajang Pembuktian Pemain Leicester City

indolivescore.com - Para pemain Leicester City membuktikan tak hanya tampil oke di level klub. Ketika negaranya membutuhkan mereka, penggawa-pengawa The Foxes pun bisa unjuk gigi di Piala Eropa 2016.

Leicester tampil mengejutkan musim lalu dengan menjuarai Liga Inggris. Padahal, di awal musim mereka diprediksi hanya berjuang menghindari degradasi.

Performa Leicester yang luar biasa ini tak lepas dari peran para pemain kuncinya. Tengok saja nama-nama seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N’Golo Kante, Danny Drinkwater, Christian Fuchs, Wes Morgan, dan Kasper Schmeichel.

Atas penampilan bagusnya di level klub tersebut, beberapa dari mereka pun berhak tampil di Piala Eropa seperti Vardy bersama Timnas Inggris, Kante bersama Timnas Prancis, dan Fuchs yang merupakan kapten Timnas Austria.

Mereka pun mampu membuktikan bahwa performanya bersama klub itu bukan sensasi semusim belaka. Vardy yang hanya dicadangkan di partai pertama melawan Rusia, jadi salah satu pencetak gol saat mengalahkan Wales di laga kedua dengan skor 2-1.

Hebatnya Vardy melakukan itu dari bangku cadangan saat menggantikan Harry Kane yang tampil buruk. Sementara, Kante jadi dinamo di lini tengah Prancis dalam dua pertandingan awal ini.

Mungkin cuma Fuchs yang gagal membawa Austria meraih hasil positif usai kalah 0-2 dari Hungaria. Meski begitu, dia punya kesempatan membayarnya saat menghadapi Portugal malam ini.


“Para pemain ini, mereka bermain di tim nasional yang sangat bagus dan tampil di sebuah turnamen di mana semua kemungkinan bisa terjadi,” ujar Fuchs seperti dikutip Soccerway.

“Tidak ada lagi tim-tim kecil, semua bisa saling mengalahkan. Jadi ini semua tergantung pada individu para pemainnya dan skuat jika mereka mampu mengatasi situasi seperti ini,” sambungnya.

“Saya sudah melihat laga-laga tersebut, saya tidak terkejut sama sekali.”

“NG, kami memanggilnya seperti itu. Dia terus berlari dan saya pikir dia sudah meningkatkan total jarak tempuh skuat Prancis menjadi 20 kilometer.”

“Dia menutup banyak celah dan dia mencetak gol di laga debut pertamanya bersama Prancis (melawan Rusia di bulan Maret).”

“Dia adalah pemain luar biasa dan saya sangat senang dia tampil di turnamen ini.”