Selasa, 19 Juli 2016

Debut Perdana Mourinho di MU Berbuah Kemenangan

Mourinho Tandai Debutnya di MU dengan Kemenangan


indolivescore.com - Debut Jose Mourinho sebagai pelatih di Manchester United ditandai dengan kemenangan 2-0 atas Wigan Athletic pada pertandingan uji coba di DW Stadium, Sabtu (16/7) malam ini.

Meski tidak tampil dengan pemain-pemain terbaiknya, "Setan Merah" mampu menampilkan permainan terbaiknya. Beberapa pemain baru seperi Eric Bailley dan juga Henrikh Mkhitaryan diberikan kesempatan menjadi starter. Kemudian, Memphis Depay dan Daley Blind yang tidak ikut serta ke Prancis karena Belanda tidak lolos juga langsung dimainkan.

Skuat besutan Mourinho langsung mengambil kendali permainan dengan sepenuhnya mendominasi penguasaan bola. Tetapi babak pertama berakhir imbang tanpa gol setelah beberapa peluang yang didapatkan Depay, Mkhitaryan dan juga Wilson masih belum berakhir maksimal.

Belum ada gol di babak pertama membuat Mourinho melakukan perubahan strategi dengan mengganti tujuh pemain sekaligus.  Juan Mata, Adnan Januzaj, Ashley Young, Antonio Valencia, Phil Jones, Will Keane dan Andres Pereira dimasukkan.

Keputusan The Special One terbukti jitu karena dua nama terakhir mampu mengubah kedudukan menjadi 2-0 hanya dalam tempo sepuluh menit.

Keane memecah kebuntuan United pada menit ke-48 setelah kiper Wigan, Jaaskelainen, melakukan kesalahan dengan menendang bola ke Mata. Tanpa kesulitan pemain Spanyol itu memberi umpan matang yang diselesaikan dengan baik oleh Keane.

Pada menit ke-58, giliran Pereira yang mencatatkan namanya di papan skor. Pemain Brasil berusia 20 tahun itu mengontrol bola tendangan bebas sebelum melepas tembakan akurat dari dalam kotak penalti untuk menggandakan keunggulan tim.

Di sisa waktu, United terus mengontrol pertandingan dan Wigan tampak tidak mampu menandingi superioritas Setan Merah, meski skor 2-0 tidak bertambah hingga wasit meniup peluit panjang.

Riyad Mahrez Bakal Segera Tinggalkan Leicester City

Mahrez Bakal Susul Kante Keluar dari Leicester City


indolivescore.com - Kekuatan Leicester City bakal menurun di musim 2016-17. Juara Premier League itu sebentar lagi bakal ditinggalkan dua pemain bintangnya, N’golo Kante dan Riyad Mahrez.

Gelandang pekerja keras N’Golo Kante hampir dipastikan akan gabung dengan Chelsea. Pemain Prancis ini dilaporkan akan menjalani tes medis di Stamford Bridge akhir pekan ini. Di klub London dia bakal mendapatkan gaji besar yaitu 120 ribu poundsterling per pekan.

Manajer baru Chelsea, Antonio Conte, sebelumnya memberi konfirmasi bakal ada tiga pemain baru yang direkrutnya, selain Michy Batshuayi dari Marseille. Kante akan menjadi yang kedua, dengan nilai transfer diduga sekitar 30 juta poundsterling.

Rupanya langkah Kante untuk hengkang dari The Foxes juga akan diikuti oleh winger Riyad Mahrez. Dilansir The Mirror, Sabtu (16/7), Mahrez sudah menolak tawaran kontrak baru di King Power Stadium. Dia ingin segera pindah pada musim panas ini.

Belum ada tawaran yang dilaporkan datang untuk memboyong pemain Aljazair itu. Menurut laporan France Football, Mahrez ingin bermain di salah satu klub besar di Eropa. Salah satu klub yang pernah dikaitkan dengan dia adalah Barcelona. Selain Barca, Arsenal juga diketahui tertarik merekrutnya.

Mahrez diboyong Leicester dari klub La Havre hanya dengan harga 385 ribu poundsterling atau setara Rp 7 miliar pada musim panas 2014. Di klub Premier League ini, dia mendapatkan gaji sebesar 35 ribu pounds atau setara Rp 6oo juta per pekan.

Tampaknya masalah gaji inilah yang mendorong keinginannya untuk hengkang. Di klub besar, dia bakal mendapatkan gaji minimal 100 ribu poundsterling atau Rp 1,8 miliar per pekan. Sementara dalam kontrak baru yang ditawarkan Leicester, dia akan menerima gaji sebesar 85 ribu poundsterling per pekan.

Argentina Duduki Peringkat Pertama Ranking FIFA, Portugal Nomor 6

Argentina Duduki Peringkat Pertama Ranking FIFA, Portugal Nomor 6


indolivescore.com - Finalis Copa America Centenario 2016, Argentina, kokoh di puncak daftar peringkat Asosiasi Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), sementara juara Piala Eropa 2016, Portugal, naik ke peringkat enam, demikian daftar FIFA, Kamis.

Belgia, Kolombia, Jerman dan Cile juga tetap di urutan dua hingga lima pada daftar peringkat FIFA terbaru. Portugal naik dua tingkat ke peringkat enam menggeser Spanyol dan Brasil yang anjlok ke posisi delapan dan sembilan. Adapun Prancis naik 10 posisi ke peringkat tujuh, satu tingkat di bawah Portugal.

Wales yang lolos ke semifinal Piala Eropa naik 15 peringkat ke posisi 11. Sementara Inggris yang dikalahkan Islandia dua tingkat di bawah Wales dan satu tingkat di bawah Uruguay. Adapun Islandia berada di peringkat 22 atau naik 12 peringkat setelah gelaran Piala Eropa.

Selandia Baru menjadi yang tersukses dengan naik 54 tingkat ke posisi 93. Polandia naik 11 tingkat ke peringkat 16 sementara Kroasia juga naik dari posisi 22 ke peringkat 15.

Penilaian FIFA didasarkan pada hasil dari 228 pertandingan meliputi turnamen Copa America, Piala Eropa, Piala Oceania, dan beberapa pertandingan kualifikasi periode dua bulan terakhir, sehingga tim yang menjadi juara dalam satu turnamen belum tentu akan meraih poin maksimal untuk berada di puncak.

Pengumuman peringkat FIFA berikutnya akan dipublikasikan pada 11 Agustus 2016. Berikut peringkat dunia terbaru dilansir dari situs FIFA:

Urutan:      Timnas:          Poin:

1.               Argentina      1585

2.               Belgia            1401

3.               Kolombia      1331

4.               Jerman          1319

5.               Cile             1316

6.               Portugal        1266

7.               Prancis         1189

8.               Spanyol        1165

9.               Brazil           1156

10.             Italia            1155

11.             Wales           1137

12.             Uruguay       1130

13.             Inggris          1107

14.             Meksiko      1044

15.             Kroasia       1022

16.             Polandia      1011

17.             Ekuador      1002

18.             Swiss           957

19.             Turki            915

20.             Hungaria      915

21.             Austria         875.

Jadwal Dan Grup Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia Zona Eropa

Ini Dia Jadwal Dan Pembagian Grup Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa


indolivescore.com  - EFA Euro 2016 mungkin telah berakhir tetapi para finalis Perancis dan Portugal dan seluruh tim yang berkompetisi beberapa pekan yang lalu tersebut hanya memiliki kurang dari dua bulan sebelum memulai petualangan barunya di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia.

Tiga dari sembilan grup kualifikasi akan memulai kickoff pada hari Minggu, 4 September 2016 mendatang, dengan laga Slovakia melawan Inggris setelah kedua kubu bermain imbang 0-0 di Piala Eropa 2016. Sedangkan juara bertahan Jerman, akan memulai langkahnya mempertahankan gelar Piala Dunia di hari yang sama dengan bertandang ke Norwegia, dengan membawa harapan untuk menjadi tim pertama yang sukses mempertahankan gelar setelah Brazil pada tahun 1962 silam.


Pertandingan akan berlangsung hingga dua hari kedepan, termasuk pertemuan ulang laga di Euro 2016 antara Kroasia berhadapan dengan Turki pada 5 September mendatang, di saat Kosovo akan memulai debut perdananya di ajang internasional di Finlandia. Kedua kubu adalah satu-satunya negara di Grup I yang tidak berlaga di Perancis seperti Kroasia, Islandia, Ukraina, dan Turki.

Malam berikutnya, jawara Eropa Portugal akan menandangi Swis (yang disingkirkan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di perempat final Euro 2016 melalui babak adu penalti), Gibraltar akan membuat kejutannya di kandang menjamu Yunani, sementara Belanda, yang absen di Euro 2016 bertujuan menandai kebangkitannya di Swedia.

Pertandingan akan berlanjut hingga Oktober 2017 dalam sembilan grup, dengan lanjutan seri Euro termasuk Portugal melawan Hungaria dan Spanyol akan bertemu dengan Italia. Inilah daftar pembagian grup lengkap untuk kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 zona Eropa.

Grup A: Belanda, Perancis, Swedia, Bulgaria, Belarusia, Luksemburg

Grup B: Portugal, Swiss, Hungaria, Kepulauan Faroe, Latvia, Andora

Grup C: Jerman (juara bertahan), Republik Ceska, Irlandia Utara, Norwegia, Azerbaijan, San Marino

Grup D: Wales, Austria, Serbia, Republik Irlandia, Moldova, Georgia

Grup E: Rumania, Denmark, Polandia, Montenegro, Armenia, Kazakhstan

Grup F: Inggris, Slovakia, Skotlandia, Slovenia, Lithuania, Malta

Grup G: Spanyol, Italia, Albania, Israel, Macedonia, Liechtenstein

Grup H: Belgia, Bosnia Herzegovina, Yunani, Estonia, Siprus, Gibraltar

Grup I: Kroasia, Islandia, Ukraina, Turki, Finlandia, Kosovo

Jadwal partai pembuka (Kickoff waktu setempat) kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018

4 September

Group C: San Marino v Azerbaijan (18:00), Republik Ceska v Irlandia Utara (20:45), Norway v Germany (20:45)

Group E: Denmark v Armenia (18:00), Kazakhstan v Polandia (18:00), Rumania v Montenegro (20:45)

Group F: Lithuania v Slovenia (18:00), Slovakia v Inggris (18:00), Malta v Skotlandia (20:45)

5 September

Group D: Georgia v Austria (18:00), Serbia v Republik Irlandia (20:45), Wales v Moldova (20:45)

Group G: Albania v FYR Macedonia (20:45), Israel v Italia (20:45), Spanyol v Liechtenstein (20:45)

Group I: Kroasia v Turki (20:45), Ukraina v Islandia (20:45), Finlandia v Kosovo (20:45)

6 September

Group A: Belarusia v Perancis (20:45), Bulgaria v Luksemburg (20:45), Swedia v Belanda (20:45)

Group B: Andora v Latvia (20:45), Kepulauan Faroe v Hungaria (20:45), Swiss v Portugal (20:45)

Group H: Bosnia Herzegovina v Estonia (20:45), Siprus v Belgia (20:45), Gibraltar v Yunani (20:45)

- Sembilan juara grup akan secara otomatis lolos ke putaran final

- Delapan runner-up dengan catatan terbaik akan menghadapi tim peringkat pertama, kedua, ketiga, dan kelima dalam grup di babak play-off untuk menentukan empat jatah tim Eropa yang tersisa.

Langkah ke Rusia:

Matchday 1: 4–6 September 2016

Matchday 2: 6–8 Oktober 2016

Matchday 3: 9–11 Oktober 2016

Matchday 4: 11–13 November 2016

Matchday 5: 24–26 Maret 2017

Matchday 6: 9–11 Juni 2017

Matchday 7: 31 Agustus–2 September 2017

Matchday 8: 3–5 September 2017

Matchday 9: 5–7 Oktober 2017

Matchday 10: 8–10 Oktober 2017

Play-off first leg: 9–11 November 2017

Play-off second leg: 12–14 November 2017

Putaran final (Rusia): 14 Juni – 15 Juli 2018

Slot Piala Dunia untuk masing-masing benua adalah sebagai berikut,

Afrika (CAF): 5

Asia (AFC): 4 atau 5

Eropa (UEFA): 14 termasuk tuan rumah Rusia

Amerika Tengah, Utara, dan Karibia (CONCACAF): 3 atau 4

Oseania (OFC): 0 atau 1

Amerika Selatan (CONMEBOL): 4 atau 5

Play-off antar benua (6–14 November 2017): Peringkat 4 CONCACAF v Peringkat 5 AFC,

Peringkat satu OFC v Peringkat lima CONMEBOL

Jadwal Dan Grup Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Asia

Hasil Pengundian Grup Pra Piala 2018 Zona Asia, Indonesia Satu Grup dengan Thailand


indolivescore.com - Dalam pengundian tersebut, Indonesia menempat Grup F bersama tim unggulan Irak, lalu Thailand, Vietnam dan, Taiwan. Indonesia akan memulai pertarungan babak penyisihan grup Pra Piala Dunia 2018 dengan bertandang ke Taiwan pada 11 Juni 2015. Zona Asia dibagi dalam 8 grup. Juara grup dan 4 runner-up grup terbaik akan lolos ke putaran ketiga Pra Piala Dunia zona Asia.

Berikut ini adalah pembagian grup Pra-Piala Dunia 2018 zona Asia.

Grup A: Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Palestina, Timor Leste, Malaysia

Grup B: Australia, Jordania, Tajikistan, Kirgistan, Banglades

Grup C: Tiongkok, Qatar, Maladewa, Butan, Hongkong

Grup D: Iran, Oman, India, Turkmenistan, Guam

Grup E: Jepang, Suriah, Afganistan, Singapura, Kamboja

Grup F: Irak, Vietnam, Thailand, Indonesia, Taiwan

Grup G: Korea Selatan, Kuwait, Lebanon, Myanmar, Laos

Grup H: Uzbekistan, Bahrain, Filipina, Korea Utara, Yaman.

Senin, 18 Juli 2016

Tiki-Taka & Ball Possession Diprediksi Tidak Berkutik di Musim Depan

Pola Baru Sepak Bola Pasca Piala Eropa


indolivescore.com - Bagi Anda yang suka dengan klub Barcelona atau Timnas Spanyol, pasti pernah mendengar kata tiki-taka dan ball possession atau penguasaan bola. Dan ketika menyebut kata tiki-taka, Anda pasti langsung membayangkan enam pemain Timnas Spanyol yang suka menerapkan taktik itu, yakni Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Xabi Alonso serta Cesc Fabregas.

Di kaki mereka, bola terasa melekat dan sulit disentuh pemain lawan. Dengan taktik tiki-taka, para pemian Timnas Spanyol ini bisa leluasa menggiring bola dalam waktu yang lama.

Taktik tiki-taka adalah salah satu gaya bermain tim sepakbola di Spanyol yang menekankan umpan pendek dan arah pergerakan bola yang bervariasi untuk memaksimalkan penguasaan bola dalam sebuah pertandingan.

Kunci permainan ini adalah kerja sama tim yang erat dan terkoordinasi dengan sempurna. Taktik ini membuat para pemain bisa bermain dengan lebih santai, namun mampu menguasai bola lebih lama. Taktik ini sangat sempurna dan bahkan mampu menaikkan daya serang tim.

Tetapi apakah taktik tiki-taka dan ball possession masih bisa diandalkan untuk meraih kemenangan? Ternyata fakta menjawab yang sebaliknya.

Jika tahun 2008 merupakan dominasi dari taktik ball possession, maka Piala Eropa 2016 menjadi tahun konfirmasi kematian taktik tiki-taka.

Ada banyak fakta soal ini. Leicester City, Atletico Madrid dan Italia adalah contoh yang unik bagaimana mereka yang tidak menerapkan taktik tersebut dan tidak memiliki penguasaan bola yang maksimal dalam sebuah pertandingan, tetapi justru tampil sebagai pemenang.

Fakta terbaru di The Stade de France pada Minggu lalu, dimana Portugal mengalahkan Prancis di final Piala Eropa, meski penguasaan bola Portugal jauh di bawah Prancis. Atau ketika pada babak semifinal antara Prancis melawan Jerman dimana Die Panzer begitu dominan tapi harus mengaku kalah 0-2 dari Les Bleus.

Taktik atau pola permainan sepakbola sesungguhnya sudah berubah sejak delapan tahun terakhir, tepatnya saat Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola yang sukses meraih beberapa trofi.

Taktik ini juga sukses membawa Spanyol mendominasi bahkan memonopoli kemenangan dengan tiki-taka, dimana mereka meraih dua piala Liga Eropa dan Piala Dunia.

Tetapi di Paris, Spanyol harus mengakui keunggulan Italia yang hanya 40 persen menguasai bola. Taktik tiki-taka tak mampu menembus pertahanan Italia.

Beberapa jam setelah kekalahan Spanyol, Inggris yang menguasai permainan justru dipermalukan oleh Islandia yang hanya menguasai sepertiga bola selama pertandingan berlangsung.

Piala Eropa 2016 menjadi mikrokosmos pergeseran taktik yang sebenarnya sudah terjadi dua tahun lalu. Bisa dikatakan, Piala Eropa 2016 adalah momentun untuk mengucapkan selamat tinggal kepada taktik tiki-taka dan ball possession.

Data Dan Fakta

Mari kita membaca data dan fakta. Dalam empat pertandingan di Piala Eropa 2016, Inggris menguasai semua permainan dengan 52,70, 61 dan 86 persen ball possession, tetapi mereka hanya satu kali menang.

Dan selama Piala Eropa 2016 berlangsung, ada 15 tim keluar sebagai pemenang dengan penguasaan bola kurang dari 45 persen.

Pada Piala Dunia 2006, hanya dua tim (3%) yang keluar sebagai pemenang dengan penguasaan bola di bawah 45 persen. Dan pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan hanya lima persen yang menang dengan ball possession yang rendah.

Perubahan mulai terlihat setelah Piala Dunia Brasil, dimana Atletico memenangkan La Liga dan mencapai final Liga Champions melalui kerja keras yang luar biasa tetapi dengan penguasaan bola yang minim.

Pada Piala Dunia 2014, sebanyak 16 tim (25%) menang dengan penguasaan bola di bawah 45 persen dan trend itu terus naik hingga 2015 dan 2016.

Pelatih Arsenal, Arsene Wenger menjadi salah satu manajer yang tidak terlalu percaya bahwaball possession akan selalu memenangkan sebuah pertandingan.

“Penguasaan bola tidak bisa diharapkan lagi seperti sebelumnya,” kata Wenger saat Arsenal mengalahkan Manchester City 2-1 bulan Desember 2015 lalu.

“Ini untuk pertama kali di Liga Primer dimana penguasaan bola tidak banyak bermanfaat. Saya bertahan dengan filosofi saya, tetapi saya juga seorang pengamat dan saya juga melihat statistik semua pertandingan. Saya mencoba memahami, ini ada perubahan yang baru,” katanya.

Karena itu pula, pada Desember lalu, Wenger mengatakan, penguasaan bola sudah tidak penting lagi untuk meraih kemenangan.

Lalu taktik baru apa yang akan dikembangkan dan bisa meraih kemenangan dalam setiap pertandingan?

Leichester City adalah contoh dimana klub papan bawah ini bisa meraih kemenangan hanya dengan komposisi pemain yang punya kemampuan yang sama, memiliki kecepatan tinggi, dan stamina yang kuat.

Menanti Kiprah 'The Godfather' Antonio Conte di Chelsea

Era Conte si 'Godfather' di Chelsea Dimulai


indolivescore.com - Tak lama setelah memimpin Italia di Piala Eropa 2016, Antonio Conte sudah memimpin latihan Chelsea. The Blues menyebut, pelatih baru mereka itu "amat vokal". Conte hanya beristirahat sebentar setelah Italia tersingkir di babak perempatfinal Piala Eropa 2016. Ia mengaku hanya seminggu berlibur, lalu berangkat ke London untuk langsung menangani pekerjaan barunya di London Barat.

Pada Rabu (13/7/2016) waktu setempat, Conte memimpin dua sesi latihan Chelsea di Cobham. Ia sudah berada di lapangan sebelum pemain-pemainnya datang dan mengawali sesi dengan memimpin jogging ringan. Seperti dikabarkan oleh situs Chelsea sendiri, porsi terbesar dalam latihan hari itu adalah soal pola main dan bagaimana mempertahankan bola.

"Conte selalu terlibat dan amat vokal selama sesi berlangsung. Secara reguler, ia menghentikan latihan untuk memberikan saran dan masukan, baik kepada satu orang pemain atau kepada grup secara keseluruhan," demikian pernyataan Chelsea.

Conte akan diperkenalkan secara resmi kepada media pada hari Kamis (14/7) siang waktu setempat.

Soal vokalnya Conte, bek Juventus, Leonardo Bonucci, sudah mengatakannya lebih dulu. Ia juga mengingatkan para pemain Chelsea untuk tidak macam-macam dengan pelatih berusia 46 tahun tersebut.

"Para pemain di Italia menjulukinya The Godfather. Artinya ketika ia bicara, Anda harus mendengarkan," kata Bonucci.

Sosok Pep Guardiola dan Jose Mourinho diprediksi membuat persaingan Premier League kian panas. Tapi Antonio Conte pun disebut tak kalah hebat dari keduanya.

Penilaian tersebut dilontarkan oleh mantan pemain tim nasional Italia Gianluca Zambrotta, membahas tiga peracik taktik top yang musim panas ini mulai menangani klub barunya; Guardiola di Manchester City, Mourinho di Manchester United, dan Conte di Chelsea.

Guardiola punya reputasi mentereng setelah meraih 14 trofi dalam empat tahun awal masa kepelatihannya--di Barcelona. Di klub kedua yang ia tangani, Bayern Munich, peracik taktik asal Spanyol berusia 45 tahun itu menambah tujuh trofi lagi. Trofi-trofi Guardiola tersebut turut menyertakan enam titel liga (tiga beruntun di Barca dan Bayern) dan dua titel Liga Champions. Inggris adalah negara ketiga tempatnya melatih.

Sementara itu Mourinho sudah tak asing lagi dengan Premier League karena pernah menangani Chelsea selama dua periode--yang di antaranya membuahkan tiga titel Premier League.

Mourinho adalah pelatih kelima yang sudah memenangi titel liga di empat negara berbeda. Ia juga merupakan satu dari lima pelatih yang pernah menjuarai Piala/Liga Champions dengan dua tim berbeda. Karier bergelimang gelar pelatih asal Portugal berumur 53 tahun itu berawal dari Porto, Chelsea, Inter Milan, dan kemudian Real Madrid, yang telah membuahkan tidak kurang dari 22 trofi.

Dengan Guardiola dan Mourinho punya rivalitas tersendiri, secara khusus ketika sama-sama melatih di Spanyol, keberadaan keduanya di satu kota pun membuat banyak yang menantikan episode-episode menarik di antara keduanya.

Kemudian ada Conte. Sejauh ini allenatore 46 tahun itu memang belum punya koleksi trofi sebanyak Guardiola dan Mourinho meskipun pencapaiannya juga tak bisa dipandang sebelah mata: satu titel Serie B (Bari), juga tiga titel Serie A beruntun dan dua titel Piala Super Italia (Juventus). Conte juga punya kebanggaan lain karena sudah pernah melatih di level timnas (Italia, 2014-2016). "Saya pikir mereka bertiga memiliki kepribadian mirip dan sedikit banyak berada pada level yang sama," ucap Zambrotta kepada Sky Sports.

"Antonio Conte punya benak sepakbola yang bagus dan ia amat berdedikasi. Ia sangat profesional dan merupakan seorang motivator ulung," tutur pria yang semasa bermain dulu pernah menjadi rekan satu tim Conte di Juventus.

Kesuksesan Conte sendiri sejauh ini banyak ia raih dengan mengusung pola permainan dengan formasi 3-5-2 atau 3-4-3. Apakah ia akan menggunakan pola serupa di Chelsea?

"Saya tak yakin kalau ia akan tetap mempertahankan tiga bek tengah. Saya belum berkesempatan bicara dengannya mengenai bagaimana ia akan main, tapi saya yakin ia akan sedikit bereksperimen dan mencoba sesuatu yang baru," kata Zambrotta.