Manajer Chelsea, Antonio Conte, mengakui bahwa ia khawatir dengan kurangnya pemain bertahan berpengalaman di timnya.
The Blues sebelumnya sudah sempat dikaitkan dengan nama-nama seperti Kalidou Koulibaly dan Nikola Maksimovic dalam beberapa pekan terakhir. Klub sendiri amat ingin memperkuat lini pertahanan mereka dengan mendatangkan bek anyar dalam waktu dekat.
Sosok berusia 47 tahun lantas mengakui bahwa ia terlibat aktif dalam usaha klubnya mendatangkan pemain anyar, namun sejauh ini tim baru berhasil mendaratkan dua penggawa.
"Saya kira kami perlu merekrut beberapa pemain, kami tidak punya terlalu banyak pemain di lini pertahanan dan kami tengah bekerja sama dengan klub untuk menemukan solusi baru," tutur Conte pada laman resmi klub.
"Kami menghadapi musim anyar dengan kondisi yang kurang bagus, namun kami berusaha keras untuk memperbaiki situasi yang ada, namun jika anda tanya saya, target utama untuk skuat ini sekarang amat sulit."
"Kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan jawaban yang lebih baik dari satu laga ke laga lainnya. Saya selalu mengadakan kontak tiap hari, namun saya membicarakannya dengan klub. Kami harus menemukan solusi."
Selasa, 23 Agustus 2016
Chelsea Butuh Tambahan di Lini Belakang
Paul Pogba, Pesepakbola Termahal yang Tak Lupa Puasa dan Berzakat
Paul Pogba, gelandang 23 tahun kembali setelah empat tahun meninggalkan Manchester United untuk bergabung dengan Juventus, Italia dengan nilai transfer hanya £1,5 juta pada tahun 2012.
Menandatangani kontrak lima tahun, Pogba mengungkapkan bahwa Manchester United adalah klub yang tepat bagi dirinya untuk mencapai segala sesuatu. Pogba juga menyebut, ibunya mengatakan bahwa ia akan kembali ke Old Trafford, dan itu merupakan 'takdirnya.'
Sementara itu, Manajer Manchester United, Jose Mourinho, mengatakan bahwa pemain tim nasional Prancis itu bisa menjadi 'jantung klub' untuk dekade berikutnya.
United bahkan membayar Juventus sebesar 105 juta Euro untuk Pogba, ditambah 5 juta euro untuk bonus terkait kinerja dan biaya lainnya. Ini melampaui rekor dunia transfer yang dicatat pemain depan Wales, Gareth Bale sebesar £85 juta tatkala pindah ke Real Madrid dari Spurs pada tahun 2013.
Pembelian Pogba ini untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, sebuah klub Inggris membayar nilai transfer yang mencatat rekor dunia, setelah pembelian Alan Shearer oleh Newcastle United dari Blackburn Rovers senilai £15 juta.
Tak hanya menjadi pemain termahal dunia, Pogba yang beragama Islam juga tak lupa menunaikan ibadah puasa dan berzakat. Pada Bulan Ramadhan 2016 lalu, dalam akun instagram @paulpogba, Pogba mengunggah fotonya di sebuah masjid. Dengan menggunakan gamis warna hitam, Pogba terlihat memasukan uang ke kotak amal.
"Selamat Ramadan kepada semua saudaraku. Semoga Allah mengampuni dosa dan mengabulkan doa kita," tulis Pogba.
"Ramadan adalah cara lebih dekat kepada Tuhan, tidak berbuat dosa, solat tepat waktu, berdonasi dan menolong orang yang membutuhkan. Tidak ada orang yang sempurna tapi kita semua bisa mendekat. Kita tidak boleh membenci dan harus mencintai sesama," tulis Pogba melanjutkan.
Di tim nasional Prancis untuk Piala Eropa 2016 lalu, Pogba bukan satu-satunya pemain muslim. Selain Pogba, ada Moussa Sissoko, Adil Rami, dan Bacary Sagna yang juga beragama Islam.
Mengapa Pep dan Mou Tak Tangani Timnas?
Bos Atletico Madrid sebelumnya sempat dikaitkan dengan posisi sebagai manajer Argentina dan sempat beredar kabar yang mengatakan bahwa ia bisa menggabungkan pekerjaannya di klub dengan jabatan di timnas.
"Saya kira hal tersebut harus terjadi ketika memang harus terjadi, mungkin semua rasa lapar yang saya punya sebagai pelatih harus datang dengan cara yang lain. Ini sulit. Tentu saja tidak mudah, karena seiring berjalannya waktu kami bisa meraihnya. Namun tidak hari ini, karena sistemnya belum siap," tutur Simeone pada Movistar.
"Namun saya bertanya pada diri saya sendiri beberapa kali, mengapa Pep Guardiola tidak menangani Spanyol. Mengapa Jose Mourinho tidak menangani Portugal. Mengapa Pellegrini tak ada di Chile. Jurgen Klopp di Jerman. Ancelotti di Italia. Ada banyak pelatih terbaik, yang tidak bisa menangani negaranya."
"Kita harus melihat sesuatu yang berbeda, mengingat manajer terbaik tidak bisa menangani tim nasional mereka. Itu tidak bagus. Kita harus mencari solusi, siapa yang ingin menangani klub terbaik dunia dan juga tim nasional."
"Jangan minta saya memilih, mengingat saya seorang pelatih. Kami harus mencari sistem yang bisa memperkuat pelatih untuk bisa ada di tempat terbaik di dunia."
Battle Duel Taktik Guardiola v Mourinho Jadi yang Paling Ditunggu
Musim lalu adalah musim yang penuh kejutan di Premier League. Tim gurem yang tak disangka-sangka sebelumnya, Leicester City, berhasil menjadi juara. Bisa dibilang, kesuksesan tim besutan Claudio Ranieri tersebut adalah salah satu keajaiban terbesar sepanjang sejarah kasta teratas Liga Inggris.
Berkat dongeng ala Cinderella yang ditorehkan oleh Jamie Vardy dkk tersebut, tidak ada lagi yang berani meremehkan kiprah tim-tim semenjana. Meski demikian, musim ini, kisahnya mungkin bakal berbeda. Klub-klub raksasa yang kemarin seakan tertidur pulas, memberi jalan bagi si liliput Leicester untuk menjadi juara, kini mulai berbenah.
Manchester City, United, dan Chelsea yang musim lalu babak belur, kompak mengganti manajer mereka dengan nakhoda baru. Demikian juga dengan Liverpool yang lebih dulu melakukannya tahun lalu. Yang masih setia dengan pasangan lama hanyalah Arsenal yang sudah dua dekade "jadian" dengan Arsene Wenger.
Oleh karena itu, para raksasa tersebut diperkirakan bakal bangkit. Satu musim sudah lebih dari cukup untuk menanggung malu dipecundangi tim medioker semacam Leicester. Duo Manchester menjadi yang paling dijagokan untuk berebut takhta. Kemudian, disusul oleh trio London dan duo Merseyside. Setelah itu, baru sang juara bertahan.
Juara
Dua sosok utama yang diperkirakan menjadi headline musim ini adalah Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Setelah puluhan purnama terpisah, mereka akhirnya bersua kembali. Pertemuan kedua manajer top tersebut tak ubahnya pertarungan antara Batman vs Superman. Dawn of Premier League.
Sulit untuk menebak siapa yang lebih unggul. Meski demikian, bursa taruhan sedikit menempatkan Pep di atas Mou. Alasannya, skuat peninggalan Manuel Pellegrini dianggap lebih solid daripada peninggalan Louis Van Gaal yang compang-camping itu.
Apalagi, musim panas ini, Guardiola sudah menambah kekuatan Manchester City dengan beberapa rekrutan anyar, antara lain Ilkay Guendogan, Nolito, Leroy Sane, Gabriel Jesus, dan yang terbaru, John Stones. Kehadiran mereka diperkirakan bakal membuat performa Kun Aguero dkk semakin ganas.
Kalaupun ada problem, mungkin itu adalah soal adaptasi dengan gaya permainan Guardiola yang fanatik dengan operan-operan pendek dan high-pressing. Mungkin, para pemain City bakal butuh satu atau dua bulan lagi untuk bisa menerapkan tiki-taka dengan sempurna.
Di lain pihak, Manchester United bakal menjadi penantang serius bagi City. "Setan Merah" sudah melengkapi pasukannya dengan bintang-bintang baru, semacam Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, dan Paul Pogba, yang baru saja memecahkan rekor transfer termahal di dunia.
Saat ini, tinggal menunggu bagaimana Jose Mourinho meramu dan meracik para jagoan barunya tersebut, serta memadukan mereka dengan Wayne Rooney dkk. Secara kualitas individu, United tidak berbeda jauh dengan the Citizens. Hanya saja, chemistry di antara mereka yang mungkin belum terjalin dengan merata.
Zona Liga Champions
Dua tempat di empat besar diperkirakan bakal menjadi milik duo Manchester. Sementara itu, trio London, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur, tampaknya bakal berebut dua slot tersisa untuk lolos ke zona Liga Champions.
Chelsea sendiri sebenarnya tidak bisa diremehkan, meskipun musim lalu mereka hancur lebur. Ingat, di tim tersebut sekarang bercokol Antonio Conte, yang sudah berpengalaman dalam membangkitkan Juventus dengan menjadi juara tiga musim beruntun.
Bukan tidak mungkin, Conte bakal mengulang kesuksesan tersebut di Chelsea. Secara materi,the Blues tidak berbeda jauh dengan duo Manchester. Masuknya N'Golo Kante dan Michy Batshuayi membuat kekuatan John Terry dkk semakin lengkap. Apalagi, jika mereka berhasil "balikan" dengan Romelu Lukaku.
Keunggulan utama Chelsea musim ini adalah fokus yang tidak terbagi. Karena tidak lolos ke ajang Eropa, the Blues hanya perlu berkonsentrasi di pentas domestik. Persis seperti musim pertama Conte di Juve yang berakhir dengan gelar juara tanpa terkalahkan.
Sementara itu, dua tim London lainnya, hingga kini, terkesan adem ayem. Arsenal "hanya" menambah kekuatan dengan menggaet Granit Xhaka, sedangkan Spurs "cuma" ketambahan Vincent Janssen dan Victor Wanyama.
Meski demikian, the Gunners dan Tottenham tidak bisa diremehkan begitu saja. Dibandingkan duo Manchester dan Chelsea, manajer mereka tidak berubah. Otomatis, para pemain tidak perlu menyesuaikan diri lagi dengan Arsene Wenger maupun Mauricio Pochettino.
Maka dari itu, Arsenal dan Spurs sebenarnya juga berpeluang menyodok ke dua besar, bahkan, menjadi juara, seandainya Guardiola, Mourinho, ataupun Conte gagal beradaptasi dengan tim baru mereka. Yang pasti, persaingan di empat besar musim ini tampaknya bakal ketat.
Zona Liga Europa
Untuk papan tengah, Liverpool menjadi kuda hitam utama yang diunggulkan untuk menembus zona Europa League. Meski tidak ada bintang bernama besar, skuat the Reds bakal semakin matang dalam menerapkan sistem gegenpressing-nya Juergen Klopp. Apalagi, musim ini Coutinho dkk hanya fokus di liga domestik.
Jika para tim unggulan dari Manchester dan London kembali melempem, bukan tidak mungkinthe Reds bakal menyodok ke atas. Klopp sudah pernah melakukannya ketika membawa Borussia Dortmund menjadi juara Bundesliga dua musim beruntun dengan mengangkangi Bayern Muenchen, yang notabene lebih superior.
Bagaimana dengan tim juara bertahan, Leicester City? Hingga saat ini, memang tidak ada yang berani menjagokan the Foxes bakal kembali mengejutkan seperti musim lalu. Apalagi, salah satu pemain kunci mereka, N'Golo Kante, sudah hengkang ke Chelsea.
Masalah utama bagi Leicester musim ini adalah membagi fokus antara Champions League dan Premier League. Biasanya, tim-tim kejutan bakal merosot di musim berikutnya. Meski demikian, tim besutan Claudio Ranieri itu tidak bisa dicoret begitu saja. Bola itu bulat. Apa pun masih mungkin terjadi.
Selain Liverpool dan Leicester, Everton juga layak dimasukkan sebagai tim kuda hitam. Dengan manajer baru, Ronald Koeman, the Toffees siap mengganggu dominasi tim-tim papan atas. Apalagi, jika mereka mampu mempertahankan Romelu Lukaku agar tidak "balikan" dengan Chelsea.
Zona Degradasi
Musim lalu, dua klub yang sebenarnya cukup besar di Inggris, yaitu Aston Villa dan Newcastle United, terlempar dari ketatnya Premier League. Musim ini, hal tersebut bisa saja terulang. Sunderland, yang baru mengontrak David Moyes, berpeluang mendapat "jatah".
The Black Cats bakal bersaing dengan tiga tim promosi, Burnley, Middlesbrough, dan Hull City, untuk menghindari kejamnya degradasi. Di antara mereka, The Boro tampak yang paling siap untuk bertahan di Premier League. Sejumlah nama top berhasil direkrut oleh tim binaan Aitor Karanka tersebut, antara lain Victor Valdes dan Alvaro Negredo.
Top Scorer
Untuk bursa pencetak gol terbanyak, musim ini tampaknya juga bakal ketat. Premier League kedatangan tukang gedor kawakan, Zlatan Ibrahimovic. Reputasinya sebagai top scorer di Serie A dan Ligue 1 sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, ada Michy Batshuayi dari Chelsea dan Vincent Janssen, striker terganas di Eredivisie musim lalu.
Para ujung tombak baru tersebut bakal bersaing dengan nama-nama lawas, seperti Sergio Aguero dan Harry Kane. Keduanya menjadi unggulan utama peraih sepatu emas. Di samping itu, juga masih ada Jamie Vardy, Romelu Lukaku, dan Diego Costa.
Senin, 22 Agustus 2016
Hanya 3 Klub di Dunia yang Sanggup Boyong Pemain Ini
Bintang Leicester City mengungkapkan hanya ada tiga klub di dunia yang sanggup menariknya keluar dari juara Liga Premier itu.
Mahrez dikaitkan dengan Arsenal pada awal musim panas tahun ini meski manajer Claudio Ranieri yakin pemain asal Aljazair itu akan tetap bersama The Foxes.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah sepakbola Prancis France Football, Mahrez mengatakan ia memilih bertahan di Inggris meski dapat memilih beberapa klub di luar Inggris yang tertarik padanya.
"Premier League merupakan liga super dan saya akan tinggal di sini selama mungkin," kata Mahrez seperti dilansir dari laman ESPNFC.
"Saat ini ada dua atau tiga klub di dunia, kalau mereka datang pada saya, mereka akan memaksa saya berpikir."
Mahrez tidak menyebut klub apa saja yang ia maksud. Namun ia menepis kabar kepindahannya ke Chelsea yang muncul setelah dirinya terlihat satu hotel dengan manajer Chelsea Antonio Conte pada akhir minggu lau.
Pemain terbaik Premier League musim lalu itu mengaku tak terlalu banyak memikirkan berita yang beredar di tabloid-tabloid Inggris. "Saya bukan bagian dari dunia seperti itu. Saya bermain sepakbola lalu pulang," ujar dia.
"Di Inggris, hal seperti itu memang sangat diminati. Hari Minggu setelah pertandingan kami berada di hotel yang sama dengan Chelsea dan itu menjadi berita. Mereka mencari-cari detil paling kecil untuk dimasukkan dalam hidupmu," kata Mahrez.
Mahrez mengaku dirinya tidak ingin fokus hal-hal seperti itu karena dirinya bukanlah seorang superstar.
"Saya tahu cara menghadapi hal seperti itu. Tapi saya bukan David Beckham," ujar dia.
Manchester City Tetapkan Sergio Aguero Sebagai Pembunuh
Aguero dua kali mengeksekusi penalti saat melawa Steaua Bucuresti pada leg pertama babak kualifikasi Liga Champions. Meski gagal, pemain Argentina itu tak menyerah dan akhirnya sukses melesakkan hattrick.
Nolito mengaku kagum dengan rekannya tersebut. Baginya, Aguero memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi striker terbaik dunia.
“Aguero adalah pemain bagus, striker yang luar biasa. Salah satu penyerang terbaik di dunia. Dia adalah pembunuh, seorang pencetak gol yang andal,” ujar Nolito seperti dilansir Mirror.
“Dia telah menunjukkannya saat melawan Steaua Bucuresti. Meskipun gagal mengeksekusi penalti, dia menunjukkan dia adalah striker yang luar biasa dan kami tahu seberapa bagusnya dia. Aku pikir, dia akan banyak membantu kami musim ini,” Nolito menambahkan.
Nama Kejutan Untuk Pengganti Kiper Barcelona
Rumor terbaru menyebutkan, stopper Belanda di Ajax Jasper Cillessen bisa menjadi calon pengganti utamanya di Camp Nou.
Saat ini, Barcelona telah mengidentifikasi Diego Alves sebagai target pilihan pertama mereka dan negosiasi dengan Valencia tengah berlangsung. Namun Blaugrana telah membuka beberapa nama alternatif dengan klub-klub lain.
Sevilla juga berusaha keras untuk menandatangani sang kiper Brasil itu, sementara Barcelona menolak untuk memberikan harga tawaran sampai setelah laga pembuka La Liga, ketika diharapkan Bravo akan merampungkan kepindahannya ke Manchester City.
Jasper Cillessen akan menjadi penentang yang signifikan untuk Diego Alves, dengan sang kiper asal Belanda masih berusia 27 tahun dan akan dengan senang hati menantang Marc-Andre ter Stegen untuk tempat pertama di dalam tim.
Jasper Cillessen menjadi andalan tim Belanda di bawah asuhan Louis van Gaal saat Piala Dunia 2014, namun masih harus dilihat apakah ia akan bersedia untuk pindah ke Catalunya menjadi cadangan untuk sang kiper berbakat asal Jerman itu.
Ajax juga tidak akan menerima penjualan pada saat ini, dengan kesepakatan transfer kemungkinan akan terjadi pada harga lebih Rp 150 Milyar karena kontrak kiper berjalan sampai dengan Juni 2018.
Pepe Reina adalah nama lain yang ada di daftar Luis Enrique, tapi membujuk dia pergi dari Napoli akan sangat sulit, mengingat mantan kiper Liverpool itu telah berkali-kali mengkonfirmasi bahwa dia senang tinggal di Italia.