Jumat, 30 September 2016

Pelatih Timnas Inggris Sam Allardyce Terkena Skandal Korupsi di Liga Inggris

Skandal yang sedang menimpa Pelatih Timnas Inggris Sam Allardyce adalah hasil dari investigasi media Inggris Telegraph.

Telegraph sedang berusaha membongkar kasus korupsi yang terjadi di sepak bola Inggris.

Dalam klaimnya di artikel yang mereka tulis, masih ada beberapa target investigasi yang belum terungkap dan coba mereka dapatkan dalam beberapa waktu ke depan.

Berikut target investigasi Telegraph lainnya:

1. Mereka mengklaim ada seorang asisten manajer klub besarInggris yang menerima dana 5.000 pounds atau setara Rp 84 juta dengan cara ilegal.

2. Ada 10 pelatih klub Inggris yang diklaim agen-agen pemain yang menerima suap dalam menyelesaikan transfer pemain.

3. Dua manajer klub Inggris terkenal juga mereka samarkan seolah-olah terlibat dalam aktivitas transfer ilegal dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelaku-pelaku korupsi.

4. Ada pelatih-pelatih besar lainnya yang mengakali peraturan FA dengan mempertaruhkan permainan mereka sendiri namun tidak dilaporkan.

5. Investigasi itu diklaim mereka dibantu oleh figur senior klub Liga Inggris dalam memformulasikan kasus suap pelatih.

Kamis, 29 September 2016

Wanita ini Marah Besar Saat Totti Hanya Jadi Cadangan di Roma

Francesco Totti mengalami masa-masa sulit di AS Roma semenjak kedatangan pelatih Luciano Spalletti. Totti tidak lagi jadi pilihan utama. Spalletti bahkan beberapa kali tidak pernah memainkan Totti.

Pemain berusia 39 tahun itu baru kembali mendapat kepercayaan dari Spalletti lagi akhir-akhir ini. Totti baru saja mencetak gol ke-250 di ajang Serie A saat Roma kalah 1-3 dari Torino akhir pekan kemarin.

Walau Totti sudah mulai mendapat kesempatan bermain lagi, sang istri Ilary Blasi masih kesal dengan Spallettti. Kepada La Gazzetta dello Sport, Blasi menyerang Spalletti.

Blasi mengejek Spalletti telah bertindak seperti anal kecil. Menurut Blasi, Totti telah diperlakukan dengan tidak adil oleh Spalletti.

"Saya memang tidak tahu apa-apa mengenai sepak bola tapi seluruh situasi ini nyata. Rasanya seperti kisah fiksi ilmiah, saya tidak percaya itu. Totti ditendang dari rumahnya sendiri. Anda tidak bisa melakukan seperti ini. Tapi fans tidak meninggalkannya," kata Blasi.

"Keputusan sepak bola selalu dapat diperdebatkan, tapi saya tidak akan berbicara mengenai itu. Saya punya sesuatu untuk dikatakan pada level manusia tentang seseorang. Saya tidak mengkritik keputusan olahraga. Saya mengkritik perilaku manusia. Spalletti bertindak seperti anak kecil. Itulah yang sebenarnya terjadi," sambung Blasi.

"Totti hanya meminta untuk dihormati dalam wawancara yang menyebabkan semua ini dan dia benar. Dia tidak dihormati pada saat itu. Francesco bukan sosok yang kontroversial. Spalletti dapat memperlakukannya dengan sedikit lebih halus. Dia tidak tahu bagaimana harus bersikap pada level manusia. Saya menilai orang ini, jadi dia mendapat peringkat sangat rendah," tegas Blasi.

Ibrahimovic Ketemu Dengan Kembarannya di Lapangan

Peristiwa langka terjadi di tengah laga Manchester United kontra Leicester City, pada partai lanjutan Premier League 2016-2017, di Stadion Old Trafford, Sabtu (24/9/2016). Secara tak terduga, muncul sosok pria yang mirip dengan bomber Setan Merah, Zlatan Ibrahimovic.

Kejadian bermula ketika para pemain The Red Devils merayakan gol Marcus Rashford, di sisi lapangan. Tiba-tiba, muncul seorang fans bergaya mirip dengan Ibrahimovic. Ia langsung mengajak Ibrakadabra berbincang.

Ibrahimovic hanya tertawa dan mendorong kepala pria yang mirip dengannya itu. Momen tersebut membuktikan sosok Ibrahimovic dikenal fans, sekaligus menjadi magnet suporter agar bisa mirip dengan sang bomber.

 ibra

 

FIX, Conte Minta Chelsea Datangkan Di Maria

Hasil buruk yang ditorehkan Chelsea membuat manajer antonio Conte mengambil langkah cepat. Dia ngotot ingin melakukan pembenahan dengan mendatangkan pemain anyar.

Yang mengejutkan, kini nama Angel Di Maria tiba-tiba muncul sebagai calon rekrutan terbaru. Laporan Don Balon, Conte yang meminta langsung manajemen memboyongnya dari PSG.

Kebetulan Di Maria sekarang tidak nyaman di PSG. Dia kurang cocok dengan gaya bermain yang diterapkan pelatih Unai Emery.

Di Maria juga diyakini tertarik kembali ke Inggris. Dia masih penasaran menaklukan kompetisi sekelas Premier League, setelah beberapa waktu lalu gagal bersama Manchester United.

Masalahnya sekarang, jika ingin mendatangkan winger asal Argentina tersebut, Chelsea wajib punya banyak uang. Setidaknya untuk melabuhkan pemain 28 tahun tersebut di Old Trafford, The Blues harus mengajukan tawaran hingga £45 juta.

Bila bergabung, kemungkinan Conte memproyeksikan Di Maria sebagai gelandang tengah atau dia akan dimainkan di belakang penyerang tunggal, Diego Costa maupun Michy Batshuayi.

Lima Pesepakbola yang Larinya Tercepat di Dunia

Siapa pemain sepakbola tercepat di dunia saat ini?


Berbicara soal pemain tercepat di dunia pasti nama-nama yang terngiang di kepala Anda berkisar di antara dua pemain terbaik dunia yakni Christiano Ronaldo, Lionel Messi, Gareth Bale, atau Neymar. Namun siapa sangka pemain tercepat di dunia justru bukan keempat pemain itu. Jadi, siapa saja?

5. Theo Walcott (32,7 km/jam)


Tak ada yang meragukan kecepatan Theo Walcott. Pemain Inggris ini memang memiliki atribut terbaiknya dalam hal kecepatan berlari dan menggiring bola. Jika Anda tidak percaya, boleh saja menengok video-video aksinya di Youtube untuk membuktikan kecepatan Walcott yang sudah terlihat sejak dirinya masih berseragam Southampton.

Setelah membela Arsenal dan timnas Inggris, kecepatan Walcott pun semakin terlihat. Berdasarkan studi yang diadakan oleh FIFA, kecepatan mendribel bola pemain berusia 27 tahun itu mencapat angka 32 kilometer per jam. Dengan kecepatan di angka itu, Walcott pun masuk ke dalam pemain tercepat kelima di dunia.

Maka tak heran jika sampai saat ini, Walcott masih tetap menjadi salah satu andalan Arsene Wenger di lini depan Arsenal. Karena walaupun cepat, pemain bernomor punggung 14 itu juga memiliki keseimbangan dan teknik individu yang baik. Bahkan karena atribut yang dia miliki, Leonel Messi pernah memuji Walcott. "Dia adalah salah satu pemain paling berbahaya yang pernah menjadi lawan saya," ujar megabintang Barcelona itu.

4. Cristiano Ronaldo (33,6 km/jam)


Rasanya tak ada satupun orang di dunia ini yang meragukan kecepatan Cristiano Ronaldo. Megabintang asal Portugal itu memiliki kecepatan luar biasa yang dibantu atribut-atribut lain seperti teknik individu, tendangan, pergerakan, dan keseimbangan yang tak kalah luar biasa. Tampaknya hal-hal itulah yang membuat pemain Real Madrid itu bisa meraih gelar pemain terbaik dunia sebanyak empat kali.

Berbicara soal kecepatan, jika bola berada di kakinya kecepatan Ronaldo bisa menembus angka 33,6 kilometer per jam atau setara 10,9 meter per detik. Pencapaian itu jelas luar biasa. Jika saja dirinya berlari di setelban dan menggunakan sepatu atletik, dengan catatan seperti itu sangat mungkin pemain berusia 31 tahun ini berlari lebih cepat dari pelari profesional di dunia seperti Carl Lewis, Asafa Powel, atau bahkan sang maestro, Usain Bolt.

Dengan kecepatan seperti itu, jelas jika Ronaldo selalu mampu mengelabui lawan dan mencetak banyak gol di setiap musimnya. Apalagi dirinya terkenal sebagai pemain yang sangat pekerja keras dan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Jika belum akan dimakan usia yang semakin menua, mungkin eks pemain Manchester United ini masih bisa berlari dan berlari lebih cepat.

3. Aaron Lenon (33,8 km/jam)


Satu lagi pemain Inggris dan pemain Premier League yang masuk ke dalam daftar ini. Dia adalah Aaron Lennon. Kita tentu tahu, Lennon merupakan tipikal sayap Inggris kebanyakan; kecil, cepat, dan lincah. Namun yang membuatnya sedikit unggul adalah, kecepatannya lebih cepat dibanding sayap Inggris lain seangkatannya seperti Shaun Wright-Philips, Ashley Young, James Milner, Stewart Downing, dan Theo Walcott.

Kecepatan mendribel bola pemain yang saat ini membela Everton itu mencapai 33,8 kilometer per jam. Kecepatan yang dimilikinya berhasil melebihi duo megabintang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Namun sayang, sepanjang kariernya, Lennon gagal memaksimalkan kecepatan yang dimilikinya. Buktinya kariernya hanya cemerlang kara membela Tottenham Hotspur dan itupun hanya beberapa musim sebelum akhirnya menurun.

Boleh dikatakan, jika kecepatan yang dimilikinya dinilai kurang dipadukan dengan atribut yang lain. Dirinya memang cepat dan lincah, tapi seperti sayap Inggris kebanyakan, dirinya kurang memiliki visi bermain yang baik dan sebagai gelandang sayap dia dianggap hanya bisa melepaskan umpan-umpan silang. Memang jika kita tengok gaya permainannya, Lennon kerap menyisir flank dengan cepat dan kemudian hampir pasti diakhiri dengan melepaskan umpan silang ke kotak penalti lawan. Dirinya pun dinilai tak mampu se-mobile saingan-saingannya yang mampu menggeser tempatnya di Tottenham seperti Erick Lamela, Christian Ericksen, ataupun Andros Townsend.

2. Gareth Bale (34,7 km/jam)             


Jika berbicara soal Gareth Bale dan kecepatan, saya rasa dua momen kala dirinya melewati bek Internazionale Milan, Maicon, saat masih membela Tottenham Hotspur dan kala melewati Marc Bartra ketika membela Real Madrid dalam laga El Clasico menghadapi Barcelona. Baik Maicon dan Bartra sama-sama membutuhkan taksi untuk bisa mengejar kecepatan menggiring bola milik Bale.

Salah satu alasan mengapa pemain asal Wales ini bisa menjadi pemain termahal kedua di dunia juga tentu karena kecepatan yang dimilikinya. Selain itu, kecepatan itu juga dipadukan dengan keseimbangan, teknik individu yang bagus, umpan yang baik, tendangan yang akurat, dan juga kondisi fisik yang kuat. Memang Bale belum bisa mengungguli rekannya, Cristiano Ronaldo, soal prestasi, tapi soal kecepatan dirinya mampu unggul. Dan salah satu alasan mengapa lini depan Los Galaticos begitu tajam adalah karena mereka memiliki dua pemain tercepat di dunia ini pada sisi sayapnya.

Jika Ronaldo memiliki kecepatan mendribel bola 33,6 kilometer per jam, maka Bale memiliki kecepatan mendribel bola mencapai angka 34,7 kilometer per jam. Sebuah pencapaian yang fantastis memang. Namun ternyata pencapaian itu masih belum bisa membuat Bale menjadi pemain tercepat di dunia. Dirinya hanya mampu berada di peringkat kedua. Dan bukan tidak mungkin, seiring berjalannya waktu, pemain berusia 27 tahun itu akan menjadi yang tercepat.

1. Antonio Valencia (35,1 km/jam)


Pemain paling cepat di dunia ternyata datang dari Premier League dan tepatnya dari Manchester United dalam sosok Antonio Valencia. Pemain asal Ekuador ini memiliki kecepatan mendribel bola mencapai angka 35,1 kilometer per jam. Angka tersebut melebihi pemain manapun di dunia ini, bahkan dua megabintang sekalipun, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Namun sayangnya, sebagai pemain tercepat di dunia, Valencia tak mengimbanginya dengan atribut-atribut lain yang bisa membuatnya menjadi pemain kelas satu. Mantan pemain Wigan ini hanya merupakan sayap tradisional, yang bisa menyisir flank dengan kecepatannya dan kemudian melepaskan umpan-umpan silang ke jantung pertahanan lawan. Lebih dari itu, jarang sekali Valencia mencoba menusuk masuk melewati satu dua pemain sambil kemudian melakukan tembakan. Sayangnya pula, kemampuan mengumpan terbaiknya hanya berada di satu kaki, yakni kaki kanan.

Karenanya memang sukar menempatkannya menjadi seorang sayap modern yang bertipe inverted winger. Kebencian terhadap kaki kirinya inilah yang membuatnya saat ini diplot sebagai bek sayap kanan bersama Manchester United. Memang jika ingin bermain di posisi sebagai gelandang sayap sebagaimana saat masih ditangani Sir Alex Ferguson, Valencia saat ini sudah kalah bersaing dengan Anthony Martial, Juan Mata, Henrik Mkhitaryan, Jesse Lingard, Memphis Depay, dan bahkan Marcus Rashford yang dinilai lebih memiliki gaya bermain modern yang disukai oleh pelatih Red Devils saat ini, Jose Mourinho.

Roberto Mancini Akan Jadi Manajer Baru West Ham

Mantan manajer Manchester City dan Inter Milan, Roberto Mancini, belum lama ini muncul sebagai salah satu kandidat untuk menggantikan Slaven Bilic di West Ham.

Bos Kroasia kini masih berstatus sebagai bos The Hammers, namun tekanan terhadap dirinya kian besar menyusul start buruk tim musim ini.

Tim London hanya bisa meraup tiga angka dari enam pertandingan, menyusul satu kemenangan dan lima kekalahan, dan terakhir datang ketika mereka ditumbangkan 0-3 oleh Southampton di kandang sendiri.

West Ham mencatat musim positif bersama Bilic musim lalu, di mana mereka finish di peringkat tujuh klasemen akhir, unggul dari Liverpool dan Chelsea.

Namun demikian, tim kini tengah duduk di zona degradasi dan hal ini memancing spekulasi seputar masa depan Bilic, yang baru ditunjuk sebagai penerus Sam Allardyce tahun lalu.

Calciomercato mengatakan Mancini, yang menganggur sejak pergi dari Inter pada Agustus silam, akan dipertimbangkan oleh West Ham jika mereka memutuskan pisah dengan Bilic.

Mancini gagal memenangkan satu pun trofi di era keduanya di Inter, namun di Premier League ia sempat membawa Manchester City menjadi juara dan memenangkan satu Piala FA dalam empat tahun.

Gerard Pique Tertarik Lanjutkan Karir di MLS

Bek Gerard Pique mulai memikirkan tempat yang bisa menjadi destinasi ideal untuknya saat memutuskan untuk berpisah dengan Barcelona nantinya. Kompetisi Major League Soccer (MLS) menjadi pilihannya.

Mengapa Pique memilih MLS? Ia merasa Amerika menjadi pilihan yang tepat karena antusiasme penonton yang begitu tinggi. Sepakbola di Amerika sedang berkembang dengan pesat. Stadion selalu penuh setiap pertandingan.

"Saya membawa bahwa MLS adalah liga dengan penonton di stadion terbesar ketujuh di dunia. Fans Amerika semakin kecanduan sepakbola dan itu akan menjadi pilihan yang menarik dalam beberapa tahun mendatang," ucap Pique dikutip dari Marca.

Pique saat ini masih berusia 29 tahun. Karirnya bersama Barca masih panjang. Jadi hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.

MLS dalam dekade ini memang menjadi labuhan ideal bagi beberapa bintang top Eropa untuk memungkasi karir. Selain faktor yang disebutkan oleh Pique, banyak juga yang tertarik pindah karena mendapatkan kontrak dengan nilai yang besar. Biasanya, mereka akan menyandang status marque player.