Melihat berjalannya kompetisi Serie A musim ini, rasa-rasanya tak sulit untuk memprediksi bila Juventus akan kembali keluar sebagai peraih Scudetto keenam kalinya secara beruntun di akhir musim nanti.
Penggemar sepakbola Italia tentu merindukan saat-saat dimana kompetisi Serie A memiliki persaingan yang begitu ketat antara tiga klub yakni Juventus, AC Milan, dan Inter Milan seperti di era pertengahan tahun 2000-an silam.
Persaingan seperti inilah yang diharapkan dapat terulang kembali di Serie A. Hal ini diungkapkan oleh mantan pemain timnas Italia, Gianfranco Zola.
"Juventus masih menjadi favorit untuk menjuarai (Serie A) akhir musim ini," ungkap Zola seperti dikutip Football-Italia
"Klub-klub asal kota Milan (AC Milan dan Inter) perlu menaikkan level permainan mereka, dan mereka harus siap untuk itu. Itulah yang akan menjadikan liga Italia kembali menjadi kompetisi yang sangat kompetitif," imbuhnya.
Kali terakhir tim asal kota Milan meraih Scudetto ialah pada musim 2010/11. Kala itu gelar Scudetto diraih AC Milan yang masih dilatih Massimiliano Allegri dan diperkuat bomber Zlatan Ibrahimovic.
- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2339033/duo-milan-diharap-mampu-akhiri-dominasi-juventus#sthash.oE5Y5Iow.dpuf
Jumat, 18 November 2016
Hanya Duo Milan yang Mampu Akhiri Dominasi Juventus di Italia
Conte Masih Ingin Belanja Besar Untuk Chelsea di Januari
Chelsea kini duduk di peringkat dua, usai mereka menang 5-0 atas Everton di Stamford Bridge. Mereka terus menempel ketat Liverpool, yang menang 6-1 atas Watford pekan lalu.
Dalam lima pertandingan terakhir di liga, The Blues selalu menang dan tidak pernah kemasukan gol, meski awalnya sempat mencatat start kurang meyakinkan bersama manajer Italia.
Permainan impresif Chelsea dimulai ketika Conte memutuskan menggunakan formasi 3-4-3, dengan David Luiz, Gary Cahill, dan Cesar Azpilicueta sebagai pondasi utama di lini belakang.
Namun demikian, Conte rupanya masih ingin memperkuat timnya di musim dingin dan juga musim panas mendatang, seiring rencananya untuk membawa klub kembali bermain di Eropa dalam waktu dekat.
Conte dan staff-nya di Chelsea disebut ingin membuat tim memiliki skuat yang sanggup bermain di empat kompetisi berbeda. Klub sendiri sudah menghabiskan 100 juta pounds di musim panas untuk membeli pemain seperti Michy Batshuayi, David Luiz, N'Golo Kante, dan Marcos Alonso.
Namun The Telegraph mengatakan bahwa Chelsea siap mengeluarkan dana lebih besar lagi untuk memperkuat tim selama 12 bulan mendatang.
Leonardo Bonucci, Antonio Rudiger, dan Michael Keane, serta Radja Nainggolan dan Marcelo Brozovic merupakan nama yang kabarnya masuk dalam pantauan tim London Barat. Selain itu, untuk memperkuat barisan gelandang bertahan, Conte juga tertarik pada Steven N'Zonzi dan juga Geoffrey Kondogbia.
Kamis, 17 November 2016
Antonella Roccuzzo, WAGs Cantik Kesayangan Lionel Messi
Antonella sedikit berbeda di saat Lionel Messi tengah berkonsentrasi membela Argentina dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018, sang kekasih, Antonella Roccuzzo ternyata memilih tetap di Eropa.
Alih-alih ikut pulang kampung ke Argentina, Antonella lebih memilih mengajak dua buah hatinya, Thiago dan Mateo untuk jalan-jalan ke London.
Di ibukota Inggris tersebut, Antonella ternyata bereuni dengan kekasih Cesc Fabregas yang juga sahabat dekatnya, Daniella Semaan.
10 Gol Terbaik yang Pernah Diciptakan oleh Para Penjaga Gawang
Kiper, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pemain yang bertugas menjaga dan mempertahankan gawang agar tidak kemasukan bola. Namun, dalam situasi-situasi tertentu, mereka ternyata juga tidak ingin ketinggalan atau berkesempatan mencatatkan namanya di papan skor. Evans Simon memberikan daftar 10 gol terbaik yang pernah dilesakkan para penjaga gawang.
Rogerio Ceni (Sao Paulo vs Corinthians, 2011)
Rogerio Ceni tentu bukanlah nama asing bagi para penggemar sepak bola. Ia merupakan kiper tersubur sepanjang sejarah dengan 132 gol dari 1238 penampilan bersama Sao Paulo.
Pria yang memutuskan pensiun pada pengujung 2015 silam ini memiliki kemampuan eksekusi tendangan bebas yang menakjubkan. Jika hanya beruntung, rasanya hampir mustahil ia bisa mencetak 61 gol dari situasi tersebut.
Salah satu yang paling indah adalah ketika tendangan bebasnya menghujam pojok kiri atas gawang Corinthians pada 27 Maret 2011. Terlebih, ini merupakan gol ke-100 yang dicatatkan oleh Ceni. Selebrasi penuh emosional tak dapat terhindarkan.
Jose Luis Chilavert (Paraguay vs Argentina, 1996)
Sebelum Ceni, adalah Jose Luis Chilavert yang duduk di tahta kiper paling produktif di dunia. Catatan 54 golnya baru dipecahkan oleh nama pertama pada 2006 silam.
Sama seperti Ceni, Chilavert juga terkenal dengan kemampuannya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Presisi dan indah. Bahkan, beberapa pihak tak sungkan untuk menyebut bahwa kaki kiri sang kiper adalah saingan utama dari kaki kanan David Beckham.
Kaki kiri Chilavert amatlah berjasa bagi tim nasional Paraguay. Salah satu golnya yang paling terkenang tentu ketika ia mencetak gol kemenangan ke gawang Argentina dalam Kualifikasi Piala Dunia 1998. Sebuah gol yang mengantarkan La Albirroja terbang ke Prancis.
Rene Higuita (Atletico Nacional vs River Plate, 1995)
Rene Higuita memang lebih dikenal berkat aksi penyelamatan ‘edan’ kala menghadapi Inggris dalam laga uji coba di Stadion Wembley pada 1995. El Loco (Si Gila), begitu ia disebut. Kendati demikian, ia juga pernah mencetak gol, dan bukan sembarang gol.
Dalam laga leg pertama semifinal Copa Libertadores 1995 melawan River Plate, Higuita, yang kala itu membela Atletico Nacional, sukses mencetak gol melalui tendangan bebas untuk membawa timnya menang 1-0. Gol tersebut memiliki keindahannya tersendiri karena hampir semua pemain lawan tertipu dengan ‘kepolosan’ tendangan Higuita.
Jimmy Glass (Carlisle United vs Plymouth Argyle, 1999)
Ketika sedang dalam keadaan tertinggal, terkadang tidak ada pilihan lain bagi kiper selain membantu menyerang untuk menghindarkan tim dari kekalahan. Namun, Jimmy Glass mungkin tidak akan pernah berpikir bahwa ia bakal menjadi penyelamat dari tim yang dibelanya hanya untuk kondisi darurat, Carlisle United.
Glass didatangkan oleh Carlisle dari Swindon pada April 1999 karena mereka tidak lagi memiliki kiper, Tony Caig dijual dan Richard Knight dikembalikan ke klub asal. Singkat cerita, Carlisle wajib menang atas Plymouth Argyle di laga terakhir musim jika tidak ingin terdegradasi dari Divisi Tiga.
Ketika laga menyisakan waktu tak sampai satu menit, skor masih imbang 1-1 dan Carlisle mendapatkan sepak pojok. Glass meninggalkan gawangnya untuk membantu timnya menyerang. Ia berhasil menyambut bola muntah hasil halauan kiper Plymouth dan membawa timnya menang 2-1.
Tolo Barcelo (UE Alcudia vs Real Mallorca B, 2013)
Seperti yang telah saya sebutkan di atas, situasi terkadang bisa memaksa. Hal ini jugalah yang dialami kiper UE Alcudia, Tolo Barcelo.
Dalam laga lanjutan Tercera Division melawan Real Mallorca B pada 2013 silam, timnya masih tertinggal 1-0 ketika memasuki masa injury time. Beruntung, mereka mendapatkan tendangan bebas. Barcelo memutuskan untuk maju hingga ke kotak penalti lawan.
Keputusan tersebut berbuah manis. Barcelo mencetak gol melalui tendangan salto dan pertandingan berakhir imbang 1-1.
Norihiro Yamagishi (Montedia Yamagata vs Jubilo Iwata, 2014)
Jepang memiliki kisahnya sendiri. Kali ini, yang dipertaruhkan adalah tiket untuk lolos ke final play-off J-League 2 pada 2014.
Memasuki masa injury time, skor antara Jubilo Iwata melawan Montedio Yamagata masih imbang 1-1. Dengan status sebagai tuan rumah, Jubilo lebih diunggulkan untuk melenggang ke partai puncak.
Tak ingin laga berlanjut melewati waktu normal, Norihiro Yamagishi diizinkan untuk naik hingga ke kotak penalti lawan oleh sang pelatih karena kebetulan mereka mendapatkan sepak pojok. Sang kiper menyambut umpan rekannya dengan sundulan dan tim tamu berpesta pora.
Marwin Hitz (Augsburg vs Bayer Leverkusen, 2015)
Menghadapi Bayer Leverkusen pada Februari 2015, Marwin Hitz sempat melakukan kesalahan sehingga menyebabkan FC Augsburg tertinggal 2-1. Mungkin, mengingat kalah dengan selisih berapa pun tak akan mengubah perolehan poin, Hitz memilih maju ketika mereka mendapatkan sepak pojok pada masa injury time.
Pemain asal Swiss tersebut terus menunggu di dalam kotak penalti dan berhasil memaksimalkan kesalahan barisan pertahanan Leverkusen dengan tendangan sebuah tendangan keras. Para suporter tuan rumah bersorak sorai.
Martin Hansen (ADO Den Haag vs PSV Eindhoven, 2015)
Pekan pembuka Eredivisie musim 2015/16 menghadirkan kisah yang dramatis di Stadion Kyocera. Menjamu sang juara bertahan PSV Eindhoven, ADO Den Haag berada dalam posisi tertinggal 2-1 hingga laga memasuki masa injury time.
Beruntung, Den Haag mendapatkan tendangan bebas di sekitar kotak penalti PSV hanya beberapa saat sebelum tambahan waktu habis. Kesempatan ini dimaksimalkan oleh Hansen, yang turut maju, untuk mencetak gol dengan menggunakan tumit!
Danny Cepero (New York Red Bulls vs Columbus Crew SC, 2008)
Berbeda dengan delapan daftar di atas, ini adalah gol yang tidak dapat terjadi tanpa kesalahan dari penjaga gawang lawan dalam mengantisipasi pantulan bola. Kiper New York Red Bulls, Danny Cepero, juga mungkin tidak menyangka bola yang ia tendang bisa dengan mulus bersarang di gawang Columbus Crew SC.
Gerri Mandagi (Persiba Balikpapan vs PON Kalimantan Timur, 2016)
Sebagai penutup, rasanya sayang jika tidak memasukkan aksi pemain dalam negeri. Selain karena sangat jarang seorang kiper di kompetisi lokal berani maju, golnya juga tidak hanya mengandalkan kesalahan kiper lawan (seperti yang dirasakan Cepero).
Ya, Gerri Mandagi mencetak gol kemenangan Persiba Balikpapan kala menghadapi tim PON Kalimantan Timur (Kaltim) dalam ajang Piala Gubernur Kaltim.
Usaha demi usaha yang dilancarkan tim Beruang Madu menemui kegagalan hampir sepanjang pertandingan. Beruntung, Mandagi, yang nekad maju pada masa injury time, berhasil meneruskan tendangan bebas Ghazali Muharram melalui sundulan.
Guardiola Melarang Pemainnya Berhubungan Intim Selepas Tengah Malam
Kehebatan Pep Guardiola dalam melatih tak perlu diragukan lagi bahkan banyak klub yang bersedia membayar mahal agar bisa mendapatkan tanda tanggan nya.
Saat ini Guardiola adalah salah satu pelatih terhebat saat ini. Salah satu rahasia sukses Guardiola saat ini adalah melarang para pemainnya berhubungan intim selepas tengah malam.
Guardiola sejak melatih Barcelona pada 2008 mulai menancapkan kukunya di jagad sepakbola. Total 14 gelar diraih selama empat tahun menangani Barca sebelum akhirnya pergi pada 2012.
Kemudian Guardiola juga meraih sukses saat menangani Bayern Munich meski hanya di level domestik. Kini Guardiola mencoba tantangan baru yang terbilang lebih sulit, yakni di Premier League bersama Manchester City.
Sejak kedatangan Guardiola musim panas lalu, sudah banyak aturan baru yang diterapkan di ruang ganti pemain. Mulai dari soal diet ketat, pengunaan sosial media, hingga yang terbaru adalah soal larangan seks di tengah malam untuk para pemainnya.
Para pemain diminta Guardiola untuk beristirahat ketika memang memasuki jam tidur agar kondisinya fit saat sesi latihan keesokan paginya. Bahkan aturan tersebut masih diterapkan di masa liburan.
Aturan itu diklaim yang membuat Lionel Messi dan Robert Lewandowski bisa sehebat seperti sekarang.
“Anda harus melakukan hubungan seks sebelum tengah malam. Bahkan jika besoknya libur,” ujar Samir Nasri kepada L’Equipe terkait rahasia sukses Guardiola selama ini.
“Itu membuat Anda bisa tidur dengan nyenyak,” sambung Nasri yang kini dipinjamkan ke Sevilla tersebut
“Dia bilang kepada kami bahwa itulah caranya mengeluarkan kemampuan terbaik Messi dan Lewandowski, dan membuat mereka bisa terhindar dari cedera-cedera otot.”
Kabar lainnya, Pria asal Spanyol itu kini dikabarkan melarang para pemainnya menggunakan koneksi internet selama berada di tempat latihan.
Hal ini diungkapkan oleh bek City, Pablo Zabaleta, saat menceritakan berbagai aturan yang diterapkan mantan juru taktik Barcelona itu. Komplek latihan City kini telah diisolasi dari sinyal Wi-Fi maupun jaringan 3G.
“Dia memaksa kami sarapan dan makan siang bersama di klub. Internet dimatikan, kami tak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Kami bahkan tidak menggunakan jaringan 3G,” kata Zabaleta seperti dilansir Independent.
Aturan ketat Guardiola barangkali tidak membuat nyaman beberapa pemain. Namun metode tersebut terbukti mampu mendongkrak performa para pemain City di atas lapangan.
James Rodriguez Ke Chelsea Atau Man United Pada Januari 2017
James Rodriguez dalam beberapa pekan terakhir dikabarkan bakal hengkang dari Real Madrid. Masa depan gelandang serang berkebangsaan Kolombia ini diprediksi akan diputuskan Los Merengues –julukan Real Madrid– dalam waktu dekat.
Musim panas 2017 diyakini akan menjadi momen kepergian James dari Santiago Bernabeu. Namun, beberapa laporan juga menyebutkan dia bisa saja hijrah dalam bursa transfer musim dingin nanti.
Chelsea dan Manchester United menjadi dua klub yang gencar mengejar tanda tangan James, seperti diberitakan Don Balonyang dilansir Vital Football, Senin (14/11/2016). Mantan bintang FC Porto dan AS Monaco tersebut bersedia pindah ke Liga Inggris.
Selain Chelsea dan Man United, Juventus juga ikut antre tanda tangan James. Akan tetapi, pemain berusia 25 tahun tersebut dipercaya lebih memilih merasakan atmosfer persepakbolaan Inggris.
James sulit mendapatkan tempat di starting XI Madrid. Zinedine Zidane menjadi alasan James lebih banyak berada di bench El Real musim ini.
Rooney dan Ibrahimovic Tak Masuk Daftar XI Susunan Pemain Terbaik MU
Wayne Rooney dan Zlatan Ibrahimovic tak masuk dalam susunan pemain terbaik Manchester United musim ini versi Gary Neville. Legenda MU itu lebih memilih Anthony Martial dan Marcus Rashford, ketimbang Rooney serta Ibra.
Seperti dilansir Daily Mail, Neville memilih formasi 4-3-2-1 pada starting XI terbaik The Red Devils pilihannya musim 2016-2017. Penjaga gawang timnas Spanyol, David De Gea, masih menjadi kiper utama.
Sementara itu, untuk di lini belakang, pria yang 19 tahun membela Manchester United tersebut menempatkan Antonio Valencia, Chris Smalling, Eric Bailly, dan Daley Blind.
Di lini tengah, Paul Pogba diplot sebagai gelandang kiri, Michael Carrick gelandang tengah, dan Ander Herrera mengisi pos di gelandang kanan. Untuk sektor serang, Neville tak memilih Rooney ataupun Ibrahimovic.
Mantan bek timnas Inggris itu lebih sreg menduetkan Anthony Martial dan Henrikh Mikhtaryan sebagai gelandang serang. Sedangkan Marcus Rashfrod berperan sebagai bomber tunggal di lini depan.
"Ketika saya melihat Marcus Rashford dan Jesse Lingard di lapangan, itu membuat saya merasa bangga karena Manchester United bisa percaya pada pemain binaan dari akademi sendiri," ujar Neville.
Wayne Rooney tampil melempem pada musim ini. Wazza yang mulai kehilangan tempat di skuat inti Manchester United, baru mencetak dua gol dari 15 pertandingan di seluruh ajang kompetisi.
Sementara itu, Zlatan Ibrahimovic yang diboyong dari Paris Saint-Germain pada awal musim ini masih kesulitan memperlihatkan ketajamannya. Ibra yang sempat peceklik gol dalam enam pertandingan di Premier League, menyumbangkan delapan gol dari 17 laga di seluruh ajang.