Senin, 26 Desember 2016

AS Roma Tak Terkalahkan Di Kandang Sepanjang 2016

AS Roma membuktikan keangkeran Stadion Olimpico sepanjang tahun 2016 ini seusai mengalahkan Chievo 3-1 dalam laga lanjutan Seri-A Italia, Jumat (23/12/2016) dini hari WIB. Di tahun 2016, belum ada satu pun tim yang mampu menaklukkan Roma di kandangnya.


Kemenangan itu sekaligus menjadi kado tutup tahun yang indah bagi fans Giallorossi, julukan Roma. Edin Dzeko dkk. sekaligus sukses menjaga jarak dengan Juventus yang berada di puncak klasemen dengan selisih empat poin. Paling tidak penggawa Roma dapat berlibur dengan tenang di musim dingin sebelum laga Seri-A berlanjut awal pekan kedua Januari 2017.

Gol Stephan El Shaarawy di injury time babak pertama, Edin Dzeko di menit ke-52 dan penalti Diego Perotti beberapa detik jelang bubaran menjaga rekor tak terkalahkan mereka di Olimpico sepanjang 2016. Giallorossi memang sempat dibikin ketar-ketir setelah tertinggal lebih dulu lewat gol sayap Chievo, Jonathan de Guzman di menit ke-37.

Dengan kemenangan itu, Roma telah meraih 12 kemenangan kandang beruntun di Seri-A. Adapun catatan unbeaten di kandang berupa 16 kemenangan dan empat hasil imbang. “Ini sulit dijelaskan. Ini rumah kami, Olimpico. Para tifosi ingin menang bersama kami dan membantu kami jadi lebih baik,” ujar pelatih Roma, Luciano Spalletti, seperti dilansir Asroma.com, Jumat.

Seusai laga, Spalletti berjalan ke arah tribun dan melambaikan tangan sebagai bentuk terima kasih kepada pendukung Giallorossi. Spalletti mengaku puas mampu mengalahkan Chievo yang musim ini kian kuat setelah ditangani Rolando Maran. Sebelum laga melawan Roma, Valter Birsa dkk tak terkalahkan di empat pertandingan terakhir.

Laga terakhir di Olimpico tahun ini juga amat berkesan bagi El Shaarawy. Striker 24 tahun ini baru saja mencetak gol tendangan bebas pertamanya sepanjang karier di Seri-A. Ya, dari 32 gol yang dicetak El Shaarawy bersama Genoa, AC Milan dan Roma, tak ada satupun yang dicetak melalui tendangan bebas.

Disinggung keahlian baru yang dimilikinya, El Sha memilih berterima kasih pada Spalletti. “Saya selalu tetap tenang dan menerima keputusan pelatih,” tutur pemain yang musim ini baru mencetak tiga gol bersama Roma itu.

Winger Roma Diego Perotti juga mencatatkan diri sebagai eksekutor penalti tertajam di Seri-A musim ini. Total dia mengemas enam gol dari titik putih pascagolnya ke gawang Chievo. Sang pemain tak pernah gagal mencetak gol dari titik 12 pas.

Cristiano Ronaldo Dinobatkan sebagai Raja Media Sosial

Cristiano Ronaldo mendapatkan berbagai penghargaan di penghujung tahun 2016.

Bintang Real Madrid itu mendapatkan penghargaan Pemain Terbaik Eropa 2016 dan Ballon d'Or 2016.

Terkini, pemain yang mendapatkan julukan CR7 tersebut dinobatkan sebagai Raja Media Sosial 2016.

Penghargaan tersebut diterima pemain asal Portugal tersebut, karena berdasarkan analisis Crowd Tangle, tiga postingan Ronaldo di Facebook dan lima unggahannya di Instagram mendapatkan total komentar atau interaksi 34 juta komentar.

"Ini merupakan sesuatu hal yang sangat mengejutkan bagi seorang pesepak bola. Tidak semua pesepak bola bisa mendapatkan interaksi sebesar Ronaldo," tulis Crowd Tangle.

Ketiga postingan mantan pemain Manchester United itu yang ada di Facebook di antaranya memegang trofi Piala Eropa 2016, menikmati perayaan ulang tahun dengan anaknya, dan merayakan dengan skuad Portugal di pesawat.

Postingan itu menghasilkan 7,4 juta interaksi. Komentar terbesar diperoleh Ronaldo ketika mengunggah foto mobil barunya dan berdiri bersama Timnas Portugal di podium Juara Piala Eropa 2016, dan pertemuan pria yang memiliki 30 kekasih itu dengan bintang film, Jason Statham.

Sementara postingan Cristiano Ronaldo di Twitter yang banyak mendapat interaksi adalah cuitannya pergi ke Amerika Serikat untuk bertemu bintang senam Simone Biles dan kepindahan Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United. Dua postingan itu mendapat 486.000 interaksi.

Minggu, 25 Desember 2016

Arturo Vidal Jadi Pemain Terbaik Chile 2016

Alexis Sanchez harus kembali menelan kekecewaan setelah gagal membawa pulang penghargaan pemain terbaik Chile tahun 2016. Gelandang Bayern Muenchen, Arturo Vidal, dianggap lebih pantas mendapatkannya karena berperan banyak bagi negara maupun klubnya tahun ini.




Di Chile, dua pemain besar dari negara tersebut seolah sedang berlomba untuk memenangkan penghargaan pemain terbaik Chile untuk tahun 2016. Tahun ini juga menjadi yang penting bagi duo tersebut karena berhasil membawa negaranya memenangkan Copa America Centenario dengan kemenangan atas Argentina di final.

Vidal, akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Chile tahun 2016. Hal ini tentu membawa kekecewaan yang sangat berat bagi Sanchez setelah selama setahun ini menjadi pemain yang sangat penting bagi Arsenal. Namun seperti yang diketahui, Vidal memiliki musim yang sangat baik bersama Bayern Muenchen dengan memenangkan gelar Bundesliga, DFB-Pokal dan DFB-Supercup.

Setelah sukses bersama Juventus, Vidal memutuskan bergabung dengan raksasa Jerman itu pada musim panas lalu. Dalam 30 penampilannya, gelandang berusia 29 tahun tersebut berhasil mencetak empat gol. Sedangkan di masa kepelatihan Anceloti musim ini, Vidal sudah mencetak satu gol dari tiga belas penampilan.

Di sisi lain, Sanchez saat ini masih menikmati perannya bagi Arsenal. Dengan raihan 12 gol, Sanchez menjadi pencetak gol terbanyak kedua di Premier League. Cukup mengejutkan memang, pemain yang sukses bersama Barcelona maupun Arsenal ini belum pernah sekalipun memenangkan penghargaan pemain terbaik Chile.

Demam Om Telolet Om Menyebar ke Klub-klub Sepak Bola Top Eropa

Seluruh dunia tampaknya tengah terjangkit demam “om telolet om”, sampai-sampai sejumlah klub besar Eropa memanfaatkan momentum tersebut dengan berkicau di media sosial.

Di Indonesia, fenomena "om telolet om" sudah mewabah sejak beberapa bulan lalu. Namun, lantaran mewabah secara global, netizen membahasnya secara lebih agresif. Di antaranya dengan berkomentar di akun media sosial bintang lapangan hijau.

Alhasil, tanda pagar #telolet menjadi trending topic urutan pertama di wilayah Indonesia pada Rabu (21/12/2016) pagi. Sejumlah klub pun menyadari bahwa “om telolet om” merupakan fenomena baru di dunia maya.

Beberapa di antara mereka lantas mengunggah foto di Twitter dengan menambahkan frasa “om telolet om”. Bukan hal sulit bagi mereka untuk mencari bus karena setiap klub pasti memilikinya.

Tottenham Hotspur contohnya. Mereka mengubah suara latar ketika para pemain tiba di markas klub dengan teriakan anak-anak meminta sopir bus membunyikan klakson. Permintaan itu pun langsung dipenuhi.

Video juga dibuat oleh tim media sosial Bayern Muenchen. Berbeda dengan Tottenham, Bayern hanya menambahkan tulisan “Om Telolet Om” saat berkicau dengan mengunggah bus latihan mereka meninggalkan markas klub.

Demikian pula dengan Liverpool FC. Salah satu akun global klub berjulukan The Reds tersebut, LFC Indonesia, mengunggah video Divock Origi dan Daniel Sturridge saat ditantang untuk mengendarai bus dan menambah frasa “Om Telolet Om” dalam kicauan tersebut.

Dua klub lainnya, Inter Milan dan Manchester City, tidak menggunakan medium video untuk memanfaatkan fenomena tersebut dan hanya menggunakan gambar yang menyertakan foto bus klub.

Namun, langkah Manchester City cukup kreatif. Mereka membuat gambar kartun dengan manajer Josep Guardiola sebagai sopir bus. Lihat pula keunikan plat nomor kendaraan bus tersebut.

Sebelum itu, Real Madrid juga mengunggah status di Facebook dengan menulis “Om Telolet Om”. Gelandang timnas Indonesia, Stefano Lilipaly, juga terjangkit “virus” serupa.

Wow, Klub Bola Ini Menang 11 Kali Beruntun Tanpa Bertanding

Sebuah catatan mencengangkan ditorehkan klub Portugal, Canelas 2010 yang menjadi pemuncak klasemen kompetisi kasta keempat dengan rekor kemenangan beruntun di 11 laga terakhir mereka.

Uniknya, 11 kemenangan ini diraih dengan skor identik 3-0. Rupanya, lawan-lawan Canelas lebih memilih untuk kalah tanpa bertanding alias WO karena takut akan menjadi korban permainan kasar yang diperagakan Canelas.

Dilansir ESPN, Canelas tak terkalahkan di musim ini. Dari 17 jornada yang sudah berjalan, klub yang baru berdiri enam tahun tersebut sukses memenangi 16 laga dan sekali meraih hasil imbang.

Meski demikian, rekor ini terkesan janggal karena 12 dari 13 tim lainnya di kompetisi ini lebih memilih membayar denda 750 euro (lebih dari 10 juta rupiah) daripada harus menerima tendangan hingga pukulan pemain Canelas.

Di skuat Canelas terdapat empat anggota suporter garis keras klub raksasa Porto. Kapten mereka, Fernando Madureira merupakan pemimpin dari kelompok ultras 'Super Dragons'.

Berikut video cuplikan permainan keras menjurus kasar Canelas 2010.

Jadwal Lengkap Laga Boxing Day Premier League 26 Desember 2016

Para penggemar Premier League tak sabar menanti laga-laga seru yang biasa menjadi tradisi pada Boxing Day. Pada musim ini, gelaran Boxing Day tergolong spesial, karena persaingan ketat di papan atas klasemen sementara.

Chelsea memimpin klasemen sementara dengan keunggulan enam poin dari peringkat kedua, Liverpool. Komposisi papan atas berisi sederet tim-tim tradisional. Leicester City yang musim lalu tampil dominan, kini terjerembab.

Alhasil, pada area papan atas The Big Five hanya diganggu Tottenham Hotspur. Hotspur berada di posisi ke-5, tepat di atas Manchester United. Tak pelak, laga-laga para personel The Big Five pada Boxing Day 2016, menjadi sajian yang tak boleh terlewatka begitu saja.

Berikut ini prediksi singkat pertandingan yang melibatkan personel The Big Five pada Boxing Day tahun ini.

1. Arsenal Vs West Bromwich Albion
Arsenal sedang mengalami fase menurun. Kekalahan dari Everton dan Manchester City membuat mereka gagal memberi tekanan pada Chelsea. Alhasil, Arsenal kini tercecer dan tertinggal sembilan angka dari Chelsea.

Beberapa pihak menilai, sektor pertahanan menjadi titik kelemahan Arsenal. Bisa jadi ketiadaan Shkodran Mustafi, yang tak bermain saat bersua Everton dan Manchester City, menyumbang efek negatif. Tapi, secara materi, seharusnya Arsenal tak akan bermasalah dengan hilangnya Mustafi.

Bola.com memprediksi, Arsenal akan kembali ke jalur kemenangan, meski tak akan mudah mendapatkan kemenangan kontra West Bromwich Albion (WBA). Maklum, WBA mampu menyulitkan beberapa tim raksasa sepanjang musim ini.

Pekan lalu, WBA kalah dari Manchester United, namun Setan Merah tak mudah mendapatkan tiga angka. Begitu juga ketika takluk dari Chelsea pada awal Desember, WBA membuat permainan The Blues tak nyaman di Stamford Bridge.

Musim ini, Manajer WBA, Tony Pulis, mampu membawa anak asuhnya bermain efektif. Mereka mungkin saja tak menampilkan sepak bola 'wah', tapi sulit dikalahkan. Kekuatan inti WBA terletak pada Nacer Chadli, Matt Phillips dan Salomon Rondon.

Tak pelak, kekuatan merata WBA bakal memberi ancaman pada Arsenal. Namun, Arsenal punya bekal bagus, terutama performa oke yang diperlihatkan Alexis Sanchez dan Mesut Ozil. Jadi, hasil akhir Arsenal akan kembali ke jalur kemenangan.

2. Chelsea Vs Bournemouth
Posisi Chelsea dan Bournemouth pada klasemen sementara Premier League 2016-2017 bak jurang yang menganga lebar. Chelsea berada di puncak, sedangkan Bournemouth berada sembilan trip di bawah.

Kondisi itu sejalan dengan hasil Bournemouth, yang pekan lalu takluk di tangan Southampton. Saat bersua Chelsea, kekalahn seperti akan menghampiri mereka. Meski Chelsea tak diperkuat Diego Costa dan N'Golo Kante, sulit bagi Bournemouth membendung permainan Chelsea.

Pada musim ini, Chelsea menjadi tim yang bermain efektif dalam urusan menciptakan peluang dan konversi gol. Situs Premier League menyebut, peluang yang diciptakan Chelsea masih kalah dari Arsenal, Manchester City dan Liverpool, yang notabene menjadi seteru perebutan trofi musim ini.

Modal utama Chelsea adalah kepercayaan diri yang kini menaungi seluruh skuat. Tak heran, Chelsea bakal melaju ketika menjamu Bournemouth. Artinya, publik Stamford Bridge akan mendapatkan hadiah Natal yang istimewa.

3. Manchester United Vs Sunderland
Menang dengan banyak gol. Itulah yang menjadi atensi publik Inggris. Optimisme fans Manchester United berlatar komposisi terbaik yang kini mulai terlihat pada corak permainan Manchester United.

Pola 4-1-4-1 menjadi yang paling seimbang di antara pengunaan taktik lain dari Sang Manajer, Jose Mourinho. Strategi tersebut membuat alur bola Manchester United lebih teratur dan terarah. Tak heran jika fans Manchester United berharap timnya bisa merengkuh tiga kemenangan beruntun.

Atensi lain dari laga ini adalah kehadiran David Moyes. Publik Manchester United pernah berharap sekaligus membenci sosok Moyes. Mayoritas fans Manchester United menganggap Moyes gagal mengangkat performa Setan Merah.

Hal serupa kemungkinan bakal terjadi saat Moyes memimpin Sunderland tampil di Old Trafford. Asa fans Sunderland agar melihat tim mereka memberi kado indah Natal dan Tahun Baru, sepertinya harus terkubur. Pasukan Jose Mourinho bakal memberi kebahagiaan bagi publik tuan rumah.

4. Hull City Vs Manchester City
Manchester City menjadi satu-satunya personel The Big Five yang harus melakoni laga tandang. Namun status tersebut tak akan menggangu kinerja armada Josep Guardiola.

Machester City harus waspada dengan kekuatan Hull City. Pengalaman saat mendapat pelajaran dari Leicester City, bisa menjadi cerminan sekaligus motivasi Hull City.

Pada pekan lalu, Hull City bermain bagus kontra West Ham, meski pada akhirnya kalah. Hull City berstatus tim terbawah klasemen sementara, namun bukan berarti tak berbahaya.

Faktor pengalaman Mike Phelan bisa menjadi senjata. Seperti sang guru, Sir Alex Ferguson, warna strategi Phelan tergolong teratur. Organisasi permainan dan taktik yang sesuai 'buku', menjadi dominan.

Manchester City tak boleh lengah dengan senjata ala Phelan. Setidaknya, Manchester City wajib menghindarkan diri dari kebobolan.

Maklum, pada 17 laga Premier League musim ini, Manchester City hanya sanggup mencatat clean sheets pada tiga partai.

5. Liverpool vs Stoke City
Pada pertandingan terakhir, sistem trisula Stoke City bermain bagus. Joe Allen, Bojan Krkic dan Jon Walters, bermain tajam. Sinergi ketiganya membuat lini pertahanan Leicester City kewalahan.

Sayang, kali ini Stoke City bakal bersua Liverpool, yang sedang menanjak. Tanpa Philippe Coutinho, Liverpool tetap tampil konsisten. Pola permainan Jurgen Klopp semakin rapi. Semua itu ditambah dengan spirit selalu ingin mencetak gol sebelum waktu habis.

MU Berpotensi Terlempar Dari Kompetisi Perebutan 4 Besar Klasemen Liga Inggris

Manajer Manchester United, Jose Mourinho mengakui bahwa persaingan di Premier League musim ini akan sangat ketat. Bahkan, ia tak memungkiri jika MU akan finish di luar empat besar.

Persaingan di Premier League musim ini memang ketat. Posisi puncak klasemen sempat silih berganti sebelum akhirnya kini Chelsea memimpin dengan selisih enam poin dari Liverpool yang berada di posisi kedua.

Sementara MU saat ini masih berada di posisi keenam dengan koleksi 30 poin.

"Mari kita lihat dimana kami akan mengakhiri musim. Saya tidak ingin mengatakan empat, karena saya pikir kami bisa lebih dari posisi ke empat. Tetapi kami juga memiliki resiko tidak bisa finish keempat karena persaingan yang begitu keras dan tim teratas memiliki ambisi yang dengan ambisi kita," buka Mourinho.

"Jadi saya tidak ingin mengatakan kami akan berada di posisi keempat, ketiga atau kelima," tandasnya.

Menurut Mourinho, MU harus bekerja keras untuk terus meningkatkan level permainan mereka jika ingin mencapai target musim ini. Ia juga mengatakan pentingnya ide dasar dalam permainan MU musim ini.

"Jelas kami harus bekerja dan bekerja, memperbaiki dan meningkatkan performa. Tapi sepakbola juga tentang ide. Prinsip-prinsip bermain, cara kita bertahan dan menyerang. Itu harus jelas," tutup Mourinho.