Liverpool bertahan dengan performa buruk pada awal tahun selama seperempat abad. Di tahun 2017 ini, Liverpool hanya memenangi satu dari tujuh pertandingan mereka. Hasil mengecewakan itu kembali memperlihatkan tim asuhan Juergen Klopp yang mencapai titik terendah dalam 24 tahun.Padahal, The Reds mengakhiri 2016 dengan cara yang positif. Jordan Henderson dan kawan-kawan meraih empat kemenangan beruntun dan hanya kemasukan satu gol jelang memasuki 2017.
Kemenangan atas Manchester City pada malam Tahun Baru meningkatkan moral klub yang bermarkas di Anfield ini. Tetapi, justru berada dalam penampilan terburuk pada awal kalender tahun baru.
Tetapi, perkembangan positif itu perlahan terkikis dalam empat minggu terakhir. Liverpool abadi dengan label mengawali tahun dengan buruk sejak 1993, ketika mereka hanya memenangi satu dari sembilan pertandingan.
Satu-satunya kemenangan yang diraih Liverpool dalam tujuh laga di tahun 2017 ini saat menghadapi klub kasta keempat Plymouth Argyle di laga ulangan babak ketiga Piala FA. Saat ini, Liverpool masih memiliki harapan untuk meraih trofi di Piala FA, meskipun terjun bebas di klasemen Liga Primer dan baru saja tersingkir di Piala Liga.
Di level teratas kompetisi sepak bola Liga Inggris itu, Liverpool hanya meraih dua dari kemungkinan sembilan poin. Kekalahan 2-3 dari Swansea City pada akhir pekan lalu membuat Liverpool tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen Chelsea.
Namun, Liverpool tetap bisa menghidupkan peluang untuk mendapat gelar di musim ini saat menghadapi Wolverhampton di Piala FA, Sabtu (28/1) nanti. Sebelum sepenuhnya fokus untuk laga penting melawan Chelsea di Liga Primer di Stamford Bridge, 31 Januari 2017.
Minggu, 29 Januari 2017
Liverpool Catat Rekor Awal Tahun Terburuk dalam Seperempat Abad
Conte Ingin Jadikan Andrea Belotti Pengganti Diego Costa
Chelsea dan Costa diklaim akan berpisah di akhir musim nanti dan manajer Antonio Conte belum lama ini sudah menemukan sosok striker yang sekiranya mampu menggantikan posisi pemain kelahiran Brasil tersebut.
Laporan yang diturunkan oleh TMW mengatakan bahwa Conte berencana untuk kembali melihat bursa transfer Serie A dan merekrut bintang muda Torino, Andrea Belotti.
Pemain muda Azzurri itu kabarnya sudah menarik perhatian tim London Barat dan siap untuk memberikan penawaran resmi di musim panas mendatang.
Belotti sendiri saat ini masih terikat kontrak yang mencantumkan klausul sebesar 100 juta euro.
Sabtu, 28 Januari 2017
Aksi Alexis Sanchez Rayu Pakar Seks Tercantik di Dunia
Setelah tendangan penalti ala panenka pada laga Arsenal kontra Burnley, Alexis Sanchez kembali mencuri perhatian. Kali ini, kehidupan asmara Sanchez yang jadi sorotan.
Seperti dilansir The Sun, penyerang internasional Chile itu tengah melakukan pendekatan dengan aktris seksi negaranya, Mayte Rodriguez. Sanchez dan Mayte dikabarkan terus berhubungan secara intens kendati belum berpacaran.
Aktris cantik berambut pirang ini kerap membintangi opera sabun. Dalam operan sabun itu, Mayte berperan sebagai sexologist atau pakar seks. Mayte dikenal sebagai wanita setia, karena ia baru putus dari kekasihnya setelah bertahun-tahun berpacaran.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan mesin gol Arsenal itu, yang dikenal playboy. Mantan pemain Barcelona ini bahkan pernah putus setelah sang pacar tahu teman Sanchez merekam adegan mereka tengah bercinta.
Lalu, bagaimana Sanchez bisa bertemu dengan Mayte? Seperti diketahui, Sanchez merupakan pencinta anjing. Ternyata, demikian juga dengan Mayte. Sanchez berulangkali memberikan tanda suka terhadap foto anjing yang diunggah Mayte di akun Instagram.
Untuk membuktikan keseriusannya, Sanchez terus memberikan tanda suka pada gambar yang diunggah. Mayte perlahan terkesan dengan sikap pemain berusia 28 tahun tersebut.
Belum diketahui apakah keduanya telah menjalin kisah asmara. Yang jelas, Mayte menambah daftar wanita seksi yang pernah dekat dengan Sanchez, setelah sebelumnya ada penari bernama Valentina Roth dan model Brasil, Michelle Carvalho.
Liverpool Diramalkan Selalu Sulit Jadi Juara Premier League, Kenapa?
Pada Januari 2017, Liverpool hanya meraih satu kemenangan, itu pun melawan klub kasta ketiga Liga Inggris, Playmouth Argyle, di ajang Piala Liga Inggris. Selebihnya, dari total enam laga, Liverpool meraih tiga hasil imbang dan menelan tiga kekalahan.
Teranyar, mereka takluk 2-3 dari Swansea City, di Anfield, Sabtu (21/1/2017). Di ajang Premier League, beberapa hasil minor ini membuat peringkat Liverpool, yang sebelumnya bersaing ketat dengan Chelsea di posisi kedua dan pertama, merosot ke posisi keempat.
Dari total 22 pertandingan pada musim 2016-2017, skuat asuhan Jurgen Kloppl mengoleksi 45 poin, terpaut 10 angka dari Chelsea yang menempati posisi pertama klasemen sementara Premier League.
Namun, catatan buruk ini bukan kali pertama yang pernah Liverpool alami. Menurut catatan Sky Sports, sejak musim 1992-1993, Liverpool selalu mengalami situasi sulit ketika memulai tahun baru. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Bulan terburuk
Sejak era Premier League, rata-rata persentase kemenangan Liverpool pada periode Januari di berbagai ajang sebesar 45 persen. Pada musim ini, Liverpool bahkan hanya mencatat 16,7 persen kemenangan. Namun, mereka masih menyisakan dua laga lagi melawan Southampton (Piala Liga Inggris) dan Wolverhampton (Piala FA).
Mengacu terhadap catatan periode Januari hingga Agustus pada musim 2016-2017, pencapaian terbaik The Reds terjadi pada Oktober 2016 setelah mereka mencatat 80 persen kemenangan, kemudian November (75 persen), dan Desember (66,7 persen).
Lantas apa alasan logis di balik penurunan performa Liverpool pada Januari 2017? Sky Sports memprediksi, ketidakhadiran Sadio Mane, yang saat ini sedang membela tim nasional Senegal di ajang Piala Afrika, serta cedera Philippe Coutinho menjadi penyebab utama.
Pada musim ini, Sadio Mane telah menyumbang sembilan gol dan tujuh assist dari 19 pertandingan Liverpool di ajang Premier League, sementara Philippe Coutinho mencetak enam gol dan tujuh assist dari 15 laga.
Selain itu, gaya melatih Jurgen Klopp yang dikenal memiliki selalu mengandalkan intensitas para pemainnya juga ditengarai menjadi faktor lainnya. Hal itu membuat kondisi para pemain kunci Liverpool banyak terkuras pada periode Boxing Day 2016
2. Apa yang bakal terjadi pada Mei?
Dengan tren menurun pada periode akhir tahun, Liverpool tentu beberapa kali kesulitan untuk menutup musim dengan baik. Periode Mei pun menjadi bulan kedua terburuk setelah Januari yang selalu dialami Liverpool sejak 1993. Mereka hanya meraih rata-rata kemenangan 46,2 persen pada periode tersebut.
Salah satu contoh teranyar bisa dilihat dari kejadian pada musim 2013-2014 ketika Liverpool diprediksi menjadi calon kuat juara Premier League. Namun, nyatanya, kekalahan 0-2 dari Chelsea pada 27 April membuat mimpi mereka menjadi juara terbuang sia-sia.
Menurut catatan Sky Sports, Liverpool kerap meraih catatan minor pada periode Mei pada musim 1993-1994, 1994-1995, 1995-1996, 1996-1997, 1999-2000, 2002-2003, 2006-2007, 2009-2012, dan 2011-2012.
3. Periode terbaik?
Periode terbaik Liverpool dalam hal persentase rata-rata kemenangan sejak era Premier League adalah periode Maret (58,4 persen). Setelah itu, Agustus berada di peringkat kedua (58,2 persen), diikuti Oktober (54,1 persen), April (51,4 persen), dan Desember (51,2 persen). Catatan lainnya adalah Liverpol mampu memenangi empat pertandingan mereka pada periode Juli yang biasanya menjadi awal perjalanan mereka mengarungi musim baru. Pada 2005, Liverpool meraih tiga kemenangan, sisanya terjadi pada 2010 saat mereka tampil di ajang Kualifikasi Liga Champions dan Liga Europa.
Fortunella Levyana, Fisioterapis Cantik Asal Indonesia Direkrut Klub Malaysia
Fisioterapis perempuan asal Indonesia, Fortunella Levyana akan berkarier di Malaysia. Mantan fisioterapis Persib Bandung itu resmi menjadi bagian dari klub Negeri Jiran, Terengganu City FC.
Kabar bergabungnya fisioterapis cantik itu dengan Terengganu City FC diketahui lewat akun resmi Facebook klub tersebut. Nella, sapaan akrabnya, akan bertugas di klub yang berasal dari Kuala Terengganu itu untuk satu musim ke depan.
"Kami dengan gembira mengumumkan anggota terbaru dalam barisan ofisial Terengganu City FC. Fortunella akan menyertai TCFC sebagai fisioterapis. Selamat datang untuk Fortunella," bunyi pernyataan resmi klub Divisi 3 Malaysia itu pada Rabu (25/1/2017).
Bergabungnya Fortunella ke Terengganu City FC membuat ia menjadi fisioterapis pertama asal Indonesia yang berkarier di Negeri Jiran.
Ia juga mengikuti jejak para pelaku sepak bola di Indonesia yang berkarier di Malaysia seperti Rahmad Darmawan di Terengganu FC 2 atau T-Team hingga pemain asal Papua, Steven Imbiri di MISC-MIFA.
Nama Fortunella pertama kali mencuat di pentas sepak bola di Tanah Air saat bergabung dengan klub Pelita Bandung Raya (sekarang Madura United). Bersama tim yang saat itu diasuh Dejan Antonic, Fortunella bertahan selama dua tahun (2013-2015).
Setelah itu, ia sempat beberapa saat bertugas di Persib dan juga masuk dalam daftar ofisial Black Steel Manokwari yang diarsiteki Sayan Karmadi. Klub asal Papua itu berhasil meraih gelar IFL musim lalu.
Cristiano Ronaldo Minta Stop Dibandingkan dengan Messi
Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, menegaskan, tidak adil terus membandingkan dia dengan penyerang Barcelona, Lionel Messi.
"Cristiano ya Cristiano dan Messi ya Messi," kata Ronaldo kepada wartawan. "Kami berdua pemain hebat dengan penghargaan individual dan tim sebagai buktinya. Perbandingan? Saya tak suka dibanding-bandingkan, kata itu bagi saya tidak ada. Kami berdua berbeda, dua orang yang hanya ingin mengerjakan tugasnya, itu saja."
"Dia berusaha menjadi pemain terbaik untuk timnya dan saya berusaha atas hal sama dengan dia. Kami bersaing karena kami bermain untuk klub yang berbeda. Namun, manakala kami bersama, kami menunjukkan saling hormat satu sama lain. Kami punya hubungan yang normal," ujarnya.
Dalam laman ESPN, Ronaldo melanjutkan, "Orang selalu membanding-bandingkan kami, itu normal. Orang bahkan membanding-bandingkan anak-anak kami, menggunjingkan siapa yang paling cepat dan paling pandai di sekolah. Ini semua bagian dari bisnis."
AC Milan Incar Tiket Liga Europa, Bukan Liga Champions
Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, menyebut timnya ingin tampil di ajang Liga Europa musim depan. Untuk tiket Liga Champions, Montella menyebut hal tersebut terlalu sulit buat Milan.
Sejak diasuh Montella pada awal musim ini, I Rossoneri perlahan mulai bangkit. Mengombinasikan pemain muda dan senior, serta menerapkan taktik 4-3-3, Montella berhasil membawa AC Milan meraih 11 kemenangan, empat hasil imbang, dan menelan lima kekalahan dengan rata-rata kemenangan mencapai 55 persen.
Hasil tersebut membuat skuat Merah-Hitam saat ini menempati posisi tujuh klasemen sementara Serie A dengan nilai 37. Mereka tertinggal tujuh poin dari Napoli yang menempati peringkat tiga, atau batas terakhir lolos ke fase playoff Liga Champions 2017-2018.
Sementara itu, AC Milan terpaut dua poin dari Inter Milan yang menghuni urutan lima yang merupakan zona terakhir berlaga di Liga Europa musim depan. Akan tetapi, Milan masih mengantongi satu pertandingan lebih banyak ketimbang Napoli dan Inter.
"Banyak yang akan tergantung pada pertandingan berikutnya. Tujuan kami adalah untuk bisa lolos ke Liga Europa, Liga Champions lebih sulit," ujar Montella.
"Hasil pertandingan terakhir (kalah 1-2 dari Napoli) belum terlalu baik, tetapi jika kami menang melawan Udinese, kami akan memiliki satu poin lebih baik dari paruh pertama musim ini. Pertandingan Minggu bisa menjadi titik balik bagi kami," lanjutnya.
AC Milan akan menghadapi Juventus pada laga perempat final Coppa Italia di Juventus Stadium, Rabu (25/1/2017). Selepas itu, Milan akan menantang Udinese di Stadio Friuli pada laga pekan ke-22 Serie A.