Insiden gol hantu kembali menggemparkan sepakbola dunia. Korbannya kali ini adalah Barcelona.
Menghadapi Real Betis di Estadio Benito Villamarin, Minggu 29 Januari 2017, Barca sempat mencetak gol di menit 75. Umpan Aleix Vidal salah diantisipasi pemain belakang Betis.
Bola akhirnya bergulir ke gawang sendiri. Pemain Betis lainnya, Aissa Mandi, menyapu bola. Tapi, sebenarnya bola sudah melewati garis gawang.
Meski begitu, wasit Alejandro Hernandez tak meniup peluit tanda terjadinya gol. Para pemain Barca pun marah. Usai laga, mereka meminta agar otoritas La Liga menggunakan teknologi garis gawang agar hal ini tak terulang.
Apa yang menimpa Barca sebenarnya sudah sering terjadi. Tak cuma di kompetisi domestik, pada turnamen sekelas Piala Dunia, insiden ini pernah terjadi.
Berikut adalah 6 'gol hantu' yang paling kontroversial versi Marca:
1. Sulley Muntari, AC Milan versus Juventus, Serie A 2012
Kontroversi ini terjadi ketika Milan dan Juve bertemu pada 25 Februari 2012. Ketika itu, keduanya berduel di Serie A.
Muntari sempat mencetak gol ke gawang Juve. Tapi, bola yang sudah melewati garis gawang dihalau oleh Gianluigi Buffon. Secara mengejutkan, wasit Paolo Tagliavento tak mensahkan gol Muntari.
Alhasil, Milan harus puas bermain imbang, 1-1, dengan Juve.
2. Frank Lampard, Inggris versus Jerman, Piala Dunia 2010
Partai Inggris versus Jerman di Piala Dunia 2010, dipenuhi kontroversi. Frank Lampard sempat membuat gol usai sepakannya membentur mistar dan bola memantul melewati garis gawang.
Sayangnya, wasit tak mensahkan gol tersebut. Padahal, dari tayangan ulang, bola terlihat jelas melewati garis gawang.
"Insiden tersebut mengubah jalannya permainan. Andai gol disahkan, jalannya pertandingan akan berbeda. Saya rasa, kami bisa tampil lebih kuat," kata Lampard seperti dikutip Daily Mirror.
Tapi, gol hantu yang diciptakan Lampard ternyata menjadi titik balik bagi penggunaan teknologi garis gawang. "Memang, itu sejarah. Ada hikmah di balik kejadian yang saya alami," terang dia.
3. Pedro Mendes, Manchester United versus Tottenham Hotspur, 2005
Mendes melepaskan sepakan spekulasi dari jarak 45,72 meter. Ketika itu bola melambung dengan kecepatan yang tinggi.
Kiper MU kala itu, Roy Carroll sempat menangkap bola. Tapi, tangkapan Carroll tak lengket. Bola memantul ke belakang dan melewati garis gawang.
Carroll membuangnya dan beberapa pemain Spurs sudah merayakan gol. Sialnya, wasit Mark Clattenburg tak mensahkan gol tersebut.
4. Marko Devic, Ukraina versus Inggris, Piala Eropa 2012
Perhelatan Piala Eropa 2012 juga diwarnai insiden gol hantu. Itu terjadi di laga Ukraina versus Inggris.
Bola hasil sepakan pemain Ukraina, Marko Devic, sudah melewati garis gawang.
John Terry kemudian menghalaunya. Tapi, wasit tak menganggap bola sudah melewati garis. Gol pun tak tercipta.
5. Dorinel Munteanu, Rumania versus Bulgaria, Piala Eropa 1996
Sepakan Munteanu menerpa mistar gawang Bulgaria. Bola kemudian memantul melewati garis gawang dan keluar lagi.
Monteanu bersorak karena tahu sepakannya sudah menjadi gol. Tapi, wasit tak sepakat. Bola dianggapnya belum melewati garis gawang.
6. Michel, Brasil versus Spanyol, Piala Dunia 1986
Kejadian yang dialami Michel sama dengan Munteanu. Bola sempat menerpa mistar kemudian melewati garis dan keluar lagi.
Michel yang berada di depan gawang, tahu bolanya sudah melewati garis. Dia bersorak kegirangan.
Tapi, wasit tak menyatakan sepakan Michel sebagai gol. Protes pun dilancarkan. Sialnya lagi, Spanyol kalah 0-1 dari Brasil.
Kamis, 02 Februari 2017
6 Gol Hantu Paling Kontroversial yang Pernah Terjadi Dalam Sejarah Sepak Bola
Manchester United dan Chelsea Inginkan Keylor Navas
Laporan media Spanyol, Diario Gol, mengatakan sang kiper ingin pergi dari Bernabeu, usai manajemen klub Spanyol berniat untuk mendatangkan penggantinya. Real sendiri sudah beberapa kali dikaitkan dengan penjaga gawang Chelsea, Thibaut Courtois dan pemain Manchester United, David de Gea.
Courtois tampaknya saat ini lebih diminati, namun Madrid diketahui sudah lama mengagumi De Gea.
Navas sendiri sudah membuka pembicaraan dengan Juventus, namun United dan Chelsea kabarnya juga tertarik jika memang Madrid berniat untuk melepas kiper utama mereka. Namun demikian dua tim EPL itu hanya berminat jika sang bintang dijual dengan harga murah.
PSG kabarnya juga tertarik pada pemain Kosta Rika.
Namun demikian, jika duo Premier League sukses mempertahankan kiper utama mereka, keduanya tidak akan coba memburu Navas di bursa musim panas mendatang.
Deretan Pemain Tenar Bola yang Beralih ke Panggung Dunia Politik
Pemain bola dan politik merupakan dua bidang yang amat berbeda. Namun, tidak jarang keduanya bersatu dalam momen-momen tertentu.
Para pesepakbola mendapatkan popularitas mereka di lapangan hijau untuk kemudian merambah ke bidang lain. Sementara para politisi kerap memanfaatkan sepak bola untuk meningkatkan citra mereka, dengan menyaksikan langsung di tribun stadion.
Tidak sedikit para pesepakbola dunia yang tertarik dengan dunia politik. Namun, banyak pula politisi yang menyukai olahraga yang melibatkan 11 orang dalam satu tim di lapangan ini.
Yang unik, para pesepakbola yang tertarik pada dunia politik bisa berganti profesi menjadi politisi selepas pensiun sebagai pemain. Tapi, para politisi tidak dapat mengubah profesi mereka menjadi pesepakbola profesional usai tidak lagi aktif di dunia politik.
Berikut empat pemain bola dunia yang alih profesi menjadi politisi:
Andriy Shevchenko
Sebagai striker, Andriy Shevchenko terkenal tajam. Puncak kariernya adalah ketika membela AC Milan, setelah meraih berbagai gelar bersama klub berjulukan Rossoneri tersebut.
Shevchenko pernah dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or pada 2004. Pada tahun itu, pria yang akrab disapa Sheva ini menunjukkan keterlibatannya dalam dunia politik di negaranya, Ukraina.
Kala itu, Shevchenko terang-terangan mendukung Partai Demokrat dalam Pemilu Ukraina 2004. Setelah gantung sepatu pada 2012, pria yang kini menginjak usia 40 tahun itu semakin serius di dunia politik.
Shevchenko segera bergabung dengan Partai Sosial Demokrat Ukraina dan menempati posisi kedua dalam daftar partai untuk pemilu parlemen Ukraina pada Oktober 2012. Namun, karier politiknya tak secemerlang aksinya di lapangan hijau.
Kakha Kaladze
Membangun negaranya, Georgia, menjadi salah satu tekad Kakha Kaladze ketika memilih berkarier di politik setelah pensiun dari sepak bola. Selain pemain yang berpengaruh di Timnas Georgia, di level klub karier Kaladze juga mengilap.
AC Milan menjadi klub yang paling lama diperkuat Kaladze. Sebelum gabung AC Milan, Kaladze bersinar bersama klub Ukraina, Dynamo Kiev hingga 2001.
Bersama AC Milan, ia memenangkan Liga Champions Eropa dua kali, Piala Super UEFA sekali dan Piala Dunia Antarklub sekali. Dari 84 penampilan bersama Timnas Georgia, 50 di antaranya Kaladze menjadi kapten.
Kaladze mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Georgia pada tanggal 11 Desember 2011. Kaladze terlibat dalam politik Georgia sebagai anggota oposisi dari partai Impian Georgia–Demokratik Georgia, sebuah partai yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili pada Februari 2012. Dia terpilih menjadi anggota Parlemen Georgia pada 1 Oktober 2012, dan disetujui sebagai Menteri Energi dalam kabinet Bidzina Ivanishvili pada tanggal 25 Oktober 2012.
George Weah
George Weah begitu mendunia pada era 90-an setelah ia tampil gemilang bersama AC Milan. Penyerang asal Liberia ini bahkan dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or pada 1995.
Setelah AC Milan, sejumlah klub pernah dibela Weah. Karier cemerlangnya di lapangan hijau membuat namanya amat dikenal di negaranya.
Setelah gantung sepatu, Weah tak tertarik menjadi pelatih, ia memilih terjun ke dunia politik di Liberia. Ia sangat aktif dalam kancah perpolitikan, hingga mencalonkan diri menjadi Presiden Liberia pada 2005.
Namun, Weah harus kalah di putaran kedua saat bersaing dengan Ellen Johnson. Kemudian pada 2011 Weah kembali maju, tapi lagi-lagi ia gagal menjadi Presiden Liberia. Kini, Weah bergabung bersama Kongres Demokrasi untuk Perubahan dan menjabat sebagai senator mewakili Montserrado County.
Marc Wilmots
Di sepak bola Belgia Marc Wilmots sosok yang amat disegani. Dia dinilai sebagai salah satu legenda sepak bola Belgia dengan sejumlah pencapaiannya, termasuk menjadi pelatih Timnas Belgia pada Euro 2016.
Sebagai pemain, Wilmots tampil 70 kali dan mencetak 28 gol untuk Timnas Belgia. Nama besar dalam sepak bola turut membantunya terjun ke dunia politik.
Selepas pensiun, ia menjadi anggota senat di Belgia pada 2003. Namun, dunia politik ternyata tidak membuat Wilmots nyaman, sebab dua tahun berselang dia memilih mundur dari senat.
Pria yang kini menginjak usia 47 tahun itu kembali ke lapangan hijau. Pada 2009 ia sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belgia, sebelum dipromosikan sebagai pelatih kepala pada 2012.
Cristiano Ronaldo Cetak Rekor 79 Assists Bersama Real Madrid
Cristiano Ronaldo mengukir rekor pribadi bersama Real Madrid di Liga Spanyol. Sejak bergabung 2009 lalu, Ronaldo sudah mencetak 79 umpan matang berbuah gol.
Dalam laga kontra Real Sociedad, Senin (30/1/2017) dini hari WIB. Kapten Timnas Portugal itu membawa Madrid menang 3-0 atas Real Sociedd. Ronaldo mencetak satu gol dan satu assist di laga itu.
Sebanyak 79 assists yang dihasilkan Ronaldo bersama Real Madrid ternyata masuk buku rekor klub. Menurut akun Twitter, @OptaJose, Senin, Ronaldo sukses mencetak 79 asisst lebih banyak 25 dari pemain Madrid lain.
“Cristiano Ronaldo has made 79 assists in La Liga, at least 25 more than any other Real Madrid player since his debut. Supportive,” tulis akun Twitter @OptaJose.
Kemenangan Real Madrid atas Real Sociedad membuat klub berjuluk Los Blanco itu meraih 46 poin dari 19 laga. Madrid kini unggul empat angka dari Barcelona yang mengumpulkan 42 poin dari 20 laga.
Cristiano Ronaldo memang pemain terbesar di Real Madrid. Ronaldo sepanjang kariernya di Madrid sukses meraih dua trofi Liga Champions dan satu trofi La Liga. Ia juga telah meraih empat Ballon d’Or, tiga di antaranya bersama Madrid.
Atletico Berani Tawarkan Gaji Besar Pada Alexis Sanchez
Atletico Madrid mengambil langkah yang cukup berani kepada bintang Arsenal, Alexis Sanchez.
Ada laporan yang mengatakan kalau raksasa Spanyol tidak segan-segan merogoh kocek cukup dalam, yakni membayar pemain tim nasional Chili sekitar 220 ribu Poundsterling per minggu.
Bisa dibilang itu adalah peningkatan yang signifikan, dimana The Gunners dalam kesepakatan baru yang ditawarkan hanya berani memberikan 160 ribu Poundsterling per pekan kepada Alexis.
Pembicaraan antara Arsenal dan sosok berusia 28 tahun tengah berada di jalan buntu untuk sementara waktu, karena itulah Atletico berniat turun mencoba peruntungan untuk menggaet Sanchez ke La Liga.
Minat Atletico terhadap Sanchez muncul karena mereka agak putus asa untuk menjaga Antoine Griezmann tetap bertahan di klub karena Manchester United sangat getol untuk memboyongnya ke Liga Premier.
Sehingga Atletico melihat Sanchez bisa menjadi pengganti ideal jika Griezmann benar jadi hijrah ke Old Trafford.
Mungkin klub asuhan Diego Simeone akan menawar sebesar 35 juta Euro untuk Sanchez serta memenuhi tuntutan akan gajinya seperti yang awal dikatakan.
Hasil Pertandingan Atletico Madrid vs Barcelona Skor Akhir 1-2
Kalahkan Atletico Madrid, Satu Kaki Barca Menapak di Final Copa del Rey
Pertandingan leg pertama semifinal Copa del Rey mempertemukan Atletico Madrid melawan Barcelona. Pertandingan ini dilangsungkan di Estadio Vicente Calderon pada hari Kamis (02/02).
Barcelona berhasil mendapatkan kemenangan penting dengan skor 2-1 dalam pertandingan ini. Gol-gol indah Luis Suarez dan Lionel Messi hanya bisa dibalas satu oleh Antoine Griezmann.
Barcelona langsung tampil menyerang dari awal pertandingan. Terlihat jelas bahwa Barca memang mengincar gol cepat dalam laga ini. Seperti yang dikatakan Luis Enrique sebelum pertandingan, Barca akan mencoba mencuri gol away dalam pertandingan leg pertama ini.
Upaya Barca itu membuahkan hasil pada menit ketujuh. Gol pembuka ini di cetak dengan luar biasa oleh Luis Suarez yang berlari dari lapangan tengah, melewati beberapa pemain lawan sebelum kemudian melepas tembakan terarah yang bersarang di pojok bawah gawang Moya.
Atletico sulit menemukan ritme permainan mereka yang biasanya karena pressing tinggi khas Barcelona. Sementara itu, tim tamu bisa relatif nyaman mengatur permainan dengan memanfaatkan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan para penggawa Atleti.
Barcelona bahkan bisa menambah gol lewat Lionel Messi pada menit ke-33. Mendapatkan umpan tarik dari Ivan Rakitic, Messi melepas tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola melewati barisan pertahanan Atleti dan menghajar mistar gawang sebelum bergulir masuk. Skor 2-0 ini bertahan sampai babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, Atleti bermain lebih menyerang dengan memasukkan Fernando Torres untuk menggantikan Sime Vrsaljko. Hasilnya pun langsung terlihat di lapangan. Serangan-serangan Atleti menjadi lebih terarah dan berbahaya.
Atleti akhirnya mampu mencetak satu gol lewat Antoine Griezmann pada menit ke-59. Berawal dari tendangan bebas Gabi dari luar kotak penalti, Bola dilambungkan ke dalam kotak penalti. Diego Godin menanduk bola ke depan gawang yang kemudian diselesaikan dengan sundulan oleh Griezmann.
Pertandingan berjalan relatif terbuka setelah gol itu. Kedua tim banyak menciptakan peluang berbahaya. Namun sampai laga usai, skor 1-2 tetap tek berubah. Hasil ini belum sepenuhnya menentukan kelolosan karena Barca dan Atleti masih akan bertemu lagi di leg kedua yang akan digelar di Camp Nou.
Susunan pemain Atletico Madrid: Moyà, D. Godín, Filipe Luis, S. Savić, Š. Vrsaljko (Torres, 46'), Juanfran, Gabi, Saúl (Gaitan, 59'), Koke, Y. Carrasco (Gameiro, 70'), A. Griezmann.
Susunan pemain Barcelona: J. Cillessen, J. Mascherano, Piqué, S. Umtiti, Jordi Alba, André Gomes (Rafinha, 72'), Sergi Roberto, I. Rakitić (D Suarez, 58'), Neymar, L. Suárez, L. Messi.
Rabu, 01 Februari 2017
Raja Assist Sepanjang Masa Sejarah Liga Inggris Di Era Premier League
Gol menjadi faktor penentu kemenangan tim dalam setiap pertandingan. Dan itu tetap menjadi salah satu alasan terbesar mengapa striker kerap menjadi berita utama. Tapi ada banyak usaha yang terjadi di balik terjadinya sebuah gol, dan peran pemain pemberi assist juga tak kalah pentingnya bagi sebuah tim. Berikut adalah lima pemain dengan torehan assist terbanyak di sepanjang sejarah kompetisi Premier League.
5. Dennis Bergkamp – 94
Dennis Bergkamp adalah salah satu pemain paling elegan yang mengibarkan namanya di sepak bola Inggris. Satu-satunya anggota skuat Invincible yang tidak didatangkan oleh Arsene Wenger, namun Bergkamp adalah salah satu sosok terpenting di tim era Wenger.
Dia dan Henry memiliki hubungan seperti telepati dan bersama-sama mereka merobek pertahanan lawan dengan kualitas teknik yang brilian. Dia memiliki sentuhan pertama yang sangat baik dan itu didukung dengan akurasi tendangannya yang di atas rata-rata.
Ketenangannya membuatnya mendapatkan julukan ‘The Iceman’. Dia bisa bermain sebagai second striker atau bahkan sebagai pemain No 10 atau playmaker. Bergkamp adalah produk dari akademi Ajax yang terkenal , meskipun banyak penggemar yakin Thierry Henry adalah pemain terbaik yang pernah memperkuat Arsenal, Bergkamp berada tak jauh darinya di peringkat kedua.
4. Cesc Fabregas – 101
Aset terkuat Fabregas adalah kemampuannya untuk memberikan umpan sempurna dalam peran sebagai deep playmaker. Dia melakukannya berkali-kali untuk Chelsea di musim pertamanya dengan Diego Costa menjadi pemain yang paling diuntungkan dengan umpannya. Meskipun ia mendapat waktu bermain yang terbatas musim ini, ia masih bisa mengungguli pemain yang menempati posisi kedua di daftar ini.
3. Wayne Rooney – 101
Wayne Rooney baru-baru ini menyusul Bergkamp dengan mencapai 100 assist dan sekarang ia bertujuan untuk menjadi pemberi assist terbanyak sepanjang masa di Premier League. Tapi dia masih harus berjuang keras untuk meraih prestasi itu. Tapi 101 assist masih merupakan catatan yang sangat mengesankan untuk sang kapten Manchester United.
Rooney bisa dibilang sebagai pemain paling serbaguna di Manchester United di lini serang mereka dan ia juga merupakan salah satu pemain paling berpengalaman di timnya. Dengan golnya baru-baru ini ke gawang Stoke City, ia menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di sepanjang sejarah Manchester United.
Dia mulai menaikkan namanya saat berusia 18 tahun dan bermain untuk Everton. Saat ia pindah ke Manchester United, Rooney adalah remaja paling mahal dalam sejarah sepak bola. Meskipun ia belum tampil terlalu baik di musim lalu, pada musim ini ia berperan penting bagi Manchester United dengan kepemimpinan dan pengalamannya di tim Jose Mourinho.
2. Frank Lampard – 102
Frank Lampard adalah salah satu gelandang paling konsisten Premier League. Dia bisa memberikan dampak signifikan kepada tim dengan kemampuannya memberi assist dan mencetak gol.
Ada fase ketika ia mencetak rata-rata 20 gol dan juga setidaknya memberikan 13-15 assist per musim untuk timnya. Pemain seperti Steven Gerrard dan Wayne Rooney biasanya mengumpulkan perhatian lebih banyak dari Lampard di media tapi kontribusinya untuk timnya juga luar biasa. Dia juga memiliki kehormatan dengan menjadi pencetak gol terbanyak Chelsea. Tidak banyak gelandang yang dapat mencapai prestasi serupa. Bersama The Blues, Lampard memenangkan 3 gelar Premier League, serta mengangkat trofi Champions League dan Europa League.
1. Ryan Giggs – 162
Pemain dengan assist terbanyak di Premier League hingga sekarang adalah Ryan Giggs. Legenda asal Wales ini telah memiliki karier yang luar biasa dan pantas berada di puncak daftar ini. Sebagai pemain yang sangat loyal, Giggs mewakili Manchester United sejak tahun 1992 hingga 2014.
Giggs adalah lulusan akademi Manchester United yang terkenal bersama dengan Paul Scholes, Gary Neville, Phil Neville, David Beckham dan Nicky Butt. Sekelompok bintang yang muncul bersamaan itu sekarang dikenal dengan sebutan Class of 92’.
Dia dan Scholes adalah lulusan Class of 92′ yang paling sukses di Manchester United dan ia bermain bersama sampai Scholes memutuskan pensiun pada tahun 2013. Ryan Giggs juga memegang rekor untuk jumlah penampilan paling banyak di Premier League dengan 632 penampilan.
Dia telah memenangkan 13 gelar Premier League dan dua Liga Champions di sepanjang kariernya dan Manchester United tentunya kesulitan untuk mendapatkan pemain sayap pengganti yang sepadan dengan sang legenda.