Jumat, 03 Februari 2017

Steven Gerrard Diramalkan Kelak Jadi Manajer Sukses Liverpool

Sepanjang kariernya bersama Liverpool, Steven Gerrard memang tak pernah mengangkat trofi Premier League. Namun menurut Luis Garcia Gerrard kelak akan melakukannya sebagai manajer.

Garcia adalah salah satu pemain yang berperan vital saat Gerrard memimpin Liverpool juara Liga Champions 2005. Baginya, Stevie G akan menjadi manajer sukses bersama The Reds dalam waktu dekat.

Gerrard menyatakan pensiun dari dunia sepak bola tahun 2016 lalu. Ia resmi berhenti menjadi pemain setelah kontraknya yang berdurasi dua tahun dengan LA Galaxy habis.

Pria 36 tahun itu memutuskan kembali ke klub masa kecilnya Liverpool, untuk menjadi seorang pelatih di tim akademi, sebagai langkah berikutnya dalam karier kepelatihannya. Kabar terbaru, Gerrard juga segera merampungkan lisensi kepelatihannya profesionalnya agar bisa menukangi klub senior.

Gerrard yang disebut-sebut sebagai salah satu pemain terhebat dalam sejarah Liverpool, mendapat sambutan hangat untuk kembali ke Merseyside usai memutuskan gantung sepatu.

Garcia pun memberikan pendapatnya soal karier yang ditempuh Gerrard seusai pensiun. Ia tak ragu menyebut Stevie G bakal menjadi manajer sukses di kemudian hari.

“Mendapati Stevie di skuat akademi akan menjadi suntikan besar karena dia adalah sosok penting untuk Liverpool,” ungkap Garcia kepada 888sport.

“Saya yakin semua orang di klub sangat senang bisa memilikinya dan saya tak bisa menyaksikan mengapa dia tidak akan jadi manajer suatu hari,”

“Dia memulai langkah di tim muda. Mengapa tidak? Kami akan melihat dalam beberapa tahun mendatang, diawali sebagai asisten pelatih dan kemudian seorang manajer. Kami pernah melihat itu sebelumnya.”

Gerrard bermain bersama dengan Garcia di Anfield sebagai pemain Spanyol yang mungil, dan kemudian menjadi seorang pahlawan the Kop dengan gol spesialnya yang dibuat dalam pertandingan besar. Seperti yang dibuatnya saat mencetak gol kemenangan di semifinal Liga Champions menghadapi Chelsea.

Steven Gerrard akan memulai melatih tim akademi per tanggal 1 Februari 2017, dan patut ditunggu bagaimana kiprahnya dalam dunia kepelatihan. Bagaimana ia mampu menularkan pengalaman luar biasa yang dimiliknya kepada para pemain muda masa depan Si Merah.

Karir Josep Guardiola Tidak Berjalan Mulus di Manchester City

Peter Schmeichel menilai bahwa kiprah Josep Guardiola sebagai pelatih Manchester City tidak berjalan dengan mulus. Bahkan, Schmeichel memprediksi bahwa Man City akan terlempar dari posisi empat besar.

Performa Man City memang masih belum konsisten sejak kedatangan Guardiola. Hingga pekan ke-22 Premier League, The Citizen masih berada di posisi ke-5 klasemen sementara Premier League dengan 43 poin.

"Jika saya jujur, saya tidak melihat City akan berada di empat besar. Saya rasa mereka memiliki terlalu banyak masalah dan terlalu banyak pemain yang tidak merasa bahagia," terang Schmeichel.

"Saya rasa, jika ada seorang sebesar Guardiola datang, membawa perubahan besar dan pemain akan sulit untuk bisa menerapkannya," sambung mantan kiper Man City ini.

Schmeichel tak meragukan kualitas yang dimiliki oleh Guardiola. Pelatih asal Spanyol ini sudah memberi bukti saat masih menjadi pelatih di Barcelona dan Bayern Munchen. Namun, Schmeichel menilai bahwa sang pelatih akan kesulitan.

"Guardiola masih belum sukses sejauh ini. Ia mewarisi skuat yang sulit, itu harus diakui. Ia seorang jenius dalam sepakbola, tapi saya tidak yakin dia bisa mengatasinya," tutup Schmeichel.

Cinta Chelsea, John Terry Rela Jadi Cadangan Hingga Akhir Musim

Kapten Chelsea, John Terry, mengaku tidak masalah meski terus berada di bangku cadangan hingga akhir musim 2016-17, asal Chelsea terus mencatatkan hasil positif.

"Sejujurnya bagi saya tidak masalah meski tidak bermain musim ini, asalkan Chelsea terus meraih kemenangan. Saya berlatih dengan luar biasa. Itu saya lakukan karena mencintai dan menghormati klub ini," ujar Terry.

John Terry sempat menjadi andalan Antonio Conte dalam mengawal lini pertahanan Chelsea pada awal musim. Pemain Inggris itu pernah bermain penuh dalam empat laga pertama The Blues di kompetisi Premier League.

Namun, cedera pergelangan kaki yang dialami sang kapten pada September 2016 membuatnya harus menepi selama 20 hari. Selama Terry menjalani proses pemulihan cedera, Chelsea tampil luar biasa dan mencatatkan rentetan kemenangan. Alasan tersebut membuat Terry sulit untuk kembali ke skuat utama meskipun sudah dinyatakan fit.

Meskipun mengaku sempat merasa frustrasi dengan kondisi tersebut, Terry kini mulai bisa menerima kondisinya dan selalu mendukung Chelsea untuk meraih hasil terbaik walau ia tidak tampil di lapangan.

"Chelsea bermain sangat luar biasa. Terkadang, tidak ada hal yang bisa dilakukan meski Anda seorang pemain. Saya sempat bermain empat pertandingan pada awal musim ini. Setelah itu saya mendapat cedera," kata Terry.

"Ketika itu, Conte sempat menanyakan kepada saya kapan bisa kembali. Setelah saya fit dan Chelsea selalu menang selama 13 laga, saya tetap tidak bermain. Sebagai seorang pemain, itu adalah kondisi yang sulit untuk diterima tetapi Anda harus menerima hal itu," tutur Terry.

Hingga saat ini, John Terry baru tampil sebanyak empat laga di Premier League, dengan catatan bermain selama 366 menit. Kontrak pemain 36 tahun itu akan berakhir pada Juni 2017 dan ia sudah mengindikasikan akan melanjutkan karier sebagai pelatih sepak bola.

Kamis, 02 Februari 2017

Deretan Anak Pesepakbola yang Kerap Tampil Seksi

Nama besar seorang pesepakbola dan juga pelatih membuat keluarganya ikut terekspos oleh media. Ada di antara beberapa pesepakbola tersebut, yang memiliki putri cukup cantik dan kerap tampil seksi.

Beberapa di antaranya ada yang ikut terjun ke dunia gemerlap dan mendapat sorotan tak jauh beda dengan sang Ayah. Namun, ada pula yang memilih menutup diri dan menghindari sorotan media.

Akan tetapi, kecantikan yang mereka miliki dan juga nama besar sayang Ayah tak bisa membuat mereka luput dari perhatian. Berikut deretan putri-putri pesepakbola yang memiliki paras cantik dan seksi, seperti dilansir FootyJokes:

1. Valentina Allegri

Deretan Anak Pesepakbola yang Kerap Tampil Seksi

Valentina adalah anak dari pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Di usianya yang kini menginjak 20 tahun, Valentina seperti para remaja lainnya yang gemar aktif di media sosial.

Di akun instagram miliknya yang beralamat di @valentinallegrireal, Valentina terlihat trendy dan fashionable. Bahkan, di beberapa fotonya kerap tampil seksi.

2. Dalma Maradona

2. Dalma Maradona

Legenda sepakbola, Diego Maradona, memiliki putri yang cukup cantik bernama Dalma Maradona. Wanita berusia 28 tahun ini memiliki adalah seorang aktris dan penyanyi ternama di Argentina.

Dalma juga aktif memperlihatkan aktifitasnya di lewat media sosial. Dalam beberapa fotonya, Dalma tampil cukup cantik dan seksi.

3. Matilde Mourinho

3. Matilde Mourinho

Putri dari manajer Manchester United, Jose Mourinho, ini kerap menarik perhatian publik. Salah satunya saat menghadiri Acara seremoni GQ Men of the Year Awards September 2015.

Matilde tampil sangat seksi saat mendampingi Mourinho. Dia mengenakan gaun hitam, dengan bagian dada cukup terbuka. Sejak itu media sosial Matilde langsung dicari banyak orang.

4. Hollie Shearer

4. Hollie Shearer

Legenda asal Inggris, Alan Shearer, memiliki dua orang putri bernama Hollie Shearer dan Chloe Shearer. Akan tetapi, Hollie yang menarik perhatian banyak pihak

Banyak beredar foto-foto seksi dari Hollie, begitu juga dengan yang diunggah di akun Instragamnya. Saat ini, Hollie menekuni karier sebagai penyanyi.

5. Estelle Bergkamp

5. Estelle Bergkamp

Memiliki bola mata berwarna biru dengan rambut pirang, membuat Estelle terlihat cantik. Anak dari legenda sepakbola Belanda dan Arsenal, Dennis Bergkamp, selalu tampil modis di berbagai kesempatan.

Saat ini, Estelle memiliki pengikut 7ribu lebih di akun Instagramnya. Selain memperlihatkan kecantikannya, Estelle juga kerap mengunggah foto bersama sang Ayah.

 

6 Gol Hantu Paling Kontroversial yang Pernah Terjadi Dalam Sejarah Sepak Bola

Insiden gol hantu kembali menggemparkan sepakbola dunia. Korbannya kali ini adalah Barcelona.

Menghadapi Real Betis di Estadio Benito Villamarin, Minggu 29 Januari 2017, Barca sempat mencetak gol di menit 75. Umpan Aleix Vidal salah diantisipasi pemain belakang Betis.

Bola akhirnya bergulir ke gawang sendiri. Pemain Betis lainnya, Aissa Mandi, menyapu bola. Tapi, sebenarnya bola sudah melewati garis gawang.

Meski begitu, wasit Alejandro Hernandez tak meniup peluit tanda terjadinya gol. Para pemain Barca pun marah. Usai laga, mereka meminta agar otoritas La Liga menggunakan teknologi garis gawang agar hal ini tak terulang.

Apa yang menimpa Barca sebenarnya sudah sering terjadi. Tak cuma di kompetisi domestik, pada turnamen sekelas Piala Dunia, insiden ini pernah terjadi.

Berikut adalah 6 'gol hantu' yang paling kontroversial versi Marca:

1. Sulley Muntari, AC Milan versus Juventus, Serie A 2012

Kontroversi ini terjadi ketika Milan dan Juve bertemu pada 25 Februari 2012. Ketika itu, keduanya berduel di Serie A.

Muntari sempat mencetak gol ke gawang Juve. Tapi, bola yang sudah melewati garis gawang dihalau oleh Gianluigi Buffon. Secara mengejutkan, wasit Paolo Tagliavento tak mensahkan gol Muntari.

Alhasil, Milan harus puas bermain imbang, 1-1, dengan Juve.

2. Frank Lampard, Inggris versus Jerman, Piala Dunia 2010

Partai Inggris versus Jerman di Piala Dunia 2010, dipenuhi kontroversi. Frank Lampard sempat membuat gol usai sepakannya membentur mistar dan bola memantul melewati garis gawang.

Sayangnya, wasit tak mensahkan gol tersebut. Padahal, dari tayangan ulang, bola terlihat jelas melewati garis gawang.

"Insiden tersebut mengubah jalannya permainan. Andai gol disahkan, jalannya pertandingan akan berbeda. Saya rasa, kami bisa tampil lebih kuat," kata Lampard seperti dikutip Daily Mirror.

Tapi, gol hantu yang diciptakan Lampard ternyata menjadi titik balik bagi penggunaan teknologi garis gawang. "Memang, itu sejarah. Ada hikmah di balik kejadian yang saya alami," terang dia.

3. Pedro Mendes, Manchester United versus Tottenham Hotspur, 2005

Mendes melepaskan sepakan spekulasi dari jarak 45,72 meter. Ketika itu bola melambung dengan kecepatan yang tinggi.

Kiper MU kala itu, Roy Carroll sempat menangkap bola. Tapi, tangkapan Carroll tak lengket. Bola memantul ke belakang dan melewati garis gawang.

Carroll membuangnya dan beberapa pemain Spurs sudah merayakan gol. Sialnya, wasit Mark Clattenburg tak mensahkan gol tersebut.

4. Marko Devic, Ukraina versus Inggris, Piala Eropa 2012

Perhelatan Piala Eropa 2012 juga diwarnai insiden gol hantu. Itu terjadi di laga Ukraina versus Inggris.

Bola hasil sepakan pemain Ukraina, Marko Devic, sudah melewati garis gawang.

John Terry kemudian menghalaunya. Tapi, wasit tak menganggap bola sudah melewati garis. Gol pun tak tercipta.

5. Dorinel Munteanu, Rumania versus Bulgaria, Piala Eropa 1996

Sepakan Munteanu menerpa mistar gawang Bulgaria. Bola kemudian memantul melewati garis gawang dan keluar lagi.

Monteanu bersorak karena tahu sepakannya sudah menjadi gol. Tapi, wasit tak sepakat. Bola dianggapnya belum melewati garis gawang.

6. Michel, Brasil versus Spanyol, Piala Dunia 1986

Kejadian yang dialami Michel sama dengan Munteanu. Bola sempat menerpa mistar kemudian melewati garis dan keluar lagi.

Michel yang berada di depan gawang, tahu bolanya sudah melewati garis. Dia bersorak kegirangan.

Tapi, wasit tak menyatakan sepakan Michel sebagai gol. Protes pun dilancarkan. Sialnya lagi, Spanyol kalah 0-1 dari Brasil.

Manchester United dan Chelsea Inginkan Keylor Navas

Chelsea dan Manchester United disebut ingin mendapatkan kiper Real Madrid, Keylor Navas.

Laporan media Spanyol, Diario Gol, mengatakan sang kiper ingin pergi dari Bernabeu, usai manajemen klub Spanyol berniat untuk mendatangkan penggantinya. Real sendiri sudah beberapa kali dikaitkan dengan penjaga gawang Chelsea, Thibaut Courtois dan pemain Manchester United, David de Gea.

Courtois tampaknya saat ini lebih diminati, namun Madrid diketahui sudah lama mengagumi De Gea.

Navas sendiri sudah membuka pembicaraan dengan Juventus, namun United dan Chelsea kabarnya juga tertarik jika memang Madrid berniat untuk melepas kiper utama mereka. Namun demikian dua tim EPL itu hanya berminat jika sang bintang dijual dengan harga murah.

PSG kabarnya juga tertarik pada pemain Kosta Rika.

Namun demikian, jika duo Premier League sukses mempertahankan kiper utama mereka, keduanya tidak akan coba memburu Navas di bursa musim panas mendatang.

Deretan Pemain Tenar Bola yang Beralih ke Panggung Dunia Politik

Pemain bola dan politik merupakan dua bidang yang amat berbeda. Namun, tidak jarang keduanya bersatu dalam momen-momen tertentu.

Para pesepakbola mendapatkan popularitas mereka di lapangan hijau untuk kemudian merambah ke bidang lain. Sementara para politisi kerap memanfaatkan sepak bola untuk meningkatkan citra mereka, dengan menyaksikan langsung di tribun stadion.

Tidak sedikit para pesepakbola dunia yang tertarik dengan dunia politik. Namun, banyak pula politisi yang menyukai olahraga yang melibatkan 11 orang dalam satu tim di lapangan ini.

Yang unik, para pesepakbola yang tertarik pada dunia politik bisa berganti profesi menjadi politisi selepas pensiun sebagai pemain. Tapi, para politisi tidak dapat mengubah profesi mereka menjadi pesepakbola profesional usai tidak lagi aktif di dunia politik.

Berikut empat pemain bola dunia yang alih profesi menjadi politisi:

Andriy Shevchenko

Sebagai striker, Andriy Shevchenko terkenal tajam. Puncak kariernya adalah ketika membela AC Milan, setelah meraih berbagai gelar bersama klub berjulukan Rossoneri tersebut.

Shevchenko pernah dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or pada 2004. Pada tahun itu, pria yang akrab disapa Sheva ini menunjukkan keterlibatannya dalam dunia politik di negaranya, Ukraina.

Kala itu, Shevchenko terang-terangan mendukung Partai Demokrat dalam Pemilu Ukraina 2004. Setelah gantung sepatu pada 2012, pria yang kini menginjak usia 40 tahun itu semakin serius di dunia politik.

Shevchenko segera bergabung dengan Partai Sosial Demokrat Ukraina dan menempati posisi kedua dalam daftar partai untuk pemilu parlemen Ukraina pada Oktober 2012. Namun, karier politiknya tak secemerlang aksinya di lapangan hijau.

Kakha Kaladze

Membangun negaranya, Georgia, menjadi salah satu tekad Kakha Kaladze ketika memilih berkarier di politik setelah pensiun dari sepak bola. Selain pemain yang berpengaruh di Timnas Georgia, di level klub karier Kaladze juga mengilap.

AC Milan menjadi klub yang paling lama diperkuat Kaladze. Sebelum gabung AC Milan, Kaladze bersinar bersama klub Ukraina, Dynamo Kiev hingga 2001.

Bersama AC Milan, ia memenangkan Liga Champions Eropa dua kali, Piala Super UEFA sekali dan Piala Dunia Antarklub sekali. Dari 84 penampilan bersama Timnas Georgia, 50 di antaranya Kaladze menjadi kapten.

Kaladze mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Georgia pada tanggal 11 Desember 2011. Kaladze terlibat dalam politik Georgia sebagai anggota oposisi dari partai Impian Georgia–Demokratik Georgia, sebuah partai yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili pada Februari 2012. Dia terpilih menjadi anggota Parlemen Georgia pada 1 Oktober 2012, dan disetujui sebagai Menteri Energi dalam kabinet Bidzina Ivanishvili pada tanggal 25 Oktober 2012.

George Weah

George Weah begitu mendunia pada era 90-an setelah ia tampil gemilang bersama AC Milan. Penyerang asal Liberia ini bahkan dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or pada 1995.

Setelah AC Milan, sejumlah klub pernah dibela Weah. Karier cemerlangnya di lapangan hijau membuat namanya amat dikenal di negaranya.

Setelah gantung sepatu, Weah tak tertarik menjadi pelatih, ia memilih terjun ke dunia politik di Liberia. Ia sangat aktif dalam kancah perpolitikan, hingga mencalonkan diri menjadi Presiden Liberia pada 2005.

Namun, Weah harus kalah di putaran kedua saat bersaing dengan Ellen Johnson. Kemudian pada 2011 Weah kembali maju, tapi lagi-lagi ia gagal menjadi Presiden Liberia. Kini, Weah bergabung bersama Kongres Demokrasi untuk Perubahan dan menjabat sebagai senator mewakili Montserrado County.

Marc Wilmots

Di sepak bola Belgia Marc Wilmots sosok yang amat disegani. Dia dinilai sebagai salah satu legenda sepak bola Belgia dengan sejumlah pencapaiannya, termasuk menjadi pelatih Timnas Belgia pada Euro 2016.

Sebagai pemain, Wilmots tampil 70 kali dan mencetak 28 gol untuk Timnas Belgia. Nama besar dalam sepak bola turut membantunya terjun ke dunia politik.

Selepas pensiun, ia menjadi anggota senat di Belgia pada 2003. Namun, dunia politik ternyata tidak membuat Wilmots nyaman, sebab dua tahun berselang dia memilih mundur dari senat.

Pria yang kini menginjak usia 47 tahun itu kembali ke lapangan hijau. Pada 2009 ia sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belgia, sebelum dipromosikan sebagai pelatih kepala pada 2012.