Minggu, 05 Februari 2017

Jadi Klub Penyetor Pemain ke Timnas Terbanyak, Juventus Terima Rp 2,16 Triliun Dari UEFA

UEFA membagikan 150 juta euro atau sekitar Rp 2,163 triliun kepada klub-klub yang menyetor pemainnya untuk membela tim nasional di kualifikasi dan putaran final Piala Eropa 2016.

Berdasar kesepakatan antara Federasi Sepak Bola Eropa dengan Asosiasi Klub Eropa (ECA), sebagian keuntungan dari penyelenggaraan Piala Eropa 2016 akan dibagikan ke klub-klub di Benua Biru yang pemainnya membela negaranya.

Klub-klub yang pemainnya membela putaran final akan mendapat 100 juta euro. Jumlah 50 juta euro sisanya dibagikan untuk klub-klub yang pemainnya bertanding di babak kualifikasi.

"Saya sangat senang bahwa kami bisa menyediakan keuntungan finansial bagi bannyak klub yang ikut berkontribusi untuk Piala Eropa 2016," kata Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, kepada Reuters, Kamis (2/2/2017).

Klub akan dibayar sesuai jumlah pertandingan yang dibela pemainnya di babak kualifikasi.

Sedangkan untuk putaran final, hitungan pembayaran menjadi per hari dihitung dari 14 hari sebelum laga pertama hingga satu hari setelah laga pamungkas.

Jika dibedah, untuk pemain yang masuk daftar 23 pemain pertandingan di babak kualifikasi, klub akan mendapat bayaran 3.536 euro per laga.

Adapun untuk putaran final, jumlahnya berbeda tergantung reputasi klub. Kategori 1 mendapat pemasukan 7.321 euro per pemain per hari, lalu 4.821 euro (Kategori 2) dan 2.410 euro (Kategori 3).

Total ada 641 klub dari 54 negara anggota UEFA yang mendapat pembagian keuntungan dari Piala Eropa 2016.

"Merupakan hal penting dan adil untuk mengakui dan memberi penghargaan kepada klub yang melepas pemainnya (ke timnas)," kata Chairman ECA, Karl-Heinz Rummenigge.

"Saat saya masih menjadi pemain, kami tak membela timnas lebih dari 8 pertandingan internasional dalam semusim. Saat ini, bisa 15 kali," ujar petinggi Bayern Muenchen dan mantan pemain timnas Jerman itu.

Juventus menjadi klub yang paling "diuntungkan" dari kesepakatan antara ECA dan UEFA. Klub raksasa asal Italia itu mendapat pemasukan 3,48 juta euro atau sekitar Rp 50,228 miliar.

Liverpool (3,39 juta euro) dan Tottenham Hotspur (3,07 juta euro), Manchester United (2,998 juta euro) berada di posisi kedua hingga keempat.

Adapun klub lain yang berada di posisi 10 besar adalah Arsenal, Southampton, Bayern Muenchen, Real Madrid, Barcelona, dan AS Roma.

12 kekalahan, Kebobolan 38 gol, Apa yang Terjadi dengan Leicester City?

Menderita 12 kekalahan, kebobolan 38 gol, dan hanya dua poin dari jurang degradasi. Itulah sederet catatan buruk yang ditorehkan Leicester City di Liga Primer Inggris 2016--2017 hingga pekan ke-23. Sebuah catatan mengejutkan karena The Foxes berstatus sebagai juara bertahan.

Perjalanan Leicester kali ini memang berbanding terbalik dibanding musim lalu. Musim lalu, skuat besutan Claudio Ranieri tersebut mampu bertengger di puncak klasemen dengan koleksi 47 poin hasil dari 13 menenangan, delapan seri, dan dua kekalahan pada pekan ke-23. Mereka unggul tiga poin dari Manchester City dan Arsenal yang berada di urutan kedua serta ketiga.

Ranieri sebetulnya sudah menyadari skuat asuhannya akan mendapat perlawanan lebih sengit pada 2016--2017. Namun, Ranieri tak menyangka ganjalan yang bakal diterima bakal sangat besar.

"Musim ini akan berjalan sulit. Lawan akan mengerahkan kekuatan penuh ketika bersua juara bertahan. Selain itu, konsentrasi kami terbelah lantaran tampil di kompetisi Eropa," kata Ranieri pada awal musim.

Agar skuat 'tahan banting' di semua kompetisi, Ranieri memutuskan untuk mendatangkan sejumlah pemain baru pada bursa transfer musim panas 2016. Tak tanggung-tanggung, The Tinkerman memaksa klub untuk menggelontorkan dana hingga 91,10 juta Euro (Rp1,3 triliun) untuk mendatangkan tujuh pemain anyar. Islam Slimani jadi pembelian termahal dengan banderol 30 juta Euro.

Sial bagi Ranieri. Gelontoran uang yang ia keluarkan tidak membuahkan hasil maksimal. Slimani hanya mencetak lima gol dari 13 penampilan di Liga Primer Inggris musim ini. Onyinye Ndidi yang diharapkan bisa mengisi pos peninggalan N'Golo Kante juga tak punya rapor bagus.

Justru, pemain yang dibeli dengan harga 17,6 juta Euro itu menjadi penghangat bangku cadangan The Foxes pada musim ini. Total, Ndidi baru tampil tiga kali dan berada di lapangan selama 270 menit.

Tanpa Kante, lini tengah Leicester tak lagi kokoh. Sebagai perbandingan, The Foxes mampu mencatat 267 intercept dan 274 tackle dari 12 laga pada 2015--2016.

Setelah Kante hengkang ke Chelsea, Leicester hanya menciptakan 174 intercept dan 200 tackle pada 12 laga awal musim ini. Artinya, keampuhan The Foxes dalam mematahkan serangan lawan menurun dratis pada musim ini.

Minim Opsi Taktik
Ranieri dijuluki The Tinkerman karena dikenal sebagai manajer dengan segudang pilihan taktik. Namun, julukan itu sepertinya tak berlaku pada musim ini. Buktinya ketika formasi 4-4-2 yang bisa berubah menjadi 4-3-3 The Foxes mandek, Ranieri kelimpungan mencari formasi alternatif.

Ranieri juga tiba-tiba gagap ketika melihat pemain andalannya, Riyad Mahrez terisolasi di sisi sayap. Alhasil, Mahrez yang musim lalu kerap memberikan assist dan gol untuk kemenangan The Foxes gagal tampil moncer pada musim ini.

Tim lawan memang sudah paham bahwa kunci permainan The Foxes ada di Mahrez. Menghentikan Mahrez sama dengan menghentikan Leicester. Mungkin begitu jargon yang digunakan klub lawan ketika bersua The Foxes.

"Lawan begitu pintar mengawal pertahanan ketika Mahrez mendapatkan bola. Setidaknya ada tiga pemain yang mengawalnya di sisi sayap," analisis Ranieri.

Tanpa ada kontribusi dari Mahrez, Jamie Vardy jadi kelimpungan di pertahanan lawan. Maklum, Mahrez merupakan penyumbang assist terbanyak buat gol Vardy musim lalu.

Kini, Vardy harus berjuang seorang diri di kotak penalti. Sebuah tugas yang tak mudah. Sebab Vardy bukan tipe striker yang mampu meladeni dua bek sekaligus. Musim lalu, kinerjanya terasa sepele karena konsentrasi satu bek tengah lawan sering terpecah gara-gara ada penetrasi dari Mahrez di sisi sayap.

Leicester sudah mengalami banyak perubahan di berbagai aspek. Mereka bukan lagi tim yang mampu memenangi laga dengan mudah lewat serangan balik seperti musim lalu. Oleh karena itu, Ranieri sudah sepatutnya merevisi target.

Memaksakan Vardy dkk untuk kembali menjadi tim kuat rasanya terlalu berlebihan. Kini, tugas The Tinkerman membawa The Foxes meraih 40 poin sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari degdradasi pada akhir musim. Sebuah target tak muluk namun bisa menyelematkan kariernya di Liga Primer Inggris.

Sabtu, 04 Februari 2017

5 Pemain yang Bisa Jadi Galactico Baru Real Madrid

Real Madrid tengah bergairah membangun kekuatan baru dengan beberapa pemain mudanya. Sejumlah pemain muda yang berusia di bawah 23 tahun menjadi incaran Real Madrid.

Klub ibu kota Spanyol ini dikenal sebagai tim yang lebih suka membeli pemain yang sudah jadi, dibandingkan mengembangkan talenta-talenta muda. Namun, Real Madrid sepertinya berencana mengubah filosofi tersebut.

Hal tersebut terbukti dengan lebih banyaknya manajemen Los Merengues memboyong pemain yang berusia masih sangat muda. Beberapa pemain muda belakangan mencuat, sebut saja salah satunya Marco Asensio.

Saat ini Asensio sendiri tampaknya menikmati kepercayaan dari Zinedine Zidane setelah James Rodriguez dan Isco berjuang dari cedera. Asensio juga bisa memainkan peran utama dalam persaingan gelar La Liga musim ini bersama Real Madrid.

Namun, Real Madrid sendiri bisa saja menambah kekuatan mudanya ini. Ada lima pemain U-23 yang bila dibeli bakal bisa mewujudkan hal tersebut. Siapa saja? Berikut daftarnya:

Dele Alli

Alli tampil luar biasa untuk Tottenham dan menjadi salah satu bintang muda di sepak bola Inggris musim ini. Tentu, bek berusia 20 tahun ini bisa saja pindah ke Madrid. Tottenham tentu tak bisa menolak uang besar dari klub milik Florentino Perez tersebut seperti kala menjual Gareth Bale.

Saat ini, Alli sendiri telah membuat 29 penampilan dan telah mencetak 13 gol di semua kompetisi serta 5 assist. Gelandang asli Inggris ini dikontrak untuk klub London Utara tersebut sampai 2022.

Tak bisa dibayangkan masa depan Madrid dengan duet Asensio-Alli. Menarik untuk dinantikan soal ini.

Romelu Lukaku

Saatnya untuk mengakui bahwa mendatangkan Alvaro Morata kembali dari Juventus ke Madrid bisa dibilang telah gagal. Meskipun sudah enam bulan, striker asal Spanyol itu belum benar-benar tampil memuaskan.

Madrid bisa saja menjualnya. Namun siapa yang akan menggantikan? Romelu Lukaku akan menjadi jawaban masuk akal. Striker asal Belgia telah tampil sensasional sejak tiba di Everton.

Dia bisa dibilang salah satu pemain depan muda terbaik dunia. Masih baru 23 tahun, dia memiliki dunia dalam genggamannya. Musim ini saja, dia total sudah mencetak 12 gol dan empat assists di Premier League.

Julian Weigl

Gelandang 21 tahun ini telah menjadi salah satu sosok tak tergantikan di Borussia Dormund dalam dua tahun terakhir. Permainan Weigl sendiri belakangan dikait-kaitkan dengan Luka Modric.

Weigl sendiri bukan tipikal pemain yang rajin membantu melakukan serangan. Dia lebih senang mengambil posisinya sebagai gelandang bertahan, mirip dengan Modric. Tentu, dia bisa jadi pengganti sempurna bagi Modrid yang kini sudah berusia 31 tahun

Etos kerja dan mampu membaca pergerakan lawan dengan tekel yang keras Weigl membuat Real Madrid tertarik mendatangkannya. Pelatih Los Blancos Zinedine Zidane bahkan dilaporkan menjadi penggemar terberat pemain muda bertalenta asal Jerman tersebut.

Marquinhos

Ya, Real Madrid telah memiliki salah satu bek muda terbaik, yakni Raphael Varane. Tetapi jika mendatangkan Marquinhos dari Paris Saint-Germain dalam waktu dekat, mereka akan membentuk duet bek dahsyat seperti Sergio Ramos dan Pepe di masa depan.

Bek 22 tahun itu saat ini juga sudah berpengalaman. Bersama PSG, dia berduet dengan seniornya di Brasil, Thiago Silva. Kepemimpinannya di usia muda dan aksinya dilapangan bisa jadi alasan Real Madrid meminangnya

Ketenangannya pada bola ditambah dengan kehati-hatiannya yang luar biasa dan kemampuan membaca permainan, Marquinhos akan langsung ke puncak sepak bola Eropa. Bayangkan, duet Varane-Marquinhos di masa depan, Madrid!

Paulo Dybala

Dybala belakangan memang terus dikaitkan dengan Real Madrid. Ada laporan bahwa kesepakatan sudah terjalin untuk musim panas antara Barcelona atau Real Madrid. Namun, pemain Argentina ini belum dalam bentuk terbaik musim ini.

Namun, Dybala salah satu prospek terpanas. Meski musim ini jarang diturunkan, dia nyatanya sudah berhasil mencetak enam gol dan empat assist dalam 18 penampilannya.

Dia berpotensi untuk melakukan hal-hal besar di masa depan, tetapi andai memilih Spanyol sebagai destinasinya.

Inilah Rahasia Sukses Taktik Conte di Chelsea

Michael Ballack mengatakan para bek sayap Chelsea merupakan kunci sukses mereka musim ini.

Conte mulai menggunakan formasi tiga bek di September silam. Sejak saat itu, The Blues hampir tak terhentikan. Mereka hanya menelan satu kekalahan, 0-2 dari Tottenham, sejak berganti formasi.

Marcos Alonso dan Victor Moses bermain bagus di sistem tersebut, mereka memberikan daya serang dari kedua sisi lapangan dan membantu para pemain bertahan mencatat rekor kemasukan gol paling sedikit di liga.

"Kuncinya adalah para bek sayap. Sistem itu tidak bisa bekerja kecuali anda memiliki pemain sayap yang bisa menyerang dan bertahan. Ini kualitas penting yang dimiliki Chelsea - mereka harus bisa berlari sepanjang 13 kilometer per laga dan membuat perbedaan di dua sisi," tutur Ballack menurut Evening Standard.

"Ketika mereka harus beradaptasi, itu bisa jadi dengan bentuk lima pemain belakang atau anda bisa menaruh lebih banyak pemain di sisi melebar."

"Para bek tengah adalah pemain yang amat cerdas dan kadang jika sebuah sistem masih terbilang baru untuk para pemain, jika mereka 100 persen yakin dengan perubahan itu, mereka akan beradaptasi dengan cepat."

Wow, Klub China Ingin Beli Pemain Divisi 3 Seharga Rp67 M

Proyek pembangunan sepakbola di China memang sedang galak-galaknya. Buktinya, klub-klub peserta Liga Super China berani membeli pemain dengan banderol yang sangat tinggi.

Tapi, cara klub-klub China dalam membeli pemain tampaknya sudah melewati batas. Bayangkan, baru-baru ini, sebuah klub di China, Henan Jianye, berani melempar penawaran yang begitu tinggi kepada seorang pemain klub Divisi 3 Inggris.

Adalah pemain Scunthorpe United, Kevin van Veen, yang jadi incaran Henan. Saking nafsunya, Henan berani menawar Kevin di angka £4 juta atau setara Rp67 miliar.

"Itu benar. Sungguh tak bisa dipercaya. Saya akan menerimanya langsung jika tawaran resmi datang. Bodoh kalau menolak," kata Kevin seperti dilansir Fox Sport Belanda.

"Saya bisa menghasilkan banyak uang. Tak perlu kerja lagi. Cuma sekali seumur hidup. Luar biasa," lanjutnya.

Lebih gilanya lagi, manajemen Scunthorpe tak mau melepas Kevin dengan harga tersebut. Mereka mau melepas Kevin dengan harga £8 juta.

Penawaran dan permintaan ini jadi tak masuk akal dari kedua klub. Sebab, harga pemain Divisi 3 Inggris sebenarnya cuma berkisar £300 ribu. Itu pun sudah harga maksimal. Dan Kevin, menurut Transfermarkt, hanya layak dihargai sebesar £256 ribu.

China memang menawarkan uang yang begitu besar demi bisa mendatangkan bintang-bintang dunia. Pemain gaek saja, ditawari gaji selangit oleh mereka. Contohnya, Wayne Rooney.

Usia Rooney sudah menginjak 31 tahun. Tapi, klub-klub China rela menjadikan Rooney sebagai pemain dengan gaji tertinggi di dunia.

Kebanyakan dari mereka menawarkan gaji hingga £500 ribu per pekan. Bahkan, ada yang mau menggaji Rooney di angka £700 ribu per pekannya.

AC Milan Sepakat Boyong Putra Diego Simeone?

AC Milan terus memperkuat skuatnya untuk kembali berjaya di Serie A. Klub raksasa Italia itu kini mengincar striker Genoa, Giovanni Simeone.

Giovanni Simeone tampil menawan pada musim perdananya di Serie A. Tercatat, ia sudah mengemas 10 gol dan satu assist dalam 20 laga yang dilakoninya.

Tak heran AC Milan pun kepincut meminang putra dari pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone tersebut. Namun mereka harus bersaing dengan klub papan atas Eropa lainnya seperti Sevilla, Atletico Madrid, dan Villarreal.

Villarreal bahkan telah mengajukan penawaran sebesar 20 juta euro kepada Genoa. Mereka menginginkan Simeone untuk menggantikan Alexandre Pato yang resmi hengkang ke klub Tiongkok, Tianjin Quanjian.

Beruntung tawaran Villarreal ditolak oleh Genoa. Pasalnya, mereka baru saja melepas striker mereka, Leonardo Pavoletti ke Napoli.

Kabar ini pun sampai ke telinga manajemen Milan. Mereka langsung bernegosiasi pribadi dengan Simeone untuk direkrut musim panas nanti.

AC Milan hanya tinggal menunggu kucuran dana dari pemilik baru mereka, Sino-Europe Sports, yang bila tak ada halangan akan tiba di San Siro Maret nanti. Opsi lainnya untuk mendapatkan Simeone adalah dengan menjual Carlos Bacca.

Simeone didatangkan Genoa dari River Plate Agustus tahun lalu seharga 5,1 juta euro.

Bursa Transfer Musim Dingin Serie A Milik Juventus

Bursa transfer Januari memasuki tahap akhir. Sejumlah klub Serie A pun melakukan pembenahan dengan merekrut pemain-pemain yang dianggap memenuhi kebutuhan.

Bursa transfer Serie A untuk Januari 2017 masih dikuasai juara bertahan Juventus. Tim beralias I Bianconeri mengeluarkan 29 juta euro (sekitar Rp 419 miliar) untuk merekrut tiga pemain.

Juventus kembali mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim dingin 2017. Adalah Riccardo Orsolini, eks pemain Ascoli yang resmi bergabung dengan kubu I Bianconeri.

Striker 20 tahun tersebut didatangkan dengan biaya 6 juta euro atau setara Rp85 miliar. Nantinya Ascoli bisa mendapat tambahan 4 juta euro jika Orsolini tampil menawan selama kontraknya berlaku hingga 2021.

“Juventus Football Club mengumumkan rekrutan baru yakni Riccardo Orsolini yang dibawa dari Ascoli dengan harga 6 juta euro dan dibayarkan selama dua tahun. Biaya ini bisa bertambah 4 juta euro lagi, tergantung dari situasi sang pemain,” bunyi pernyataan resmi Juventus.

Rincon diboyong dari Genoa dengan nilai transfer 8 juta euro. Sedangkan Caldara direkrut dari Atalanta, namun yang bersangkutan belum bergabung ke markas Juventus. Pemain Timnas Italia U-21 itu dibiarkan bermain di Atalanta hingga musim 2016/2017 berakhir.

Dengan nilai tersebut, Juventus menjadi tim dengan pengeluaran terbesar pada bursa musim dingin. Di bawah mereka, ada Napoli dengan 18,6 juta euro dan Inter Milan 15,5 juta euro.

Status tim dengan belanja terbesar juga menjadi milik Juventus pada musim panas 2016. Mereka menggelontorkan 162,5 juta euro tahun lalu.

Apabila dibandingkan, pengeluaran Juventus pada musim dingin tentu lebih kecil. Hal ini berbanding lurus dengan tim-tim Serie A lainnya.

Dua puluh kontestan “cuma” mengeluarkan 92,5 juta euro pada musim dingin, berbanding 690,5 juta euro pada musim panas.

Berikut ini adalah 10 pemain termahal Serie A pada bursa Januari 2017:

1. Leonardo Pavoletti (Napoli, 18 juta euro)
2. Mattia Caldara (Juventus, 15 juta euro)
3. Stevan Jovetic (Inter Milan, 13,5 juta euro)
4. Tomas Rincon (Juventus, 8 juta euro)
5. Iago Falque (Torino, 6 juta euro)
6. Riccardo Orsolini (Juventus, 6 juta euro)
7. Kevin Lasagna (Udinese, 4,5 juta euro)
8. Valerio Verre (Sampdoria, 4 juta euro)
9. Filip Djuricic (Sampdoria (3,5 juta euro)
10. Leonardo Morosino (Genoa, 2,5 juta euro)