Minggu, 14 Agustus 2016

Inggris akan Bertemu Dengan Spanyol di Wembley 15 November 2016

indolivescore.com - Tim nasional Inggris akan melawan Spanyol dalam laga persahabatan di Stadion Wembley pada 15 November 2016.

Kedua tim sedang memulai era baru. Saat ini, Inggris dilatih Sam Allardyce menggantikan Roy Hodgson seusai Wayne Rooney dan kawan-kawan tersingkir dari babak 16 besar Piala Eropa 2016.

Spanyol pun melakukan pergantian pelatih usai disingkirkan Italia pada babak 16 besar Piala Eropa 2016. Saat ini, La Furia Roja diasuh Julen Lopetegui pascamundurnya Vicente del Bosque.

Inggris dan Spanyol sudah sering bertemu, baik dalam laga persahabatan atau pertandingan resmi.

Laga nanti merupakan pertemuan yang ke-25 bagi kedua tim. Dalam 24 pertemuan, Inggris sukses meraih 12 kemenangan dan Spanyol mengoleksi 9 kemenangan.

Salah satu kemenangan diraih Spanyol pada pertemuan terakhir dengan membungkam Inggris 2-0 di Estadio Jose Rico Perez, Alicante, pada November 2015.

Namun, The Three Lions-julukan Inggris- punya rapor yang bagus kala terakhir menjamu Spanyol di Wembley. Mereka sukses meraih kemenangan 1-0 pada November 2011. Gol tunggal Inggris diciptakan Frank Lampard.

Dominasi Pelatih Italiano Di Kursi Manajer Liga Primer Inggris 2016/17

indolivescore.com - Liga Primer Inggris musim 2016/17 yang akan dimulai akhir pekan ini, sekarang memiliki magnet yang lebih besar. Bukan hanya soal dana tak terhingga, bukan lagi perkara deretan pesepakbola top yang bercokol, tapi tentang berkumpulnya para pelatih terbaik dunia.

Manajer-manajer top yang sudah bercokol terlebih dahulu layaknya Arsene Wenger, Jurgen Klopp, hingga Claudio Ranieri musim depan akan dihadapkan melawan juru taktik yang lebih kuat, macam Pep Guardiola, Antonio Conte, sampai sosok lawas seperti Jose Mourinho.

Nama-nama di atas begitu ramai jadi bahasan di publik dan media sepakbola, tapi bagaimanapun mereka diwajibkan untuk memenangi persaingan melawan total 19 manajer lain guna jadi kampiun EPL.

Satu fakta unik yang lantas terungkap adalah manajer berkebangsaan Italia ternyata jadi favorit utama klub-klub EPL musim depan. Dari 20 klub yang ikut serta, setidaknya ada empat klub yang menggunakan jasa Italiano.

Jumlah itu bahkan mengalahkan kuantitas manajer di negeri sendiri, Inggris, dengan tiga manajer, diikuti Prancis, Spanyol, dan Wales, yang mengirim dua manajer. Ya, meski pamor sepakbola Italia sudah turun, pelatih yang mereka produksi -- dengan filosofi pragmatis yang khas -- tak bisa dibantah tetap jadi salah satu yang terbaik di dunia.

Dominasi allenatore Italiano sudah dimulai dengan kesuksesan Claudio Ranieri (Leicester City) dan Francesco Guidolin (Swansea City) di EPL musim lalu. Bak stimulus, musim ini EPL menarik dua peracik strategi Negeri Pizza lainnya, yakni Mazzarri yang tangani Watford dan Conte yang didapuk jadi pengasuh baru Chelsea.

Bakal bagaimana aksi para Italiano dalam menangani timnya di EPL musim depan? Simak analisis berikut ini!

Francesco Guidolin adalah nama yang flamboyan di Italia, meski gaungnya kurang terdengar di luar negeri termasuk Inggris. Karenanya ketika melatih Swansea City pada musim dingin lalu, kapten tim, Ashley Williams, bahkan harus googling terlebih dahulu untuk tahu profil manajer barunya.

Sosok Guidolin sendiri merupakan pelatih senior yang amat dihormati di Negeri Pizza. Mulai karier kepelatihan sejak dua dekade silam, namanya melejit bersama Vicenza dan Udinese. Pada klub yang disebut terakhir, sosok 60 tahun itu bahkan sempat membawa tim medioker itu finish di lima besar Serie A Italia selama tiga musim beruntun.

Gaya sepakbola yang diusung pelatih pengoleksi satu Coppa Italia ini terbilang sangat Italia. Filosofi catenaccio ia pegang teguh, tapi dengan variasi taktik yang cukup visioner lewat formasi 4-1-4-1. Salin itu jurus bola mati juga jadi andalannya dalam mencetak gol.

Taktiknya ini ternyata juga ampuh diterapkan di EPL. Hal itu terbukti dengan keberhasilannya meloloskan Swansea dari zona degradasi, lewat raihan 19 poin dari 13 laga. Musim depan dengan skuat yang tak jauh beda dengan musim lalu, Guidolin tampak jadi sosok yang masih realistis untuk menjaga peredaran The Swans di EPL.

Walter Mazzarri juga jadi sosok pelatih yang cukup populer di Italia. Namanya mulai diperhatikan ketika membawa Reggina lolos ke Piala UEFA pada 2006. Empat tahun kemudian, ia juga sempat mengantarkan Sampdoria finish di zona Liga Champions.

Kualitas taktikalnya makin diperhitungkan tatkala sukses memenuhi target Napoli untuk kembali jadi tim elite Italia. Mazzarri rutin meloloskan I Partenopei ke Eropa dan berpuncak ke Liga Champions 2013/14, lewat status runner-up Serie A 2012/13. Sayangnya ketika hijrah ke FC Internazionale, dirinya tak bisa dibilang sukses.

Gaya permainan sosok berusia 54 tahun ini cukup berbeda dari jutu taktik Italia kebanyakan. Mazzarri menekankan skema possession ball, dengan sirkulasi bola diagonal di lini depan guna memaksimalkan kedua sayap. Ia juga gemar memakai formasi tiga bek, untuk lebih total dalam bertahan maupun menyerang.

Profilnya yang cukup tinggi itu membuat banyak pihak heran mengapa Mazzarri menerima pinangan Watford, yang merupakan klub medioker. Kuat diduga pemilik klub yang juga orang Italia, Giampaolo Pozzo, adalah sosok yang sukses menggoda pelatih pengoleksi satu Coppa Italia tersebut.

Sang pemilik ingin The Golden Boys bisa menantang zona Eropa musim depan, bukan hanya sekadar bertahan di EPL layaknya musim lalu. Namun dengan komposisi pemain tersedia dan pengalaman Mazzarri yang baru kali pertama melatih di luar Italia, target itu tampaknya sulit terjadi. Salvezza (sekadar bertahan di kompetisi teratas) jadi tujuan yang lebih rasional.

Sebelum melatih Leicester City, nama Claudio Ranieri sejatinya sudah populer di kancah persepakbolaan Eropa. Ia adalah pelatih senior dengan segudang pengalaman melatih di dalam maupun luar Italia.

Namun Ranieri lebih dipandang sebagai pecundang, karena dalam karier melatihnya yang menyentuh masa dua dekade, hanya piala-piala kecil yang sanggup dihadirkannya. Skema permainan yang diusungnya juga konsisten menuai kritik, karena tak jelas titik fokusnya.

Terus diremehkan, segalanya lantas berubah di penghujung kariernya tatkala ditunjuk jadi manajer Leicester. Diperkuat oleh skuat medioker dengan filosofi bermain nothing to lose, The Tinkerman secara spektakuler membawa timnya jadi kampiun EPL musim lalu!

Namanya kemudian diagung-agungkan, tapi Ranieri tetap merunduk bagai padi. Ia tak lantas optimistis kembali hadirkan keajaiban musim depan, karena target awalnya adalah cukup menyelamatkan Leicester dari degradasi. Satu hal yang tentu sangat mungkin dilakukannya.

Antonio Conte adalah salah satu pelatih yang paling diperhitungkan di dunia. Ia memulainya kala menangani raksasa Italia, Juventus, sebagaimana dirinya mempersembahkan hat-trick Scudetto dan sepasang Piala Super Italia.

Hebatnya Conte membawa Juve ke trek-nya, setelah selama dua musim sebelumnya hanya finish di peringkat tujuh Serie A. Ia melanjutkan sinarnya ketika ditunjuk melatih timnas Italia yang tengah seret generasi. Meski begitu Gli Azzurri mampu disulap jadi tim yang paling mengesankan sepanjang Euro 2016 lalu, walau terhenti di perempat-final.

Berbekal kualitas dan sejarahnya, memang terasa sangat tepat bagi Chelsea yang tengah terpuruk menunjuk Conte sebagai pengusung kebangkitan. Pelatih berusia 47 tahun itu sudah sangat ngelotok mengurai situasi The Blues yang kusut.

Selain itu secara statistik, sosok yang hobi menerapkan formasi 3-5-2 itu tergolong spesial. Ia mampu menorehkan rerata 1,93 poin setiap partainya, dengan persentase menang mencapai 55,3 persen. Permainan Chelsea yang dikenal membosankan pun dijamin bakal lebih atraktif, menuruti filosofi sang manajer.

Satu ketakutan adalah soal pengalaman Conte yang tak pernah berkarier -- baik sebagai pemain maupun pelatih -- di luar Italia. Bahasa, kultur, dan budaya di Inggris bisa jadi masalah terbesarnya.

Akankah AC Milan Bangkit di Bawah Pemilik Baru?

indolivescore.com - Sebagai pemegang gelar juara Liga Champions tujuh kali, AC Milan menjadi raksasa tidur dalam beberapa tahun terakhir pasca tim-tim Italia mengalami krisis finansial.

Dan kini Silvio Berlusconi telah mengatakan kepada penggemar AC Milan bahwa kelompok yang mengakuisisi saham mayoritas di klub memiliki “sumber daya dan kehendak” untuk membuat Rossoneri menjadi salah satu tim terbaik dunia sekali lagi.

Konsorsium China Sino-Eropa Sports Investment Management Changxing telah setuju untuk membeli saham Berlusconi sebesar 93,93 persen di klub San Siro, dan kelompok itu telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar € 350 juta selama tiga musim berikutnya.

Berlusconi, yang menyelamatkan AC Milan dari kebangkrutan ketika ia mengakuisisi klub pada bulan Februari 1986, sukses mempersembahkan lima Piala Eropa di antara 28 trofi selama 30 tahun bertugas dan dia telah menuliskan pesan perpisahan emosional kepada para pendukung tim di Facebook.

Dia mengatakan, “Tiga puluh tahun yang lalu saya membeli Milan sebagai tindakan kasih. Saya menjual untuk suatu tindakan kasih yang lebih besar: Saya mempercayakan tim untuk sebuah kelompok yang memiliki sumber daya yang diperlukan dan kemauan untuk berinvestasi untuk membawa Milan kembali bersaing dengan klub-klub besar internasional.”

“Tentu, saya sedih, tetapi juga tenang dalam keyakinan saya bahwa saya telah sekali lagi bertindak untuk kebaikan Milan, dan saya akan terus menjadi penggemar paling bersemangat untuk mereka.”

“Kenangan 30 tahun ini akan tetap berada di hati saya, dengan kenangan besar yang tidak dapat ditandingi. Saya merasa terhormat untuk memimpin tim yang saya suka sampai menjadi klub paling sukses di dunia.”

Milan telah memenangkan delapan gelar Serie A dengan Berlusconi dan telah menghasilkan banyak pemain besar Italia seperti Paolo Maldini hingga Alessandro Nesta dalam sejarah klub.

Berlusconi dan wakil presiden Adriano Galliani mengemban tugas untuk membawa pemain terbaik dari seluruh dunia ke San Siro, termasuk Marco van Basten, Andriy Shevchenko dan Kaka, tapi klub telah lima tahun tanpa memenangkan gelar dan telah finish di luar tiga besar di Serie A selama tiga musim berturut-turut.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Starting IX Termahal di Dunia Didasarkan Atas Nilai Transfernya

Ini Starting IX Termahal di Dunia


indolivescore.com - Dalam dua dekade terahir ini, sepakbola telah merubah wajahnya. Kini, sepakbola bukan hanya sekedar olahraga, melainkan bisnis yang sangat menjanjikan.

Hal itu ditandai dengan adanya transfer pemain yang nilainya melangit dan tak masuk akal. Setiap tahun, selalu saja ada pemain yang mencatatkan rekor pemain termahal.

Di antara klub-klub elit eropa nan kaya raya, Real Madrid sepertinya menjadi yang terdepan dengan 5 kali memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia sejak 2000 lalu.

Tahun ini, hal itu dipatahkan Manchester United yang menebus Paul Pogba yang berposisi sebagai gelandang senilai £89 juta!

Sementara, setiap pemain dengan posisinya masing-masing, juga mencatatkan rekor transfer.

Berikut starting IX termahal dunia didasarkan atas nilai transfernya

Kiper:
Gianluigi Buffon (£32.6 juta)
Sampai saat ini, Buffon masih menjadi kiper termahal dengan mencatatkan nilai transfer £32.6 juta kala ia dibeli Juventus dari Parma pada 2001 silam. Hingga kini, Buffon pun menjadi kiper legenda yang masih merumput dan setia kepada Juve.

Full Back:
Lilian Thuram (£22 juta) dan Luke Shaw (£28 juta)
Thuram dibeli Juventus berbarengan dengan Buffon dari Parma dan masih memegang rekor sebagai fullback termahal kedua hingga saat ini. Meski tangguh sebagai bek kanan, ia juga tak mengecewakan dipasang di tengah.
Sementara, Shaw menjadi bek termahal dunia hingga saat ini yang berposisi di kiri. Ia didatangkan Manchester United dari Sauthampton dengan biaya £28 juta.

Centre Back:
John Stones (£47.5 juta) dan David Luiz (£40 juta)
John Stones akhirnya menjadi milik Manchester City setelah dibeli seharga £47.5 juta dari Everton. Bek Inggris 22 tahun itu telah menjadi target berbagai klub di Inggris dan luar negeri dan menempatkannya sebagai yang termahal untuk posisi bek tengah.
Di tempat kedua dengan posisi yang sama, ada David Luiz yang ditebus PSG seharga £40 juta dari Chelsea pada 2014 lalu. Kala itu, ia pun diincar Barcelona dan sejumlah klub lainnya.

Gelandang:
Paul Pogba (£89 juta), James Rodriguez (£63 juta) dan Kaka (£56 juta)
Paul Pogba baru saja dinobatkan sebagai pemain termahal dunia setelah transfernya dari Juventus ke Manchester United tembus £89 juta. Selain United, Real Madrid juga disebut mengejarnya, namun ia memilih pulang ke klub yang pernah membuangnya. Belakangan diketahui hal itu atas saran dan nasehat sang ibundanya.

Real Madrid menghabiskan uang besar untuk menandatangani James Rodriguez setelah penampilannya di Piala Dunia 2014. Dengan menyabet Golden Boot, tentu tak akan membuat ragu Madrid membelinya seharga £63 juta. Ia pun sukses di musim pertamanya dengan mencetak 17 gol dan 13 assist di semua kompetisi. Sayang, kini ia lebih banyak berada di bangku cadangan.

Kepindahan Kaka ke Real Madrid disebut-sebut sebagai upaya AC Milan untuk menyelamatkan klub Italia itu dari tumpukan hutang yang luar biasa. Ia pun akhirnya dibeli Madrid dengan harga £56 juta, sekaligus menandai kelanjutan proyek Los Galacticos Madrid.

Sayap:
Cristiano Ronaldo (£80 juta) dan Gareth Bale (£86 juta)
Kedua pemain ini sama-sama mencatatkan diri sebagai pemain termahal dunia kala dibeli Real Madrid. Jika nilai pembelian keduanya digabungkan, maka akan didapat hasil £166 juta!
Dominasi Barca di bawah asuhan Pep Guardiola adalah salah satu alasan Madrid mendatangakan Ronaldo dari Manchester United. Hasilnya, performa Madrid pun mengalami grafik kenaikan.

Sementara, Bale menyusul kemudian setelah dibeli dari Tottenham Hotspurs pada 2013 dan berdampak instan bagi Madrid. Dengan perannya yang berbagi bersama Ronaldo, Madrid menjadi klub yang cukup berbahaya di sektor sayap. Dan, hal itu dibuktikan hingga hari ini.

Striker:
Gonzalo Higuain (£75.3 juta)
Hengkangnya striker Argentina ini dari Napoli ke Juventus diwarnai kontroversi sekaligus menjadi striker termahal dunia dengan tebusan mencapai £75.3 juta!
Kini, bersama Dybala, keduanya diyakini bakal lebih trengginas dalam mengoyak jala lawan dan memberikan jaminan kemenangan bagi Juventus.

Formasi yang Akan Digunakan MU Setelah Bergabungnya Pogba

Menebak Formasi MU Usai Beli Pogba


indolivescore.com - Manchester United baru saja resmi mendapatkan Paul Pogbadari Juventus. Gelandang berkebangsaan Prancis itu menjadi rekrutan keempat manajer anyar Jose Mourinho di musim panas ini setelah penyerang Zlatan Ibrahimovic, gelandang Henrikh Mkhitaryan dan bek Eric Bailly.

Untuk mendapatkan Pogba, MU harus memecahkan rekor transfer termahal di dunia. Setan Merah membayar mahar 105 juta euro kepada Juventus. Nilai transfer ini akan bertambah lima juta euro sesuai dengan prestasi Pogba di Old Trafford.

Selain itu, MU kabarnya juga harus menanggung komisi kepada agen Pogba, Mino Raiola, sebesar 20 juta euro. MU rela membayar mahal untuk memiliki Pogba karena Mourinho sangat membutuhkan pemuda 23 tahun itu. Pogba merupakan kepingan untuk melengkapi puzzle tim impian MU di era kepelatihan Mourinho.

"Dia telah berubah menjadi jantung bagi klub ini untuk satu dekade ke depan atau lebih," ungkap Mourinho).

"Paul adalah salah satu pemain terbaik di dunia dan akan menjadi bagian penting dari tim United yang saya ingin bangun untuk masa depan," tutur pelatih asal Portugal ini.

"Pada usia 23 tahun, dia telah berubah menjadi posisinya sekarang dan untuk bertahun-tahun nanti. Dia muda dan akan terus memperbaiki penampilannya," ujar mantan pelatih Inter Milan ini.

Pogba akan bermain sebagai gelandang bertahan berduet dengan Michael Carrick atau Marouane Fellaini pada formasi 4-2-3-1.

Pogba sebenarnya tidak terlalu suka bermain di posisi gelandang bertahan pada formasi 4-2-3-1. Pasalnya Pogba tampil tak maksimal di timnas Prancis pada Piala Eropa 2016 ketika dimainkan di depan empat pemain belakang.

Selama bermain di Juventus, Pogba bisa mengeluarkan permainan terbaiknya karena mendapat kebebasan dalam bermain. Pogba menjadi motor serangan tim. Dia juga sering membantu pertahanan.

Sedangkan ketika bermain bersama timnas Prancis pada formasi 4-2-3-1, Pogba lebih banyak bertahan sehingga tak terlalu produktif. Dia hanya menjaringkan satu gol di Piala Eropa.

Akan sangat mubazir bila Pogba ditempatkan sebagai gelandang bertahan. Sebab Pogba merupakan pemain yang sangat lengkap. Dia punya skill individu di atas rata-rata, tendangan geledek dan juga tekel akurat untuk menghentikan serangan lawan.

Seandainya Pogba kembali tidak bersinar dengan formasi 4-2-3-1, Mourinho kemungkinan harus mengubah formasi untuk memaksimalkan Pogba atau mengorbankan Wayne Rooney.

Pogba akan dimainkan lebih menyerang sehingga membuat Rooney dicadangkan. Alternatif lain yang lebih memungkinkan adalah MU kembali bermain dengan 4-4-2 dengan Rooney diduetkan bersama Zlatan Ibrahimovic di lini depan.

Kebetulan di awal kedatangan di MU, Mourinho pernah menyatakan ingin mengembalikan Rooney menjadi penyerang.

"Normal, pada usianya, bagi pesepakbola untuk mengubah sedikit tapi satu hal yang tidak akan pernah berubah adalah selera untuk memasukkan bola ke gawang," terang Mourinho dalam jumpa pers perdana sebagai manajer MU, Selasa (5/7/2016).

"Dia mungkin bukan pemain nomor 9 lagi tapi, bagi saya, dia tidak akan pernah menjadi pemain nomor 6. Dia tidak akan pernah berada 50 yard dari gawang. Ya, dia memiliki umpan yang bagus tapi saya juga memiliki umpan bagus bila tanpa tekanan."

Gagal Jadi Pemain Bola, Pria ini Jadi Tersangka Pembunuhan

Pernah Trial di Chelsea, Sosok Ini Kini Jadi Tersangka Pembunuhan


indolivescore.com - Masa depan seseorang tak ada yang tahu. Hal inilah yang terjadi pada seorang pemain bernama Josef Hallgren. Sempat diklaim sebagai calon bintang masa depan, Hallgren kini harus meringkuk di sel penjara.

Pada 2013 lalu, nama Hallgren menjadi salah satu pemain sayap muda dengan masa depan cerah di Swedia. Hallgren yang ketika itu berusia 18 tahun pun menjadi incaran sejumlah klub top Eropa. Ia pernah menjalani trial di klub seperti Chelsea, Rangers, Hamburg hingga Heerenveen.

Sayang ia tak mampu mengembangkan bakat hebatnya dengan sebaik mungkin. Dilansir Expressen, awal pekan kemarin Hallgren divonis pengadilan Swedia dengan hukuman penjara selama 14 tahun karena terbukti melakukan pembunuhan.

Pada 18 Maret 2015 lalu, ketika sebuah bar sedang dipenuhi fans yang menyaksikan laga Liga Champions antara Barcelona kontra Manchester City, Hallgren bersama gengnya melakukan penyerangan yang menewaskan dua orang serta melukai delapan orang lainnya.

Salah satu mantan pelatihnya menyatakan tidak kaget dengan kelakuan Hallgren ini. "Ia adalah pesepakbola yang fantastis. Tapi ia juga punya sesuatu yang gelap di matanya, sejenis kesedihan,"

Arsenal Incar Lewandowski dan Antoine Griezmann?

Arsenal Incar Lewandowski dan Antoine Griezmann?


indolivescore.com - Arsenal hanya akan membeli pemain top jika membeli striker pada musim panas ini. Robert Lewandowski dan Antoine Griezmann adalah dua target yang dilirik Arsene Wenger.

Menurut kabar yang dilansir The Sun, pilihan utama Arsenal jatuh pada Lewandowski. Namun proses negosiasi dengan Bayern Munich disebut masih berjalan lamban karena klub Jerman tersebut meminta tebusan mahal.

Jika gagal mendapatkan Lewandowski, Wenger disebut akan mengalihkan perhatian pada pemain terbaik di Euro 2016, Griezmann. Namun untuk mendapatkan pemain Atletico Madrid tersebut juga dipercaya sulit karena pemain 25 tahun tersebut baru saja memperpanjang kontraknya lima tahun ke depan pada bulan Juni lalu.

Bagaimanapun masih ada harapan bagi Arsenal mendapatkan Griezmann jika bersedia menebus klausul rilis pemain senilai 85,5 juta pounds.

Selain pilihan di atas, Arsenal juga menjadikan pemain Lyon Alexandre Lacazette sebagai alternatif. The Gunners telah mengajukan penawaran 29 juta pounds untuknya.