Senin, 22 Agustus 2016
Real Madrid Era Zidane Akan Benamkan Masa Keemasan Barca
Ya, Kaka meamng sudah mengatakan bahwa Real Madrid akan bisa menjadi tim yang mampu mengakhiri dominasi Barcelona di La Liga dalam beberapa tahun terakhir. Jelas bukan klaim sembarangan.
Dianggap sebagai pelatih kurang berpengalaman, Zinedine Zidane malah terbukti mampu membawa timnya memanaskan persaingan La Liga hingga pekan terakhir, sebelum mengalahkan Atletico Madrid di final Liga Champions dan bahkan secara meyakinkan sukses merebut trofi Eropa ke-11
“Saya kira ketika anda memenangkan Liga Champions, anda seperti ada di puncak dunia. Itu adalah turnamen terpenting. Namun tentu saja tahun ini, Madrid akan coba untuk memenangkan semuanya, karena mereka wajib menang,” tutur Kaka melalui Omnisport.
“Sudah beberapa tahun semenjak Madrid memenangkan La Liga, jadi Zidane akan mencoba untuk melakukannya, karena mereka sudah memenangkan Liga Champions.”
“Zidane mendapat respek dari semua orang karena ia sudah memenangkan semuanya sebagai pemain dan juga pelatih, ia membantu mereka juara di kompetisi terpenting. Saya kira sekarang ia ingin memenangkan liga. Tentu jika ia bisa, ia akan coba memenangkan semua, tiga gelar juara. Itu hal terpenting di Spanyol jika anda bisa memenangkan semua, maka sempurna.”
“Ia akan coba memenangkan La Liga dan mempertahankan Liga Champions. Dan juga memenangkan Piala Dunia Antarklub. Mereka baru juara Piala Super. Jadi Zidane melakukan tugas yang amat bagus,” pungkasnya.
Mourinho Berupaya Mengembalikan Keangkeran Old Trafford
Dalam beberapa musim terakhir Manchester United kesulitan meraih hasil maksimal di kandang sendiri. 'Setan Merah' kini akan berupaya membuat Old Trafford angker lagi untuk lawan.
MU sudah menelan 12 kekalahan kandang pada partai liga di tiga musim terakhir. Padahal jumlah kekalahan yang sama terjadi dalam kurun waktu delapan musim terakhir era Sir Alex Ferguson.
Musim lalu ada Norwich City dan Southampton yang menang di Theatre of Dreams. Di 2014-15, Swansea City mengawali musim dengan kemenangan di Old Trafford, selain juga Southampton dan West Bromwich Albion.
Sepanjang 2013-14, MU bahkan tunduk tujuh kali di kandang sendiri; atas West Bromwich Albion, Everton, Newcastle United, Tottenham Hotspur, Liverpool, Manchester City, dan Sunderland.
Pekan ini MU akan menjalani partai kandang pertamanya di Premier League 2016-17 dengan menjamu Southampton, yang selama dua musim terakhir selalu pulang dari Old Trafford dengan poin penuh.
Jose Mourinho, yang dicatat punya sembilan kekalahan kandang di liga dalam karier kepelatihannya, bertekad mengembalikan keangkeran MU di kandang sendiri. Namun, peracik taktik yang pernah melaju tak terkalahkan di partai kandang liga selama lebih dari 9 tahun itu bersikeras pekerjaan utama bukanlah dilakukan oleh dirinya, melainkan perpaduan kinerja tim plus sokongan semangat dari suporter.
"Bukan saya, melainkan tim, ya. Para suporter juga membantu. Segalanya dimulai di sini; hubungan antara tim dan suporter," ucap Mourinho di Reuters.
"Jika ada sebuah hubungan maka faktor untuk menjadi amat tangguh di kandang harus kembali ada. Cara main kami (membantu) dan kalau para suporter (memainkan peranannya) maka lawan takkan punya kesempatan," sebutnya.
Catatan kandang MU dalam beberapa musim terakhir Premier League
Era pasca-Sir Alex Ferguson
2015-16: 12 menang, 5 seri, 2 kalah, 27 gol- 9 kebobolan (41 poin kandang dari total 66 poin saat finis posisi lima)
2014-15: 14 menang, 2 seri, 3 kalah, 41 gol-15 kebobolan (44 poin kandang dari total 70 poin saat finis posisi empat)
2013-14: 9 menang, 3 seri, 7 kalah, 29 gol-21 kebobolan (30 poin kandang dari total 64 poin saat finis posisi tujuh)
Era delapan musim terakhir Sir Alex Ferguson
2012-13: 16 menang, 0 seri, 3 kalah, 45 gol-19 kebobolan (48 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi satu)
2011-12: 15 menang, 2 seri, 2 kalah, 52 gol-19 kebobolan (47 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi dua)
2010-11: 18 menang, 1 seri, 0 kalah, 49 gol-12 kebobolan (55 poin kandang dari total 80 poin saat finis posisi satu)
2009-10: 16 menang, 1 seri, 2 kalah, 52 gol-12 kebobolan (49 poin kandang dari total 85 poin saat finis posisi dua)
2008-09: 16 menang, 2 seri, 1 kalah, 43 gol-13 kebobolan (50 poin kandang dari total 90 poin saat finis posisi satu)
2007-08: 17 menang, 1 seri, 1 kalah, 47 gol- 7 kebobolan (52 poin kandang dari total 87 poin saat finis posisi satu)
2006-07: 15 menang, 2 seri, 2 kalah, 46 gol-12 kebobolan (47 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi satu)
2005-06: 13 menang, 5 seri, 1 kalah, 37 gol- 8 kebobolan (44 poin kandang dari total 83 poin saat finis posisi dua)
3 Kiper Terbaik di Dunia Menurut Gianluigi Bufon
Dalam dua laga kompetisi yang sudah dijalani Man City, yaitu di ajang play-off Liga Champions melawan Steaua Bucharest, dan melawan Sunderland di ajang Premier League, pelatih Josep Guardiola selalu memainkan Willy Caballero sebagai penjaga gawang.
Nasib Hart semakin berada di ujung tanduk karena kabarnya Guardiola bakal memboyong Claudio Bravo dari Barcelona. Bravo nantinya akan jadi kiper utama.
Sebagai orang yang sudah lama mengetahui kapasitas kiper-kiper terbaik di Eropa, Buffon sangat menyayangkan sikap Guardiola yang begitu saja mencampakkan Joe Hart. Karena dalam penilaian Buffon, Hart adalah salah satu dari tiga kiper terbaik dunia saat ini.
Menurut Buffon, kiper terbaik di dunia saat adalah David de Gea dari Manchester United dan Manuel Neuer dari Bayern Munchen. Lantas Joe Hart, kata Buffon, berada di bawah kedua kiper top tersebut. Karena itulah Buffon menilai seharusnya Hart masih jadi pilihan terbaik untuk City saat ini.
“Dia sudah tampil konsisten selama lebih dari 5-6 tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa dia salah satu kiper terbaik dunia. De Gea dan Neuer adalah dua kiper luar biasa saat ini. Setelah itu, tidak ada lagi pemain yang punya level lebih tingggi daripada Hart,” ungkap Buffon dilansir Soccernet.
“Dia bisa jadi kiper hebat dalam beberapa tahun ke depan, tidak peduli apakah itu di Manchester City atau klub lain. Dia itu berkarakter, dan itu salah satu hal penting yang harus Anda punya sebagai seorang kiper,” jelas Buffon.
Minggu, 21 Agustus 2016
Juli Proven, Model Seksi Idolakan Pemain Real Madrid Ini
Punya wajah tampan dan karier yang gemilang seperti James Rodriguez, gelandang Real Madrid, adalah impian hampir semua pria. Berkat dua hal itu, Rodriguez pun memiliki banyak penggemar, tak terkecuali fans dari kaum hawa.
Salah satu penggemar mantan pemain AS Monaco ini adalah sosialita cantik dan seksi bernama Juli Proven. Meski Rodriguez sudah memiliki istri, Juli tak sungkan mengagumi pemain internasional Kolombia tersebut.
Juli berprofesi sebagai model pakaian dalam ternama asal Kolombia, negara kelahiran Rodriguez. Namanya semakin dikenal publik karena ia gemar memamerkan foto-foto seksinya di media sosial. Beruntung bagi Rodriguez, ternyata Juli adalah seseorang yang begitu mengidolainya.
Wajar jika Rodriguez memiliki fans secantik Juli. Itu karena Rodriguez memiliki segala hal yang diinginkan semua wanita di dunia. Hal itu pula yang mendasari Juli mengidolakan Rodriguez. Hal itu terungkap dari kabar yang dilansir Mundo Deportivo.
"Saya suka menonton sepak bola dengan bir di tangan," kata Juli yang gemar memamerkan foto-foto seksinya lewat akun Instagram @juliproven.
Di sisi lain, Rodriguez sendiri sedang dalam situasi yang tak nyaman di Madrid. Hal itu harus dihadapi Rodriguez sejak Zinedine Zidane diangkat sebagai pelatih. Sejak Zidane datang, Rodriguez tak lagi menjadi pilihan utama skuat Los Blancos.
Tengok saja kesempatan yang didapat Rodriguez di musim 2015/2016. Rodriguez hanya dimainkan dalam 26 pertandingan La Liga. Bahkan, hanya 17 kali ia tampil sebagai starter.
Itu mengapa Rodriguez dirumorkan bakal dijual Zidane di bursa transfer musim panas ini. Kabarnya, klub yang berminat memboyong pemain berusia 25 tahun itu harus membayar 65 juta pounds. Dua klub yang dilaporkan sudah berminat adalah Arsenal dan Chelsea.
Barcelona, Real Madrid dan Atletico Siapa yang Juara La Liga?
Pekan ini, pecinta sepak bola akan disugukan dengan berbagai pertandingan-pertandingan bergengsi antara klub-klub terbaik Eropa, baik di Liga Priemer Inggris, Spanyol maupun lainnya. La Liga Spanyol musim 2016/2017 dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini.
Khusus untuk La Liga Spanyol, tiga klub papan atas, yakni Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid bakal menunjukan kemampuan mereka agar bisa finis di peringkat pertama. tiga klub raksasa ini akan menunjukan permainan mereka dengan baik.
Barcelona yang masih tetap mengandalkan Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar (MSN) di lini depan, Real Madrid juga sebaliknya, masih tetap mengandalkan Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema. Namun Real saat ini sedikit diuntungkan dengan bergabungnnya Alvaro Morata, sedangkan Atletico masih tetap mengandal Antoinio Grizmann di lini depan, Diego Simeone sebagai pelatih yang konsisten, serta dibantu dengan sistem pertahanan yang sangat baik.
Barcelona akan bertandang ke markas Real Betis pada Sabru (3/9), Real Madrid bertandang ke markas Real Sociedad, dan Atletico Madrid ke Alaves.
Alasan Barcelona Bisa Menang:
Pelatih Luis Enrique masih mengandalkan trio Messi, Suarez, Neymar (MSN) di lini depan, yang mana, ketiga bintang Barcelona ini sudah membuktikan keganasan mereka untuk mengancam gawang lawan. Bukan hanya MSN yang diandalkan Enrique, namun Andre Gomes dan Denis Suarez dilini tengah juga dapat membantu memaksimalkan jalannya bola di lini depan. Sedangkan Samuel Umtiti dan Lucas Digne memperkuat lini belakang. Dari susunan pemain ini, Enrique mengklaim, jika pemain adalah yang terbaik di dunia.
Mengapa Barcelona bisa kalah:
Dari musim kemarin hingga musim 2016/2017, Barcelona masih bergantung pada trio MSN, hasil penelitian, mereka sedikit cedera di tahun lalu. Sedangkan Barcelona kurang memiliki stok pemain di lini depan, belum lagi Barcelona tidak memiliki pemain pengganti yang sepadam dengan tpemain utama.
Alasan Real Madrid Bisa Menang:
Real Madrid berhasil menutup musim kemarin dengan berada di peringkat kedua di bawah Barcelona dengan selisih dua poin. Musim 2016/2017 ini, pelatih Zinedin Zidane telah melakukan persiapan yang matang, bahkan dirinya telah menyusun strategi baru guna mendapatkan hasil baik dari tiga penyerangnya, Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema. Belum lagi ditopang dengan kehadiran Alvaro Morata. Real juga memiliki modal bagus untuk menjadi champion La Liga.
Mengapa Real Madrid Bisa Kalah:
Sejak 2012, Real tercatat belum memenangkan La Liga, sementara itu, pelatih Zinedin Zidane baru saja melatih Real, meski berhasil membawa Real menjuarai Liga Champion musim kemarin, namun Zidane kurang memiliki jam terbang sebagai pelatih.
Mengapa Atletico Madrid Bisa Menang:
Saat ini, Atletico masih memiliki pelatih Diego Simoene, yang sangat baik dan konsisten dengan tujuan utama untuk memenangkan setiap pertandingan. Selain pelatih yang bagus, Atletico masih mempertahankan pemain kunci mereka, Antoinio Grizmann dan pemain belakang mereka yang dikenal sangat kuat. Atletico di musim kemarin hanya kebobolan 18 gol dari 38 pertandingan. Modal ini sebagai semangat untuk menjadi juara di tahun ini.
Mengapa Atletico Madrid bisa kalah:
Dalam kualitas pemain, Atletico tidak bisa bersaing dengan dua rival mereka, yakni Barcelona dan Real Madrid, meski pelatih Simeone memiliki konsisten yang kuat. Kevin Gameiro baru saja bergabung setelah dibeli dari Sevilla. Tetapi Atletico tidak memiliki mesin pencetak gol yang tangguh seperti Messi, Suarez dan Neymar.
Tiga klub papan atas La Liga ini akan menunjukan permainan yang terbaik, agar bisa finis dengan hasil terbaik. Tiga pelatih hebat ini telah menyiapkan strategi jitu untuk menumbangkan lawan mereka.
Daftar 10 Klub Sepak Bola Terkaya 2016
Sepak bola tidak hanya sekedar permainan, tetapi budaya. Budaya yang diikuti oleh jutaan orang di seluruh dunia. Pemain sepak bola saat ini sudah seperti selebriti. Dengan pertumbuhan sepak bola, nilai dari tiap tim juga meningkat.
Berikut adalah daftar 10 klub sepak bola terkaya menurut keseluruhan nilai pemain dalam skuat sampai Mei 2016,
10. Tottenham Hotspur, seluruh tim bernilai 1020 juta USD, dengan penghasilan tambahan 310 juta USD. Tim ini tahun lalu tidak masuk 10 besar, tetapi tahun ini masuk menggantikan AC Milan yang turun ke posisi 13.
9. Juventus, dalam 1 tahun tim ini berhasil menaikkan nilainya dari 837 juta USD menjadi 1300 juta USD. Tim ini juga memiliki penghasilan tambahan 390 juta USD.
8. Liverpool, nilai tim ini 1550 juta USD dengan penghasilan tambahan 471 juta USD. Tim ini sudah berada di peringkat 8 selama beberapa tahun dengan nilai tim yang terus bertambah.
7. Chelsea, jika kita membandingkan dengan tahun 2015 maka peringkatnya turun dari tahun sebelumnya. Namun nilai tim meningkat menjadi 1660 juta USD dengan penghasilan tambahan 505 juta USD.
6. Manchester City, tim dari Inngris ini bernilai 1920 jutaUSD dengan penghasilan tambahan 558 juta USD. Nilai ini lebih tinggi dari tahun lalu tetapi peringkatnya justru turun.
5. Bayen Munich, nilai tim Jerman ini 2680 juta USD dengan penghasilan tambahan 675 juta USD dan nilainya meningkat tiap tahun.
4. Manchester United, tim ini turun 2 peringkat dari tahun lalu dengan nilai 2020 juta USD dengan penghasilan tambahan 524 juta USD. Pada tahun 2015 tim ini bernilai 3100 juta USD.
3. Arsenal, tim ini berada pada peringkat 7 di tahun 2015 dan sekarang naik ke peringkat 3. Nilai tim ini naik dari 1310 juta USD naik menjadi 3315 juta USD dalam waktu 1 tahun.
2. Barcelona, klub Spanyol ini konsisten berada di peringkat ke 2 dengan nilai 3320 jutaUSD. Ya! nilainya sangat banyak tapi bukan yang nomer 1. Dengan pemain yang luar biasa tim ini adalah salah satu tim favorit yang sangat kaya.
1. Real Madrid, tim ini selalu di peringkat 1 dan terus menjadi yang terbaik. Tim ini dianggap salah satu tim paling berharga di seluruh dunia dengan nilai tim 3650 juta USD. Tim ini tidak hanya kuat tetapi juga terkaya yang dipimpin para pemain terbaik.
Bundesliga yang Terus Lahirkan Bintang Belia Sepak Bola
Bursa transfer musim panas ini mungkin menjadi topik yang sangat menarik untuk disimak oleh para penggemar sepak bola. Salah satunya kepindahan sensasional Gonzalo Higuain ke Juventus dan biaya pulang kampung Paul Pogba ke Manchester United yang teramat besar. Namun, terdapat kisah menarik dari pasar transfer Bundesliga kali ini. Beberapa klub Jerman justru memboyong para talenta muda dengan biaya yang lumayan lebih rendah.
Saat sejuta pasang mata hanya terpaku pada satu tren kompetisi mereka cenderung untuk memalingkan wajah dari hal lain yang menurutnya tidak penting untuk di simak. Ketika kedatangan Higuain yang memecahkan rekor transfer termahal sepanjang sejarah Seri A, mungkin beberapa orang tak peduli tentang hadirnya Breel Embolo ke FC Schalke 04. Penyerang muda asal Swiss tersebut memilih untuk mendarat ke Veltins Arena dan menolak sejumlah tawaran yang datang dari klub-klub Liga Primer Inggris seperti, Arsenal dan Manchester United.
Sebelum Embolo sudah banyak pemain muda atau para wonderkidlain yang mendarat di Bundesliga. Juara bertahan Bayern Muenchen berhasil mengamankan tanda tangan pemain muda terbaik milik Portugal, Renato Sanches. Borussia Monchengladbach mendatangkan kapten timnas junior Prancis, Mamamdou Doucoure. Sementara, Werder Bremen sukses mendaratkan 'Paul Scholes dari Hungaria', Laszlo Kleinheisler. Bahkan, alih-alih hijrah ke tim di liga lain, wonderkid asal Jerman Timo Werner justru bergabung dengan tim promosi RB Leipzig.
Borussia Dortmund adalah tim yang paling banyak memborong pemain muda. Skuat asuhan Thomas Tuchel tersebut berhasil mendatangkan Ousmane Dembele dan Mikel Merino, juga dua pemain muda yang tampil cemerlang di gelara Piala Eropa 2016, Emre Mor (Turki) dan Raphael Guerreiro (Portugal).
Banyak dari kalangan pencita sepak bola mungkin tidak mengetahui bahwa pemain muda berbakat berbondong-bondong hijrah ke kompetisi Jerman, dengan alasan jam terbang yang mungkin didapat oleh mereka lebih banyak ketimbang harus merumput di Liga Inggris. Pengalaman bermain yang banyak tentunya memang menjadi landasan utama mengapa wonderkid memilih Bundesliga sebagai destinasi terbaik.
Seperti diketahui, pemain yang bernama lengkap Renato Junior Luz Sanches pun menjadi bagian dari rombongan pemain muda yang hijrah ke Bundesliga. Namun, berbeda dengan pemain-pemain lain, pemain yang tumbuh bersama Benfica youth team ini memilih untuk membela klub besar Jerman, Bayern Muenchen. Benar-benar sebuah langkah besar sekaligus gebrakan bersejarah dalam hidup pemain yang mengantarkan Portugal menjadi juara Piala Eropa 2016 ini.
Seperti dilansir laman resmi Bundesliga, Sanches mengatakan bahwa Die Bavarian akan menjadikannya sebagai pemain yang jauh lebih baik. Apalagi, Muenchen akan tampil dalam Liga Champions Eropa, kompetisi yang berisikan pemain terbaik dari daratan Eropa.
"Saya ingin menjadi salah satu yang terbaik. Untuk melakukannya, saya juga harus belajar langsung dari yang terbaik. Saya ingin segera menjadi bagian penting dari tim ini, tim yang tampil dalam Liga Champions Eropa dan juga juara Bundesliga,” ujar Sanches.
Sanches adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah, dengan peran dominan yang dijalankan adalah sebagai seorang breaker dan box-to-box midfielder. Peran inilah yang berhasil ia emban di Benfica dengan baik, juga di timnas Portugal selama gelaran Piala Eropa 2016.
Namun apabila diperhatikan lagi, Sanches punya peluang besar merangsek ke tim utama Bayern untuk bersanding dengan Arturo Vidal, karena Xabi Alonso sudah mulai uzur, Javi Martinez lebih sering berurusan dengan cedera, dan wonderkid lain, Joshua Kimmich, kemungkinan besar akan ditempatkan di posisi lain. Maka Sanches punya kemungkinan besar untuk banyak bermain.
Meski memang benar bahwa Bundesliga adalah liga yang ramah kepada para pemain muda karena liga ini menganut sistem yang membuat pemain-pemain muda seperti Sanches dapat memiliki jam terbang yang lebih banyak, namun, pindah ke Muenchen juga menyajikan tantangan-tantangan baru bagi pemain yang pernah tampil dalam UEFA Youth League ini. Apalagi ia membela tim berserjarah seperti Bayern Muenchen.
Serupa juga dengan para pemain muda yang mendarat di Borussia Dortmund. Emre Mor akan menggantikan Henrikh Mkhitaryan yang kabarnya akan segera mendarat di Manchester United. Raphael Guerreiro akan mengisi posisi dari Marcel Schmelzer yang permainannya menurun dalam beberapa musim terakhir. Keduanya punya kemungkinan besar untuk tampil secara reguler di bawah araha Thomas Tuchel.
Kondisi lain terjadi apabila mereka mendarat di Liga Primer Inggris atau bahkan Liga Spanyol, yang kebanyakan tim sudah memiliki pemain-pemain andalan sejak musim lalu, atau sudah mendatakan para pemain yang juga lebih matang.
Ini adalah hal lain yang membuat Bundesliga lebih diminati oleh para pemain muda. Sistem pembinaan pemain muda Bundesliga yang sudah diakui kualitasnya. Sejak kegagalan di Piala Eropa dan final Liga Champions tahun 2000, Federasi Sepakbola Jerman dan klub-klub Bundesliga kemudian lebih banyak berfokus kepada pembinaan pemain muda. Sistem ini bukan hanya menghasilkan para pemain berbakat Jerman seperti Julian Draxler, Joshua Kimmich, dan Leroy Sane, tetapi juga para pemain muda asing seperti Christian Pulisic, Hakan Calhanoglu, dan Mahmoud Dahoud.
Para pelatih tim Bundesliga seperti Ralf Ragnick, Roger Schmidt, dan Julian Schubert juga terkenal bertangan dingin dalam hal meningkatkan potensi yang dimiliki oleh para pemain muda.
Dalam komentarnya beberapa bulan lalu, pelatih Bayer Leverkusen, Roger Schmidt menilai betapa pentingnya peran para pemain muda di salah satu klub. "Sepak bola dan kompetisi yang berjalan baik adalah mengingat peranan penting pemain-pemain muda untuk berkembang lebih jauh. Mereka akan menjadi penerus bagi bintang-bintang saat ini," ujarnya seperti dikutip laman resmi Bundesliga.
Di sisi lain, faktor-faktor eksternal juga sangat mempengaruhi para pemain muda berkembang. Hal tersebut memberikan penilaian tersendiri bagi mereka yang lebih memilih mendarat ke Bundesliga. Tekanan yang muncul baik dari para penggemar maupun media (terutama Inggris) yang terkenal buas ketika mengkritik pemain jelas memaparkan bahwa kondisi itu tentu bukanlah yang ideal bagi parawonderkid yang sedang berkembang.
Salah satu contoh kasusunya, seperti apa yang diterima oleh striker Mario Balotelli yang bergabung dari Inter Milan ke Manchester City serta kepindahan Memphis Depay ke Manchester United. Dua pemain tersebut nyatanya tak berdaya diterpa pemberitaan bengis media Inggris.
Maka, pada akhirnya wajar sekali ketika para pemain muda kemudian memilih untuk mendarat di Bundesliga. Ada jaminan bahwa setelahnya kemampuan mereka akan berkembang, meskipun pada akhirnya para pemain muda tersebut akan mendarat di Liga Primer Inggris dengan transfer selangit, seperti kasus Kevin de Bruyne.