Selasa, 23 Agustus 2016

Battle Duel Taktik Guardiola v Mourinho Jadi yang Paling Ditunggu

Musim lalu adalah musim yang penuh kejutan di Premier League. Tim gurem yang tak disangka-sangka sebelumnya, Leicester City, berhasil menjadi juara. Bisa dibilang, kesuksesan tim besutan Claudio Ranieri tersebut adalah salah satu keajaiban terbesar sepanjang sejarah kasta teratas Liga Inggris.

Berkat dongeng ala Cinderella yang ditorehkan oleh Jamie Vardy dkk tersebut, tidak ada lagi yang berani meremehkan kiprah tim-tim semenjana. Meski demikian, musim ini, kisahnya mungkin bakal berbeda. Klub-klub raksasa yang kemarin seakan tertidur pulas, memberi jalan bagi si liliput Leicester untuk menjadi juara, kini mulai berbenah.

Manchester City, United, dan Chelsea yang musim lalu babak belur, kompak mengganti manajer mereka dengan nakhoda baru. Demikian juga dengan Liverpool yang lebih dulu melakukannya tahun lalu. Yang masih setia dengan pasangan lama hanyalah Arsenal yang sudah dua dekade "jadian" dengan Arsene Wenger.

Oleh karena itu, para raksasa tersebut diperkirakan bakal bangkit. Satu musim sudah lebih dari cukup untuk menanggung malu dipecundangi tim medioker semacam Leicester. Duo Manchester menjadi yang paling dijagokan untuk berebut takhta. Kemudian, disusul oleh trio London dan duo Merseyside. Setelah itu, baru sang juara bertahan.

Juara
Dua sosok utama yang diperkirakan menjadi headline musim ini adalah Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Setelah puluhan purnama terpisah, mereka akhirnya bersua kembali. Pertemuan kedua manajer top tersebut tak ubahnya pertarungan antara Batman vs Superman. Dawn of Premier League.

Sulit untuk menebak siapa yang lebih unggul. Meski demikian, bursa taruhan sedikit menempatkan Pep di atas Mou. Alasannya, skuat peninggalan Manuel Pellegrini dianggap lebih solid daripada peninggalan Louis Van Gaal yang compang-camping itu.

Apalagi, musim panas ini, Guardiola sudah menambah kekuatan Manchester City dengan beberapa rekrutan anyar, antara lain Ilkay Guendogan, Nolito, Leroy Sane, Gabriel Jesus, dan yang terbaru, John Stones. Kehadiran mereka diperkirakan bakal membuat performa Kun Aguero dkk semakin ganas.

Kalaupun ada problem, mungkin itu adalah soal adaptasi dengan gaya permainan Guardiola yang fanatik dengan operan-operan pendek dan high-pressing. Mungkin, para pemain City bakal butuh satu atau dua bulan lagi untuk bisa menerapkan tiki-taka dengan sempurna.

Di lain pihak, Manchester United bakal menjadi penantang serius bagi City. "Setan Merah" sudah melengkapi pasukannya dengan bintang-bintang baru, semacam Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, dan Paul Pogba, yang baru saja memecahkan rekor transfer termahal di dunia.

Saat ini, tinggal menunggu bagaimana Jose Mourinho meramu dan meracik para jagoan barunya tersebut, serta memadukan mereka dengan Wayne Rooney dkk. Secara kualitas individu, United tidak berbeda jauh dengan the Citizens. Hanya saja, chemistry di antara mereka yang mungkin belum terjalin dengan merata.

Zona Liga Champions
Dua tempat di empat besar diperkirakan bakal menjadi milik duo Manchester. Sementara itu, trio London, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur, tampaknya bakal berebut dua slot tersisa untuk lolos ke zona Liga Champions.

Chelsea sendiri sebenarnya tidak bisa diremehkan, meskipun musim lalu mereka hancur lebur. Ingat, di tim tersebut sekarang bercokol Antonio Conte, yang sudah berpengalaman dalam membangkitkan Juventus dengan menjadi juara tiga musim beruntun.

Bukan tidak mungkin, Conte bakal mengulang kesuksesan tersebut di Chelsea. Secara materi,the Blues tidak berbeda jauh dengan duo Manchester. Masuknya N'Golo Kante dan Michy Batshuayi membuat kekuatan John Terry dkk semakin lengkap. Apalagi, jika mereka berhasil "balikan" dengan Romelu Lukaku.

Keunggulan utama Chelsea musim ini adalah fokus yang tidak terbagi. Karena tidak lolos ke ajang Eropa, the Blues hanya perlu berkonsentrasi di pentas domestik. Persis seperti musim pertama Conte di Juve yang berakhir dengan gelar juara tanpa terkalahkan.

Sementara itu, dua tim London lainnya, hingga kini, terkesan adem ayem. Arsenal "hanya" menambah kekuatan dengan menggaet Granit Xhaka, sedangkan Spurs "cuma" ketambahan Vincent Janssen dan Victor Wanyama.

Meski demikian, the Gunners dan Tottenham tidak bisa diremehkan begitu saja. Dibandingkan duo Manchester dan Chelsea, manajer mereka tidak berubah. Otomatis, para pemain tidak perlu menyesuaikan diri lagi dengan Arsene Wenger maupun Mauricio Pochettino.

Maka dari itu, Arsenal dan Spurs sebenarnya juga berpeluang menyodok ke dua besar, bahkan, menjadi juara, seandainya Guardiola, Mourinho, ataupun Conte gagal beradaptasi dengan tim baru mereka. Yang pasti, persaingan di empat besar musim ini tampaknya bakal ketat.

Zona Liga Europa
Untuk papan tengah, Liverpool menjadi kuda hitam utama yang diunggulkan untuk menembus zona Europa League. Meski tidak ada bintang bernama besar, skuat the Reds bakal semakin matang dalam menerapkan sistem gegenpressing-nya Juergen Klopp. Apalagi, musim ini Coutinho dkk hanya fokus di liga domestik.

Jika para tim unggulan dari Manchester dan London kembali melempem, bukan tidak mungkinthe Reds bakal menyodok ke atas. Klopp sudah pernah melakukannya ketika membawa Borussia Dortmund menjadi juara Bundesliga dua musim beruntun dengan mengangkangi Bayern Muenchen, yang notabene lebih superior.

Bagaimana dengan tim juara bertahan, Leicester City? Hingga saat ini, memang tidak ada yang berani menjagokan the Foxes bakal kembali mengejutkan seperti musim lalu. Apalagi, salah satu pemain kunci mereka, N'Golo Kante, sudah hengkang ke Chelsea.

Masalah utama bagi Leicester musim ini adalah membagi fokus antara Champions League dan Premier League. Biasanya, tim-tim kejutan bakal merosot di musim berikutnya. Meski demikian, tim besutan Claudio Ranieri itu tidak bisa dicoret begitu saja. Bola itu bulat. Apa pun masih mungkin terjadi.

Selain Liverpool dan Leicester, Everton juga layak dimasukkan sebagai tim kuda hitam. Dengan manajer baru, Ronald Koeman, the Toffees siap mengganggu dominasi tim-tim papan atas. Apalagi, jika mereka mampu mempertahankan Romelu Lukaku agar tidak "balikan" dengan Chelsea.

Zona Degradasi
Musim lalu, dua klub yang sebenarnya cukup besar di Inggris, yaitu Aston Villa dan Newcastle United, terlempar dari ketatnya Premier League. Musim ini, hal tersebut bisa saja terulang. Sunderland, yang baru mengontrak David Moyes, berpeluang mendapat "jatah".

The Black Cats bakal bersaing dengan tiga tim promosi, Burnley, Middlesbrough, dan Hull City, untuk menghindari kejamnya degradasi. Di antara mereka, The Boro tampak yang paling siap untuk bertahan di Premier League. Sejumlah nama top berhasil direkrut oleh tim binaan Aitor Karanka tersebut, antara lain Victor Valdes dan Alvaro Negredo.

Top Scorer
Untuk bursa pencetak gol terbanyak, musim ini tampaknya juga bakal ketat. Premier League kedatangan tukang gedor kawakan, Zlatan Ibrahimovic. Reputasinya sebagai top scorer di Serie A dan Ligue 1 sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, ada Michy Batshuayi dari Chelsea dan Vincent Janssen, striker terganas di Eredivisie musim lalu.

Para ujung tombak baru tersebut bakal bersaing dengan nama-nama lawas, seperti Sergio Aguero dan Harry Kane. Keduanya menjadi unggulan utama peraih sepatu emas. Di samping itu, juga masih ada Jamie Vardy, Romelu Lukaku, dan Diego Costa.

Senin, 22 Agustus 2016

Hanya 3 Klub di Dunia yang Sanggup Boyong Pemain Ini

Bintang Leicester City mengungkapkan hanya ada tiga klub di dunia yang sanggup menariknya keluar dari juara Liga Premier itu.

Mahrez dikaitkan dengan Arsenal pada awal musim panas tahun ini meski manajer Claudio Ranieri yakin pemain asal Aljazair itu akan tetap bersama The Foxes.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah sepakbola Prancis France Football, Mahrez mengatakan ia memilih bertahan di Inggris meski dapat memilih beberapa klub di luar Inggris yang tertarik padanya.

"Premier League merupakan liga super dan saya akan tinggal di sini selama mungkin," kata Mahrez seperti dilansir dari laman ESPNFC.

"Saat ini ada dua atau tiga klub di dunia, kalau mereka datang pada saya, mereka akan memaksa saya berpikir."

Mahrez tidak menyebut klub apa saja yang ia maksud. Namun ia menepis kabar kepindahannya ke Chelsea yang muncul setelah dirinya terlihat satu hotel dengan manajer Chelsea Antonio Conte pada akhir minggu lau.

Pemain terbaik Premier League musim lalu itu mengaku tak terlalu banyak memikirkan berita yang beredar di tabloid-tabloid Inggris. "Saya bukan bagian dari dunia seperti itu. Saya bermain sepakbola lalu pulang," ujar dia.

"Di Inggris, hal seperti itu memang sangat diminati. Hari Minggu setelah pertandingan kami berada di hotel yang sama dengan Chelsea dan itu menjadi berita. Mereka mencari-cari detil paling kecil untuk dimasukkan dalam hidupmu," kata Mahrez.

Mahrez mengaku dirinya tidak ingin fokus hal-hal seperti itu karena dirinya bukanlah seorang superstar.

"Saya tahu cara menghadapi hal seperti itu. Tapi saya bukan David Beckham," ujar dia.

Manchester City Tetapkan Sergio Aguero Sebagai Pembunuh

Winger Manchester City Nolito menilai rekannya Sergio Aguero sebagai predator di kotak penalti. Di mata Nolito, Aguero memiliki kemampuan sempurna sebagai striker.

Aguero dua kali mengeksekusi penalti saat melawa Steaua Bucuresti pada leg pertama babak kualifikasi Liga Champions. Meski gagal, pemain Argentina itu tak menyerah dan akhirnya sukses melesakkan hattrick.

Nolito mengaku kagum dengan rekannya tersebut. Baginya, Aguero memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi striker terbaik dunia.

“Aguero adalah pemain bagus, striker yang luar biasa. Salah satu penyerang terbaik di dunia. Dia adalah pembunuh, seorang pencetak gol yang andal,” ujar Nolito seperti dilansir Mirror.

“Dia telah menunjukkannya saat melawan Steaua Bucuresti. Meskipun gagal mengeksekusi penalti, dia menunjukkan dia adalah striker yang luar biasa dan kami tahu seberapa bagusnya dia. Aku pikir, dia akan banyak membantu kami musim ini,” Nolito menambahkan.

Nama Kejutan Untuk Pengganti Kiper Barcelona

Rumor terbaru menyebutkan, stopper Belanda di Ajax Jasper Cillessen bisa menjadi calon pengganti utamanya di Camp Nou.

Saat ini, Barcelona telah mengidentifikasi Diego Alves sebagai target pilihan pertama mereka dan negosiasi dengan Valencia tengah berlangsung. Namun Blaugrana telah membuka beberapa nama alternatif dengan klub-klub lain.

Sevilla juga berusaha keras untuk menandatangani sang kiper Brasil itu, sementara Barcelona menolak untuk memberikan harga tawaran sampai setelah laga pembuka La Liga, ketika diharapkan Bravo akan merampungkan kepindahannya ke Manchester City.

Jasper Cillessen akan menjadi penentang yang signifikan untuk Diego Alves, dengan sang kiper asal Belanda masih berusia 27 tahun dan akan dengan senang hati menantang Marc-Andre ter Stegen untuk tempat pertama di dalam tim.

Jasper Cillessen menjadi andalan tim Belanda di bawah asuhan Louis van Gaal saat Piala Dunia 2014, namun masih harus dilihat apakah ia akan bersedia untuk pindah ke Catalunya menjadi cadangan untuk sang kiper berbakat asal Jerman itu.

Ajax juga tidak akan menerima penjualan pada saat ini, dengan kesepakatan transfer kemungkinan akan terjadi pada harga lebih Rp 150 Milyar karena kontrak kiper berjalan sampai dengan Juni 2018.

Pepe Reina adalah nama lain yang ada di daftar Luis Enrique, tapi membujuk dia pergi dari Napoli akan sangat sulit, mengingat mantan kiper Liverpool itu telah berkali-kali mengkonfirmasi bahwa dia senang tinggal di Italia.

Real Madrid Era Zidane Akan Benamkan Masa Keemasan Barca

Real Madrid era Zinedine Zidane diklaim akan membenamkan masa-masa keemasan kubu Barcelona saat ini. Klaim berani itu dijelaskan sendiri oleh sosok pemain bola legendaris.

Ya, Kaka meamng sudah mengatakan bahwa Real Madrid akan bisa menjadi tim yang mampu mengakhiri dominasi Barcelona di La Liga dalam beberapa tahun terakhir. Jelas bukan klaim sembarangan.

Dianggap sebagai pelatih kurang berpengalaman, Zinedine Zidane malah terbukti mampu membawa timnya memanaskan persaingan La Liga hingga pekan terakhir, sebelum mengalahkan Atletico Madrid di final Liga Champions dan bahkan secara meyakinkan sukses merebut trofi Eropa ke-11

“Saya kira ketika anda memenangkan Liga Champions, anda seperti ada di puncak dunia. Itu adalah turnamen terpenting. Namun tentu saja tahun ini, Madrid akan coba untuk memenangkan semuanya, karena mereka wajib menang,” tutur Kaka melalui Omnisport.

“Sudah beberapa tahun semenjak Madrid memenangkan La Liga, jadi Zidane akan mencoba untuk melakukannya, karena mereka sudah memenangkan Liga Champions.”

“Zidane mendapat respek dari semua orang karena ia sudah memenangkan semuanya sebagai pemain dan juga pelatih, ia membantu mereka juara di kompetisi terpenting. Saya kira sekarang ia ingin memenangkan liga. Tentu jika ia bisa, ia akan coba memenangkan semua, tiga gelar juara. Itu hal terpenting di Spanyol jika anda bisa memenangkan semua, maka sempurna.”

“Ia akan coba memenangkan La Liga dan mempertahankan Liga Champions. Dan juga memenangkan Piala Dunia Antarklub. Mereka baru juara Piala Super. Jadi Zidane melakukan tugas yang amat bagus,” pungkasnya.

Mourinho Berupaya Mengembalikan Keangkeran Old Trafford

Dalam beberapa musim terakhir Manchester United kesulitan meraih hasil maksimal di kandang sendiri. 'Setan Merah' kini akan berupaya membuat Old Trafford angker lagi untuk lawan.

MU sudah menelan 12 kekalahan kandang pada partai liga di tiga musim terakhir. Padahal jumlah kekalahan yang sama terjadi dalam kurun waktu delapan musim terakhir era Sir Alex Ferguson.

Musim lalu ada Norwich City dan Southampton yang menang di Theatre of Dreams. Di 2014-15, Swansea City mengawali musim dengan kemenangan di Old Trafford, selain juga Southampton dan West Bromwich Albion.

Sepanjang 2013-14, MU bahkan tunduk tujuh kali di kandang sendiri; atas West Bromwich Albion, Everton, Newcastle United, Tottenham Hotspur, Liverpool, Manchester City, dan Sunderland.

Pekan ini MU akan menjalani partai kandang pertamanya di Premier League 2016-17 dengan menjamu Southampton, yang selama dua musim terakhir selalu pulang dari Old Trafford dengan poin penuh.

Jose Mourinho, yang dicatat punya sembilan kekalahan kandang di liga dalam karier kepelatihannya, bertekad mengembalikan keangkeran MU di kandang sendiri. Namun, peracik taktik yang pernah melaju tak terkalahkan di partai kandang liga selama lebih dari 9 tahun itu bersikeras pekerjaan utama bukanlah dilakukan oleh dirinya, melainkan perpaduan kinerja tim plus sokongan semangat dari suporter.

"Bukan saya, melainkan tim, ya. Para suporter juga membantu. Segalanya dimulai di sini; hubungan antara tim dan suporter," ucap Mourinho di Reuters.

"Jika ada sebuah hubungan maka faktor untuk menjadi amat tangguh di kandang harus kembali ada. Cara main kami (membantu) dan kalau para suporter (memainkan peranannya) maka lawan takkan punya kesempatan," sebutnya.

Catatan kandang MU dalam beberapa musim terakhir Premier League

Era pasca-Sir Alex Ferguson
2015-16: 12 menang, 5 seri, 2 kalah, 27 gol- 9 kebobolan (41 poin kandang dari total 66 poin saat finis posisi lima)
2014-15: 14 menang, 2 seri, 3 kalah, 41 gol-15 kebobolan (44 poin kandang dari total 70 poin saat finis posisi empat)
2013-14: 9 menang, 3 seri, 7 kalah, 29 gol-21 kebobolan (30 poin kandang dari total 64 poin saat finis posisi tujuh)

Era delapan musim terakhir Sir Alex Ferguson
2012-13: 16 menang, 0 seri, 3 kalah, 45 gol-19 kebobolan (48 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi satu)
2011-12: 15 menang, 2 seri, 2 kalah, 52 gol-19 kebobolan (47 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi dua)
2010-11: 18 menang, 1 seri, 0 kalah, 49 gol-12 kebobolan (55 poin kandang dari total 80 poin saat finis posisi satu)
2009-10: 16 menang, 1 seri, 2 kalah, 52 gol-12 kebobolan (49 poin kandang dari total 85 poin saat finis posisi dua)
2008-09: 16 menang, 2 seri, 1 kalah, 43 gol-13 kebobolan (50 poin kandang dari total 90 poin saat finis posisi satu)
2007-08: 17 menang, 1 seri, 1 kalah, 47 gol- 7 kebobolan (52 poin kandang dari total 87 poin saat finis posisi satu)
2006-07: 15 menang, 2 seri, 2 kalah, 46 gol-12 kebobolan (47 poin kandang dari total 89 poin saat finis posisi satu)
2005-06: 13 menang, 5 seri, 1 kalah, 37 gol- 8 kebobolan (44 poin kandang dari total 83 poin saat finis posisi dua)

3 Kiper Terbaik di Dunia Menurut Gianluigi Bufon

Kiper nomor satu Italia dan Juventus, Gianluigi Buffon, ikut prihatin dengan nasib koleganya, Joe Hart, yang tak lagi jadi pilihan utama di bawah mistar gawang Manchester City.

Dalam dua laga kompetisi yang sudah dijalani Man City, yaitu di ajang play-off Liga Champions melawan Steaua Bucharest, dan melawan Sunderland di ajang Premier League, pelatih Josep Guardiola selalu memainkan Willy Caballero sebagai penjaga gawang.

Nasib Hart semakin berada di ujung tanduk karena kabarnya Guardiola bakal memboyong Claudio Bravo dari Barcelona. Bravo nantinya akan jadi kiper utama.

Sebagai orang yang sudah lama mengetahui kapasitas kiper-kiper terbaik di Eropa, Buffon sangat menyayangkan sikap Guardiola yang begitu saja mencampakkan Joe Hart. Karena dalam penilaian Buffon, Hart adalah salah satu dari tiga kiper terbaik dunia saat ini.

Menurut Buffon, kiper terbaik di dunia saat adalah David de Gea dari Manchester United dan Manuel Neuer dari Bayern Munchen. Lantas Joe Hart, kata Buffon, berada di bawah kedua kiper top tersebut.  Karena itulah Buffon menilai seharusnya Hart masih jadi pilihan terbaik untuk City saat ini.

“Dia sudah tampil konsisten selama lebih dari 5-6 tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa dia salah satu kiper terbaik dunia. De Gea dan Neuer adalah dua kiper luar biasa saat ini. Setelah itu, tidak ada lagi pemain yang punya level lebih tingggi daripada Hart,” ungkap Buffon dilansir Soccernet.

“Dia bisa jadi kiper hebat dalam beberapa tahun ke depan, tidak peduli apakah itu di Manchester City atau klub lain. Dia itu berkarakter, dan itu salah satu hal penting yang harus Anda punya sebagai seorang kiper,” jelas Buffon.