Senin, 05 September 2016

Daftar 50 pemain rating tertinggi EA Sports FIFA 2017

Ini daftar 50 pemain rating tertinggi EA Sports FIFA 2017 : Cristiano Ronaldo Rating Teratas kalahkan Lionel Messi kedua, Neymar ketiga


indolivescore.com - Musim baru telah dimulai berarti ada permainan baru dari FIFA segera di luncurkan . inkarnasi tahun ini, FIFA 17, menjanjikan banyak inovasi dan fitur baru yang kita semua akan nikmati segera – rilis permainan ini di AS pada 27 September, di seluruh dunia pada 29 September – tetapi satu hal yang kita semua peduli adalah penilaian pada para pemainnnya!

EA merilis 50 pemain top saat ini, dan setelah menikmati tahun yang cemerlang, di mana ia memenangkan Liga Champions dengan Real Madrid dan mengklaim gelar Euro 2016 dengan Portugal, megabintang dunia Cristiano Ronaldo adalah pemain top-rated dalam permainan ini.

Top-50 daftar berisi beberapa kejutan – orang lain tertarik dengan James Rodriguez membuat cut meskipun berakar ke bangku Real Madrid? – Tetapi semua dalam semua, itu koleksi tangguh bakat yang Anda akan menggunakan untuk pertempuran teman sepanjang musim.

Lionel Messi, tentu saja, berada di No 2 di belakang saingannya di  La Liga, sementara rekan Barca  Messi – Neymar dan Luis Suarez, ditambah Kiper Bayern Manuel Neuer – masuk lima besar.

Dalam daftar 50 pemain ini daftar yang cukup menarik dimana :

– Real Madrid memiliki delapan pemain di dalam 50 besar, sementara Barcelona hanya memiliki enam.

– Bayern Munchen justru mewakilkan paling banyak pemain yakni sembilan pemain

-Sementara duo rival Manchester,  Manchester City punya tiga pemain (David Silva, Kevin De Bruyne dan Sergio Aguero) , sementara belanja musim panas Manchester United yakni Paul Pogba dan Zlatan Ibrahimovic termasuk dari tiga pemain dalam 50 besar. Tidak ada tempat untuk Wayne Rooney.

– Tidak mengherankan, para pemain depan berada di daftar teratas dengan empat dari lima besar, tujuh dari 10 besar dan 14 dari 50 besar kemungkinan adalah para pencetak gol, dan yang bisa menahannya adalah 18 lini pertahanan , termasuk delapan kiper dalam daftar 50 besar.

– Musim sensasional di West Ham Dimitri Payet dihargai dengan tempat di 50 besar, tapi tak ada pemain Leicester yang masuk.

– Kiper teratas adalah Neuer, seperti yang diperkirakan. Bek teratas adalah bek Bayern Munchen Jerome Boateng (No. 8) dan gelandang top-rated adalah raja assist dari Liga Premier, Mesut Ozil (No. 12).

The full top 50 players, as rated by FIFA 17
  1. Blaise Matuidi, CDM, Paris Saint-Germain: 86
    49. Marcelo, LB, Real Madrid: 86
    48. Pierre-Emerick Aubameyang, ST, Borussia Dortmund: 86
    47. Dimitri Payet, LM, West Ham: 86
    46. Arjen Robben, RM, Bayern Munich: 87
    45. James Rodriguez, CAM, Real Madrid: 87
    44. David Silva, CAM, Manchester City: 87
    43. Karim Benzema, ST, Real Madrid: 87
    42. Arturo Vidal, CM, Bayern Munich: 87
    41. Sergio Busquets, CDM, Barcelona: 87
    40. Samir Handanovic, GK, Inter Milan: 87
    39. Mats Hummels, CB, Bayern Munich: 87
    38. Thomas Muller, CF, Bayern Munich: 87
    37. Angel Di Maria, RW, Paris Saint-Germain: 87
    36. Alexis Sanchez, LW, Arsenal: 87
    35. Ivan Rakitic, CM, Barcelona: 87
    34. Jan Oblak, GK, Atletico Madrid: 87
    33. Leonardo Bonucci, CB, Juventus: 87
    32. David Alaba, LB, Bayern Munich: 87
    31. Hugo Lloris, GK, Tottenham: 88
    30. Eden Hazard, LM, Chelsea: 88
    29. Giorgio Chiellini, CB, Juventus: 88
    28. Petr Cech, GK, Arsenal: 88
    27. Toni Kroos, CM, Real Madrid: 88
    26. Gianluigi Buffon, GK, Juventus: 88
    25. Marco Reus, LM, Borussia Dortmund: 88
    24. Andres Iniesta, CM, Barcelona: 88
    23. Diego Godin, CB, Atletico Madrid: 88
    22. Philipp Lahm, RB, Bayern Munich: 88
    21. Kevin De Bruyne, CAM, Manchester City: 88
    20. Pepe, CB, Real Madrid: 88
    19. Gonzalo Higuain, ST, Juventus: 88
    18. Paul Pogba, CM, Manchester United: 88
    17. Antoine Griezmann, ST, Atletico Madrid: 88
    16. Thiago Silva, CB, Paris Saint-Germain: 89
    15. Luka Modric, CM, Real Madrid: 89
    14. Sergio Ramos, CB, Real Madrid: 89
    13. Thibaut Courtois, GK, Chelsea, 89
    12. Mesut Ozil, CAM, Arsenal: 89
    11. Sergio Aguero, ST, Manchester City: 89
    10. David De Gea, GK, Manchester United: 90
    9. Robert Lewandowski, ST, Bayern Munich: 90
    8. Jerome Boateng, CB, Bayern Munich: 90
    7. Zlatan Ibrahimovic, ST, Manchester United: 90
    6. Gareth Bale, RW, Real Madrid: 90
    5. Manuel Neuer, GK, Bayern Munich: 92
    4. Luis Suarez, ST, Barcelona: 92
    3. Neymar, LW, Barcelona: 92
    2. Lionel Messi, RW, Barcelona: 93
    1. Cristiano Ronaldo, LW, Real Madrid: 94

Minggu, 04 September 2016

Babak Tambahan di Liga Champions Akan Dihapus

Wacana Menghapus Babak Tambahan Liga Champions


indolivescore.com - Babak tambahan di Liga Champions dan Liga Europa kemungkinan besar akan dihapuskan. Wacana tersebut muncul dalam forum pertemuan pelatih top Eropa yang digelar di Nyon, Swiss.

Pelatih seperti Sir Alex Ferguson, Carlo Ancelotti, dan Rafael Benitez  membahas pentingnya laga langsung dilanjutkan babak adu penalti saat tim bermain imbang pada fase gugur.

Fergie menjelaskan alasan perlunya babak tambahan dihapus. Ia menilai babak perpanjangan waktu hanya membuat pemain kelelahan dan jarang menghasilkan pemenang.

"Sejumlah pelatih menjelaskan bahwa pertandingan seharusnya langsung adu penalti. Yang lain berpikir bahwa dengan adu penalti akan menguntungkan tim lebih kecil yang biasanya lebih bermain bertahan," kata UEFA Chief Technical Officer, Ioan Lupescu.

"Salah satu yang jelas adalah pemain dalam masa ini lebih banyak bertanding dan kami mulai bertahan apakah masih perlu babak tambahan," sambungnya.

Dengan penghapusan babak tambahan, menurut Fergie, pertandingan menjadi lebih terlindungi.

"Saya tidak ingin melihat pemain kelelahan pada babak perpanjangan waktu. Saat peluit ditiup usai 90 menit, saya selalu merasa laga harus dilanjutkan ke babak adu penalti," ulas Fergie.

Boleh jadi, langkah UEFA menghapuskan babak tambahan meniru pelaksanaan Copa Libertadores. Turnamen setara dengan Liga Champions yang digelar di Amerika Selatan ini tidak lagi menggunakan babak tambahan saat laga berakhir imbang.

Liga Inggris Musim Ini Akan Lebih Banyak Gol Dari Titik Penalti

Kenapa (Akan) Ada Lebih Banyak Penalti di Liga Inggris Musim Ini?


indolivescore.com - Sudah ada total 13 penalti di Liga Inggris sementara ini, padahal kompetisi baru berjalan tiga pekan. Itu artinya jika diratakan, setiap pekannya bisa 4 penalti terjadi. Jumlahnya itu dua kali lipat dari musim sebelumnya, pada 2015/16 pada periode yang sama hanya ada enam penalti terjadi. Sedangkan 2014/15 lebih sedikit lagi, hanya ada empat penalti di pekan pertama.


Melimpahnya jumlah penalti ini adalah dampak dari kebijakan baru yang diterapkan di Liga Inggris musim ini. Pada peraturan tersebut diperjelas kembali jenis-jenis pelanggaran yang bisa dihukum tendangan bebas, termasuk penalti.


Sebenarnya aturan seperti ini sudah lama ada, hanya saja dipertegas kembali oleh FA. Sehingga bisa disebut wasit Liga Inggris akan memberi porsi khusus insiden di dalam kotak penalti musim ini. Perwakilan wasit juga sudah melakukan pengenalan kebijakan ini ke para kesebelasan sebelum kompetisi dimulai, untuk selanjutnya diteruskan ke para pemain serta pelatih.


Sebelumnya ada semacam standar berbeda antara pelanggaran untuk tendangan bebas dengan penalti. Wasit bisa mudah meniup peluit ketika terjadi pelanggaran untuk tendangan bebas. Tapi butuh pelanggaran yang “lebih keras” untuk pelanggaran yang menyebabkan penalti.


Mulai musim ini pelanggaran-pelanggaran yang sebelumnya kita anggap kecil tersebut bisa dijatuhi penalti. Buktinya sudah ada dengan meningkatnya jumlah penalti di awal musim dan diprediksi juga akan meningkat sampai akhir nanti.


Contoh paling baik untuk memahami kasus ini adalah laga antara Stoke melawan Manchester City (20/8). Pada pertandingan tersebut ada 2 penalti untuk masing-masing tim dan 1 lagi kejadian kontroversial.


Pada insiden penalti pertama pemain Stoke, Ryan Shawcross, terbukti menarik kostum dari Nicolas Otamendi. Wasit kemudian tanpa ragu langsung memberi hukuman penalti.


Penalti kedua juga melibatkan Shawcross, namun kali ini dia yang dilanggar oleh Raheem Sterling. Di tayangan ulang Sterling seolah tak melakukan sesuatu yang berlebihan terhadap lawannya tersebut. Kedua tangannya memang menyentuh Shawcross tapi tidak menarik atau merangkulnya, ia bahkan masih berdiri dan terlihat tanpa gangguan berarti.


Tapi secara aturan apa yang dilakukan oleh Sterling tetap salah. Pemain timnas Inggris tersebut hanya fokus kepada lawan, bukan bola. Artinya tidak ada niatan Sterling untuk menghalau, merebut, atau menyapu bola tetapi hanya menghentikan lawan (Aturan 12 FIFA). Walaupun cara yang ia lakukan, secara umum, tampak kelewat lembut untuk disebut pelanggaran penalti.


Kejadian pelanggaran penalti Sterling menjadi makin kontroversial karena sebelumnya ada insiden yang lebih keras. Insiden tersebut melibatkan Aleksandr Kolarov dengan Joe Allen. Banyak yang beranggapan wasit keliru karena tak memberikan penalti ke Stoke City di insiden ini namun justru di Sterling tadi.


Tapi tahukah kalian kalau tingkat pelanggaran di Sterling lebih besar dari Kolarov? Sederhananya, kasus Sterling memang wajib dihukum penalti sedangkan Kolarov belum tentu, tergantung pandangan wasit saat itu.


Sterling jelas melanggar peraturan soal melakukan aksi tanpa bermaksud memainkan bola, sekali lagi dia hanya fokus menghentikan gerak lawan. Ia sama sekali tak melihat ke bola, bahkan badannya membelakangi arah bola, maka mudah saja berkesimpulan Sterling hanya berniat menghentikan lawan. Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada Kolarov yang masih melakukan duel bola.


Penyesuaian dan Konsistensi


Kebijakan baru ini membuat bias antara pelanggaran di dalam dan luar kotak penalti semakin tipis. Tak ada lagi anggapan seperti sebelumnya yang menyatakan pelanggaran di kotak penalti harus keras. Sehingga dipastikan makin banyak tendangan penalti ke depan jika para kesebelasan tak melakukan penyesuaian.


Shawcross usai laga melawan Man City tersebut bahkan mengakui ia telah melakukan kesalahan konyol. Bek berusia 28 tahun tersebut mengaku sebenarnya sudah tahu hal tersebut karena telah mendapat sosialisasi sebelumnya di pra-musim.


Sementara manajer Man City Pep Guardiola dan manajer Stoke City Mark Hughes mengaku akan menyesuaikan, terutama di cara bertahan pemainnya. Hal ini memang penting dilakukan karena hukuman penalti punya peluang kebobolan sangat tinggi.


Beberapa yang mesti dilakukan di antaranya adalah soal taktik bertahan di situasi bola mati. Para manajer harus mencari cara efektif sekaligus adaptif. Cara lama dengan mengawal pemain satu per satu secara ketat perlu dipertimbangkan kembali mengingat besarnya risiko yang ada.


Manajer Man United, Jose Mourinho, juga berpendapat soal ini. Ia mengatakan bahwa paling penting dari kebijakan baru ini adalah soal konsistensi.


"Masalah saya dengan aturan baru selalu  tentang konsistensi atau inkonsistensi dalam keputusan," kata Mourinho. "Memegang, tarikan baju, tidak melihat bola dan hanya pada pemain untuk menarik – ini jelas penalti, tapi itu harus penalti setiap kali (kejadian), dengan setiap klub, dengan setiap pemain,” tambahnya.

Fakta-Fakta di Balik Belanja Besar Klub Inggris di 2016

Fakta-Fakta di Balik Belanja Besar Klub Inggris di 2016


indolivescore.com - Total klub-klub Liga Premier Inggris menghabiskan lebih dari satu miliar Pounds di jendela transfer musim panas 2016. Jumlah tersebut melewati catatan tahun sebelumnya.

Di hari terakhir masa transfer setidaknya ada aliran dana sebesar 155 juta Pounds yang menggenapkan total 1,165 miliar Pounds uang yang dibelanjakan 20 peserta Liga Inggris sepanjang bursa transfer awal musim 2016-17.

Jumlah tersebut melewati akumulasi dana transfer tahun lalu yang menyentuh angka 870 juta Pounds. Tercatat ada 13 tim yang memecahkan rekor transfer di kesempatan tersebut.

Fakta-Fakta di Balik Belanja Besar Klub Inggris di 20161

Menurut Dan Jones, seorang analis keuangan dari Deloitte, belanja jor-joran yang dilakukan banyak klub Inggris merupakan efek pemerataan pendapatan hak siar televisi.

Sebagai informasi, 20 klub peserta Liga Inggris 2016-17 mendapat keuntungan hak siar mencapai angka 5,1 miliar Pounds.

"Meningkatnya penerimaan penyiaran di 2016-17 menjadi daur kesepakatan hak siar terbaru yang merupakan pendorong tim menghabiskan dana besar," jelas Jones seperti yang dikutip dari BBC Sports.

Selain itu, pemasukan dari keikutsertaan mereka di kancah Eropa juga menjadi salah satu faktor. Contohnya, Leicester City, Arsenal. Tottenham Hotspur dan Manchester City, jika diakumulasikan total belanja pemain mereka mencapai angka 385 juta Pounds.

Fakta-Fakta di Balik Belanja Besar Klub Inggris di 20162

Paul Pogba menjadi pemain termahal yang didatangkan klub Liga Inggris di awal musim ini. Manchester United harus menggelontorkan uang hingga 89 juta Pounds untuk memboyong mantan pemainnya itu kembali ke Old Trafford.

Klub kaya Manchester City mendatangkan dua pemain berstatus 'mahal' John Stones (47,5 juta Pounds) dari Everton serta Leroy Sane dari Schalke (37 juta Pounds). Arsenal yang dikenal 'berhati-hati' dalam membelanjakan uang, akhirnya berani mengeluarkan 35 juta Pounds untuk medatangkan Shkodran Mustafi dari Valencia, jumlah yang sama digelontorkan saat merekrut Granit Xhaka dari Borussia Moenchengladbach.

Chelsea tak mau ketinggalan dalam berburu pemain bintang dengan harga tinggi. Ada tiga pemain yang dibeli dengan harga di atas 30 juta Pounds, David Luiz dari PSG (34 juta Pounds), Michy Batshuayi dari Marseille (33 juta Pounds) serta N'Golo Kante dari Leicester City (30 juta Pounds).

Lalu bagaimana dengan juara bertahan, Leicester City? Skuad asuhan Claudio Ranieri mendatangkan tujuh pemain baru. Islam Slimani menjadi pemain yang direkrut paling akhir dengan nilai 28 juta Pounds, termahal dibandingkan rekrutan anyar lainnya.

Dengan banyaknya pemain bintang ditambah hadirnya sejumlah pelatih kawakan, kita nantikan saja apakah Liga Premier Inggris bisa mempertahankan julukannya sebagai kompetisi paling ketat dan menarik di muka bumi.

Apa itu Posisi Prima Punta Dalam Pertandingan Bola

Mengenal Lebih Dekat Posisi 'Prima Punta'


indolivescore.com - Prima punta, istilah yang tak asing lagi bagi para penikmat sepak bola Italia. Tahukah Anda apa arti prima punta? Apa sebenarnya tugasnya selama jalannya pertandingan? Dan siapa saja pesepakbola yang pernah mencicipi posisi ini? Mari kita simak ulasannya berikut ini.

Prima punta adalah penyerang utama, yang bertugas sebagai sumber gol utama bagi timnya. Terkadang mereka bisa sangat kuat secara fisik, seperti Christian Vieri atau Luca Toni, kadang kecil dan ramping, seperti Paolo Rossi atau Filippo Inzaghi.

Mereka secara umum mungkin berkontribusi minim dalam permainan, Inzaghi, khususnya, tak melakukan banyak hal di luar kotak penalti, tetapi sukses mendapat tempat di tim karena ia mencetak gol untuk Piacenza, Atalanta, Juventus, AC Milan, dan Italia.

Pemain seperti Vieri dan Toni mengembangkan permainan dengan formasi dua striker dengan seorang seconda punta yang lebih kreatif, yang tak akan pernah menjauh dan secara naluri mengetahui pergerakan yang akan dibuat oleh prima punta.

Atau, yang lebih kecil, gaya permainan prima punta yang lebih sulit dipahami mungkin ketika dipasangkan dengan pemain yang lebih tinggi, yang lebih berotot. Pasangan Rossi dan Francesco Graziani adalah contoh sempurna dari gaya permainan ini, yang sukses membantu Italia memenangkan Piala Dunia 1982.

Di masa modern ini, prima punta sering dimainkan dalam formasi 4-2-3-1. Ia tidak hanya bertugas sebagai pencetak gol, tetapi secara teknis mampu, bekerja keras, dan cukup cerdas untuk terhubung dengan penyerang yang bermain di belakangnya.

Bintang Bayern Munich Robert Lewandowski adalah penyerang tengah jenis ini, tetapi Luis Suarez dan Sergio Aguero juga mampu memainkannya dengan sangat baik.

Italia akan menggunakan Mario Balotelli untuk posisi ini jika saja ia mampu mengatasi masalah fisik dan psikisnya. Sebaliknya, Graziano Pelle adalah pemain yang dapat diandalkan untuk peran tersebut.

Apa itu Posisi Trequartista Dalam Pertandingan Bola

Mengenal Lebih Dekat Posisi 'Trequartista'


indolivescore.com - Sepak bola mungkin menjadi bahasa universal, tetapi obsesi Italia dengan taktik dan formasi, telah meciptakan terminologi tersendiri untuk menggambarkan posisi yang sangat spesifik di lapangan dan kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi peran tersebut.

Tak diragukan lagi, posisi paling memesona dari semua posisi adalah trequartista – ‘pemain dalam lubang’.

Bermain di antara lini tengah dan lini serang tim, trequartista bukanlah pemain depan tradisional, tetapi lebih seperti seorang jenius dalam tim, dengan tanpa sedikitpun tanggung jawab untuk bertahan dan hanya bertujuan menyajikan terobosan membunuh dengan bola atau dribble tajam untuk membuka peluang mencetak gol untuk dirinya sendiri maupun pemain lain.

Buku sejarah memuji trequartisti seperti Johan Cruyff, Michel Platini, Gianni Rivera, dan Diego Maradona, yang dengan status tinggi mereka di lapangan, telah sering memberikan rasa aman di depan gawang dari kerja keras pemain ini di lapangan tengah.

Sering mengenakan nomor punggung 10, mereka diberi kebebasan untuk menjelajahi lapangan, menghibur penonton dengan kemampuan teknik mereka yang tak tertandingi, ahli dalam mengeksekusi tendangan bebas, cakupan umpan yang lebar, sebaik ketenangannya untuk melakukan penyelesaian akhir di depan gawang.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu dan dengan evolusi taktik dalam permainan sepak bola, trequartista dirasa menjadi domain pemain luar biasa dan memiliki semuanya tetapi mati di Serie A.

Bahkan, trequartista terbaik sepanjang masa Italia, Roberto Baggio, pun mengalami kesulitan besar dalam perubahan prioritas pertandingan, karena fisik mungilnya dan ketidakmampuannya untuk berperan dalam bertahan menjadi masalah tersendiri bagi pelatih.

Kurangnya kesempatan bermain baginya di bawah asuhan Marcello Lippi saat menukangi Inter di akhir 1990an dan hasil buruknya dalam hal catatan penampilan untuk Gli Azzurri, dengan hanya 56, menunjukkan kebutuhan kemampuan dalam hal pertahanan dari 11 pemain di lapangan, karena sepak bola telah berkembang ke abad baru.

Mereka yang ingin bertahan dipaksa untuk memainkan peran yang berbeda.

Francesco Totti dari Roma, seorang trequartista yang menyandang amunisi di masa lalu untuk pemain seperti Gabriel Batistuta dan Vincenzo Montella, mendapati dirinya telah bertransformasi ke peran sebagai penyerang utama, sebagai kebutuhan untuk seorang pemain fantasi yang hampir mati.

Karena kekuatan, kecepatan, dan kekuatan telah menjadi hal wajib yang dimiliki setiap pesepakbola modern, hari-hari penampilan seseorang yang mampu menunjukkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, mungkin dua atau tiga kali dalam 90 menit, secara menyedihkan telah berlalu, menandakan matinya trequartista yang sebelumnya dielu-elukan.

Apa itu Posisi Regista Dalam Pertandingan Bola

Mengenal Lebih Dekat Posisi 'Regista'


indolivescore.com - Tahukah Anda apa sebenarnya posisi regista ini? Di zaman sepak bola modern, posisi regista ini justru lebih dikenal dengan nama satu pemain yang sudah tak asing lagi di telinga penikmat sepak bola Italia khususnya, yakni Andrea Piro.

Di awal karirnya, Pirlo adalah seorang trequartista – bermain dalam ruang antara lini tengah dan lini serang – hingga ia diinstruksikan oleh Carlo Ancelotti untuk bermain lebih ke dalam ketika ia bergabung dengan Milan. Hal ini kemudian benar-benar mengubah karir Pirlo yang membuatnya dengan segera menjadi pemain reguler untuk klub dan negaranya, dan di tahun-tahun belakangan ini, posisi ‘regista’ juga dikenal sebagai ‘peran Pirlo’.

Biasa bermain di depan barisan pertahanan, regista memiliki tugas utama untuk mengatur tempo permainan. Rekan-rekan satu timnya akan selalu mencarinya, sehingga umpannya, pengamatannya, dan kemampuannya membaca pertandingan selalu patut dicontoh.

Jika seorang regista bisa sebaik Pirlo, kemampuan lain menjadi tak terlalu penting. Pirlo tak pernah memiliki kecepatan dan jarang bermain efektif dalam duel di udara atau dalam tackle, tetapi kemampuan playmakernya membuat pelatih manapun dengan senang hati menerima kekurangannya.

Di perempatfinal Euro 2012 melawan Inggris, sangat sulit untuk mengingat Pirlo memenangkan bola di atas lapangan ataupun di udara, atau berlari lebih cepat dibandingkan lawannya. Namun, ia masih menjadi pemain terbaik di lapangan.

Jika Anda bisa seakurat Pirlo, akan ada banyak pintu masuk yang terbuka lebar. Masalah baru akan muncul bagi seorang regista ketika ia tak seberbakat Pirlo.

Di bawah situasi semacam itu, pelatih akan lebih sering mempertimbangkan pemain-pemain yang lebih mumpuni, dan mungkin memilih untuk tidak mengambil risiko. Marco Verratti, yang nampaknya akan menjadi pewaris Pirlo, tak selalu bisa diandalkan, walaupun ia berkembang lebih cepat dan lebih baik dibandingkan Pirlo dalam bertahan.