9 Fakta Kalau Mourinho Tak Lagi Jadi The Special One
indolivescore.com - Manchester United (MU) tengah mendapat sorotan setelah kalah tiga kali beruntun di semua kompetisi. Semua mata pun tertuju pada sosok ManajerMU, Jose Mourinho.
Setelah start bagus di tiga pertandingan awal, Mourinho seolah kehilangan taji sebagai salah satu manajer kelas wahid. Mulai dari ditekuk 1-2 oleh Manchester City yang dilatih Pep Guardiola, kalah tipis 0-1 dari Feyenoord di Liga Europa, hingga ditekuk Watford 3-1. Banyak yang menganggap, keterpurukan ini karena Mourinho salah menempatkan pemain termahal dunia, Paul Pogba sebagai gelandang bertahan. Peran tersebut dinilai membatasi ruang gerak Pogba yang terbiasa bebas saat main di Juventus.
Kritikan pedas pun terlontar dari salah satu legenda MU, Roy Keane. Tidak tanggung-tanggung, Keane menyebut yang seharusnya dijuluki The Special One bukanlah Mourinho melainkan Pep Guardiola.
"Dua pelatih di Manchester. Mourinho menilai dirinyalah The Special One. Tapi buat saya pria ini (Guardiola) lebih tepat menyandang julukan itu," kata Keane seperti dilansir ESPN FC.
"Kita telah sering melihat City start bagus dan mereka sedikit kendor kemudian. Tapi, saya tidak berpikir hal itu akan terjadi di bawah Guardiola," ujar Keane.
Seolah menegaskan ucapan Keane, Daily Star pun mengeluarkan sembilan fakta menarik yang membuktikan kalau Mourinho tak lagi pantas menyandang julukan The Special One.
1. Jose Mourinho telah kalah 16 kali dari 34 pertandingan terakhir. Padahal sebelumnya, Mou hanya menderita 16 kali kekalahan di 111 partai.
2. Sejak awal musim lalu, Mourinho hanya menang tujuh kali dari 21 pertandingan yang dilakoninya.
3. Dalam kurun waktu 2002 hingga 2011, Mourinho tak pernah kalah sebanyak 150 kali di partai kandang. Pada 2014, Mourinho taidk kalah di 45 partai kandang. Tapi, kini Mourinho telah kalah lima kali dari 10 partai kandang terakhir yang ia jalani bersama tim yang dilatih.
4. Mourinho sepertinya telah kehilangan kejelian dalam melihat bakat pemain. Itu bisa dilihat dari keputusannya menjual Kevin De Bruyne. Sejak dijual Mourinho, De Bruyne justru bersinar bersama Wolfsburg dan Manchester City.
5. Presentas kemenangan Mourinho sejak awal musim lalu cuma nangkring di angka 33 persen. Lebih buruk dari presentase Manajer Swansea, Francesco Guidolin (40 persen).
6. Sebelum dilatih Mourinho, MU tidak terkalahkan selama 30 tahun saat harus berjumpa Watford.
7. Kekalahan tiga kali beruntun di satu musim kompetisi terakhir kali diderita Mourinho kala menukangi FC Porto di musim 2001/02.
8. Keputusan Mourinho mendatangkan Paul Pogba dinilai kurang jeli. Pasalnya, Mou belum mendapatkan apapun dari pemain termahal dunia tersebut.
9. Tiga kekalahan beruntun yang didapat MU jadi tiga kekalahan beruntun yang ketiga buat Mourinho sepanjang kariernya sebagai manajer.