Selasa, 04 Oktober 2016

Arsene Wenger yang Paling Cocok Menjadi Manajer Timnas Inggris

Tim nasional Inggris saat ini sedang mencari manajer baru. Arsene Wenger disebut menjadi sosok yang tepat untuk menempati posisi pelatih The Three Lions.

Posisi manajer timnas Inggris lowong usai Sam Allardyce mengundurkan diri. Dia terlibat skandal untuk dengan beberapa pihak untuk mengakali peraturan FA dan UEFA terkait kepemilikan pemain dengan pihak ketiga.

Allardyce baru sekali melakoni pertandingan bersama Inggris, saat melakoni kualifikasi Piala Dunia 2018. Di laga itu, Inggris memetik kemenangan tipis 1-0 saat melawat ke markas Slovakia.

Allardyce baru menjabat posisi manajer timnas Inggris selama 57 hari. Manajer tim U-21 timnas Inggris, Gareth Southgate, untuk sementara akan menangani tim senior dalam empat pertandingan ke depan.

Inggris akan berhadapan Malta, Slovenia, dan Skotlandia di kualifikasi Piala Dunia. Satu laga lagi akan dilakoni oleh Inggris saat melawan Spanyol di laga persahabatan.

Cheif executive FA, Martin Glenn, menerangkan bahwa Wenger merupakan manajer yang cocok dengan banyak aspek untuk menjadi arsitek tim Tiga Singa.

“Tentu saja dia sangat cocok dengan kriterianya. Tentu saja dia akan menjadi kandidat sperti beberapa orang lainnya,” kata Glenn yang dikutip oleh Guardian.

Ketika ditanya mengenai hukuman untuk Allardyce, Glenn bilang bahwa ada di antara denda dan sanksi.

“Itu antara berupa denda atau bahkan sanksi. Itu yang ditunjukkan oleh sejarah. Biarlah persidangan yang menentukan,” tegasnya.

Guardiola Akui Liga Champions Sulit Ditaklukkan

Josep Guardiola mengatakan bahwa Liga Champions merupakan kompetisi yang sulit untuk ditaklukkan, mengingat ada begitu banyak kejutan yang bisa terjadi di tiap pertandingan.

Manchester City untuk kali pertama gagal meraih kemenangan di musim kompetisi kali ini, usai mereka hanya bisa bermain imbang 3-3 melawan Glasgow Celtic di pertandingan yang berlangsung di Parkhead.

"Semuanya begitu sulit di dalam sepakbola dan Liga Champions memiliki tuntutan yang amat tinggi," tutur Guardiola pada Goal International.

"Saya kira Celtic memiliki tiga atau empat peluang, mereka mencetak tiga gol dan itulah Liga Champions. Para pemain begitu fokus mengingat mereka tahu Liga Champions amat spesial."

"Ada begitu banyak hal - gol pertama offside, gol kedua adalah gol bunuh diri - itu adalah bagian dari permainan. Saya akan memilih kehilangan poin di Premier League, mengingat anda masih punya waktu untuk menebusnya kembali, namun Liga Champions amat singkat."

Senin, 03 Oktober 2016

Winger MU Bantah Selingkuh Dengan Suster Cantik Ini

Kabar tidak mengenakkan datang pada gelandang andalanManchester United (MU), Antonio Valencia. Pemain asal Ekuador dituding berselingkuh dengan suster cantik bernama Sophie Vagsaeter.

Padahal selama ini, Valencia telah menjalin asmara dengan istrinya, Zoila Meneses. Bahkan hubungannya yang sudah berjalan 12 tahun itu sudah dikaruniai anak perempuan.

Tetapi usai derby Manchester, Valencia tertangkap kamera masuk hotel bersama Sophie. Ia rela menjemputnya di bandara sebelum menginap bersama di Hotel Hilton Manchester.

Valencia mengenal Sophie melalui Instagram. Ia kerap mengirimi pesan mesra pada wanita berusia 24 tahun tersebut.

Namun tuduhan perselingkuhan tersebut langsung dibantah oleh Valencia. Melalui Instagram ia juga meminta maaf pada penggemarnya.

"Saya minta maaf karena urusan pribadi membuat semua orang bingung dan tidak nyaman. Semoga saja media tidak mengusik kehidupan pribadi saya lagi," kata Valencia.

"Seperti biasanya saya hanya fokus pada karier dan juga anak perempuan saya," ujarnya menambahkan.

Gol dari Bola Mati Jadi Senjata Pamungkas Baru Barcelona Musim Ini

Barcelona sejak lama dikenal kerap gagal memaksimalkan situasi bola mati. Namun fakta itu berubah semenjak Blaugrana dibesut Luis Enrique.

Barcelona mampu memaksimalkan situasi bola mati untuk menciptakan gol. Terakhir ditunjukkan saat Barcelona menekuk Borussia M'gladbach 2-1 di ajang Liga Champions, Kamis kemarin.

Gol kemenangan Barcelona di laga itu dicetak bek Gerard Pique lewat situasi bola mati. Proses gol yang terus menerus dilatih Lionel Messi dan kawan-kawan.

"Ini adalah proses gol yang terus kami latih. Dan kami kini meraih hasilnya," kata Pique seperti dilansir laman olahraga Spanyol,Marca, Jumat 30 September 2016.

Efektifitas Barcelona memanfaatkan situasi bola mati ditunjukkan musim ini. 20 persen gol Barcelona dicetak lewat situasi ini (tujuh dari total 33 gol yang dicetak).

Dan sosok penting di balik ketajaman Barca ini adalah asisten pelatih Juan Carlos Unzue. "Rencana Juan Carlos berjalan dengan sangat baik," puji pelatih Luis Enrique.

Karier Sepak Bola Jamie Vardy Nyaris Tamat karena Vodka

Jamie Vardy tampil sensasional pada musim 2015/16. Dia membantu Leicester City memenangi Liga Premier Inggris untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub.

Tidak hanya itu, Vardy juga mencatatkan 24 gol sepanjang musim lalu. Jumlah golnya sama dengan yang dicetak bomber Manchester City, Sergio Aguero.

Meski terbilang sangat sukses, Vardy rupanya punya masa-masa suram. Striker berusia 29 tahun tersebut menceritakan masa-masa sulitnya saat baru bergabung dengan Leicester City pada 2012.

Vardy mengakui bahwa dirinya kecanduan minuman keras, vodka, dan penggila permen skittles. Kebiasaan buruknya itu hampir membuat kariernya di dunia sepak bola tamat.

Bahkan, saat mengalami cedera kaki, Vardy terus mengonsumsi vodka dan permen skittles. Ya, vodka telah menghambat pemulihan cederanya.

"Saya suka makan permen skittles yang warna merah dan ungu. Saya tidak suka yang orange, hijau, dan kuning, jadi saya pisahkan permen sesuai warnanya. Dalam sehari bisa 20 kali saya memakan permen itu," ucap Vardy dalam buku otobiografinya, From Nowher.

"Ketika cedera, saya punya tiga liter botol vodka. Jika sedang bosan di rumah, saya menuang vodka ke gelas dan menikmatinya. Vodka itu terasa enak, tapi menghambat penyembuhan cedera dari kaki saya yang mati rasa," katanya menambahkan.

Kebiasaan buruk Vardy diketahui fisioterapi Leicester City, Dave Rennie. Tak mau kariernya berakhir lebih cepat, mantan striker Fleetwood Town itu langsung menghentikan kebiasaan buruknya.

"Saya bermain sembilan laga tanpa mencetak gol dan salah satu staf klub menelusuri penyebab buruknya penampilan saya. Dia (Dave Rennie) melihat otot betis saya robek," kata Vardy.

"Mungkin dia hanya menduga saja. Tapi buktinya di aliran darah saya mengalir vodka. Itu yang membuat kaki saya mati rasa. Namun, akhirnya cedera itu perlahan hilang dan fisik saya kembali bugar," ucapnya mengakhiri.

Akibat kecanduan vodka, fans Leicester City memberikan yel-yel unik kepada sang pemain, yakni Jamie Vardy's Having a Party, Bring Your Vodka and Your Charlie. Yel-yel itu mulai populer sejak 2013.

 

Frustrasi Jadi Alasan Messi Ingin Pensiun Dari Timnas Argentina

Megabintang Timnas Argentina, Lionel Messi, sempat menyatakan keinginannya untuk pensiun dari tugas membela tim nasional negaranya. Messi pun membeberkan rasa frustrasi jadi alasan dirinya menyatakan keinginan tersebut.

Keputusan ingin pensiun disampaikan Messi usai dirinya gagal membawa Timnas Argentina menang atas Cile untuk menjuarai Copa America Centenario beberapa waktu lalu. Itu adalah kegagalan kedua La Albiceleste di ajang Copa America, setelah sebelumnya gagal pada 2015 akibat juga kalah adu penalti dari Cile.

Bahkan apabila dihitung dengan Piala Dunia 2014 saat kalah di final dari Timnas Jerman, itu artinya sudah tiga kali Argentina gagal di final. Alhasil, tiga kegagalan tersebut pun melahirkan rasa kecewa dan frustrasi yang luar biasa dalam diri Messi.

“Itulah yang saya rasakan pada momen tersebut. Segala hal di sekitar saya terasa begitu kacau, karena kami merasakan hal itu, karena melihat bagaimana tim saat itu dan bagaimana cara kami bermain,” ungkap Messi.

“Kami semua ingin menang. Saya sudah berjuang bersama tim dan mimpi saya adalah memenangkan sesuatu. Bisa berada sedekat itu tapi gagal mendapatkannya adalah suatu rasa frustrasi yang besar untuk kami semua,” sambungnya

Tidak Punya Stok Bagus Pelatih Lokal Asal Inggris, Three Lions Incar Arsene Wenger

Legenda Southampton, Matt Le Tissier, menganggap Arsene Wenger sebagai kandidat yang paling cocok untuk menangani timnas Inggris.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) naik pitam dan memutuskan untuk memecat Sam Allardyce. Padahal dia baru menangani Inggris selama 67 hari menggantikan Roy Hodgson.

Pasalnya, Allardyce kedapatan tengah membocorkan celah kepada sejumlah pebisnis untuk mengakali peraturan FA terkait status kepemilikan pemain oleh pihak ketiga. Gareth Southgate yang sejatinya menangani Inggris U-21 akhirnya ditunjuk sebagai pelatih sementara.

Beberapa nama suksesor Allardyce muncul, mulai dari Alan Pardew, Glenn Hoddle hingga Steve Bruce. Namun, Le Tissier menganggap bahwa pelatih asli Inggris saat ini tidak ada yang memenuhi kualifikasi dan Wenger dianggap sosok yang paling pas.

“Tidak ada kandidat pelatih Inggris yang luar biasa saat ini. Saya pikir, kami memiliki tiga pilihan pelatih permanen Inggris di Liga Inggris,” kata Le Tissier, seperti dilansir Sky Sports.

“Apakah Anda menginginkan Alan Pardew yang memiliki rekor manajemen tak menentu? Kemudian Eddie Howe yang saya nilai masih terlalu dini dan Sean Dyche dengan pengalaman hanya dua musim melatih di Liga Inggris,” lanjutnya.

“Anda melihat opsi pelatih yang tidak memiliki klub saat ini. Steve Bruce, Alan Shearer dan Glenn Hoddle,” tandas Le Tissier.

‘Saya pikir, jika mereka bisa mendapatkan Wenger, saya akan gembira. Saya lebih memilih pelatih asli Inggris, tetapi jika tidak bisa mendapatkan sosok dengan pengalaman yang sesuai, dia (Wenger) akan menjadi pilihan saya,” paparnya.

“Mungkin dia akan meninggalkan Arsenal atau menggunakan tawaran melatih Inggris untuk menegosiasikan kontrak yang lebih lama bersama Gunners,” ujar Le Tissier.