Piala Eropa 2016 telah berlalu, tiga bulan lalu. Namun, masih banyak hal yang diingat dari turnamen yang dimenangkan Portugal ini.
Kehadiran istri dan pacar pemain alias WAGs seksi sukses menambah semarak ajang yang berlangsung di Prancis ini. Kehadiran mereka menambah semangat para pemain yang bertanding di lapangan hijau.
Seperti dilansir 101greatgoals, majalah GQ Italia menobatkan fans yang paling cantik di Piala Eropa 2016. Pilihan pun jatuh pada istri bintang Swiss, Blerim Dzemaili, yakni Erjona Sulejmani.
Erjona tampil memesona di Prancis lalu. Kehadirannya di tribun penonton menjadi pusat perhatian. Dia senantiasa mendukung penampilan Dzemaili, yang kini tercatat sebagai pemain Bologna.
Pasangan ini telah menikah selama tiga tahun, dan sudah dikaruniai seorang putra yang juga kerap hadir menyaksikan sang ayah berlaga di lapangan hijau. Sepanjang pergelaran turnamen ini, praktis kamera kerap mengarah kepada Erjona yang tampil begitu cantik nan seksi dalam mendukung suami tercinta di tribun penonton.
Sebagai fans yang paling cantik, Erjona yang berprofesi sebagai model, mendapatkan kesempatan melakukan sesi foto bersama majalah GQ. Foto-foto Erjona ditampilkan dalam format hitam putih. Tentu saja, dia tampil seksi dalam foto-foto tersebut. Dia mengenakan pakaian minim dan dengan pose yang menggoda
Kamis, 13 Oktober 2016
Fans Paling Cantik di Piala Eropa 2016 Tampil Seksi di Majalah Dewasa Pria
Maradona Sebut Icardi Pengkhianat Karena Rebut Istri Orang
Bukan Diego Maradona namanya bila tak membuat banyak orang terheran-heran dengan sikap dan komentarnya. Dan itu kembali terjadi baru-baru ini.
Kali ini yang menjadi sasaran komentar pedasnya adalah penyerang tajam Inter Milan, Mauro Icardi. Dalam komentarnya itu, legenda Napoli tersebut menyebut Icardi sebagai seorang pengkhianat karena merebut istri dari rekannya setimnya saat di Sampdoria, Maxi Lopez.
Selain itu, Maradona juga mengaku sama sekali tak tahu menahu apakah Icardi akan kembali dipanggil untuk memperkuat timnas Argentina atau tidak.
"Saya tak tahu apakah Icardi akan dipanggil memperkuat timnas Argentina," ujarnya sembari mengangkat bahu.
"Saya tak berbicara tentang pengkhianat di sini. Saya ada di sini untuk pertandingan perdamaian, dan Icardi tak ada hubungannya dengan hal itu," tandasnya
5 Gelandang Muda Yang Siap Mengguncang Dunia Sepakbola
Tidak jarang para gelandang muda tersebut menjadi pahlawan lini tengah sebuah tim. Kami merangkum lima nama gelandang muda yang berpotensi besar mengguncang dunia sepakbola, seperti dilansir Mirror, Selasa (11/10/2016).
Berikut adalah lima nama gelandang muda yang siap mengguncang dunia sepakbola:
1.Renato Sanches
Nama Sanches mulai dikenal saat tampil apik bersama Timnas Portugal di Piala Eropa 2016. Di usianya yang menginjak 19 tahun, Sanches kerap menjadi poros lini tengah Selecao das Quinas –julukan Timnas Portugal– di Piala Eropa 2016. Pemain Bayern Munich ini sering mengandalkan bola-bola dari bek dan memiliki kecepatan menggiring bola yang luar biasa.
2.Malcom
Diboyong dari Corinthians ke Bordeaux pada Januari 2016, Malcom sukses tampil memukau. Pemuda berusia 19 tahun tersebut kerap dipuji merupakan pemain yang fleksibel. Sebab, ia dapat bermain di posisi sayap ataupun sebagai penyokong lini depan. Selain itu, Malcom juga memiliki gaya permainan khas Brasil yang cepat dan mampu menggiring bola dengan baik.
3.Riechedly Bazoer
Bazoer juga merupakan seorang gelandang muda yang fleksibel. Pesepakbola berusia 19 tahun itu dapat mengisi posisi gelandang bertahan dan gelandang serang. Kendati bermain di Ajax, gaung kelihaian Bazoer dalam mengolah si kulit bundar ternyata sudah sampai hingga ke Spanyol dan Inggris. Barcelona dan Arsenal disebut-sebut tengah tertarik dengan pemuda berpaspor Belanda tersebut.
4.Gerson
Diboyong AS Roma dari Fluminense dengan harga 15 juta euro atau Rp217,17 triliun, Gerson tak kunjung dimainkan oleh Roma. Kendati demikian, pesepakbola berusia 19 tahun ini memiliki karier yang gemilang bersama Timnas Brasil U-20. Berbekal pengalaman di Timnas Brasil U-19, Gerson diramalkan bakal menjadi bintang baru di Serie A.
5.Youri Tielemans
Nama Tielemans memang telah menarik perhatian sejak tiga tahun lalu. Di usia ke-16 tahun, Tieman menjadi pesepakbola termuda asal Belgia yang bermain di Liga Champions bersama Anderlecht. Kini setelah menginjak usia 19 tahun, Tielemans telah tampil dalam 100 pertandingan bersama Anderlecht. Beberapa klub raksasa Eropa dikabarkan tertarik memboyong pemuda berpaspor Belgia ini. Ia juga dikabarkan akan segera masuk ke dalam skuad senior Timnas Belgia.
Rabu, 12 Oktober 2016
Ayah John Terry Pacari Gadis Lebih Muda 22 Tahun
Bek tengah Chelsea, John Terry harus menerima kenyataan kalau kekasih ayahnya masih sepantar dengan usia sang pemain. Ted Terry kepergok tinggal serumah dengan wanita 39 tahun bahkan rela mengantarkan sekolah anak-anak pacarnya itu.
Dilansir dari The Sun, Ted telah berhubungan dengan Evelyn Minkey, sejak November 2014. Ibu tiga anak tersebut ikut pindah bersama Ted ke sebuah rumah bertingkat di Chichester, Sussex.
Baru-baru ini seorang fotografer sempat memergoki Evelyn di depan rumahnya tengah menenteng alat uji kehamilan. Ted, yang kini berusia 61 tahun juga terlihat bersiap untuk mengantarkan anak bungsu Evelyn ke taman kanak-kanak.
Pada Agustus lalu, polisi sempat mendatangi rumah keluarga Evelyn karena mantan suaminya, Stefan berkelahi dengan Ted hingga membuat keributan. Untungnya tak ada yang ditangkap dalam insiden itu.
Evelyn adalah warga negara Inggris kelahiran Kenya yang baru saja bercerai dari Stefan (42 tahun). Dia mendapat hak asuh anak bungsunya, sementara dua putra tertuanya tinggal bersama sang mantan.
Putra Evelyn disekolahkan di The Prebendal School, lembaga pendidikan independen di Chichester, yang terletak berdekatan dengan kantor polisi Katedral Chichester. Sekolah persiapan ini memakan biaya 9.000 pound setahun atau Rp 145 juta.
"Mereka benar-benar mencintai dan tidak ada yang orang bisa memisahkannya," ujar seorang sumber.
"Perceraian membuat berantakan dan Ted masuk ke dalam (rumah tangga) dengan tepat," ucap sang sumber.
Pemain Klub Italia ini Mendapatkan Kartu Hijau
Sejarah tercipta di arena sepak bola, tepatnya di Italia. Untuk pertama kalinya, kartu hijau diberikan wasit dalam pertandingan Seri B Liga Italia antara Vicenza dan Virtus Entella yang berlangsung Sabtu, 8 Oktober 2016.
Sepak bola selama ini memang hanya mengenal kartu kuning dan kartu merah untuk pelanggaran yang dilakukan pemain. Tapi, pada awal musim ini, pengelola kompetisi Seri B Italia (divisi II) mengumumkan tentang penerapan kartu hijau. Kartu ini akan diberikan sebagai penghargaan kepada pemain yang menjunjung tinggi sportivitas atau fair play.
Nah, pada Sabtu lalu, kartu itu benar-benar diberikan wasit. Adalah penyerang Vicenza, Cristian Galano, yang menerimanya. Wasit Marco Mainardi memberinya kartu hijau seusai pertandingan karena dalam laga itu Galano menyatakan wasit telah membuat kesalahan dengan memberikan tendangan pojok kepada timnya. Ia menuturkan tak ada bek Virtus Entella yang menyentuh bola. Karena pengakuan itu, wasit pun membatalkan tendangan pojok dan mengubahnya menjadi tendangan gawang.
Presiden Seri B Andrea Bodi sebelumnya mengatakan kartu hijau memang hanya bersifat simbolis, tapi itu bisa membantu mempromosikan citra kompetisi divisi dua Italia tersebut menjadi lebih positif. Sebab, beberapa tahun terakhir, kompetisi tersebut diramaikan oleh skandal pengaturan skor.
"Ini adalah penghargaan yang bersifat simbolis. Ini memang sangat simpel. Yang terpenting adalah mampu menunjukkan seorang profesional melakukan hal yang patut dicontoh," ujar Bodi.
Pelatih ini Sebut Sepak Bola Indonesia Lebih Butuh Keajaiban
Kekesalan tak bisa disembunyikan Pelatih Pusamania Borneo FC, Dragan Djukanovic, kala timnya dipaksa takluk 1-2 dari Bhayangkara FC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (7/10). Bahkan, dia mengklaim, untuk bersaing di sepak bola Indonesia, keajaiban lebih diperlukan ketimbang kehadiran pelatih.
PBFC sejatinya mampu tampil apik bahkan sempat unggul terlebih dahulu pada menit ke-24 saat Ricky Akbar Ohorella merobek gawang
Wahyu Tri Nugroho.
Namun, keunggulan PBFC hanya bertahan sampai 8 menit. Sebab, pada menit ke-32, Wahyu Subo Seto mampu menyamakan skor menjadi 1-1. Gol Subo sebenarnya bisa ditangkap kiper PBFC, Dian Agus Prasetyo. Namun bola sempat menyentuh kaki Terrens Puhiri sebelum masuk dengan pelan ke gawang.
Gol penentu Bhayangkara FC lahir dari Thiago Furtuoso pada menit ke-79. Tendangan keras striker asal Brasil tersebut dari luar kotak penalti tak mampu dihalau Muhammad Ridho, kiper yang menggantikan Dian Agus.
Bhayangkara FC bahkan nyaris unggul lebih besar saat mereka mendapatkan penalti. Wasit memberikan penalti setelah Ridho dianggap melanggar Ilham Udin. Namun, Otavio Dutra yang menjadi algojo gagal mencetak gol. Tendangan ala Panenka yang dilakukannya pada menit ke-85 mampu ditepis Ridho.
"Saya tidak puas dengan apa yang kami dapat hari ini, terutama pada babak kedua. Di babak pertama kami bisa mengendalikan pertandingan. Di 45 menit petama kami selalu menguasai bola, dan Bhayangkara hanya mengandalkan serangan balik,” terang Dragan Djukanovic, arsitek PBFC.
Namun, dia melihat kinerja wasit berubah pada babak kedua. Dragan menilai wasit banyak menguntungkan tuan rumah.
“Butuh magic untuk setiap pertandingan di Indonesia, tidak butuh pelatih sepak bola. Ini kenyataannya. Wasit sangat luar biasa,” kata Dragan.
Dragan menilai, dengan hasil ini peluang timnya finis di posisi enam besar klasemen akhir ISC memang belum tertutup.
"Saya pikir tim ini pantas untuk berada di 6-besar klasemen akhir, bahkan di tempat yang lebih baik lagi yaitu 3-besar. Kami selalu menghadapi masalah yang sama, tapi setiap minggunya selalu ada progress positif. Tapi sangat sulit untuk menjaga kondisi dan memotivasi tim agar tetap berada didalam trek positif, karena banyaknya faktor eksternal di liga Indonesia," sambungnya.
Terpisah, kapten tim Ponaryo Astaman juga menyesalkan kekalahan kemarin. Dia menilai ada kelengahan di babak kedua, sehingga mampu dimanfaatkan tim lawan.
“Namun di luar itu, tim sudah memberikan usaha yang terbaik. Seperti yang pelatih bilang tadi, pertandigan banyak dipengaruhi keputusan wasit, terutama pada babak kedua,” kata Ponaryo.
Mantan Kiper Timnas Jerman ini Malah Jadi Pemain WWE
Mantan kiper Werder Bremen, Tim Wiese, akan berkecimpung dalam dunia gulat hiburan. Ia telah dijadwalkan membuat debut pertamanya di ajang WWE (World Wrestling Entertaiment) bulan depan.
Atlet berusia 34 tahun yang telah memiliki enam caps untuk Timnas Jerman, mulai beralih dari sepakbola menuju gulat sejak akhir 2014. Sejak saat itu ia berlatih keras agar untuk memulai debutnya di WWE.
Awalnya ia pernah tampil di ajang WWE selama acara live di Frankfurt setelah penandatangan kontrak. Namun kali ini ia menyatakan siap untuk bergabung dengan para pegulat lainnya di dalam ring.
Sebagaimana diberitakan Sportsmole, Senin (10/10/2016), Wiese akan bergabung dengan sejumlah pegulat senior seperti Cesaro dan Sheamus dalam pertandingan bertajuk ‘Six-Man Tag-Team’ di Munich pada 3 November 2016.
Selama bermain sepakbola, Wiese telah membuat 386 penampilan bersama Fortuna Koln, Kaiserslautern, Bremen dan Hoffenheim sebelum memilih pensiun mengolah si kulit bundar.