Senin, 17 Oktober 2016

Guardiola Sangat Terobsesi Dengan Taktik Possession Football

Mantan playmaker Barcelona, Xavi, menyebut Josep Guardiola sebagai seorang pelatih yang terobsesi dengan taktik possession football.

Pelatih asal Spanyol tersebut adalah salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini. Ia sukses besar di Barcelona dan juga bersama Bayern Munchen. Bahkan banyak pelatih yang kemudian mengadopsi taktiknya, khususnya saat masih di Barca.

Gaya main itu kini ia usung juga ke Inggris saat menangani Manchester City. Dan skuat City pun tampil beda ketimbang sebelum-sebelumnya. Selain lebih solid, mereka dominan dalam menguasai bola dan haus gol saat menyerang.

Xavi lantas angkat bicara tentang taktik andalan pelatih berusia 45 tahun tersebut. Ia menyebut Guardiola terobsesi dengan taktik tersebut.

"Semangatnya untuk sepak bola, mentalitas, gayanya, semuanya baik tentang bekerja dengan Pep Guardiola, ia benar-benar salah satu pelatih terbaik saat ini," pujinya seperti dilansir Soccerway.

"Ia obsesif tentang gaya mainnya. Ia sangat memercayai taktik itu. Ia selalu ingin menguasai bola, ia memiliki pemahaman tentang permainan ini dan ia mentransfer hal itu pada para pemainnya," ujar Xavi.

N'Golo Kante Jadi Tidak Berkembang Selama Berseragam Chelsea

Mantan pelatih Tottenham Hotspur, Harry Redknapp, menilai gelandang baru Chelsea, N’Golo Kante, tidak berkembang sejak diboyong ke Stamford Bridge dari Leicester City pada bursa transfer musim panas 2016.

Kante diboyong The Blues –julukan Chelsea– dengan nilai transfer mencapai 35,8 juta euro atau sekira Rp514 miliar. Angka tersebut menjadikan Kante sebagai pembelian termahal ketiga Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu.

Namun sayang, angka fantastis tersebut tidak berbanding lurus dengan performa Kante di The Blues. Redknapp menyatakan bahwa Kante harus segera memperbaiki performanya untuk membuktikan dia pantas berada di Chelsea.

“Leicester merasakan kehilangan yang besar saat N’Golo Kante pergi. Namun saya tidak yakin dia telah berkembang di Chelsea. Dia bagaikan ikan besar di kolam yang kecil pada musim lalu, tetapi hal tersebut tidak terlihat semenjak dia berada di London,” tutur Redknapp, mengutip dari Squawka, Jumat (14/10/2016).

“Chelsea memiliki lebih banyak target jadi tugas yang dijalani juga lebih keras. Dia datang dari tempat yang tidak diketahui dan menjadi bintang di Leicester. Namun dia berada di salah satu klub besar Eropa saat ini,” tandasnya

Barca dan Real Madrid Bersaing Dapatkan Ousmane Dembele

Real Madrid dikabarkan sedang mengintai pemain Borussia Dortmund, Ousmane Dembele. Untuk mendapatkannya, Madrid harus bersaing dengan rival utamanya di liga Spanyol, Barcelona.

Pemain 19 tahun ini baru gabung dengan Dortmund pada musim panas lalu dari Rennes dengan harga 15 juta euro dengan kontrak berdurasi lima tahun. Musim ini, ia telah mengumpulkan satu gol dan dua assist di Bundesliga dari enam penampilan musim ini.

Penampilannya yang bagus ini sepertinya telah menarik minat sejumlah klub dari La Liga. Menurut ESPN, Real Madrid akan bersaing dengan Barcelona untuk mendapatkan tanda tangannya.

Tapi masalahnya, Real Madrid tak bisa mendatangkan pemain selama dua sesi jendela transfer karena mendapat hukuman dari FIFA. JIka gugatan yang diajukan pada Court of Arbitration of Sport (CAS) ditolak, maka Real Madrid harus bersabar untuk membelinya pada bulan Januari 2018.

Sementara itu, Barca disebut belum mengajukan penawaran resmi untuk mendaratkan Dembele ke Camp Nou.

Minggu, 16 Oktober 2016

10 Pemain Bola ini Dinobatkan Jadi Paling Ganteng Tahun Ini

Sepak bola salah satu olahraga paling populer yang digemari banyak kalangan. Laki-laki, perempuan, orang dewasa hingga anak-anak menikmati sepak bola dari sudut pandang masing-masing. Tidak hanya soal prestasi, sudut pandang lain, juga sering jadi bahan obrolan terkait para pemain bola. Prestasi bisa dikesampingkan, apabila seorang pemain sudah memiliki aura atau pesona sendiri, baik di dalam maupun di luar lapangan. Suporter wanita juga lebih peduli pada kehidupan pribadi pemain pujaannya.

Kami mencoba mengumpulkan sederet pesepakbola yang dikaruniai wajah rupawan, berpostur ideal nan seksi, tak kalah dengan model majalah atau peragawan. Simak 10 pemain terganteng dan paling hot pada tahun ini.

10. Mats Hummels

9. Isco 

8. Cesc Fabregas

7.  Gerard Pique

6. David Villa

5. Mario Gotze

4. James Rodriguez

3. Ricardo Kaka

2. Marco Reus

1. Cristiano Ronaldo

Ini Alasan Pep Larang Pemain Man City Pakai Sosmed di Tempat Latihan

Pep Guardiola memutus koneksi internet di tempat latihan Manchester City. Hal itu membuat Sergio Aguero kebingungan karena sulit mendapat jaringan telepon seluler.

Aguero mengaku mendengar kabar pemutusan koneksi internet oleh Guardiola di tempat latihan City. Tapi, awalnya pemain asal Argentina itu mengira kabar tersebut hanya gurauan.

Betapa terkejutnya Aguero ketika ia mengetahui koneksi internet di tempat latihan City benar-benar diputus. Sayangnya, mantan pemain Atletico Madrid itu tak tahu pasti apa penyebab Guardiola memutus konenksi internet.

"Ya, memang benar. Ia (Guardiola) memutus koneksi internet. Saya tak tahu-menahu soal ini. Apa yang terjadi? Kami tak punya koneksi internet di sini. Di ruang ganti pemain, dimana semua tertutup, tak ada sinyal. Itu sebabnya Anda butuh wifi," ujar Aguero, dikutip dariSport.


"Di tempat ini (bawah tanah), saya tengah menyiapkan jus jeruk dan mereka bertanya apakah koneksi internetnya bekerja. Saya pikir mereka bercanda, tapi ternyata memang benar. Ia memotong koneksi internet. Di ruang ganti pemain, ruang pijat, kolam renang, tak ada lagi koneksi internet. Di atas, hanya ada sinyal 3G yang lemah," tambahnya.

Menurut dugaan Aguero, ada seorang pemain City yang sibuk bermain dengan telepon genggamnya saat tengah pijat relaksasi.

"Sepertinya pada suatu ketika, ia masuk ke ruang pijat dan melihat salah satu rekan setim saya dan saya tak tahu siapa, sedang bersantai dengan telepon genggam. Saya tak tahu, mungkin ia tak menyukainya. Sejak itu, ia memutus koneksi internet," katanya.

Luis Suarez Pencetak Gol Terbanyak Kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL

Sebuah rekor terukir dari pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Latin (CONMEBOL). Rekor ini tercatat atas nama penyerang tim nasional Uruguay, Luis Suarez.

Rabu dini hari, Suarez tampil bersama negaranya di kualifikasi Piala Dunia melawan Kolombia di Estadio Metropolitano Roberto Melendez, Barranquilla, Kolombia. Kedua tim hanya mampu bermain imbang 2-2.

Gol dari tuan rumah dicetak oleh Abel Aguilar dan Yerry Mina. Sedangkan gol Uruguay dicetak Cristian Rodriguez dan Suarez.

Gol yang dicetak Suarez tersebut adalah gol ke-19 di sepanjang kualifikasi Piala Dunia. Angka ini menjadikan bomber Barcelona ini sebagai pencetak gol terbanyak di kualifikasi Piala Dunia, namanya sejajar dengan mantan pemain timnas Argentina, Hernan Crespo, dikutip The Sun.

El Pistolero membukukan 19 gol dari 36 pertandingan kualifikasi, tepatnya di kualifikasi Piala Dunia 2010, 2014 dan 2018. Sedangkan Crespo mencapai golnya yang ke-19 dalam 33 pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1998, 2002 dan 2006.

Raihan Suarez ini mengungguli nama-nama pesepakbola legendaris dari Amerika Latin seperti duo Chile, Marcelo Salas dan Ivan Zamorano. Sepanjang keikutsertaan Salas di kualifikasi Piala Dunia, dia hanya mencetak 18 gol dari 32 laga di kualifikasi tahun 1998, 2002, 2006 dan 2010, sedangkan Zamorano juga mengoleksi 17 gol dari 23 pertandingan.

Brasil, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan sepakbola terbaik, justru tidak memiliki pemain yang mencapai angka 15 gol. Raihan gol terbanyak seorang pemain asal Negeri Samba di babak kualifikasi Piala Dunia dimiliki Romario dan Zico, keduanya mengemas 11 gol sepanjang karier, bersama Marcelo Martins (Bolivia), Humebrto Suazo (Chile), dan dua pemain Argentina, Gabriel Bartistuta dan Gonzalo Higuain.

Daftar pencetak gol terbanyak kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL:

19 Gol:
Hernan Crespo, Argentina: 19 gol dalam 33 pertandingan — 1998, 2002, 2006
Luis Suarez, Uruguay: 19 gol dalam 36 pertandingan — 2010, 2014, 2018

18 Gol:
Marcelo Salas, Chile: 18 gol dala 32 pertandingan — 1998, 2002, 2006, 2010

17 Gol:
Ivan Zamorano, Chile: 17 gol dalam 23 pertandingan — 1990, 1998, 2002

16 Gol:
Joaquin Botero, Bolivia: 16 gol dalam 30 pertandingan — 2002, 2006, 2010
Agustin Delgado, Ekuador: 16 gol dalam 30 pertandingan — 1998, 2002, 2006
Lionel Messi, Argentina: 16 gol dalam 38 pertandingan — 2006, 2010, 2014, 2018

15 Gol:
Jefferson Farfan, Peru: 15 gol dalam 36 pertandingan — 2006, 2010, 2014, 2018
Diego Forlan, Uruguay: 15 gol 46 pertandingan — 2006, 2010, 2014

14 Gol:
Jose Cardozo, Paraguay: 14 gol dalam 36 pertandingan — 1998, 2002, 2006

13 Gol:
Roque Santa Cruz, Paraguay: 13 gol dalam 38 pertandingan — 2002, 2006, 2010, 2014, 2018

12 Gol:
Felipe Caicedo, Ecuador: 12 gol dalam 25 pertandingan — 2010, 2014, 2018
Arturo Vidal, Chile: 12 gol dalam 29 pertandingan — 2010, 2014, 2018
Edinson Cavani, Uruguay: 12 gol dalam 31 pertandingan — 2010, 2014, 2018
Juan Arango, Venezuela: 12 gol dalam 58 pertandingan — 2002, 2006, 2010, 2014

11 Gol:
Romario, Brazil: 11 gol dalam 8 pertandingan — 1990, 1994, 2002
Zico, Brazil: 11 gol dalam 11 pertandingan — 1978, 1982, 1986
Gabriel Batistuta, Argentina: 11 gol dalam 18 pertandingan — 1994, 1998, 2002
Gonzalo Higuain, Argentina: 11 gol dalam 19 pertandingan — 2010, 2014, 2018
Humberto Suazo, Chile: 11 gol dalam 26 pertandingan — 2006, 2010, 2014
Marcelo Martins, Bolivia: 11 gol dalam 32 pertandingan — 2010, 2014, 2018

10 Gol:
Tostao, Brazil: 10 gol dalam 6 pertandingan — 1970
Ronaldo Brazil: 10 gol dalam 16 pertandingan — 2006
Luis Fabiano, Brazil: 10 gol dalam 15 prtandingan — 2006, 2010
Radamel Falcao, Colombia: 10 gol dalam 25 pertandingan — 2010, 2014, 2018
Kaka, Brazil: 10 gol dalam 27 pertandingan — 2006, 2010, 2018
Alexis Sanchez, Chile: 10 gol dalam 33 pertandingan — 2010, 2014, 2018

Stadion The Bulldozer Bikin Heboh Dunia Sepak Bola

Sebuah klub di Argentina, Liniers, diminta untuk memperbaiki lapangan miring. Liniers, yang berkompetisi di divisi 5, telah menggunakan lapangan tersebut  selama kurang lebih 30 tahun.

Tak lurusnya lapangan terlihat di bagian kotak penalti yang ukurannya berbeda dengan kotak penalti di sisi lain. Kotak penalti tersebut bukan berbentuk kotak, tetapi terlihat berbentuk trapesium.

Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) meminta Liniers memperbaiki lapangannya hingga batas waktu 15 Desember 2016. Jika tidak diperbaiki, AFA berencana menutup lapangan secara permanen.

Presiden Liniers, Marcelo Gomez, menjelaskan bahwa pihaknya mengetahui lapangannya "bermasalah", setelah mereka melihat foto udara lapangan tersebut di Google Maps.

"Kami sadar bahwa ada sesuatu yang kami perlu perbaiki pada suatu hari tetapi permintaan ini datang tiba-tiba," kata Gomez.

Pelatih Liniers, Cesar Agueirre, mengaku kondisi lapangan ini bukanlah masalah bagi timnya.

"Kami bermain di sini selama bertahun-tahun dan kami telah beradaptasi dengan bentuknya. Mungkin lawan kami perlu beberapa menit untuk membiasakan diri dengan lapangan. Namun, bentuk lapangan tidak berpengaruh secara taktik," ujar Aguirre.

Stadion ini dijuluki The Bulldozer oleh penduduk setempat. Daya tampung stadion ini mencapai 5.000 penonton.

AFA dilaporkan telah mengukur lapangan dan menemukan ada perbedaan 6 meter antara garis gawang yang satu (54 meter) dengan garis gawang lain (48 meter).