Hasil buruk kembali menghantui Manchester United saat hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Burnley, Sabtu (29/10) malam. Padahal, United memiliki penyerang tangguh Zlatan Ibrahimovic di lini depan. Namun, Iblis Merah tetap tidak mampu mencetak satu gol pun ke gawang Burnley.
Legenda Newcastle United, Alan Shearer menyarankan Ibrahimovic memiliki tandem di lini depan. Hal itu untuk membuat pergerakan Ibra semakin leluasa di kotak pertahanan lawan.
Dilansir dari Daily Mail, Shearer yang menyaksikan pertandingan United kontra Burnley mengatakan pada babak kedua, sebenarnya Ibrahimovic bermain cukup bagus.
Namun itu tak membuat penyerang asal Swedia menciptakan gol. “Dia lebih bagus saat Rashford maju ke depan dengannya pada babak kedua,” tutur Shearer dikutip dari Daily Mail, Ahad (30/10).
Menurut mantan pemain Tim Nasional Inggris ini, Ibrahimovic tidak memiliki ruang gerak yang cukup selama pertandingan. Dia juga tidak banyak melakukan pergerakan membahayakan.
Ibrahimovic kehilangan kecepatannya. Faktor umur tidak bisa dibohongi ketika seorang pesepakbola sudah lebih dari 30 tahun. Shearer membandingkan Ibrahimovic dengannya saat bermain untuk Newcastle dulu.
Saat itu, Shearer juga sudah tidak mampu membuat pergerakan dengan kecepatan yang dimiliki. Namun, tandemnya, Craig Bellamy membantunya untuk tetap tajam di lini depan Newcastle. “Craig Bellamy datang untuk menolong saya di Newcastle dengan kecepatannya,” ujar dia.
Menurut Shearer, apa yang dibutuhkan Manchester sama seperti saat dirinya membela Newcastle dulu. United butuh dua penyerang dengan karakter yang berbeda. Itu dapat dipenuhi dengan menempatkan Ibrahimovic berduet dengan Rashford di lini depan. “Saya rasa inilah yang dibutuhkan Manchester United,” tegas Shearer.
Selasa, 01 November 2016
Lini Depan MU Harusnya Diisi Duet Ibrahimovic-Rashford?
Mourinho Mau Pecahkan Rekor Transfer Lagi untuk Beli Luis Suarez
Bursa transfer pemain musim dingin belum akan dibuka hingga Januari 2017. Masih lebih dari dua bulan, tapi berbagai gosip fenomenal sudah bermunculan. Termasuk klaim tentang rencana Jose Mourinho memecahkan rekor transfer lagi.
Dilansir dari Soccerlens, Sabtu 29 Oktober 2016, pemain yang ingin diboyongnya ke Old Trafford, adalah bintang Barcelona Luis Suarez. Ya, betul, striker asal Uruguay mantan pemain Liverpool, yang merupakan klub rival tradisional Manchester United.
Tentang MU memecahkan rekor transfer, memang bukan kabar yang mustahil. Apalagi, belum lama klub kaya Inggris, itu membuat kejutan saat mendatangkan Paul Pogba dari Juventus pada musim panas, dengan nilai transfer £89 juta.
MU ingin memecahkan rekor transfer lagi, juga merupakan hal yang harus dipercaya. Pogba memang belum jadi cerita sukses dalam soal permainan MU, tapi dari sisi komersial Setan Merah telah menangguk banyak untung dari penjualan kaus Pogba.
Pembelian Suarez diyakini bisa membuat MU semakin kaya, dan Old Trafford disebut telah mempersiapkan dana £135 juta. Striker berusia 29 tahun, itu saat ini belum mendapat kontrak baru di Camp Nou, sementara Lionel Messi dan Neymar telah menikmati kontrak baru bernilai fantastis.
Mourinho sangat menyukai Suarez, dan ingin memanfaatkan situasi untuk membujuk Suarez kembali ke Premier League. Persoalannya, Suarez sudah pernah mengatakan, ingin pensiun di Barcelona. Kalau tidak tercapai, dia tidak mau pindah ke klub Inggris lain kecuali kembali ke Anfield.
Manchester City Vs Barcelona 2 November 2016, Jadwal & Prediksi Liga Champion
Prediksi Manchester City Vs Barcelona – Liga Champions eropa kini akan segera berlangsung dan team yang akan bertanding pada laga kali ini adalah Manchester City Vs Barcelona, laga yang berlangsung di stadium milik City ini akan menjadi pekan ke 4 liga champions, City yang memiliki misi bangkit atas kekalahan pada pertemuan pertama dengan Barcelona bertekat akan mendapatakn kemenangan pada laga ini.
Manchester City – Melawan Barcelona pada pertandingan selanjutnya merupakan laga yang cukup berat, dan city sendiri pada 5 pertandingan terakhirnya belum pernah merasakan kemenangan sama sekali, dengan 3 kekalahan dan 2 hasil imbang tentunya untuk mendapatkan kemenangan melawan Barcelona bukanlah hal yang mudah, tetapi sang pelatih mengatakan akan memikirkan cara untuk mengalahkan mantan team yang di belanya.
Barcelona – Peringkat ke 3 klasemen liga spanyol ini akan melakoni lanjutan liga champion pada tanggal 2 november nanti, pertandingan melawan City dan menjadi team tamu merupakan laga yang cukup menantang bagi team ini, karena Pada pertandingan sebelumnya Barcelona berhasil melumat City dengan skor yang cukup telak. dan pada laga kali ini para pemain barcelona di minta untuk lebih berhati hati dan tidak menganggap musuh lawan.
Statistic Manchester City Vs Barcelona
Pertemuan ke dua team di 5 Pertandingan terakhir Manchester City Vs Barcelona :
20/10/16 Barcelona 4 – 0 Manchester City
19/03/15 Barcelona 1 – 0 Manchester City
25/02/15 Manchester City 1 – 2 Barcelona
13/03/14 Barcelona 2 – 1 Manchester City
19/02/14 Manchester City 0 – 2 Barcelona
5 Pertandingan Terakhir Bermain Manchester City :
02/10/16 Tottenham Hotspur 2 – 0 Manchester City
15/10/16 Manchester City 1 – 1 Everton
20/10/16 Barcelona 4 – 0 Manchester City
23/10/16 Manchester City 1 – 1 Southampton
27/10/16 Manchester United 1 – 0 Manchester City
5 Pertandingan Terakhir Bermain Barcelona :
03/10/16 Celta de Vigo 4 – 3 Barcelona
15/10/16 Barcelona 4 – 0 Deportivo La Coruna
20/10/16 Barcelona 4 – 0 Manchester City
22/10/16 Valencia 2 – 3 Barcelona
26/10/16 Barcelona 0 – 1 Espanyol
Susunan Pemain Manchester City Vs Barcelona :
Manchester City : C. Bravo – K. De Bruyne – P. Zabaleta – Fernandinho – İ. Gündoğan – R. Sterling – Nolito – A. Kolarov – N. Otamendi – J. Stones – David Silva
Barcelona : M. ter Stegen – Iniesta – Busquets – L. Messi – Sergi Roberto – J. Mascherano – L. Digne – Neymar – S. Umtiti – L. Suárez – André Gomes
Bursa Asian Handicap : ¼ : 0
Over/Under : 3
Prediksi Skor Manchester City Vs Barcelona by: Prediksi Jitu
Tips: Pada Pertandingan kali ini kami memprediksikan Manchester City Vs Barcelona akan berakhir dengan Skor 1 – 1
Senin, 31 Oktober 2016
20 Pemain Sepak Bola Pekerja Keras di Premier League
Kesuksesan tim kerap ditentukan dari intensitas permainan mereka, terutama saat tim kehilangan bola. Sementara, pemain yang punya peran besar, biasanya tidak mendapat banyak perhatian, tenggelam di balik bayang-bayang para penyerang yang mencetak gol kemenangan.
Dilansir dari Mirror, Jumat, 28 Oktober 2016, N'Golo Kante yang kini menjadi pemain Chelsea, adalah salah satu contohnya. Musim lalu, memang Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang mencetak banyak gol kemenangan, hingga Leicester City menjuarai Premier League.
Tapi, Kante sebenarnya merupakan kunci kuatnya pertahanan the Foxes, dan cepatnya mereka melakukan serangan balik. Kante menjadi pekerja keras di lapangan tengah, untuk memutus aliran bola lawan ke wilayah pertahanan Leicester. Kerja keras Kante, bisa terlihat dari jarak tempuhnya.
Pemain asal Prancis, itu tercatat sudah berlari sejauh 104,95 kilometer dalam sembilan pertandingan musim ini. Sebagai perbandingan, jarak tol Cikampek hanya 73 kilometer. Jadi, kerja keras Kante memang dapat terlihat sangat luar biasa.
Namun, dia ternyata tidak berada di peringkat teratas. Berikut adalah daftar 20 pemain pekerja keras di Premier League musim ini:
20. Dele Alli / Tottenham Hotspur - 95,06 kilometer
19. Joe Allen / Stoke City - 95,59 kilometer
18. Harry Arter / Bournemouth - 95,86 kilometer
17. Robert Snodgrass / Hull City - 96,01 kilometer
16. Steven Davis / Southampton- 96,17 kilometer
15. Etienne Capoue / Watford - 96,69 kilometer
14. Cheikhou Kouyate / West Ham - 96,69 kilometer
13. George Boyd / Burnley- 96,80 kilometer
12. Victor Wanyama / Tottenham Hotspur - 98,21 kilometer
11. Valon Behrami / Watford - 98,82 kilometer
10. Gareth Barry / Everton - 99,21 kilometer
9. Hector Bellerin / Arsenal - 99,46 kilometer
8. Dean Marney / Burnley - 99,62 kilometer
7. Danny Drinkwater / Leicester City - 99,70 kilometer
6. Fernandinho / Manchester City - 100,48 kilometer
5. Sam Clucas / Hull City - 100.67 kilometer
4. Craig Dawson / West Bromwich Albion - 102.04 kilometer
3. Nemanja Matic / Chelsea - 104.06 kilometer
2. N'Golo Kante / Chelsea - 104.95 kilometer
1. Jordan Henderson / Liverpool - 106.49 kilometer
Musim ini Menjadi Persaingan Paling Sengit Sepanjang Sejarah Liga Inggris
Menjelang pekan ke-10 di akhir pekan ini, Manchester City masih bertahan di puncak klasemen dengan poin 20. Tapi The Citizens bukan satu-satunya klub dengan jumlah poin tersebut karena Arsenal dan Liverpool juga sudah mengumpulkan nilai yang sama.
Sembilan pekan terlalui, persaingan papan atas ekstra ketat dengan lima tim cuma terpaut satu angka. Inikah awal musim tersengit di Premier League?
Hingga pekan kesembilan Liga Inggris 2016-2017, City masih memuncaki klasemen sementara Liga Inggris 2016-2017 dengan koleksi 20 poin. Sementara diposisi kedua dan ketiga ditempati oleh Arsenal dan Liverpool yang memiliki poin sama namun kalah selisih gol.
“Liverpool (adalah pemburu gelar juara), bahkan Man United juga. Meskipun mereka (Man United) berada sedikit di belakang,” jelas Cech, mengutip dari Soccerway, Sabtu (29/10/2016).
“Ini adalah musim yang panjang dan masih sedikit poin (yang diperebutkan). (Dan juga) Manchester City, Tottenham, kami (Arsenal), Chelsea, juga pasti ingin meraih kemenangan,” lanjutnya.
Cuma selisih gol yang membedakan ketiganya. City punya selisih gol +11, Arsenal +10, dan Liverpool +9.
Namun persaingan bukan cuma punya mereka bertiga karena Chelsea dan Tottenham Hotspur di urutan empat dan lima cuma terpaut satu angka. The Blues lebih unggul dengan selisih gol +10, sementara The Lilywhites punya selisih gol +9.
Meski kompetisi baru berjalan sembilan pekan, sengitnya persaingan di papan atas ini membuat kompetisi menjadi juara sangat sulit diprediksi.
“Saya bukan petaruh, tapi jika saya suka bertaruh maka saya tidak akan bertaruh pada siapa yang akan jadi juara. Itu berisiko besar akan membuat Anda kehilangan uang dalam jumlah besar,” ucap Jose Mourinho saat ditanya soal rivalitas musim ini.
Sementara itu BBC mencatat kalau tidak pernah sebelumnya terjadi ada lima tim di posisi teratas klasemen hanya berjarak satu poin setelah melewati sembilan pekan. Jarak terdekat antara lima posisi teratas setelah melewati jumlah pertandingan yang sama adalah tiga poin, itu terjadi di 1996/1997, 1997/1998, 2000/2001 dan 2001/2002.
Sementara jarak terjauh yang pernah tercatat antara urutan satu dan lima setelah sembilan pekan adalah 11 poin. Arsenal melakukannya di 2004/2005.
WOW, Hanya 1 Suporter yang Merayakan Kemenangan Klub ini
Sebuah cerita menarik datang dari sepakbola Swedia. Klub Gefle IF merayakan kemenangan mereka di kandang Kalmar FF di depan suporter mereka yang hanya berjumlah satu orang!
Ceritanya, Gefle IF mengalami penurunan performa akhir-akhir ini yang membuat mereka berada di posisi kedua dari bawah di kompetisi kasta tertinggi Swedia Allsvenskan.
Hal ini membuat para suporter enggan mendukung Gefle IF. Dalam lawatan ke markas Kalmar FF yang berjarak kurang lebih 1100 kilometer (pulang-pergi), rupanya hanya satu suporter yang berangkat mendukung Gefle IF.
Ternyata, lawatan ini menghasilkan tiga angka bagi Gefle IF. Gol tunggal dari Emil Bellander di menit 87 sukses membuat timnya bersuka cita.
Uniknya, setelah laga berakhir, para pemain Gefle IF memilih untuk merayakan kemenangan ini dengan menghampiri tribun di mana satu suporter mereka berada, dan mereka pun merayakannya bersama-sama.
3 Pemain Muda ini Dianggap Merusak Permainan Bayern
Bayern Munich memang sukses meraih kemenangan dalam laga kontra FC Augsburg, dalam laga putaran kedua Piala Jerman (DFB Pokal). Menjamu Augsburg di Allianz Arena, The Bavarians menang 3-1, 26 Oktober 2016.
Meski memetik kemenangan, performa Bayern dianggap tak maksimal. Ada tiga pemain yang dianggap tak bermain bagus dalam laga tersebut. Komentar ini datang dari mantan bintang Die Roten, Mehmet Scholl.
Ketiga pemain yang tampil jauh di bawah performa menurut Scholl adalah Julian Green, Kingsley Coman, dan bintang Portugal yang baru saja menerima penghargaan pemain muda terbaik dunia, Renato Sanches.
Sanches dan Coman dianggap Scholl terlalu egois dan terlalu lama menguasai bola. Keduanya juga disebut Scholl memperlambat permainan, sementara pemain lainnya bermain cepat.
Scholl juga tak menganggap gol yang dicetak Julian Green sebagai buah dari usahanya. Green dianggap Scholl malah tak punya kontribusi sama sekali dalam laga tersebut.
"Bayern bermain dengan baik dengan pemain belakang dan tentunya gelandang bertahannya. Tentunya di sana ada Renato Sanches yang selalu menguasai bola terlalu lama. Dia tidak pernah bermain langsung, dia selalu ingin bermain dengan idenya sendiri," ujar Scholl seperti dikutip FourFourTwo.
"Kemudian ada (Kingsley) Coman, yang juga bermain sama dengannya (Sanches). Dia selalu ingin sedikit 'berdansa'. Dan ada juga Julian Green, yang tidak banyak berkontribusi (dalam permainan). Kesampingkan golnya. Setiap pemain bermain sangat cepat, tapi tiga pemain ini selalu tak ada saat menyerang," katanya.
Kritik tak berhenti sampai di situ. Scholl juga menganggap para pemain muda ini takkan bisa menggantikan para seniornya semisal Arjen Robben atau Franck Ribery.
"Para pemain ini suatu saat akan menggantikan (peran) Ribery dan Robben. Tapi, saya tidak berpikir mereka akan bisa melakukannya (seperti Ribery dan Robben) di masa depan. Saya tidak melihatnya pada diri Coman, Sanches, atau Douglas Costa," ucap Scholl.