Bundesliga musim 2016/17 menghadirkan kejutan dengan kiprah klub muda bernama RB Leipzig. Tim asuhan pelatih, Ralph Hasenhüttl, menempati posisi kedua, hanya berselisih gol dengan Bayern Muenchen yang menempati peringkat pertama.
Die Bullen sebagaimana RB Leipzig dijuluki memulai kiprahnya di persepakbolaan Jerman pada tahun 2009 di Divisi Lima. Namun, tujuh tahun kemudian, mereka berhasil berkompetisi di Bundesliga setelah melewati semua fase kompetisi.
Kegemilangan RB Leipzig tidak terlepas dari peran Dietrich Mateschitz yang merupakan founder minuman berenergi Red Bull. Ia memang ingin membangkitkan sepak bola di Jerman Timur yang sudah mati suri sejak berastunya Jerman pada 1990. Energie Cottbus pernah menjadi wakil wilayah tersebut pada 2009 dan itu menjadi musim terakhir.
Melihat antusiasme masyarakat Jerman Timur yang ingin memiliki klub sepak bola, Mateschitz pun membeli klub divisi lima bernama SSV Markranstadt dan melakukan perubahan besar-besaran dan lahirnya RB Leipzig.
Kelahiran RB Leipzig juga tidak lepas dari peran legenda Bayern Muenchen, Franz Beckenbauer. Mateschitz menanamkan modalnya di klub yang berbasis di Leipzig, Saxony berkat saran dari Der Kaiser setelah sebelumnya keinginan Mateschitz ditolak oleh sejumlah klub.
Kedatangan Mateschitz membuat sepak bola Jerman gaduh karena dianggap merusak budaya bal-balan Jerman. Sebab, sebuah klub di Jerman dipandang sebagai sebuah institusi sosial sehingga mayoritas saham klub harus dimiliki oleh anggota klub.
Hal ini tentu menjadi masalah bagi investor untuk menanamkan modal ke sebuah klub. Federasi sepak bola Jerman (DFB) menerapkan formasi 50+1. Aturan tersebut adalah di mana 51 persen klub wajib diakusisi oleh suporter klub itu sendiri agar keuangan klub bisa sejalan dengan keinginan fans.
Apa yang dilakukan oleh Mateschitz tidak menyalahi aturan 50+1. Tetapi, cara yang ditempul RB Leipzig menimbulkan kemarahan dari klub-klub Jerman. Sejak berdiri pada 2009, banyak klub Jerman yang enggan bertanding dengan RB Leipzig, bahkan di pertandingan persahabatan.
Sekelompok fans garis keras Borussia Dortmund memboikot pertandingan melawan RB Leipzig pada Sabtu (10/9/2016). Mereka enggan membeli tiket tandang pertandingan tersebut dan lebih memilih menyaksikan tim cadangan Dortmund bermain di hari yang sama sambil mendengarkan laporan laga RB Leipzig versus Dortmund via radio.
Sikap suporter Dortmund bukanlah yang pertama. Sebelumnya, suporter Hansa Rostock ogah masuk stadion pada 10 menit pertama saat melawan RB Leipzig. Sambutan dingin juga diberikan para suporter Union Berlin dengan memakai baju hitam dan diam selama 15 menit. Aksi ekstrem dilakukan oleh fans Dynamo Dresden, yakni melempar potongan kepala kerbau yang masih berdarah ke lapangan saat menjamu RB Leipzig di ronde pertama DFB-Pokal, pertengahan Agustus lalu.
Kendati menjadi public enemy di Jerman, RB Leipzig bisa menjadi kuda hitam di Bundesliga musim ini. Dengan sokongan dana melimpah serta fasilitas yang modern membuat klub yang bermarkas di Red Bull Arena bisa membuat sesuatu yang lebih di persepakbolaan Jerman ke depannya.
Selain itu, Ralf Rangnick yang menjabat sebagai direktur olahraga klub melakukan inovatif untuk merubah RB Leipzig dengan melakukan pembinaan usai muda. RB Leipzig mempunyai kebijakan yakni merekrut pemain yang berusia 17 hingga 24 tahun. Yang terbaru, mereka mendatangkan wonderkid Skotlandia, Oliver Burke, dari Nottingham Forest.
Perjalanan RB Leipzig
2009–10 NOFV-Oberliga Süd (V)
2010–11 Regionalliga Nord (IV)
2011–12 Regionalliga Nord
2012–13 Regionalliga Nordost
2013–14 3. Liga (III)
2014–15 2. Bundesliga (II)
2015–16 2. Bundesliga
2016–17 Bundesliga (I)
Sabtu, 19 November 2016
RB Leipzig, Kuda Hitam dan Klub yang Paling Dibenci di Bundesliga Jerman
Jumat, 18 November 2016
Deretan Anak-Anak Pemain Sepak Bola Ternama yang Juga Bermain Bola
Peribahasa ini nampaknya cocok disematkan pada lima pemain sepak bola dunia berikut ini.
Banyak orang yang percaya bahwa pesepak bola berbakat akan menurunkan gen yang sama pada anaknya.
Hal itu bisa dilihat bagaimana hebohnya banyak orang saat anak dari Lionel Messi, Thiago, memulai latihan pertamanya dengan Barcelona Escola.
Disisi lain ada sebagian orang yang terus menyamakan aksi dari anak Cristiano Ronaldo dengan sang Ayah.
Mereka percaya jika suatu saat kedua anak mereka akan menjadi penerus di dunia sepak bola.
Namun anak seperti Thiago dan Cristiano Jr masih belum terlihat bakatnya.
Disekitar mereka justru ada nama-nama legenda sepak bola dunia yang ternyata punya anak yang tak kalah berbakat.
Namun sayang, anak-anak dari para legenda tersebut tidak terlalu disorot.
Lalu siapa saja mereka?
Dilansir SuperBall.id dari Footballslide, berikut adalah anak dari enam pesepak bola termana yang memiliki bakat sepeti ayahnya:
1. Christian Maldini
Christian Maldini adalah anak dari bek legendaris AC Milan, Paolo Maldini.
Christian sepertinya berhasil mengikuti jejak ayahnya bahkan kakeknya, Caesar Maldini yang meninggal pada April 2016.
Seperti ayah dan kakeknya, Christian kini sudah mulai berkarier dengan AC Milan.
Bahkan Maldini generasi ketiga ini sudah berhasil mengemban ban kapten saat AC Milan U-19 bertemu dengan Novara.
Christian pastinya memiliki beban berat untuk menjadi legenda seperti dua Maldini pendahulunya.
2. Shaqueel van Persie
Mantan pemain Arsenal Robin van Persie termasuk pemain terbaik dalam satu dekade terakhir.
Pemain asal Belanda ini bergabung dengan Fenebahce dan bermain di Liga Turki pada 2015.
Shaqueel memang masih berumur 10 tahun, namun bakatnya sudah terlihat sangat jelas.
Kini Shaqueel sedang mengikuti akademi muda Fenerbahce.
3. Enzo Zidane
Enzo Zidane adalah anak dari legenda Timnas Prancis Zinedine Zidane.
Enzo yang kini berumur 21 tahun mengikuti ayahnya yang berkarier di Real Madrid hingga menjadi pelatih.
Kini Enzo selalu menjadi andalan skuad Real Madrid Castilla.
Enzo juga sering bergabung dengan skuad senior Real Madrid dalam sesi latihan.
4. Joshua Nascimento
Joshua Nascimento adalah anak dari pesepak bola terbaik sepanjang masa, Pele.
Banyak orang berharap lebih padanya untuk suatu saat bisa mengikuti jejak ayahnya.
Namun Nascimeno menolak untuk terus disamakan dengan sang ayah.
Bahkan pesepak bola 20 tahun ini enggan menggunakan nomor punggung yang sama dengan ayahnya.
Meski begitu Nascimento juga memiliki cita-cita besar di dunia sepak bola.
Nascimento ingin memenangkan banyak gelar di Amerika Serikat.
5. Joe Van der Sar
Mantan kiper Manchester United Edwin van der Sar ternyata menurunkan bakat hebatnya pada sang anak, Joe van der Sar.
Layaknya sang ayah, Joe juga memulai karier mudanya dengan Manchester United dan posisi sebagai kiper juga.
Namun kini Joe sudah hijrah ke tim muda Ajax Amstedam.
Joe berharap dalam waktu dekat bisa bermain untuk tim senior Ajax.
Laga Prancis vs Brasil di Final Piala Dunia Jadi Laga Terbaik Menurut Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic sudah kenyang pengalaman sebagai pesepakbola profesional. Pengalamannya tampil di lima kompetisi elite di Eropa membuat nama Ibrahimovic semakin dikenal sebagai salah satu pemain terbaik di dunia.
Dari pengalamannya itu, sudah banyak sekali pertandingan demi pertandingan yang dilalui Ibrahimovic sepanjang kariernya. Namun dari sejumlah laga itu, justru final Piala Dunia 1998 yang mempertemukan Prancis kontra Brasil dinilai Ibrahimovic sebagai laga terbaik yang pernah disaksikannya.
Alasan Ibrahimovic menilai laga tersebut merupakan pertandingan sepakbola terbaik cukup simpel. Ia menilai pertarungan dua pemain paling berkualitas, yaitu Luiz Ronaldo dan Zinedine Zidane, membuat laga Prancis kontra Brasil jadi pertandingan terbaik menurutnya.
“Saya tidak sering menonton sepakbola, karena saya lebih suka memainkannya. Saya juga bicara tentang sepakbola. Jadi tidak terlalu mengikuti perkembangan sepakbola,” ucap Ibrahimovic, seperti dikutip dari Tribal Football, Selasa (15/11/2016).
“Anda harus bisa menjaga jarak. Ini semua tentang keseimbangan, namun jika saya boleh memilih maka mungkin Piala Dunia ketika Prancis menang atas Brasil, karena Ronaldo bermain jadi Anda ingin menonton dan Zidane juga bermain dan itulah mengapa Anda ingin melihatnya,” tutupnya.
Arsenal Jadi Klub yang Paling Sering Pemainnya Absen Kaena Cedera
Liga Inggris patut bangga. Itu karena mereka selalu banyak menyumbangkan pemain ke timnas saat jeda internasional. Namun, di sisi lain itu juga menjadi sebuah petaka. Pasalnya, potensi klub-klub untuk mendapatkan virus FIFA menjadi besar.
Karenanya, klub-klub kerap ragu saat tahap jeda internasional datang. Mereka dilanda kegalauan apakah harus melepas pemain mereka untuk memperkuat timnas atau tidak. Namun, regulasi FIFA membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa saat timnas memasukkan nama pemain mereka ke dalam daftar.
Liga Inggris yang disebut-sebut sebagai liga terbaik di dunia menjadi penyumbang terbesar pemain-pemain timnas. Hampir semua klub akan kehilangan beberapa pemain mereka yang mendapatkan panggilan timnas.
Sialnya, tak semua pemain mereka yang kembali dalam kondisi bugar. Tak jarang timnas mengembalikan pemain ke klub dalam kondisi cedera. Situasi itu yang disebut sebagai virus FIFA. Hal itu juga berlaku untuk tahap jeda internasional kali ini.
Seperti dilansir Sokkaa, beberapa tim besar harus kehilangan banyak pemain andalan mereka karena cedera. Mereka adalah Manchester United, Chelsea, Manchester City,Tottenham Hotspur, dan Arsenal.
Duel MU Vs Arsenal
Di antara lima klub tersebut, The Gunners menjadi tim yang paling dirugikan. Setidaknya ada tujuh pemain mereka yang mengalami cedera usai memperkuat timnasnya masing-masing. Mereka adalah Alexis Sanchez, Hector Bellerin, Lucas Perez, Santi Cazorla, Chuba Akpom, Per Mertesacker, dan Danny Welbeck.
Sialnya, tim asuhan Arsene Wenger itu memiliki agenda yang sangat penting di akhir pekan ini. Mereka akan melawat ke markas Manchester United di Old Trafford pada pekan ke-12 Liga Inggris 2016/2017, Sabtu (19/11/2016). Setelah itu, mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain di Liga Champions.
Namun, bukan hanya Arsenal, MU pun kehilangan beberapa pemainnya karena cedera. Tercatat, pemain-pemain seperti Marouane Fellaini, Antonio Valencia, Eric Bailly, Chris Smalling, dan James Wilson. Terkini, Wayne Rooney dilaporkan mengalami cedera lutut ringan.
Daftar Cedera Tim Top Liga Inggris
Manchester United: Marouane Fellaini, Antonio Valencia, Eric Bailly, Chris Smalling, James Wilson, Wayne Rooney
Chelsea: Eden Hazard, Loftus-Cheek, Diego Costa, Kurt Zouma, Cesc Fabregas
City: Claudio Bravo, Vincet Kompany, Fernando, Bacary Sagna, Fabian Delph
Tottenham: Christian Eriksen, Janssen, Mousa Dembele, Dele Alli, Davies, Erik Lamela, Toby Alderweireld
Arsenal: Alexis Sanchez, Hector Bellerin, Lucas Perez, Santi Cazorla, Chuba Akpom, Per Mertesacker, Danny Welbeck
Selebrasi Pogba Malah Dijadikan Soal Matematika
Sejak bermain di Juventus, nama Paul Pogba langsung masuk dalam jajaran pesepakbola terbaik dunia. Dia menjadi salah satu pemain muda yang menjanjikan dan memiliki prospek yang cerah.
Hal itu terbukti setelah dia berhasil mempersembahkan empat gelar Scudetto dan dua Coppa Italia untuk Juventus. Pogba pun lantas menjadi pemain termahal dunia setelah memutuskan kembali ke Manchester United pada musim panas lalu.
Tak hanya permainannya, selebrasi Pogba yang bernama "Dab" juga ikut menjadi tren. Hal itu ditunjukkan ketika banyak pihak yang meniru gayanya itu.
Uniknya, baru-baru ini, ada seorang guru matematika yang mengaplikasikan selebrasi Pogba ke dalam soal yang dibuatnya. Dia memasukkan rumus Phytagoras ke dalam soal yang terdapat gambar Pogba sedang melakukan selebrasi andalannya.
Di dalam soal tersebut, guru itu bertanya: "Apakah ini dab yang sempurna?"
Soal tersebut langsung menjadi viral di media sosial. Sang pemain juga diketahui ikut mengomentari soal tersebut.
3 Logo Klub Sepakbola yang Tak Lazim dan Aneh Sedunia
Sebuah logo tentu memiliki arti penting dalam sebuah klub sepakbola. Dengan adanya logo, sebuah klub sepakbola memiliki filosofis sesuai visi, misi, dan tujuan sebuah klub. Namun, apa jadinya jika logo klub sepakbola ini justru terlihat aneh?
Berbicara masalah logo, tentu kita semua akan mengetahui logo kebesaran raksasa Inggris, Manchester United. Pemilik 20 gelar Premier League ini mendapat julukan The Red Devils atau Setan Merah dalam Bahasa Indonesia.
Dalam logonya, ada sosok iblis berwarna merah yang sedang berdiri memegang tombak bermata tiga. Logo MU ini begitu tersohor tak hanya di Inggris, tapi di seluruh dunia.
Kemudian, ada logo klub raksasa Serie A, Juventus. Dengan warna kebesaran hitam-putih, klub berjuluk Tim Zebra ini juga menyematkan bintang zebra dalam logonya.
Pun dengan klub elite Serie A lainnya, AS Roma. Mengambil sejarah kota Roma, klub berjuluk Serigala Ibukota ini menyematkan gambar seekor serigala yang tengah menyusui Romus dan Romulus, yang terkenal sebagai asal mula nama kota Roma.
Kemudian, ada burung garuda yang menjadi simbol kebanggaan Timnas Indonesia. Tak ayal, Timnas Indonesia dijuluki Tim Garuda.
Semua logo klub sepakbola tentu memiliki makna dan arti tersendiri, sesuai karakter, visi, misi, dan tujuan klub tersebut. Ada beberapa klub di dunia yang justru memiliki logo yang tak lazim. Berikut di antaranya:
1. Sheikh Russel KC (Bangladesh)
Klub papan atas Bangladesh ini adalah juara kompetisi Bangladesh Premier League musim 2012/2013. Sheikh Russel memiliki logo yang cukup unik, dengan gambar merpati sebagai simbol perdamaian, sementara ada gambar anak kecil yang sedang tersenyum di dalamnya. Kira-kira, apa makna logo ini?
2. Feni SC (Bangladesh)
Kembali klub dari Bangladesh yang memiliki logo unik. Berdiri pada 1995, Feni SC merupakan salah satu kontestan Bangladesh Premier League. Logo klub ini juga terbilang unik. Papan taktik yang biasanya digunakan oleh pelatih untuk menjelaskan strategi, dijadikan lambang kebesaran tim ini.
3. FC Show (Norwegia)
Klub profesional Norwegia, FC Show, sebenarnya bernama Siddis Sportsklubb. Didirikan pada 2005, FC Show juga memiliki logo yang unik. Logo klub Norwegia ini berbalut dominasi warna merah muda (pink). Yang lebih unik, ada gambar seorang pelayan restoran lengkap dengan rompi dan sebuah nampan, yang siap menyuguhkan bola di atasnya.
Hanya Duo Milan yang Mampu Akhiri Dominasi Juventus di Italia
Melihat berjalannya kompetisi Serie A musim ini, rasa-rasanya tak sulit untuk memprediksi bila Juventus akan kembali keluar sebagai peraih Scudetto keenam kalinya secara beruntun di akhir musim nanti.
Penggemar sepakbola Italia tentu merindukan saat-saat dimana kompetisi Serie A memiliki persaingan yang begitu ketat antara tiga klub yakni Juventus, AC Milan, dan Inter Milan seperti di era pertengahan tahun 2000-an silam.
Persaingan seperti inilah yang diharapkan dapat terulang kembali di Serie A. Hal ini diungkapkan oleh mantan pemain timnas Italia, Gianfranco Zola.
"Juventus masih menjadi favorit untuk menjuarai (Serie A) akhir musim ini," ungkap Zola seperti dikutip Football-Italia
"Klub-klub asal kota Milan (AC Milan dan Inter) perlu menaikkan level permainan mereka, dan mereka harus siap untuk itu. Itulah yang akan menjadikan liga Italia kembali menjadi kompetisi yang sangat kompetitif," imbuhnya.
Kali terakhir tim asal kota Milan meraih Scudetto ialah pada musim 2010/11. Kala itu gelar Scudetto diraih AC Milan yang masih dilatih Massimiliano Allegri dan diperkuat bomber Zlatan Ibrahimovic.
- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2339033/duo-milan-diharap-mampu-akhiri-dominasi-juventus#sthash.oE5Y5Iow.dpuf