Rabu, 21 Desember 2016

Zidane Optimis Prestasi Madrid Berlanjut di Tahun Baru 2017

Entrenador Real Madrid, Zinedine Zidane berharap bahwa timnya bisa melanjutkan catatan fenomenal selama 2016 di tahun 2017 mendatang.

Harapan ini diungkapkan Zidane usai timnya menutup 2016 dengan catatan tak terkalahkan dalam 37 laga beruntun di semua kompetisi.

"Ketika Anda bermimpi, Anda berpikir Anda bisa mencapai prestasi seperti ini. Sekarang kami harus mempertahankan ini, Kami tahu musim akan berjalan panjang," ujar Zidane dalam konferensi pers seperti dikutip AS.

"Untungnya adalah kami sekarang memiliki waktu untuk beristirahat bersama keluarga kami. Semoga kami bisa melanjutkan prestasi ini di tahun baru," imbuhnya.

Gelar Piala Dunia Antarklub 2016 diraih Real usai mengandaskan jagoan Jepang, Kashima Antlers 4-2 lewat perpanjangan waktu dalam laga yang digelar di Nissan Stadium, Minggu (18/12).

Trofi ini melengkapi pencapaian hebat Los Blancos di 2016 sebelumnya, yakni gelar Liga Champions dan Piala Super Eropa.

Selamat, Persipura Jayapura Juara ISC 2016

Persipura Jayapura akhirnya memastikan diri tampil sebagai juara Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 setelah dalam pertandingan terakhir, matchday ke-34, menundukkan PSM Makassar dengan skor 4-2.

Dalam pertandingan di Stadion Mandala di Kota Jayapura, Papua, pada Minggu sore, 18 Desember 2016, skuad berjuluk Mutiara Hitam menghasilkan keempat golnya pada 45 menit babak pertama. Adapun secara keseluruhan Persipura mendominasi jalannya pertandingan dengan penguasaan bola hingga 66 persen.
Sebagaimana disiarkan secara langsung oleh Indosiar, Ferinando Pahabol membuka dua gol awal Persipura pada menit 21 dan 25. Pada menit ke-41 Persipura menambah gol melalui striker dengan 18 caps bersama Timnas Liberia, Edward Wilson Junior, dengan tendangan keras dari dalam kotak penalti.

Saat turun minum Persipura telah unggul 4-0 berkat kontribusi sundulan kepala Osvaldo Haay yang menuntaskan kemelut yang terjadi di hadapan gawang tamunya yang datang dari Sulawesi Selatan, yang bermula dari umpan sepak pojok.

Sebenarnya PSM pada babak pertama berpeluang memperkecil skor, namun tendangan penalti Rasyid Bakri dapat diblok kiper Persipura asal Korea Selatan, Yoo Jae-Hoon.

Memasuki 45 menit babak kedua, Persipura mengendurkan tekanan dan PSM mampu membalas dua gol melalui Rasyid Bakri pada menit 85 dan 90, sehingga skor akhir 4-2 untuk kemenangan Persipura.

Dengan hasil ini, Persipura memastikan juara ISC 2016 apa pun hasil pertandingan yang akan dijalani rival terdekatnya, Arema Cronus, yang baru memainkan laga terakhirnya dengan menjamu Persib Bandung di Malang pada Minggu malam.

Persipura juara dengan koleksi angka 68, sedangkan Arema mengumpulkan 53 poin. Sebenarnya, Persipura hanya perlu hasil imbang kontra PSM. Jika Persipura vs PSM imbang, dan Arema menang atas Persib, nilai Persipura dan Arema 66, namun Persipura tetap juara karena unggul head to head.

Apalagi dengan hasil berupa kemenangan, maka Persipura dipastikan tampil sebagai juara dengan keunggulan poin, bukan sekadar head to head, atas Arema Cronus.

Selasa, 20 Desember 2016

Pencapaian Diego Costa Sudah Melebihi Legenda Chelsea Drogba

Di mata para pendukung Chelsea, nama Didier Drogba dianggap sebagai salah seorang legenda klub. Mantan penyerang Timnas Pantai Gading tersebut bertengger di peringkat keempat dalam jajaran 10 besar top skorer klub sepanjang sejarah.

Kini suporter The Blues tampaknya telah mendapatkan pengganti Drogba yang diklaim lebih hebat dan lebih subur dalam menjebol gawang lawan. Yakni, Diego Costa.

Adalah Costa, striker kelahiran Brasil tapi memperkuat Timnas Spanyol, yang menjadi penentu kemenangan tipis 1-0 bagi Chelsea lewat gol tunggalnya ke gawang Crystal Palace, Sabtu (17/12/2016).

Selain memantapkan posisi klub di puncak klasemen, gol tersebut membuat Costa untuk sementara bertengger sendirian di puncak daftar top skorer kompetisi dengan perolehan 13 gol.

Yang menarik, gol ke gawang Palace tersebut merupakan gol ke-50 yang dicetak Costa sepanjang kariernya bersama Chelsea yang baru diperkuatnya sejak musim 2014-2015.

Melihat jumlah pertandingan, laga lawan Palace merupakan partai ke-97 yang dilakoni Costa bersama Chelsea di semua ajang kompetisi.

Artinya, dengan 50 gol dari 97 pertandingan, statistik Costa jauh lebih baik ketimbang Drogba. Untuk mengumpulkan 50 gol, Drogba membutuhkan bermain dalam 112 partai di semua ajang kompetisi.

Wayne Rooney Malah Masukkan Anaknya ke Akademi Manchester City

Putra tertua kapten Manchester United, Wayne Rooney, kini berlatih dengan Manchester City setelah meninggalkan tim pengembangan United.

Kai Rooney, 7 tahun, mulai mendalami sepak bola di akademi muda United, Oktober lalu. Namun kemudian membelot ke City.

City tak mengomentari kabar ini karena dilarang mengumumkan transfer pemain di bawah usai 9 tahun.

Kai kini masuk tim akademi City U-7 dibarengi pengawasan Rooney.

Putra Robin van Persie, Shaqueel, juga berlatih di akademi City saat pemain Belanda itu memperkuat Old Trafford, seperti dilansir Sky Sports.

Zidane Bandingkan Golden Boy Real Madrid Ini Dengan Lionel Messi, Pantas?

Entrenador Real Madrid, Zinedine Zidane, meyakini bahwa Marco Asensio menjadi pesepakbola dengan kaki kiri terbaik yang pernah ia lihat setelah superstar Barcelona Lionel Messi. Pemain 20 tahun yang berposisi sebagai gelandang serang berhasil merangsek ke skuat Real Madrid di bawah Zidane musim ini, dan sudah mencetak dua gol dari 11 penampilannya di La Liga musim ini.

Asensio menjadi pemain muda bertalenta dengan rating tertinggi di skuat Los Blancos. Ia memiliki kemampuan passing serta kreatifitas di atas lapangan yang membuatnya menjadi pemain muda yang paling menjanjikan bagi negaranya sekarang ini.

Secara terang-terangan, Zizou mengaku terkejut dengan apa yang ia lihat dari diri seorang Asensio. Menurut surat kabar asal Spanyol Marca, pelatih asal Prancis itu bahkan sampai membandingkan kemampuan Asensio dengan pesepakbola jenius Lionel Messi.

Real Madrid saat ini sedang berada di Jepang untuk mengikuti ajang Piala Dunia Antarklub. Dan mereka sedang mempersiapkan diri guna menghadapi partai final menghadapi Kashima Antlers yang akan berlangsung di Internasional stadium Yokohama.

Zidane melihat Asensio semakin berkembang dalam latihan jelang hadapi laga final. Bahkan ia terkejut dengan aksi sang pemain yang bisa beradaptasi sangat baik dengan para pemain bintang yang dimiliki Los Merengues.

Asensio yang bisa bermain di segala posisi sebagai midfielder, mengakui sadar diri dan mencoba terus bersabar musim ini dengan masalah waktu bermain yang kurang dari Zidane. Pemain yang mengaku lebih senang berposisi sebagai gelandang serang ini, mengatakan bahwa faktor melimpahnya gelandang tengah yang dimiliki El Real manjadi penghalang utama dirinya masuk skuat inti El Real.

Namun, ia mengaku bisa mengambil sisi positif dengan bermain di salah satu klub terbaik di dunia. Asensio mengatakan dirinya bisa banyak belajar dari para gelandang top yang dimiliki Los Blancos seperti Toni Kroos, Luka Modric, Isco, Matteo KOvacic, dan James Rodriguez. Ia senang ada pemain-pemain tersebut, karena mereka justru bisa membuatnya semakin terus berkembang.

Jika semua berjalan dengan baik musim ini, dengan dampak yang selalu diberikan oleh Asensio ketika dirinya diberikan kesempatan bermain, akan membuat dirinya bisa berkembang dan bukan tidak mungkin bakal menjadi aset yang berharga bagi El Real untuk ke depannya.

Kerja keras di setiap latihan menjadi kunci kesuksesan bagi Asensio. Sebagai informasi, Asensio memiliki rataan pasing akurat per pertandingan dengan jumlah 89 persen. Itu menjadi yang terbaik mengingat usianya yang masih sangat muda.

2 Pemain Ini Akan Jadi Bintang Masa Depan Timnas Italia Menurut Buffon

Gianluigi Buffon percaya bahwa Marco Verratti dan Mario Balotelli akan menjadi tulang punggung Italia di masa yang akan datang. Buffon pun tak sungkan untuk memuji talenta yang dimiliki kedua pemain tersebut.

Kiper Gli Azzurri dan Juventus itu berbicara kepada surat kabar Prancis, L’Equipe. Dalam sesi wawancara itu, Gigi Buffon bercerita banyak hal.

“Saya telah bertemu beberapa pemuda yang benar-benar bagus seperti Mario,” kata Buffon memuji striker Nice itu.

“Saya marah ketika saya mendengar orang-orang berbicara buruk tentang dia, karena dia benar-benar seorang pria dengan hati emas. Dia murah hati, muda dan semua orang mencintai dia. Dia berusia 26 tahun dan bisa bermain selama 10 tahun lagi.”

“Adapun Verratti, dia adalah bakat yang luar biasa. Dia memulai musim di Paris Saint-Germain goyah karena cedera, yang membuatnya kehilangan Euro 2016, tapi dia kembali ke levelnya sekarang. Jika ia tidak memulai setiap pertandingan Italia, itu hanya karena ada tertentu Daniele De Rossi di sana juga,”

“Saya pikir Verratti akan menjadi pemimpin dan kapten Italia di masa depan. Bahkan, saya yakin itu. Saya berharap untuk berada di Piala Dunia 2018 dengan dia,” lanjut mantan kiper Parma itu.

Balotelli pertama mencuat bersama timnas Italia di Euro 2012. Di kompetisi yang digelar di Polandia dan Ukraina itu Super Mario tampil begitu gemilang. Namun, penampilannya perlahan mulai menurun. Kini bersama Nice, Balo seperti terlahir kembali. Ia kembali tajam bersama klub peserta Ligue 1 tersebut.

Sementara itu, Marco Verratti tetap tampil konsisten di usianya yang sudah memasuki usia emas. Ia kini tetap menjadi andalan, baik di tim nasional maupun level klub.

Chelsea Diprediksi Tidak Akan Menang Terus Sepanjang Musim

Pundit sepakbola, Stewart Robson, mengaku pesimis kalau Chelsea bisa terus meraih kemenangan sepanjang musim. Meski ia mengakui, saat ini The Blues –julukan Chelsea– memainkan sepakbola yang luar biasa.

Satu sosok yang dinilai membawa kesuksesan untuk Chelsea adalah sang pelatih baru, Antonio Conte. Pelatih berpaspor Italia itu mampu membuat para pemain The Blues tampil impresif di atas lapangan.

Hasilnya, Chelsea yang sempat terseok di awal musim, kini sukses menduduki posisi pertama di Liga Inggris dengan perolehan 40 poin. Bahkan, klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut sukses meraih tujuh kemenangan beruntun.

“Saat ini mereka memiliki pelatih terbaik di dunia dengan struktur yang luar biasa. Pemain mereka berhasil menunjukkan yang terbaik. Ia melakukan pekerjaan yang indah, Conte, untuk menyatukan tim yang terputus musim lalu,” ujar Robson, seperti dikutip dari Squawka, Sabtu (17/12/2016).

“Mereka memainkan permainan yang berbeda, ia membuat pemain bekerja keras. Tapi saya pikir mereka tidak bisa selalu memenangkan pertandingan sepanjang musim,” tuntasnya.