Rabu, 04 Januari 2017

Gila, Klub Liga Super China Ini Tawar Diego Costa Rp 1,2 Triliun

Klub Liga Super China, Tianjin Quanjian, dikabarkan Calciomercato tertarik mendapatkan tanda tangan bomber Chelsea, Diego Costa. Bahkan demi bisa meminang Costa, manajemen Tianjin Quanjian menyiapkan dana 90 juta euro (Rp 1,2 trilun).

Tianjin Quanjian yang merupakan juara Divisi Satu Liga China 2016 butuh penyerang haus gol seperti Costa untuk bersaing di Liga Super China 2017. Selain itu, Tianjin juga kehilangan salah satu mesin golnya, Luis Fabiano, yang hengkang selepas musim lalu berakhir.

Seperti dilansir Marca, Tianjin Quanjian telah menawarkan 60 juta euro (Rp 853 miliar) kepada Chelsea untuk menggaet Diego Costa pada Januari 2017. Namun, dana tersebut ditolak mentah-mentah oleh manajemen The Blues.

Tak menyerah begitu saja, Tianjin yang diasuh Fabio Cannavaro meningkatkan tawaran menjadi 90 juta euro. Bukan hanya itu, penyerang timnas Spanyol tersebut juga bakal menerima gaji yang tak terlalu jauh dari Carlos Tevez.

Tevez menerima bayaran 500 ribu pounds atau sekitar Rp 7,5 miliar per pekan dari Shanghai Shenhua. Jika menerima tawaran tersebut Costa akan menjadi pemain dengan nilai transfer termahal di Liga Super China dan salah satu pesepak bola dengan gaji tertinggi di dunia.

Akan tetapi, keinginan Tianjin Quanjian mendapatkan Diego Costa tidak akan mudah terealisasi. Sebab, Chelsea sangat membutuhkan tenaga mantan pemain Atletico Madrid tersebut.

Pada musim ini, Diego Costa berhasil mencetak 13 gol dan lima assist dari 20 pertandingan di seluruh ajang kompetisi. Teranyar, dia mencetak satu gol ketika Chelsea menang 4-2 atas Stoke City pada laga pekan ke-19 Premier League di Stamford Bridge, Sabtu (31/12/2016).

Ini Candaan Aneh Ronaldo Soal Neymar

Ada hal menarik yang terjadi dalam acara makan siang akbar yang digelar Real Madrid di akhir tahun kemarin. Cristiano Ronaldo mengucapkan candaan yang menyebut bintang Barcelona, Neymar.

Dalam acara yang diikuti seluruh anggota tim sepakbola dan basket El Real ini, Ronaldo mengenakan beberapa cincin di jari tangannya. Ketika ditanya tentang cincin tersebut, CR7 menjawab "Son los de Neymar" yang berarti "Mereka adalah milik Neymar,"

Tak jelas apa maksud dari Ronaldo mengatakan ini. Namun media Spanyol menduga  bahwa ini semacam guyonan antara Ronaldo dan rekan setimnya di Los Blancos.

Ada juga dugaan ini merupakan sebuah pujian karena ucapan Ronaldo juga bisa diartikan "Mereka seperti punya Neymar,". Berikut video selengkapnya.

Arsenal Tuntut Tim-tim Premier League Main Lebih Spektakuler

Arsene Wenger ingin tim-tim yang ada di Premier League musim ini bermain lebih spektakuler.

Manajer Arsenal itu percaya bahwa rasa takut akan kegagalan adalah salah satu alasan mengapa musim ini berjalan tidak terlalu menghibur, meski sebelumnya ada klaim bahwa liga akan berjalan menarik dengan kehadiran berbagai manajer top di liga utama Inggris.

"Kami punya tanggung jawab untuk meningkatkan level permainan yang spektakuler," tutur Wenger menurut Goal International.

"Karena ada begitu banyak uang di Premier League dan setiap pertandingan menjadi begitu penting, setiap manajer di bawah tekanan untuk tidak menelan kekalahan dan itu adalah prioritas utama mereka."

"Semua tim di Premier League sekarang memiliki kualitas terbaik - mungkin perbedaan antara favorit dan klub kecil membuat beberapa tim akhirnya memilih hanya untuk bertahan. Namun kami punya manajer terbaik dunia, saya yakin kita nantinya akan melihat lebih banyak pertandingan yang lebih menarik di masa mendatang."

Arsenal tengah bersiap untuk menghadapi pertandingan melawan Crystal Palace malam nanti.

Manchester City Wajib Menang pada Laga Selanjutnya

Manajer Manchester City, Pep Guardiola, meminta anak asuhnya untuk fokus menghadapi setiap laga yang akan dijalani. Sebab, City harus mengejar ketertinggalan dari Chelsea.

The Citizens gagal meraih tiga poin pada laga pekan ke-19 Premier League. Bersua Liverpool di Stadion Anfield, Sabtu (31/12/2016), Man City takluk dengan skor 0-1. Gol tunggal kemenangan The Reds dicetak Georginio Wijnaldum pada menit ke-8.

Hasil berbeda diraih oleh Chelsea. Meladeni Stoke City di Stamford Bridge, The Blues menang dengan skor 4-2. Bagi Chelsea, itu adalah kemenangan yang ke-13 secara beruntun di Premier League.

Hasil itu membuat Manchester City tetap berada di peringkat empat klasemen sementara Premier League dengan nilai 39. Mereka tertinggal 10 poin dari Chelsea yang tetap kukuh berada di posisi teratas.

"Ketika Anda tertinggal 10 poin, Anda harus fokus pada pertandingan berikutnya. Laga berikutnya dimulai lusa dan hasilnya tergantung pada penampilan kami," ujar Guardiola.

"Ada banyak hal yang harus diperjuangkan, Premier League, Liga Champions, Piala FA. Ada banyak laga yang harus dimainkan dan Anda harus bersabar serta terus berjalan," lanjut manajer asal Spanyol tersebut.

Pada pertandingan pekan ke-20 Premier League, Manchester City akan menghadapi Burnley di Stadion Etihad, Senin (2/12/2017), sedangkan Chelsea bertandang ke markas Tottenham Hotspur di White Hart lane, 5 Januari 2017.

Chelsea Juara Liga Inggris 2016, Manchester United Peringkat 3

Chelsea berhasil menjadi juara Liga Inggris 2016. Hal itu terjadi setelah Chelsea menaklukkan Stoke City dengan skor 4-2, pada laga di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (31/12/2016).

Empat gol Chelsea lahir via aksi Gary Cahill (34'), Willian (57', 65') dan Diego Costa (85'). Gol balasan tim tamu berasal dari Bruno Martins Indi (46') dan striker Peter Crouch (64').

Tambahan tiga angka membuat Chelsea resmi berstatus juara Liga Inggris 2016. Chelsea berada di atas Liverpool, yang harus puas di posisi runner-up. Sementara raksasa lain, Manchester United berada di peringkat 3 klasemen akhir Liga Inggris 2016.

Liverpool berada di posisi runner-up setelah menuai angka penuh dari Manchester City, di Stadion Anfield, Sabtu (31/12/2016). Liverpool menang 1-0 berkat gol tunggal Georginio Wijnaldum pada menit ke-8.

Chelsea berada di peringkat teratas setelah mengoleksi 79 poin. Liverpool berada di peringkat kedua dengan 73 angka. Satu strip di bawah Liverpool adalah Manchester United, yang menuai 72 poin dari 38 partai sepanjang tahun 2016.

Sang juara Premier League 2016-2017, Leicester City harus rela berada di peringkat 8 dengan 62 angka. Di atas The Foxes ada Southampton (63), Manchester City (69), Arsenal (69) dan Tottenham Hotspur (71).

Namun jangan salah, klasemen akhir ini bukan berada di kompetisi Liga Inggris. Seluruh nilai berasal dari jumlah pertandingan yang berlangsung sepanjang tahun 2016. Jadi, tak perlu khawatir bagi fans tim yang tak ada di puncak.

 

Selasa, 03 Januari 2017

Ini 5 Bintang muda Liga Inggris yang pantas bakal bersinar di tahun 2017

Meski Liga Inggris kini semakin banyak di serbu pemain asing yang sudah jadi, tapi kemampuan klub-klub liga Inggris untuk memproduksi pemain bintang dari akademi masih bisa diandalkan dan bahkan bisa menembus tim utama. Berikut lima nama Youngster yang pantas diperhitungkan akan lebih bersinar di tahun 2017. 

Ben Woodburn

Ben Woodburn  adalah produk Academy Melwood,  pencetak gol termuda dalam sejarah Liverpool Ketika dia mencetak gol dalam kemenangan Piala EFL Liverpool atas Leeds United pada bulan November. Ben saat itu usainya baru  17 tahun dan 45 hari , dia memecahkan rekor Michael Owen dan merayakan selebrasi dengan luar biasa  di Anfield.

Sang remaja bahkan baru menjalani debut Premier League sebagai pengganti melawan Sunderland tiga hari sebelum gol pertamanya itu. Woodburn bisa bermain di lini tengah atau lini depan, dan Jurgen Klopp dengan cepat memasukkan dirinya ke tim utama  setelah memikatnya saat bermain di tim Yunior.

Manajer Liverpool telah berjanji akan “melindungi” Woodburn dari sorotan media, namun Itu akan lebih sulit di tahun mendatang. Ben kini menjadi rebutan timnas Wales dan Inggris. Reputasinya akan  berkembang tumbuh sepanjang waktu.

Reece Oxford

Menjadi pemain termuda West Ham,  Reece Oxford membuat berita utama pada bulan Agustus 2015 setelah memainkan peran kunci dalam kemenangan di laga pembuka EPL dikandang Arsenal musim lalu. Bermain sebagai gelandang bertahan di usianya yang ke-16 membuat sang playmaker juara dunia Ozil kala itu mati kutu.

Oxford menyebutnya sebagai “debut  impian” bos akademi Terry Westley mengidentifikasi sang bocah ajaib sebagai pemain yang ingin dia ditantang di “tingkat yang sangat tinggi”. Sementara Slaven Bilic dengan adanya Oxford dia bahkan tidak akan terganggu dengan adanya Lionel Messi. Bek Winston Reid mengatakan Oxford mungkin lebih baik daripada dia dengan melihat diusianya yang ke-16 tapi bodynya lebih besar dari sang kapten .
Tapi hampir 18 bulan, pemain hanya bermain dua kali sebagai starter di Premier League dan musim ini dia banyak mengalami cedera. pembicaraan kontrak baru masih rumit hingga klub-klub besar mengincarnya. Meski begitu, dengan bakat besarnya masih bisa berkembang, sekarang 18 tahun, hanya masalah waktu dia akan bermain regular di klub.

Harry Winks

Gelandang Tottenham Harry Winks  Harus bersabar untuk mendapat kesempatan di tim utama dengan Mauricio Pochettino tidak membiarkan dia pergi dengan status pinjaman, tapi lebih memilih untuk Mengembangkan dirinya dengan skuad senior.

Winks kini mendapatkan manfaatnya.

Setelah menampilkan dalam permainan Liga Europa selama dua musim sebelumnya, pemain 20-tahun akhirnya bisa merasakan laga  Premier League ., mencetak gol pada debut sebagai starter melawan West Ham pada bulan November.

Winks juga dipercaya menjadi startermelawan Burnley sebelum Natal.sang Gelandang punya skil dana memenangkan bola kembali, mendistribusikannya bola dengan cukup efektif dan sekarang punya energy besar seperti yang diinginkan Pochettino pada para pemainnya. Winks juga membuat debut ditimnas  Inggris U21 awal musim ini dan cukup ideal untuk menikmati tahun terobosan pada tahun 2017. 

Josh Sims

The Saint dikenal dalam memproduksi pemain berbakat di akademinya. Dan bakat muda terbaru dari akademi  yang luar biasa Southampton, Josh Sims bisa memenuhi ekpektasi dari suporternya yang selalu menyukai para pemain mudanya menjadi bintang . Itu pasti tidak butuh waktu lama untuk membuat dampak – hanya butuh beberapa menit dirinya menjalani debut EPL dirinya memberikan assist gol pada Charlie Austin.

Permainnya membuat dia menyandang predikar man-of-the-match dalam kemenangan atas Everton Itu tidak cukup untuk membuatnya selalu menjadi starter tim. Pemain 19 tahun muncul pertama kalinya di Piala EFL dan Liga Europa dari bangku cadangan  dan telah menunjukkan dirinya cukup nyaman pada tingkat ini.
Seorang pemain sayap kecil tapi agresif, Sims adalah bagian dari skuad Inggris memenangkan Juara Eropa U17 di Malta pada tahun 2014 dan tanda-tanda sinar bintang terang ada pada dirinya. Dengan Claude Puel sangat percaya dengan para pemain muda akademi, tahun 2017 Bisa menjadi tahun yang menarik untuk Sims.

Aleix Garcia

Pep Guardiola mengidentifikasi Garcia Aleix , pemain muda Manchester City mampu membuat terobosan dengan cepar. Dia datang dari bangku cadangan tiga kali di Liga Premier musim ini dan bahkan mencetak gol dalam kemenangan atas Swansea di Piala EFL. Tapi Peluang sulit didapat di City.

“Dia sangat berbakat,” kata Guardiola. “Dia bermain sangat baik sebagai gelandang bertahan. Satu-satunya masalah yang saya hadapi adalah bahwa ada 22, 23 pemain dalam skuad dan itu adalah satu-satunya masalah dimana semua ingin bermain. Dia adalah pemain yang fantastis dan kami sangat senang dengan dia . ”

So dengan Yaya Toure kembali ke tim utama , tampaknya, masa depan masih dimiliki pemain 19 tahun yang complete pass nya sebanyak 20  kali lebih baik dari para pemain lain di laga Piala EFL Melawan Manchester United awal musim ini. Garcia akan pantas di tunggu di tahun 2017.

Ini Sejarah dan Asal Mula Muncul Julukan Unik Manajer-Manajer Top Liga Inggris

Premier League merupakan kompetisi dengan manajer-manajer hebat terlibat di dalamnya. Semua klub baik dari klub elite maupun klub medioker menggunakan jasa mereka agar bisa bersaing di papan klasemen.

Menariknya, setiap pelatih memiliki julukan masing-masing. Sepakbola.com menampilkan lima manajer yang sudah memiliki julukan melekat di pikiran. Seperti Arsene Wenger yang dijuluki The Professor atau Jose Mourinho dengan The Special One-nya.

Sebenarnya kenapa mereka mendapat julukan-julukan tersebut? Cari tahu jawabannya di bawah ini

Arsene Wenger – The Professor

Wenger mendapat julukan The Professor sejak mengantarkan Arsenal meraih banyak prestasi. Pelatih asal Perancis ini dikenal memiliki banyak strategi jitu yang membuat Arsenal konsisten menjadi klub papan atas Inggris.

Julukan ini juga tak lepas dari berbagai pencapaian akademik yang pernah ia dapat. Wenger dikenal sebagai seorang master ekonomi dan sarjana elektro di sebuah universitas di Strasbourg, Perancis. Selain itu ia juga fasih dalam beberapa bahasa di antaranya Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol dan Jepang.

Masih belum cukup? Ia juga mendapat gelar kehormatan Officer of the Most Excellent Order of the British Empire (OBE) dan masuk di English Football Hall of Fame sebagai orang yang sangat berjasa memberi kesuksesan klubnya.

Dan yang terakhir, karena kejeniusannya, Wenger dapat mencetak banyak pemain muda dari akademi sepak bola Arsenal. Saat ini akademi sepak bola Arsenal diketahui mencetak banyak pemain-pemain terkenal seperti Ashley Cole, Gael Clichy, Jack Wilshere, Alex Song, Nickals Bendtner, Ray Parlour, Paul Merson, Tony Adams.

Jose Mourinho – The Special One

Julukan ini melekat pada Jose Mourinho bermula dari klaimnya sendiri ketika datang pertama kali ke Liga Inggris pada 2004 dari Porto. Ketika itu berbicara dalam konferensi pers, Mourinho berkata: “Jangan sebut aku arogan, tapi aku adalah juara Eropa dan aku pikir aku adalah seorang yang spesial (The Special one).”

Kalimat itu kemudian dikutip media dan melekat sebagai julukan Mourinho. Klaim Mourimho cukup beralasan karena ia berhasil meraih trofi di empat negara yang sudah ia sambangi, Inggris, Spanyol, Italia dan Portugal. Dalam satu dekade terakhir, Mourinho selalu sukses mengangkat trofi kemenangan. Sejauh ini sekitar 20 trofi yang berhasil dimenangkan oleh Mourinho.

Hal ini juga semakin terasa istimewa karena Mourinho mampu berkomunikasi dengan enam bahas berbeda yaitu Portugis, Inggis, Spanyol, Catalan, Italia, dan Prancis.

Claudio Ranieri – The Tinkerman

Julukan The Tinkerman yang diterima Ranieri sebenarnya bukan sebuah pujian melainkan sindiran karena ia kerap merotasi pemain yang tak berbuah solusi. Julukan The Tinkerman diperoleh Ranieri tatkala menukangi Chelsea medio 18 September 2000 sampai 30 Mei 2004. Sematan The Tinkerman mulai diberikan pada pewarta tepatnya pada musim 2002-2003.

Jurgen Klopp – The Normal One

Dibandingkan Mourinho yang dijuluki The Special One saat pertama kali datang ke Liverpool, mantan pelatih Borussia Dortmund ini menjawab pertanyaan jurnalis dan memilih merendah dan menyebut dirinya sebagai The Normal One. Kenapa? “Saya adalah orang yang normal. Saya The Normal One. Namun Liverpool bukanlah klub yang normal, ini adalah klub yang spesial dan merupakan langkah yang tepat di karir saya,” kata Klopp dilansir Liverpool Echo.

“Saya seorang yang romantis di sepak bola. Saya suka dengan semua kisah dan sejarah mengenai sebuah klub. Dan Anfield adalah salah satu tempat terbaik di sejarah sepak bola. Semua orang di Liverpool semua menyukai sepak bola. Menangani Liverpool adalah penghargaan terbesar yang bisa saya bayangkan,” lanjutnya lagi.

Antonio Conte – The Godfather

Julukan The Godfather disematkan kepada Conte dari ide pemain tim nasional Italia. Leonardo Bonucci, bek timnas Italia sekaligus Juventus mengungkapkan kalau Conte dijuluki nama tersebut karena para pemain tak boleh membantahnya. “Anda melakukan apa yang dia katakan, dan anda tidak membantah. Untuk itu kami menamainya The Godfather,” ujar Bonucci.