Pemain bola dan politik merupakan dua bidang yang amat berbeda. Namun, tidak jarang keduanya bersatu dalam momen-momen tertentu.
Para pesepakbola mendapatkan popularitas mereka di lapangan hijau untuk kemudian merambah ke bidang lain. Sementara para politisi kerap memanfaatkan sepak bola untuk meningkatkan citra mereka, dengan menyaksikan langsung di tribun stadion.
Tidak sedikit para pesepakbola dunia yang tertarik dengan dunia politik. Namun, banyak pula politisi yang menyukai olahraga yang melibatkan 11 orang dalam satu tim di lapangan ini.
Yang unik, para pesepakbola yang tertarik pada dunia politik bisa berganti profesi menjadi politisi selepas pensiun sebagai pemain. Tapi, para politisi tidak dapat mengubah profesi mereka menjadi pesepakbola profesional usai tidak lagi aktif di dunia politik.
Berikut empat pemain bola dunia yang alih profesi menjadi politisi:
Andriy Shevchenko
Sebagai striker, Andriy Shevchenko terkenal tajam. Puncak kariernya adalah ketika membela AC Milan, setelah meraih berbagai gelar bersama klub berjulukan Rossoneri tersebut.
Shevchenko pernah dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or pada 2004. Pada tahun itu, pria yang akrab disapa Sheva ini menunjukkan keterlibatannya dalam dunia politik di negaranya, Ukraina.
Kala itu, Shevchenko terang-terangan mendukung Partai Demokrat dalam Pemilu Ukraina 2004. Setelah gantung sepatu pada 2012, pria yang kini menginjak usia 40 tahun itu semakin serius di dunia politik.
Shevchenko segera bergabung dengan Partai Sosial Demokrat Ukraina dan menempati posisi kedua dalam daftar partai untuk pemilu parlemen Ukraina pada Oktober 2012. Namun, karier politiknya tak secemerlang aksinya di lapangan hijau.
Kakha Kaladze
Membangun negaranya, Georgia, menjadi salah satu tekad Kakha Kaladze ketika memilih berkarier di politik setelah pensiun dari sepak bola. Selain pemain yang berpengaruh di Timnas Georgia, di level klub karier Kaladze juga mengilap.
AC Milan menjadi klub yang paling lama diperkuat Kaladze. Sebelum gabung AC Milan, Kaladze bersinar bersama klub Ukraina, Dynamo Kiev hingga 2001.
Bersama AC Milan, ia memenangkan Liga Champions Eropa dua kali, Piala Super UEFA sekali dan Piala Dunia Antarklub sekali. Dari 84 penampilan bersama Timnas Georgia, 50 di antaranya Kaladze menjadi kapten.
Kaladze mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Georgia pada tanggal 11 Desember 2011. Kaladze terlibat dalam politik Georgia sebagai anggota oposisi dari partai Impian Georgia–Demokratik Georgia, sebuah partai yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili pada Februari 2012. Dia terpilih menjadi anggota Parlemen Georgia pada 1 Oktober 2012, dan disetujui sebagai Menteri Energi dalam kabinet Bidzina Ivanishvili pada tanggal 25 Oktober 2012.
George Weah
George Weah begitu mendunia pada era 90-an setelah ia tampil gemilang bersama AC Milan. Penyerang asal Liberia ini bahkan dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or pada 1995.
Setelah AC Milan, sejumlah klub pernah dibela Weah. Karier cemerlangnya di lapangan hijau membuat namanya amat dikenal di negaranya.
Setelah gantung sepatu, Weah tak tertarik menjadi pelatih, ia memilih terjun ke dunia politik di Liberia. Ia sangat aktif dalam kancah perpolitikan, hingga mencalonkan diri menjadi Presiden Liberia pada 2005.
Namun, Weah harus kalah di putaran kedua saat bersaing dengan Ellen Johnson. Kemudian pada 2011 Weah kembali maju, tapi lagi-lagi ia gagal menjadi Presiden Liberia. Kini, Weah bergabung bersama Kongres Demokrasi untuk Perubahan dan menjabat sebagai senator mewakili Montserrado County.
Marc Wilmots
Di sepak bola Belgia Marc Wilmots sosok yang amat disegani. Dia dinilai sebagai salah satu legenda sepak bola Belgia dengan sejumlah pencapaiannya, termasuk menjadi pelatih Timnas Belgia pada Euro 2016.
Sebagai pemain, Wilmots tampil 70 kali dan mencetak 28 gol untuk Timnas Belgia. Nama besar dalam sepak bola turut membantunya terjun ke dunia politik.
Selepas pensiun, ia menjadi anggota senat di Belgia pada 2003. Namun, dunia politik ternyata tidak membuat Wilmots nyaman, sebab dua tahun berselang dia memilih mundur dari senat.
Pria yang kini menginjak usia 47 tahun itu kembali ke lapangan hijau. Pada 2009 ia sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belgia, sebelum dipromosikan sebagai pelatih kepala pada 2012.
Kamis, 02 Februari 2017
Deretan Pemain Tenar Bola yang Beralih ke Panggung Dunia Politik
Cristiano Ronaldo Cetak Rekor 79 Assists Bersama Real Madrid
Cristiano Ronaldo mengukir rekor pribadi bersama Real Madrid di Liga Spanyol. Sejak bergabung 2009 lalu, Ronaldo sudah mencetak 79 umpan matang berbuah gol.
Dalam laga kontra Real Sociedad, Senin (30/1/2017) dini hari WIB. Kapten Timnas Portugal itu membawa Madrid menang 3-0 atas Real Sociedd. Ronaldo mencetak satu gol dan satu assist di laga itu.
Sebanyak 79 assists yang dihasilkan Ronaldo bersama Real Madrid ternyata masuk buku rekor klub. Menurut akun Twitter, @OptaJose, Senin, Ronaldo sukses mencetak 79 asisst lebih banyak 25 dari pemain Madrid lain.
“Cristiano Ronaldo has made 79 assists in La Liga, at least 25 more than any other Real Madrid player since his debut. Supportive,” tulis akun Twitter @OptaJose.
Kemenangan Real Madrid atas Real Sociedad membuat klub berjuluk Los Blanco itu meraih 46 poin dari 19 laga. Madrid kini unggul empat angka dari Barcelona yang mengumpulkan 42 poin dari 20 laga.
Cristiano Ronaldo memang pemain terbesar di Real Madrid. Ronaldo sepanjang kariernya di Madrid sukses meraih dua trofi Liga Champions dan satu trofi La Liga. Ia juga telah meraih empat Ballon d’Or, tiga di antaranya bersama Madrid.
Atletico Berani Tawarkan Gaji Besar Pada Alexis Sanchez
Atletico Madrid mengambil langkah yang cukup berani kepada bintang Arsenal, Alexis Sanchez.
Ada laporan yang mengatakan kalau raksasa Spanyol tidak segan-segan merogoh kocek cukup dalam, yakni membayar pemain tim nasional Chili sekitar 220 ribu Poundsterling per minggu.
Bisa dibilang itu adalah peningkatan yang signifikan, dimana The Gunners dalam kesepakatan baru yang ditawarkan hanya berani memberikan 160 ribu Poundsterling per pekan kepada Alexis.
Pembicaraan antara Arsenal dan sosok berusia 28 tahun tengah berada di jalan buntu untuk sementara waktu, karena itulah Atletico berniat turun mencoba peruntungan untuk menggaet Sanchez ke La Liga.
Minat Atletico terhadap Sanchez muncul karena mereka agak putus asa untuk menjaga Antoine Griezmann tetap bertahan di klub karena Manchester United sangat getol untuk memboyongnya ke Liga Premier.
Sehingga Atletico melihat Sanchez bisa menjadi pengganti ideal jika Griezmann benar jadi hijrah ke Old Trafford.
Mungkin klub asuhan Diego Simeone akan menawar sebesar 35 juta Euro untuk Sanchez serta memenuhi tuntutan akan gajinya seperti yang awal dikatakan.
Hasil Pertandingan Atletico Madrid vs Barcelona Skor Akhir 1-2
Kalahkan Atletico Madrid, Satu Kaki Barca Menapak di Final Copa del Rey
Pertandingan leg pertama semifinal Copa del Rey mempertemukan Atletico Madrid melawan Barcelona. Pertandingan ini dilangsungkan di Estadio Vicente Calderon pada hari Kamis (02/02).
Barcelona berhasil mendapatkan kemenangan penting dengan skor 2-1 dalam pertandingan ini. Gol-gol indah Luis Suarez dan Lionel Messi hanya bisa dibalas satu oleh Antoine Griezmann.
Barcelona langsung tampil menyerang dari awal pertandingan. Terlihat jelas bahwa Barca memang mengincar gol cepat dalam laga ini. Seperti yang dikatakan Luis Enrique sebelum pertandingan, Barca akan mencoba mencuri gol away dalam pertandingan leg pertama ini.
Upaya Barca itu membuahkan hasil pada menit ketujuh. Gol pembuka ini di cetak dengan luar biasa oleh Luis Suarez yang berlari dari lapangan tengah, melewati beberapa pemain lawan sebelum kemudian melepas tembakan terarah yang bersarang di pojok bawah gawang Moya.
Atletico sulit menemukan ritme permainan mereka yang biasanya karena pressing tinggi khas Barcelona. Sementara itu, tim tamu bisa relatif nyaman mengatur permainan dengan memanfaatkan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan para penggawa Atleti.
Barcelona bahkan bisa menambah gol lewat Lionel Messi pada menit ke-33. Mendapatkan umpan tarik dari Ivan Rakitic, Messi melepas tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola melewati barisan pertahanan Atleti dan menghajar mistar gawang sebelum bergulir masuk. Skor 2-0 ini bertahan sampai babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, Atleti bermain lebih menyerang dengan memasukkan Fernando Torres untuk menggantikan Sime Vrsaljko. Hasilnya pun langsung terlihat di lapangan. Serangan-serangan Atleti menjadi lebih terarah dan berbahaya.
Atleti akhirnya mampu mencetak satu gol lewat Antoine Griezmann pada menit ke-59. Berawal dari tendangan bebas Gabi dari luar kotak penalti, Bola dilambungkan ke dalam kotak penalti. Diego Godin menanduk bola ke depan gawang yang kemudian diselesaikan dengan sundulan oleh Griezmann.
Pertandingan berjalan relatif terbuka setelah gol itu. Kedua tim banyak menciptakan peluang berbahaya. Namun sampai laga usai, skor 1-2 tetap tek berubah. Hasil ini belum sepenuhnya menentukan kelolosan karena Barca dan Atleti masih akan bertemu lagi di leg kedua yang akan digelar di Camp Nou.
Susunan pemain Atletico Madrid: Moyà, D. Godín, Filipe Luis, S. Savić, Š. Vrsaljko (Torres, 46'), Juanfran, Gabi, Saúl (Gaitan, 59'), Koke, Y. Carrasco (Gameiro, 70'), A. Griezmann.
Susunan pemain Barcelona: J. Cillessen, J. Mascherano, Piqué, S. Umtiti, Jordi Alba, André Gomes (Rafinha, 72'), Sergi Roberto, I. Rakitić (D Suarez, 58'), Neymar, L. Suárez, L. Messi.
Rabu, 01 Februari 2017
Raja Assist Sepanjang Masa Sejarah Liga Inggris Di Era Premier League
Gol menjadi faktor penentu kemenangan tim dalam setiap pertandingan. Dan itu tetap menjadi salah satu alasan terbesar mengapa striker kerap menjadi berita utama. Tapi ada banyak usaha yang terjadi di balik terjadinya sebuah gol, dan peran pemain pemberi assist juga tak kalah pentingnya bagi sebuah tim. Berikut adalah lima pemain dengan torehan assist terbanyak di sepanjang sejarah kompetisi Premier League.
5. Dennis Bergkamp – 94
Dennis Bergkamp adalah salah satu pemain paling elegan yang mengibarkan namanya di sepak bola Inggris. Satu-satunya anggota skuat Invincible yang tidak didatangkan oleh Arsene Wenger, namun Bergkamp adalah salah satu sosok terpenting di tim era Wenger.
Dia dan Henry memiliki hubungan seperti telepati dan bersama-sama mereka merobek pertahanan lawan dengan kualitas teknik yang brilian. Dia memiliki sentuhan pertama yang sangat baik dan itu didukung dengan akurasi tendangannya yang di atas rata-rata.
Ketenangannya membuatnya mendapatkan julukan ‘The Iceman’. Dia bisa bermain sebagai second striker atau bahkan sebagai pemain No 10 atau playmaker. Bergkamp adalah produk dari akademi Ajax yang terkenal , meskipun banyak penggemar yakin Thierry Henry adalah pemain terbaik yang pernah memperkuat Arsenal, Bergkamp berada tak jauh darinya di peringkat kedua.
4. Cesc Fabregas – 101
Aset terkuat Fabregas adalah kemampuannya untuk memberikan umpan sempurna dalam peran sebagai deep playmaker. Dia melakukannya berkali-kali untuk Chelsea di musim pertamanya dengan Diego Costa menjadi pemain yang paling diuntungkan dengan umpannya. Meskipun ia mendapat waktu bermain yang terbatas musim ini, ia masih bisa mengungguli pemain yang menempati posisi kedua di daftar ini.
3. Wayne Rooney – 101
Wayne Rooney baru-baru ini menyusul Bergkamp dengan mencapai 100 assist dan sekarang ia bertujuan untuk menjadi pemberi assist terbanyak sepanjang masa di Premier League. Tapi dia masih harus berjuang keras untuk meraih prestasi itu. Tapi 101 assist masih merupakan catatan yang sangat mengesankan untuk sang kapten Manchester United.
Rooney bisa dibilang sebagai pemain paling serbaguna di Manchester United di lini serang mereka dan ia juga merupakan salah satu pemain paling berpengalaman di timnya. Dengan golnya baru-baru ini ke gawang Stoke City, ia menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di sepanjang sejarah Manchester United.
Dia mulai menaikkan namanya saat berusia 18 tahun dan bermain untuk Everton. Saat ia pindah ke Manchester United, Rooney adalah remaja paling mahal dalam sejarah sepak bola. Meskipun ia belum tampil terlalu baik di musim lalu, pada musim ini ia berperan penting bagi Manchester United dengan kepemimpinan dan pengalamannya di tim Jose Mourinho.
2. Frank Lampard – 102
Frank Lampard adalah salah satu gelandang paling konsisten Premier League. Dia bisa memberikan dampak signifikan kepada tim dengan kemampuannya memberi assist dan mencetak gol.
Ada fase ketika ia mencetak rata-rata 20 gol dan juga setidaknya memberikan 13-15 assist per musim untuk timnya. Pemain seperti Steven Gerrard dan Wayne Rooney biasanya mengumpulkan perhatian lebih banyak dari Lampard di media tapi kontribusinya untuk timnya juga luar biasa. Dia juga memiliki kehormatan dengan menjadi pencetak gol terbanyak Chelsea. Tidak banyak gelandang yang dapat mencapai prestasi serupa. Bersama The Blues, Lampard memenangkan 3 gelar Premier League, serta mengangkat trofi Champions League dan Europa League.
1. Ryan Giggs – 162
Pemain dengan assist terbanyak di Premier League hingga sekarang adalah Ryan Giggs. Legenda asal Wales ini telah memiliki karier yang luar biasa dan pantas berada di puncak daftar ini. Sebagai pemain yang sangat loyal, Giggs mewakili Manchester United sejak tahun 1992 hingga 2014.
Giggs adalah lulusan akademi Manchester United yang terkenal bersama dengan Paul Scholes, Gary Neville, Phil Neville, David Beckham dan Nicky Butt. Sekelompok bintang yang muncul bersamaan itu sekarang dikenal dengan sebutan Class of 92’.
Dia dan Scholes adalah lulusan Class of 92′ yang paling sukses di Manchester United dan ia bermain bersama sampai Scholes memutuskan pensiun pada tahun 2013. Ryan Giggs juga memegang rekor untuk jumlah penampilan paling banyak di Premier League dengan 632 penampilan.
Dia telah memenangkan 13 gelar Premier League dan dua Liga Champions di sepanjang kariernya dan Manchester United tentunya kesulitan untuk mendapatkan pemain sayap pengganti yang sepadan dengan sang legenda.
Buang Air Kecil Dibelakang Gawang, Kiper ini Dikartu Merah Wasit
Sebuah kejadian unik terjadi di West of Scotland Super League First Division, kasta kedua sepakbola junior di wilayah barat Skotlandia. Seorang kiper harus rela mendapatkan kartu merah karena pipis sembarangan.
Kejadian konyol ini terjadi saat Shettleston menghadapi Shotts Bon Accord. Shotts tengah unggul 1-0 lewat gol Ross Dickson di menit 25. Shettleston harus bermain dengan 10 orang sejak menit 72.
Seperti dilansir Goal, penyebab kartu merah ini sungguh konyol. Kiper Shettleston, Gary Whyte mundur ke belakang gawang, untuk buang air kecil.
Apesnya, tindakan Whyte itu dianggap sesuatu yang tidak layak oleh wasit. Dia pun harus menerima kartu merah akibat tindakan konyolnya tersebut.
Shettleston merupakan tim yang sempat melahirkan pemain-pemain berbakat. Di antaranya mantan pemain internasional Skotlandia, Campbell Forsyth dan mantan manajer Manchester United, Tommy Docherty.
Conte Datang Ke Stamford Bridge Pada Waktu Yang Tepat
ks manajer Chelsea, Avram Grant, percaya bahwa Antonio Conte datang ke Stamford Bridge pada waktu yang tepat, yakni ketika para pemain The Blues membutuhkan perubahan setelah terpuruk dengan Jose Mourinho.
Conte mengambil alih posisi manajer di London Barat menjelang musim 2016-17 ini, dan setelah melewati paruh pertama di Premier League, juru taktik asal Italia tersebut mampu membawa Chelsea unggul delapan poin di puncak klasemen.
Eks pelatih timnas Italia itu datang setelah Chelsea mengalami musim buruk pada 2015-16, ketika mereka hanya mampu menempati posisi ke-10 pada akhir musim, dengan mendepak Mourinho sebelum paruh kedua musim tersebut dimulai.
Dan Grant, yang pernah jadi pelatih The Blues pada 2007-08, mengatakan bahwa itu adalah waktu yang ideal untuk mantan pelatih Juventus tersebut datang ke Stamford Bridge.
“Conte datang pada waktu yang tepat. Para pemain siap untuk perubahan dan mereka ingin perubahan,” kata Grant, yang kini melatih timnas Ghana, kepada The Guardian.
“Dengan segala hormat kepada Jose, saya tidak setuju jika media mengatakan bahwa Special One adalah raja dalam dunia sepak bola dan jenius. Namun ia juga bukan orang yang tak berguna, seperti yang mereka katakan tentang dia sekarang ini,” lanjutnya.
“Mourinho adalah pelatih yang bagus, dengan masalah yang sama seperti orang-orang pada umumnya,” imbuh Grant.
Ia juga merasa bahwa pria berusia 47 tahun itu sebenarnya telah membuat kesalahan pada waktu pertamanya di Inggris, namun Grant mengakui Conte mampu menyelesaikannya dengan cepat setelah awal yang buruk.
“Saya pikir dia memulai hanya untuk menyenangkan para suporter. Dia bermain menggunakan 4-4-2 dan dia tidak pernah bermain dengan itu sebelumnya, saya sudah mengikuti dia selama kariernya,” ujarnya melanjutkan.
“Saya pikir kekalahan 3-0 atas Arsenal adalah hal terbaik bagi Chelsea, karena akhirnya Conte kembali ke asalnya dan ia memainkan sistem yang juga bagus untuk para pemainnya,” jelas Grant.