Kesuksesan Massimiliano Allegri di Juventus awalnya dianggap hanya karena mampu meneruskan formasi 3-5-2 yang diwariskan Antonio Conte. Conte, yang kini menukangi Chelsea, memang memberikan fondasi yang kuat bagi pertahanan maupun penyerangan Juventus dalam meraih scudetto.
Namun Allegri sendiri sebenarnya mengubah intensitas pressing Juventus kepada lawan menjadi kurang agresif. Gaya permainan mereka menjadi lebih sabar dan difokuskan untuk menjaga kepemilikan bola agar mendapatkan keuntungan secara teritorial di lapangan dan lebih menghemat energi. Skema ini cukup berhasil karena Juventus menjadi kesebelasan yang efektif memenangi bola di lini tengah dan rajin mencetak gol melalui serangan balik.
Di bawah Allegri, Juventus pun memiliki kecenderungan untuk memainkan bola dari lini belakang. Juventus terlihat lebih lambat karena mengawali serangan melalui umpan-umpan pendek. Terkadang juga diselingi umpan-umpan panjang dari Andrea Pirlo (sebelum pindah ke New York City FC) dan Leonardo Bonucci. Setelah Pirlo pergi, pemain tengah yang diplot menggantikan tugasnya adalah Claudio Marchisio. Gianluigi Buffon yang menjadi kiper utama pun berandil dalam membangun serangan dari belakang melalui umpan-umpan pendek kepada bek atau gelandangnya. Kemudian pemain yang menerima operannya itu memiliki tiga opsi untuk melanjutkan aliran bola, entah itu ke sisi lapangan, dilepaskan ke depan, atau dikembalikan kepada Buffon agar kembali membangun serangan.
Selain membuat kesebelasannya membangun serangan secara efektif, pujian kepada Allegri disebabkan keceredasan taktis dan fleksibilitasnya menggunakan formasi yang berbeda-beda. Perlahan ia menyelingi formasi 4-3-1-2 di antara formasi 3-5-2 warisan Conte selama satu musim pertamanya melatih Juventus. Musim selanjutnya ia mencoba menerapkan formasi 4-3-3, 4-4-2 flat maupun diamond. Nilai lebih Allegri lainnya yaitu mampu membuat para pemainnya tidak kaku dalam menjalankan strateginya. Seluruh pemainnya memungkinkan untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan dan menunjukan kreativitas di lapangan, walau di sisi lain ia memiliki gelandang serang di dalam skuatnya.
"Salah satu kualitas terbaik dari pelatih kami adalah kemampuannya untuk mendapatkan yang terbaik dari pemain-pemainnya. Bahkan ketika sistem berubah sekalipun," kata Giuseppe Marotta, CEO Juventus.
Walau menerapkan beberapa perubahan taktik, organisasi pertahanan Juventus tetaplah kuat. Allegri sendiri tipikal pelatih yang berpegang dengan hasil akhir pertandingan tidak peduli berapa pun jumlah gol di dalam kemenangannya. Untuk menunjang hasil akhir dengan kemenangan, Allegri tahu saatnya untuk mengubah formasi di lapangan agar mempertahankan keunggulan kesebelasannya. Ketika bertahan, Juventus mempertahankan kerendahan pertahanannya dengan formasi 5-4-1. Formasi itu bisa berubah menjadi 4-4-2 ketika melancarkan pressing dalam skema middle block.
Garis pertahanan mereka yang ketat itu cocok untuk menghadapi lawan berfilosofi ball-possession. Juventus memilih fokus memutus aliran-aliran bola lawan dan mengadopsi serangan balik. Setelah memenangkan bola di lapangan tengah, formasi berubah menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-3 untuk melancarkan serangan balik. Sementara formasi 3-5-2 diterapkan ketika memulai serangan di belakang dari situasi tendangan gawang. Dan dalam beberapa pertandingan terakhir ini, Allegri kembali melahirkan inovasi taktik terbarunya dalam formasi 4-2-3-1.
Memainkan Tiga Penyerang Sekaligus
Sebetulnya tidak ada yang aneh dengan formasi 4-2-3-1 yang baru-baru ini diandalkan Allegri sejak awal pertandingan. Toh memang Juventus sudah terbiasa menjalankan formasi itu di dalam skema serangan permainannya. Dan 4-2-3-1 juga digunakan Juventus sebagai varian serangan dari formasi 4-3-3 yang diterapkan Allegri sejak awal pertandingan.
Namun yang berbeda kali ini adalah peran Mario Mandzukic pada formasi 4-2-3-1 tersebut. Beberapa orang yang hanya mendengar Juventus menggunakan formasi 4-2-3-1 pasti akan mengira bahwa Mandzukic dipasang sebagai ujung tombak, tidak lepas dari posisi aslinya. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah di manakah Gonzalo Higuain ketika Mandzukic dimainkan dalam formasi 4-2-3-1?
Higuain diplot sebagai penyerang tengah pada skema ini. Dan secara mengejutkan Allegri dengan berani memasang Mandzukic sebagai pemain sayap kiri. Ini cukup langka mengingat pemain sayap biasanya diisi oleh pemain sayap yang memiliki kemampuan umpan silang dan kecepatan berlari atau menggiring bola yang mumpuni. Sementara Mandzukic merupakan penyerang jangkung yang lambat.
Semuanya berawal dari Juventus yang menggunakan formasi 4-3-3 sejak awal pertandingan melawan Torino pada 11 Desember 2016. Saat itu Higuain dan Mandzukic dimainkans secara bersamaan, namun bukan untuk diduetkan seperti yang biasa dilakukan ketika menggunakan formasi 3-5-2 atau 4-3-1-2. Kedua penyerang itu justru dimainkan bersamaan dalam formasi 4-3-3 yang pada dasarnya hanya menggunakan satu penyerang tengah.
Sementara baik Higuain maupun Mandzukic merupakan penyerang bertipikal target man. Namun pada laga itu Mandzukic-lah yang harus mengalah sehingga dimainkan menjadi winger kiri pada formasi 4-3-3 kala itu. Dan Rupanya keputusan itu menghasilkan kepuasan tersendiri bagi Allegri. Higuain tetap mampu mencetak gol pada laga tersebut. Di sisi lain, satu dari dua gol yang dicetaknya merupakan assist dari Mandzukic. Pada posisi barunya itu juga ia tetap bisa mengancam gawang langsung karena melepaskan empat percobaan tembakan. Dan dua diantaranya berhasil mengarah ke gawang.
Di sisi lain, penampilan baik Mandzukic sebagai winger kiri itu memang membuat pertanyaan lain tentang nasib penyerang lainnya, yaitu Paulo Dybala. Tapi tidak perlu khawatir karena tipikal permainan Dybala berbeda dengan Higuain maupun Mandzukic. Dan tentu saja Allegri tidak ingin membuat penyerang muda dan bertalenta itu mubazir di bangku cadangan. Maka alternatif lain Allegri adalah tetap memainkan ketiga penyerangnya itu secara bersamaan.
Pilihannya adalah menggunakan formasi awal yang baru, yaitu skema 4-2-3-1 ketika menghadapi Sassuolo pada 29 Januari lalu.
"Saya tidak banyak berteori. Tapi sekarang dan selanjutnya, saya datang dengan ide gila dan mencobanya di lapangan. Selama satu minggu bahkan saya sendiri tidak berpikir tentang hal itu. Tetapi setelah sesi latihan keesokan harinya, saya berpikir bahwa saya harus mengubah sesuatu," ujarnya sebelum menghadapi Sassuolo.
Transformasi Mario Mandzukic dan Mobilitas Paulo Dybala
Pada formasi 4-2-3-1 itulah Allegri tidak membuat para penyerangnya bentrok. Higuain masih dijadikan ujung tombak andalan skuatnya. Namun Mandzukic kembali dimainkan sebagai wide target man di sisi kiri. Keputusan itu buah hasil dari adaptasi sebagai winger kiri dalam formasi 4-3-3 melawan Torino.
Namun ketika menghadapi Sassuolo, Mandzukic bermain lebih rendah dan lebar karena mendapatkan tugas tambahan untuk melindungi sisi lapangan ketika kesebelasannya kehilangan bola. Sebab ia sanggup untuk mengejar bola dari kaki lawan atas pengalamannya melakukan pressing selama memperkuat Atletico Madrid. Mandzukic pun saling mengisi dengan Alex Sandro di area sayap kiri baik ketika bertahan maupun menyerang.
Kemampuan Mandzukic dalam menahan bola pun berguna di posisi tersebut. Tekniknya itulah yang membantu Juventus mampu unggul terlebih dahulu atas Sassuolo. Mandzukic menahan bola agar memberikan waktu kepada Sandro untuk naik ke sepertiga akhir. Setelahnya, bola di kakinya diberikan kepada Sandro dan diumpan kepada Higuain sehingga menjadi gol.
Lalu bagaimana dengan Dybala? Ia diproyeksikan menjadi gelandang serang di belakang Higuain dan diapit Mandzukic di sebelah kiri serta Juan Cuadrado di sisi kanan. Dybala pun tidak canggung menjalani posisi itu karena ketika menjadi penyerang pun ia sering bergerak melebar dan turun ke tengah. Justru pada posisinya di 4-2-3-1 itu, Dybala lebih memiliki keleluasaan untuk menjelajahi lapangan tengah maupun sayap.
Di sisi lain, formasi 4-2-3-1 juga akan menjadi rotasi yang baik bagi lini tengah dan depan Juventus. Hal positif pertama yaitu memberikan kesempatan yang besar bagi Marco Pjaca agar lebih sering tampil. Apalagi Pjaca bisa menjadi opsi yang baik karena bisa bermain sebagai winger kiri maupun kanan. Dan jika Pjaca dan Cuadrado sama-sama bermain, artinya Juventus memiliki dua serangan sayap berkecepatan tinggi. Ketika pada waktunya Pjaca dimainkan secara reguler, Mandzukic akan menjadi pelapis yang sepadan untuk Higuain sebagai ujung tombak. Sementara kekosongan Dybala bisa diisi Pjanic. Di poros ganda sepeninggal Pjanic bisa digantikan Claudio Marchisio. Banyak pemain berkualitas yang bisa menggantikan satu posisi dengan posisi lainnya, begitu menyeramkan kedalaman skuat Juventus.
Keputusan pindah ke formasi 4-2-3-1 memberikan percikan dan dorongan kepada pola pikir serangan Juventus. Formasi itu juga digunakan ketika mengalahkan Lazio dan Internazionale Milan. Higuain pun terlihat jelas menikmati suplai-suplai bola pada formasi ini. Walau pada formasi tersebut Higuain harus menjadi pemantul bola bagi tiga gelandang serangnya.
Formasi 4-2-3-1 ini juga tampaknya disiapkan Juventus yang akan kembali berlaga di Liga Champions. Dalam beberapa musim terakhir, ada anggapan jika skema 3-5-2 Juventus di Liga Champions tak segarang ketika mereka berlaga di Serie A. Dengan formasi 4-2-3-1, sebagaimana kebanyakan kesebelasan Eropa menerapkan formasi dasar ini, Juventus tampaknya mencoba untuk mendapatkan peruntungan baru di Liga Champions, yang nyaris mereka raih pada 2015 lalu.
Selasa, 14 Februari 2017
Formasi Skema 4-2-3-1 yang Jadi Andalan Terbaru Juventus
Marouane Fellaini Jadi 'Special One' Jose Mourinho
Marouane Fellaini banyak dikritik selama tiga musim di Manchester United, dan terus bertambah saat dia selalu dipercaya Jose Mourinho. Gelandang Belgia itu tetap menjadi pemain spesial, setelah melakukan blunder yang menyebabkan penalti saat lawan Everton.
Teriakan suporter Setan Merah jelas terdengar, untuk mencemooh pemain berambut kribo itu. Dilansir dari Mirror pada Sabtu 11 Februari 2017, Fellaini bisa membalikkan situasi dalam beberapa minggu. Dia bisa membuktikan dirinya dapat jadi bagian penting dari skuat Mourinho.
Fellaini mengungkap hubungan spesial dengan Mourinho, sudah terbentuk sejak awal Mourinho menangani MU pada musim panas. "Saya selalu memiliki hubungan baik dengan manajer. Tapi, dengan Jose saya memiliki hubungan yang hebat," ujar Fellaini.
"Saya menghormatinya, dia memberikan saya kepercayaan diri. Dia memanggil saya, mengirimkan pesan saat saya berlibur, untuk memberi saya kepercayaan diri, dan mengatakan dia mempercayai saya," katanya.
Perlakuan spesial seperti, itu disebut Fellaini akan membuat seorang pemain memberikan segalanya bagi manajer. Keyakinan pada kepercayaan yang diberikan Mourino, juga membantu Fellaini di awal musim, untuk cukup jujur mengangkat tangannya setelah melakukan kesalahan saat lawan Everton.
Mourinho berjanji akan selalu memberikan perlindungan, dan membuktikannya dengan tetap membawa Fellaini saat menghadapi Tottenham Hotspur. Suporter mencemoohnya, tapi yang dilihat Fellaini hanya dukungan dari sang manajer. "Itulah sepakbola. Ok, saya melakukan kesalahan," ucapnya.
"Saya yang pertama tahu melakukannya (kesalahan). Itu kesalahan, sudah, pertandingan berikutnya. Saya jujur dan tidak butuh orang lain mengatakannya pada saya. Saya melakukan banyak hal dalam hidup dan karier saya. Jadi, saya tidak perlu terus memikirkan satu kesalahan," kata Fellaini.
Dia mengatakan bakal selalu coba melakukan, apa yang diminta manajernya. "Saya akan coba melakukannya, dan coba melakukannya dengan baik. Jika manajer mengatakan sesuatu, ada alasannya jadi saya melakukannya. Saya seorang pemain tim," ucapnya.
"Saya tahu saya bukan pemain, yang bisa menggocek bola melewati lima pemain dan mencetak gol, saya tahu kualitas saya. Saya melakukan tugas saya, jika manajer senang itu hal terpenting, kemudian rekan setim saya," ujar Fellaini.
Striker Torino ini Diincar Semua Klub-Klub Besar di Eropa
Klub-klub top eropa sedang mengincar bomber maut timnas Italia yang bermain di Torino. Manchester City, Real Madrid, Bayern Munich dan Paris Saint-Germain bahkan bersedia untuk memenuhi rilis klausanya sebesar £ 85 juta.
Adalah Torino hitman Andrea Belotti yang telah mencatat 28 gol hanya dalam 58 pertandingan dan sekarang punya kesempatan pindah ke luar negeri dengan uang besar di musim panas
Bintang TORINO Andrea Belotti yang diinginkan oleh sejumlah klub top – dimana mereka semua bersedia untuk memenuhi klausul pelepasan sebesar £ 85 juta musim panas ini.
Laporan mengklaim striker Italia akan pindah di akhir musim meskipun baru menandatangani kontrak baru pada bulan Desember.
Belotti telah mencetak 28 gol dalam 58 pertandingan sejak bergabung Torino dari Palermo pada tahun 2015.
Dan performa luar biasanya bisa membuat dirinya akan bisa pindah ke luar negeri ke salah satu klub raksasa Eropa, dengan media Italia TMW menyatakan ada minat yang kuat dari Real Madrid.
Karim Benzema dan Alvaro Morata keduanya telah dikaitkan dengan pintu keluar dari Bernabeu dimana Zinedine Zidane mencari striker yang lebih klinis untuk memimpin barisan depannya.
Sementara itu juga ada persaingan dari Manchester City, dengan masa depan Sergio Aguero diragukan Menyusul kedatangan Gabriel Jesus.
Bayern Munich diyakini juga akan menyisihkan dana untuknya dengan penurunan mengejutkan Thomas Muller musim ini.
Tapi Paris Saint-Germain bisa membuat klub lain gigit jari dimana mereka mencari pesaing striker tunggal timnya saat ini Edinson Cavani.
Keempat rupanya terbuka untuk membayar Belotti dengan harga yang sangat mahal £ 85 juta sebagai buyout clause dan Torino akan menyambut kesempatan untuk mendapat keuntungan dari penjualannya ini.
Sementara Man U dan Spurs adalah klub lain yang mengincarnya.
Manchester United Akan Beli 4 Pemain Musim Depan
Usai memecahkan rekor transfer dunia dengan mendatangkan lagi Paul Pogba sebelum musim ini dimulai, manajer Portugal percaya bahwa skuatnya ada dalam bentuk yang lebih baik sekarang.
"Semuanya seimbang dan saya kira kami tidak akan melakukan banyak aktivitas di musim panas," jelasnya.
Sejak berakhirnya era Sir Alex Ferguson, United sering sekali merombak skuat mereka untuk menemukan ritme yang pas di bawah manajer baru.
Belum lama, direktur Ed Woodward mengatakan bahwa timnya mungkin tidak akan lagi melakukan perombakan di musim panas, dan Mourinho setuju dengan sentimen tersebut.
"Dia sangat benar. Tentu kita berbicara mengenai apa yang berikutnya terjadi dan kami tahu kami punya skuat yang, seperti skuat lain, membutuhkan perubahan," lanjutnya.
"Namun kami tahu bahwa skuat kami punya potensi, usia yang tepat. Kami memilih untuk mendatangkan hanya dua, tiga, atau empat pemain, namun yang bagus. Pemain yang tahu sepakbola seperti apa yang kami mainkan. Kami tidak ingin menjual enam atau tujuh dan membeli enam atau tujuh pemain anyar. Kami akan lebih kalem di bursa nanti. Ada pemain yang datang dan pergi, namun itu akan lebih natural dari sebelumnya."
Prediksi Skor Liga Champion Real Madrid vs Napoli 16 Februari 2017
Sebagai juara bertahan, Kubu Los Blancos tidak terkalahkan di fase grup Liga Champions yang lalu. Mereka meraih tiga kemenangan dan tiga hasil seri di klasemen grup F sehingga mereka hanya menjadi runner up di Grup F. Untuk itu mereka membidik hasil yang lebih baik saat menjalani babak knockout pada tengah pekan nanti.
Pertemuan melawan Napoli nanti bisa dikatakan laga nostalgia bagi kedua tim. Pasalnya terakhir kali kedua tim bertemu terjadi pada 30 tahun yang lalu, pada ajang Liga Champions. Kala itu kubu Los Blancos berhasil keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Il Partenopei dengan agregat 3-1. Untuk itu mereka akan mencoba untuk mengulangi prestasi mereka tersebut pada laga tengah pekan nanti.
Duel antara kedua tim ini bisa dikatakan sebagai duel dua tim dengan lini serang yang mematikan. Pasalnya kedua tim ini merupakan salah dua tim dengan jumlah gol terbanyak di liga-liga top Eropa, di mana Real Madrid tercatat sudah menciptakan 54 gol di La Liga, sedangkan Napoli mencetak 57 gol di ajang Serie A. Untuk itu laga di Santiago Bernabeu nanti hampir bisa dipastikan menjadi laga yang menarik untuk ditonton.
Jelang laga krusial ini, pelatih Zinedine Zidane dikabarkan tidak memiliki masalah cedera yang berarti. Namun mereka belum bisa memainkan Gareth Bale yang baru kembali berlatih pasca cedera, sedangkan Danilo juga diragukan untuk tampil karena sedikit mengalami masalah pada kakinya.
Demi mengamankan kemenangan di leg pertama, Zidane kemungkinan besar akan menurunkan tim terkuatnya pada laga ini. Dengan skema 4-3-3, kombinasi Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Lucas Vazquez akan menjadi andalan di lini serangnya. Pada lini pertahanan, duet Sergio Ramos dan Raphael Varane diperkirakan akan kembali menjadi starter di depan penjaga gawang Keylor Navas.
Di kubu tim tamu, Maurizio Sarri datang ke kota Madrid dengan kekuatan nyaris penuh. Hanya Lorenzo Tonelli satu-satunya pemainnya yang cedera pada laga ini, selebihnya seluruh punggawa Il Partenopei siap mencuri kemenangan di Madrid.
Sarri sendiri diprediksi akan menurunkan skema 4-3-3 pada laga ini, di mana Dres Mertens kemungkinan besar masih menjadi ujung tombak mereka pada laga ini. Di lini tengah, Sarri kemungkinan akan menurunkan trio Marek Hamsik, Piotr Zielinski dan Amadaou Diawara sebagai pengatur serangan mereka, sedangkan duet Kalidou Koulibaly dan Raul Albiol masih menjadi andalan Sarri utnuk meredam agresifitas lini serang Los Blancos.
Perkiraan Susunan Pemain
Real Madrid (4-3-3): Navas; Marcelo, Ramos, Varane, Carvajal; Kroos, Casemiro, Modric; Ronaldo, Benzema, Vazquez
Napoli (4-3-3): Reina; Ghoulam, Koulibaly, Albiol, Hysaj; Hamsik, Diawara, Zielinski; Insigne, Mertens, Callejon
Statistik Kedua Tim
Head to Head
30/09/87 Napoli 1 - 1 Real Madrid (UCL)
16/09/87 Real Madrid 2 - 0 Napoli (UCL)
Lima Pertandingan Terakhir Real Madrid (K-M-S-M-M)
19/01/17 Real Madrid 1 - 2 Celta Vigo (CDR)
21/01/17 Real Madrid 2 - 1 Málaga (La Liga)
26/01/17 Celta Vigo 2 - 2 Real Madrid (CDR)
30/01/17 Real Madrid 3 - 0 Real Sociedad (La Liga)
12/02/17 Osasuna 1 - 3 Real Madrid (La Liga)
Lima Pertandingan Terakhir Napoli (M-M-S-M-M)
22/01/17 AC Milan 1 - 2 Napoli (Serie A)
25/01/17 Napoli 1 - 0 Fiorentina (Coppa Italia)
30/01/17 Napoli 1 - 1 Palermo (Serie A)
05/02/17 Bologna 1 - 7 Napoli (Serie A)
11/02/17 Napoli 2 - 0 Genoa (Serie A)
Prediksi Skor
Pertandingan tengah pekan ini akan menjadi laga yang krusial bagi kedua tim. Kemenangan pada laga ini akan memudahkan langkah mereka di leg kedua nanti, sehingga kedua tim akan berusaha keras untuk memenangkan laga ini.
Secara umum kondisi kedua tim kurang lebih sama pada laga ini, di mana keduanya sama-sama meraih hasil positif di liga domestik. Kondisi pemain mereka juga mirip, di mana kedua tim tercatat minim mengalami cedera. Namun bermain di depan pendukung mereka sendiri akan menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi Real Madrid dalam menjalani leg pertama ini.
prediksi laga ini akan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor tipis 2-1
Senin, 13 Februari 2017
5 Striker Terburuk Yang Pernah Ada Sepanjang Sejarah Liga Inggris
Liga Inggris boleh dibilang liga paling ketat dan keras di dunia. Sangat sulit untuk memprediksi siapa yang akan menjadi juara setiap musimnya. Leicester City membuktikannya pada musim 2015-16. Nyaris terdegradasi pada musim sebelumnya, pasukan Claudio Ranieri secara mengejutkan menjadi juara.
Sukses Leicester mengorbitkan Jamie Vardy sebagai striker subur. Ia mencetak 24 gol di musim lalu. Jumlah yang sama dibuat striker Manchester City, Sergio Aguero. Vardy hanya kalah satu gol dari striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, yang menjadi top skorer.
Keras dan ketatnya Liga Inggris membuat sejumlah striker dunia gagal untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Andriy Shevchenko adalah salah satunya.
Didatangkan Chelsea dari AC Milan pada musim panas 2006, Shevchenko diharapkan membuat lini serang The Blues menjadi menakutkan. Namun kenyataannya, striker Timnas Ukraina itu gagal menunjukkan ketajaman dan kecepatannya dalam mencetak gol.
Selama dua musim di Liga Inggris, ia cuma mencetak delapan gol dalam 48 penampilannya bersama Chelsea. Shevchenko pun dinilai gagal dan masuk dalam daftar striker terburuk yang pernah bermain di kompetisi di negeri Ratu Elizabeth itu.
Berikut lima striker terburuk dalam sejarah Liga Inggris:
5. Andriy Shevchenko
Andriy Shevchenko didatangkan Chelsea dari AC Milan pada bursa transfer 2006. Striker Timnas Ukraina ini adalah adalah satu impor terpanas ke Liga Inggris saat itu.
Shevchenko telah memenangkan sejumlah trofi dan penghargaan individu saat bermain di Milan dan Dynamo Kyiv. Ia adalah salah satu striker paling mematikan di dunia setelah mencetak lebih dari 250 gol bersama Milan dan Kyiv. Wajar jika Chelsea harus mengeluarkan dana 44 juta euro untuk mendapatkan Shevchenko.
Namun, Shevchenko yang ketika itu sudah berusia 30 tahun tampaknya sudah kehilangan ketajaman dan kecepatannya dalam mencetak gol. Ia hanya mencetak sembilan gol dari 47 laga bersama The Blues di semua kompetisi.
Shevchenko kemudian dipinjamkan ke Milan selama semusim pada 2008-09. Bersama mantan klubnya itu, ia gagal mencetak gol dalam 18 pertandingan.
4. Diego Forlan
Diego Forlan memenangkan Pichichi atau penghargaan untuk pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol sebanyak dua kali. Dia juga memenangkan Sepatu Emas Eropa dan Golden Ball Piala Dunia bersama Timnas Uruguay. Namun, prestasi Forlan saat bermain untuk Manchester United (MU) justru meredup.
Forlan mendapatkan status striker menakutkan di Argentina setelah bersama Independiente mencetak 40 gol dalam 91 laga. Performanya itu membuat MU tertarik dan memboyongnya ke Old Trafford pada 2002 dengan nilai transfer hampir tujuh juga pound.
Tenaga Forlan ketika itu sangat dibutuhkan MU yang tengah bersaing dengan Arsenal untuk gelar Liga Inggris. Klub berjuluk Setan Merah butuh striker yang memiliki naluri gol yang bagus. Namun, Forlan hanya mampu mencetak 10 gol dari 63 laga. Dia kemudian dijual ke Villareal dua musim kemudian.
3. Afonso Alves
Afonso Alves tampil luar biasa bersama Heerenveen di Liga Belanda pada musim 2006-07. Striker asal Brasil itu mencetak 34 gol dari 31 dari laga di musim pertamanya itu. Di musim berikutnya ia mencetak 11 gol dalam delapan laga. Total 45 gol yang dibuatnya dalam 39 penampilan.
Torehan tersebut membuat Middlesbrough tertarik untuk membelinya pada pertengahan musim 2007-08. Alves pun langsung memberi kesan yang menjanjikan. Dia mencetak gol ketika Middlesbrough menahan imbang Manchester United 2-2. Alves lalu membuat hattrick dalam kemenangan 8-1 atas Manchester City di akhir musim.
Namun, penampilan Alves di musim berikutnya mengecewakan. Dia hanya mencetak empat gol dalam 31 laga. Total, hanya 10 gol yang dibuatnya dalam 42 penampilan bersama Middlesbrough yang kemudian terdegradasi dari Liga Inggris.
Alves kemudian pindah ke klub Qatar, Al Sadd, dan pensiun pada 2015.
2. Jozy Altidore
Kiprah Jozy Altidore bersama Timnas Amerika Serikat sangat mengagumkan. Ia mencetak 37 gol dalam 100 penampilan. Namun, dia gagal saat bermain di Liga Inggris bersama Hull City dan Sunderland.
Sebelum bermain di Liga Inggris, Altidore sempat memperkuat New York Red Bulls dan mencetak 15 gol dalam 37 laga. Sempat bermain di Liga Spanyol bersama Villareal, ia kemudian dipinjamkan ke Hull City di musim 2009-10. Sayang, dalam 28 laga, dia cuma mencetak satu gol.
Altidore kemudian pindah ke Liga Belanda dan memperkuat AZ Alkmaar di musim 2011-13. Bersama Alkmaar, dia menemukan kembali nalurinya mencetak gol. Sebanyak 39 gol dicetaknya dalam 67 laga.
Torehan itu membuat Sunderland tertarik merekrunya pada musim panas 2013. Namun pada kesempatan kedua bermain di Liga Inggris, ia kembali gagal dan hanya mencetak satu gol dalam 42 laga.
1. Ricky van Wolfswinkel
Ricky van Wolfswinkel bergabung dengan Norwich City dari Sporting CP dengan nilai transfer 8,5 juta pound sterling sebelum musim 2013-14. Ia diharapkan mampu memimpin lini serang Norwich untuk menghindarkan klub terdegradasi dari Liga Inggris.
Harapan Norwich sangat wajar. Sebab, performa Wolfswinkel bersama Sporting dalam dua musim cukup mengagumkan. Dia mencetak 28 gol dalam 55 laga. Sebelumnya di Liga Belanda bersama Vitese dan Utrecht, Wolfswinkel total mencetak 34 gol dalam 99 pertandingan.
Dalam debutnya bersama Norwich melawan Everton, Wolfswinkel langsung mencetak gol. Sayangnya, di laga-laga selanjutnya dia kesulitan mencetak gol. Dari 26 laga di Liga Inggris, ia hanya mencetak dua gol.
Norwich pun tergedradasi dan Wolfswinkel dipinjamkan ke klub Liga Prancis, Saint-Etienne. Sempat bermain untuk Real Batis, ia kemudian kembali ke Liga Belanda dan bergabung dengan mantan klubnya, Vitesse.
Striker Manchester City, Gabriel Jesus Diprediksi Jadi Pemain Kelas Dunia
Gelandang bertahan Manchester City Fernandinho mengaku kagum dengan Gabriel Jesus. Ia juga berani memprediksi Gabriel akan jadi pemain kelas dunia di masa depan. “Gabriel memiliki hal-hal untuk dipelajari, tapi dia memulai dengan sangat baik. Aku sangat senang bahwa dia berkembang dengan baik dan memiliki kepercayaan diri,” kata Fernandinho di situs resmi Manchester City.
Gabriel gabung Manchester City bulan lalu. Ia langsung beradaptasi dengan baik. Dari tiga pertandngan yang dilalui, pemain 19 tahun itu sudah melesakkan tiga gol.
“Yang paling penting adalah bahwa dia mampu mencetak gol. Dia menyesuaikan diri dengan sangat cepat. Sepak bola Inggris tidak mudah, jadi aku benar-benar berharap dia terus di level ini dalam rangka meningkatkan kemampuan.”
“Aku yakin Gabriel adalah pemain yang akan berkembang lebih banyak dan aku benar-benar yakin bahwa dia akan menjadi pemain papan atas,” Fernandinho menambahkan.
Ketajaman Gabriel sampai membuat pemain sekelas Sergio Aguero tersingkir ke bangku cadangan. Manchester City sendiri kini berada di peringkat tiga klasemen. The Citizens masih tertinggal sepuluh poin dari Chelsea di singgasana.