Sabtu, 10 Juni 2017

2018, Piala Dunia Terakhir Untuk Pemain Timnas Italia

Gelandang veteran timnas Italia, Daniele De Rossi mengungkapkan bahwa Piala Dunia 2018 di Rusia akan menjadi turnamen besar terakhir baginya bersama Azzurri.

De Rossi memang tergolong paling senior di skuat Italia saat ini. Gelandang 33 tahun tersebut telah mengoleksi 112 caps dan mencetak 20 gol sejak melakoni debut di timnas senior pada tahun 2004 silam. Catatan itu membuatnya berada di posisi kelima pemain dengan caps terbanyak untuk Azzurri.

Bersama Azzurri, gelandang AS Roma tersebut telah memenangkan banyak penghargaan, di mana puncaknya adalah saat membantu Italia memenangkan Piala Dunia 2006 silam.

Dan jelang pertandingan persabahatan melawan Uruguay tengah pekan ini, dan jelang kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Liechtenstein akhir pekan ini, De Rossi membeberkan rencana masa depannya di tim nasional.

"Ini merupakan kehormatan bagi saya untuk melampaui caps Dino Zoff, segera setelah itu Andrea Pirlo, jadi kita berbicara tentang legenda sepakbola Italia," ujarnya.

"Saya akan berusia 34 tahun dalam beberapa bulan dan saya yakin bahwa saya bisa menjadi pemain penting untuk Piala Dunia. Tapi bila saya memikirkan tahun 2020, saya akan berusia 37 tahun, seseorang harus bersikap realistis," tambahnya.

"Roma dan Italia adalah rumah saya, jadi bila saya dibutuhkan, maka saya akan selalu ada di sana. Bila saya berbicara dengan teman-teman saya, memang saya menganggap Piala Dunia 2018 sebagai pengalaman terakhir saya bersama Nazionale," tutupnya



http://indolivescore.com/2018-piala-dunia-terakhir-untuk-pemain-timnas-italia/

Real Madrid Dominasi Skuat Terbaik Liga Champions 2016/2017

Real Madrid berhasil mempertahankan trofi Liga Champions setelah mengalahkan Juventus 4-1 pada final di Millenium Stadium, Cardiff, Wales, Minggu (4/6/2017) dini hari WIB. Sukses Madrid ditandai pula dengan terpilihnya delapan pemain mereka dalam skuat terbaik musim ini pilihan UEFA.

Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) membentuk Tim Pengamat Teknik UEFA yang bekerja memantau pemain yang dinilai bersinar musim ini. Mereka merupakan mantan pelatih dan tokoh sepak bola dunia, seperti Sir Alex Ferguson, Ryan Giggs, Mircea Lucescu, Fabio Capello, Roy Hodgson, Peter Rudbaek, Mixu Paatelainen, Gines Melendez, Thomas Schaaf, dan Ioan Lupescu.

UEFA memilih 18 pemain yang dinilai mumpuni di posisi masing-masing sepanjang pergelaran Liga Champions 2016/2017 yang dihelat 13 September 2016 hingga final. Berikut sosoknya:

Kiper

Gianluigi Buffon (Juventus)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Performa sangat bagus. Sosok kunci di tim.

Jan Oblak (Atletico)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: penampila brilian dengan melakukan sejumlah besar penyelamatan.

Pemain Belakang

Leonardo Bonucci (Juventus)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: kunci lini pertahanan Juventus yang mengandalkan tiga bek. Kombinasi bertahan yang baik dengan visi dan jangkauan umpan.

Dani Carvajal (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: tampil luar biasa dan membawa ke tangga juara

Marcelo (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Seperti rekannya di Madrid, Carvajal, dia memberi kontribusi luar biasa.

Sergio Ramos (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Kapten dan bek kunci dalam meraih gelar Liga Champions.

Diego Godin (Atletico)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: batu karang pertahanan tim Ateltico.

Pemain Tengah

Casemiro (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: menjaga lini tengah Madrid dengan struktur bertahan dan keseimbangan. Juga mencetak gol penting.

Toni Kroos (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Penjamin penguasaan bola dan sadar posisi. Performa lengkap lini tengah.

Luka Modric(Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: umpan dalam tempo tinggi yang luar biasa, dan permainan yang tajam menyerang yang membuat Madrid terus berdetak.

Isco (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Penampilan gelandangs erng dalam level tertinggi. Punya kemampuan dribble, umpan, dan mencetak gol dari kiri, kanan, dan tengah.

Miralem Pjanic (Juventus)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Bagian integral Juventus dalam perjalanan ke final. Gelandang deep-lying yang berkualitas.

Tiemoue Bakayoko (Monaco)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Penampilan gelandang bertahan yang sangat penting bagi Monaco yang tampil impresif.

Pemain Depan

Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Pencetak gol terbanyak lima musim beruntun dan man of the match laga final. Sosok penentu sepanjang fase knock out.

Lionel Messi (Barcelona)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: pencetak gol terbanyak kedua, dan selalu  selalu mampu menciptakan gol untuk dirinya dan rekan satu timnya.

Antoine Griezmann (Atletico)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Sang pencetak gol, keterhubungan dalam bermain, dan kecepatan

Kylian Mbappe (Monaco)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Pemain muda yang luar biasa dalam tim  muda yang luar biasa. Tampil bagus di seluruh penjuru.

Robert Lewandowski (Bayern)
Penilaian Pengamat Teknik UEFA: Performa sangat baik, mencetak gol dan penghubung permainan berbahaya tim Bayern.



https://indolivescore.com/real-madrid-dominasi-skuat-terbaik-liga-champions-20162017/

Demi Neymar, Barcelona Cari Celah Aturan La Liga

Barcelona, diberitakan Marca, Selasa (6/6/2017), melakukan upaya agar Neymar dapat berkewarganegaraan ganda, yakni Spanyol dan Brasil. Langkah itu diyakini untuk mengakali aturan yang ada di La Liga saat ini.

La Liga menetapkan aturan setiap klub hanya boleh mendaftarkan maksimal tiga pemain non Eropa pada periode yang sama. Saat ini Barcelona menerapkan ketentuan itu kepada Luis Suarez, Neymar, dan bek belia asal Brasil, yakni Marlon.

Barcelona akan mengalami masalah jika ingin merekrut setidaknya satu pemain non Eropa pada bursa transfer musim panas 2017. Untuk itulah, manajemen tim Catalan ingin Neymar menjadi warga negara Spanyol.

Menurut Marca, upaya Barcelona untuk menasionalkan Neymar bakal segera rampung sebelum berakhirnya musim panas 2017. Penyerang 25 tahun itu telah mengantongi persyaratan untuk memiliki paspor negeri Matador.

Sesuai aturan La Liga, pemain asing dapat menjadi warga negara Spanyol andai telah lima tahun berada di sana. Neymar pun tidak memiliki masalah dengan persyaratan tersebut karena telah berada di Barcelona sejak 2013.

Barcelona tentunya tidak ingin melepas Neymar hanya karena masalah birokrasi. Sang pemain merupakan aktor penting di balik kesuksesan Barcelona merengkuh berbagai gelar juara, antara lain satu Liga Champions hingga dua La Liga.



http://indolivescore.com/demi-neymar-barcelona-cari-celah-aturan-la-liga/

Ini Syarat Dari Cavani Untuk Kembali ke Serie A Italia

Edinson Cavani menyatakan bahwa dirinya ingin kembali ke Napoli, tapi dia hanya melakukannya jika masih dalam kondisi bagus.

Pemain yang berkutat dengan tim nasional Uruguay berangkat ke Paris Saint Germain (PSG) dari Napoli pada musim panas 2013 seharga 64,5 juta Euro.

“Saya hanya akan kembali ke Italia untuk Napoli,” Cavani mengatakan kepada berbagai wartawan.

“Saya berjanji pada diri sendiri dan keluarga saya bahwa jika suatu hari saya kembali ke Italia, maka Partenopei yang akan saya datangi.”

“Ketika saya pergi, saya mengatakan bahwa jika keadaan berubah sedikit, saya ingin kembali ke Napoli, tapi saya ingin melakukannya jika kondisi fisik masih bagus.”

“Saya juga tidak ingin kembali ke Napoli saat mengalami kondisi buruk terkait karir bermain, tapi saya kembali karena itu adalah keinginan sendiri.”

Cavani telah berusia 30 tahun, namun sudah menandatangani kontrak baru dengan Paris Saint Germain yang membuatnya tetao di Parc des Princes hingga Juni 2020.



http://indolivescore.com/ini-syarat-dari-cavani-untuk-kembali-ke-serie-a-italia/

Jumat, 09 Juni 2017

Cristiano Ronaldo Jadi Cover Game Sepak Bola FIFA 18

Bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo akan menjadi sampul depan permainan sepak bola FIFA 18 keluaran EA Sports. Ini untuk kali pertama Cristiano Ronaldo mendapat kesempatan tersebut.

EA Sports merilis sampul depan permainan terkemuka dunia itu pada Senin (5/6/2017). Menurut pihak pengembang, Cristiano Ronaldo dipilih karena dianggap sebagai pesepak bola terhebat saat ini.

"Pemain terbaik dunia telah membantu mendorong langkah besar kami. Hal itu pernah kami sampaikan sebelumnya," kata Produser Senior EA Sports FIFA, Aaron McHardy.

Cristiano Ronaldo juga mengungkapkan kebahagiaannya. Apalagi, rival abadi Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, sudah empat kali didaulat sebagai sampul depan permainan sepak bola FIFA.

"Sebuah kehormatan menjadi sampul depan FIFA 18. Saya merasa senang bisa dipilih mewakili itu," ujar Cristiano Ronaldo.

Pada edisi tahun lalu, bintang Borussia Dortmund Marco Reus yang mendapat kehormatan serupa. Reus memenangi jajak pendapat sekaligus mengalahkan nomine lain seperti James Rodriguez, Anthony Martial dan Eden Hazard.

Berikut ini adalah model sampul depan FIFA dari masa ke masa:

1. FIFA 94 - David Platt dan Piotr Swierczewski
2. FIFA 95 - Erik Thorstvedt
3. FIFA 96 - Ioan Sabau
4. FIFA 97 - Bebeto
5. FIFA 98 - David Beckham dan Paolo Maldini
6. FIFA 99 - Dennis Bergkamp
7. FIFA 2000 - Sol Campbell
8. FIFA 2001 - Edgar Davids
9. FIFA 2002 - Iker Casillas
10. FIFA 2003 - Roberto Carlos, Ryan Giggs, dan Edgar Davids
11. FIFA 2004 - Alessandro Del Piero, Thierry Henry, dan Ronaldinho
12. FIFA 2005 - Patrick Vieira, Fernando Morientes, dan Andriy Shevchenko
13. FIFA 06 hingga 09 - Wayne Rooney dan Ronaldinho
14. FIFA 10 - Wayne Rooney, Theo Walcott, dan Frank Lampard
15. FIFA 11 hingga 12 - Wayne Rooney dan Kaka
16. FIFA 13 hingga 16 - Lionel Messi
17. FIFA 17 - Marco Reus



http://indolivescore.com/cristiano-ronaldo-jadi-cover-game-sepak-bola-fifa-18/

Deretan Kapten yang Sukses Raih Gelar Juara Liga Champion di Era Milenium

Real Madrid resmi menjadi juara Liga Champions musim 2016--2017 dan itu menjadi yang kedua secara berturut-turut. Faktanya, Sergio Ramos menjadi kapten ke-15 yang bisa mengangkat trofi "Kuping Lebar" pada Era Milenium.

Madrid menjadi tim pertama yang mampu menjadi juara Eropa dua musim berturut-turut dalam format Liga Champions yang dimulai sejak 1992. Itu menjadi gelar ke-12 mereka sejak Piala/Liga Champions digulirkan sejak 1955--1956.

Pada partai final yang digelar di Stadion Millennium Cardiff, Wales, Madrid berhasil mengalahkan Juventus 4-1. Dua gol Cristiano Ronaldo dan masing-masing satu gol sumbangan Casemiro dan Marco Asensio sudah cukup bagi Los Blancos mengangkat trofi "Kuping Lebar" itu dua musim berturut-turut.

Selain pencapaian istimewa bagi klub, ini juga menjadi suatu hal yang bagus bagi Sergio Ramos sebagai kapten tim. Ia menjadi orang pertama di Real Madrid yang bisa mengangkat trofi paling prestise di Eropa itu sebanyak dua kali berturut-turut.

Ia tercatat menjadi kapten ke-15 yang mampu mengantarkan timnya menjadi juara Liga Champions pada era Milenium atau sejak tahun 2000.

Berikut deretan kapten lainnya yang bisa mengangkat trofi Liga Champions sejak 2000:

1. Manuel Sanchis (Real Madrid/1999--2000)
Sanchis sebenarnya tidak bermain sejak menit awal pada final 2000 yang mempertemukan Madrid vs Valencia. Kapten sejak menit pertama adalah Fernando Redondo. Akan tetapi, ia dipersilakan sebagai orang pertama yang mengangkat trofi itu karena statusnya masih kapten tim.

2. Stefan Effenberg (Bayern Muenchen/2000--2001)
Setelah kegagalan menyesakan pada final musim 1998--1999 di mana mereka kalah dramatis dari Manchester United, tampuk kapten Bayern berpindah dari Oliver Kahn kepada Effenberg. Ternyata Effenberg membawa keberuntungan pada 2001 dengan membawa FC Hollywood menang adu penalti atas Valencia.

3. Fernando Hierro (Real Madrid/2001--2002)
Setelah pensiunnya Sanchis, Hierro dipilih oleh Vicente del Bosque untuk menjadi kapten. Pemain yang berposisi sebagai bek itu berhasil membawa Madrid juara dengan menghempas Bayer Leverkusen 2-1.

4. Paolo Maldini (AC Milan/2002--2003 dan 2006--2007)
Maldini berhasil mengecap manisnya gelar Liga Champions dengan berstatus sebagai kapten pada 2003 dan 2007. Pada 2003 ia membawa timnya menang adu penalti atas Juventus dan 2007 mengalahkan Liverpool.

5. Jorge Costa (Porto/2003--2004)
Porto secara mengejutkan mampu menjadi juara Liga Champions, padahal tidak ada yang mengunggulkan mereka saat itu. Jorge Costa berkesempatan mengangkat trofi Liga Champions sebagai pemain pertama Porto. Di final, Porto mengalahkan AS Monaco 3-0.

6. Stevan Gerrard (Liverpool/2004--2005)
Final yang dikenang sebagai final terhebat sepanjang masa atau biasa disebut Magic of Istanbul. Liverpool berhasil menjadi juara usai menang adu penalti atas AC Milan. Padahal, mereka tertinggal 0-3 pada babak pertama. Ini menjadi gelar kelima The Reds.

7. Carles Puyol (Barcelona/2005--2006 dan 2008--2009)
Carles Puyol secara gemilang berhasil mengangkat dua trofi Liga Champions sebagai kapten pada 2006 dan 2009. Ia mengantar Barcelona menjadi juara setelah mengalahkan Arsenal (2006) dan Manchester United (2009).

8. Rio Ferdinand (Manchester United/2007--2008)
Ferdinand dipilih oleh Alex Ferguson untuk menjadi kapten dalam final 2008 saat United mengalahkan Chelsea lewat adu penalti.

9. Javier Zanetti (Inter Milan/2009--2010)
Kesetiaan Zanetti di Inter sejak 1995 berbuah manis pada 2010. Ia berhasil merebut gelar Liga Champions sebagai kapten sekaligus mempersembahkan treble winners untuk La Beneamata musim itu.

10. Xavi Hernandez (Barcelona/2010--2011)
Setelah Puyol memutuskan pensiun, Xavi didapuk sebagai kapten Barcelona. Ia menjadi kapten ketika La Blaugrana menang 3-1 atas Manchester United pada final yang berlangsung di Stadion Olimpico, Roma.

11. Frank Lampard (Chelsea/2011--2012)
Lampard sebenarnya kapten kedua Chelsea saat itu, tetapi ia berhak mengangkat trofi Liga Champions sebagai pemain The Blues pertama setelah final 2013. Di final, tim asuhan Roberto Di Matteo itu menang adu penalti atas Bayern Muenchen.

12. Philipp Lahm (Bayern Muenchen/2012--2013)
Sempat gagal mengangkat trofi pada musim 2011--2012, Lahm akhirnya benar-benar bisa mengangkat trofi tersebut pada 2013. Ia membawa Bayern memenangi final sesama Jerman atas Borussia Dortmund.

13. Iker Casillas (Real Madrid/2013--2014)
Kiper yang punya julukan Saint Iker itu mengangkat trofi Liga Champions sebagai kapten pada 2014. Saat itu Madrid menang atas tim sekota, Atletico Madrid pada final yang berlangsung di Lisbon, Portugal.

14. Andres Iniesta (Barcelona/2014--2015)
Kali ini, Iniesta yang menjadi kapten Barcelona. Tak bermainnya Xavi sejak menit awal membuat gelandang yang memiliki passing di atas rata-rata ini didapuk sebagai kapten. Di final, La Blaugrana menang 3-1 atas Juventus.

15. Sergio Ramos (Real Madrid/2015--2016 dan 2016--2017)
Ramos menjadi kapten ketika Madrid membuat sejarah menjuarai Liga Champios back to back. Ia berhak mengangkat trofi sebagai pemain pertama di Madrid dalam dua musim berturut-turut.



http://indolivescore.com/deretan-kapten-yang-sukses-raih-gelar-juara-liga-champion-di-era-milenium/

Stefano Lilipaly Ingin Segera Bermain di Liga 1 Indonesia

Momen terinda Stefano Lilipaly adalah saat dirinya mampu membela Timnas Indonesia sekaligus membawa Timnas melaju hingga ke final Piala AFF 2016.

Kecintaannya terhadap Indonesia semakin terpupuk seiring dengan langkah timnas Indonesia yang terus mendapat dukungan penuh sepanjang Piala AFF lalu. Walau sayang, timnas Indonesia gagal juara karena kalah dari Thailand pada partai final.

“Dukungan. Atmosfer adalah satu-satunya hal yang bisa Anda rasakan jika Anda di Indonesia,” jawab Stefano tentang apa yang paling membuat Indonesia spesial di matanya, dalam wawancara kepada AFC.

“Anda tidak akan pernah menemukan dukungan semacam itu di Eropa, ketika timnas bermain seisi negara bangga,” sambung pemain Cambuur FC yang akrab disapa Fano itu.

Musim ini Fano menjalani musim yang cukup manis bersama Cambuur meski gagal promosi ke Eredivisie Belanda. Ia mengungkapkan, Indonesia bakal jadi destinasi terakhir untuk karier sepakbolanya kelak.

“Ya, tentu saja,” katanya ketika ditanya peluang main di Indonesia. “Pertama saya ingin fokus di Eropa dan mencapai level tertinggi sebisa mungkin. Namun setelah tiga tahun mungkin saya akan kembali ke Asia karena pada akhirnya saya ingin menyelesaikan karier di Indonesia.”

Sebenarnya, Fano pernah membela klub asal Indonesia yakni Persija Jakarta pada tahun 2015. Namun saat kompetisi dihentikan dan ia kembali ke Belanda. “Dukungan dan atmosfer di sana (Indonesia) sangat luar biasa,” pungkasnya.



http://indolivescore.com/stefano-lilipaly-ingin-segera-bermain-di-liga-1-indonesia/