DFB selaku badan tertinggi sepak bola Jerman, akan memberikan laga perpisahan untuk dua mantan penggawa timnas, Bastian Schweinsteiger dan Lukas Podolski.
Setelah melakoni 120 dan 129 laga internasional bersama timnas Jerman, Schweinsteiger dan Podolski memang serempak memutuskan pensiun selepas Euro 2016.
Laga persahabatan antara Jerman vs Finlandia di Moenchengladbach pada 31 Agustus akan dipersembahkan untuk perpisahan Schweinsteiger. Spanduk bertuliskan 'Servus, Basti' (Selamat Tinggal, Basti) akan dibentangkan di stadion.
"Ini akan menjadi malam spesial buat saya di Moenchengladbach dan saya berterima kasih kepada DFB serta pendukung timnas Jerman. Saya tak sabar memanfaatkan kesempatan untuk mengenakan kostum timnas Jerman untuk terakhir kalinya," ucap Schweinsteiger di laman resmi DFB.
Sayangnya, Podolski yang belakangan mengumumpan keputusan pensiun dari Schweinsteiger, tak bisa ikut tampil pada laga itu karena mengalami cedera pada laga Piala Super Turki melawan Galatasaray.
Akan tetapi, Pelatih Jerman, Joachim Loew, menjanjikan akan tetap menyediakan laga perpisahan bertajuk "Tscho, Poldi" (Cheers, Poldi).
"Bastian dan Lukas telah memberikan layanan terbaik untuk tim nasional, DFB, dan sepak bola Jerman. Saya tahu bahwa akan sangat berarti bagi mereka berdua untuk bermain terakhir kalinya bersama timnas. Ini benar-benar menunjukkan betapa pentingnya tim nasional bagi mereka," ucap Loew.
"Disayangkan, Lukas tidak bisa bermain di Moenchengladbach. Namun, saya meyakinkan bahwa dia bisa mengucapkan selamat tinggal kepada fans di lapangan untuk terakhir kalinya. Pendukung Jerman juga pasti ingin melihat dia bermain untuk terakhir kali. Kami akan mencari kesempatan untuk menebus absennya dia melawan Finlandia," sambung Loew.
Podolski sendiri sejatinya berharap bisa tampil di Moenchengladbach. Namun dia menyadari kondisi cedera yang dialami tak memungkinkan untuk itu.
"Semua orang tahu bahwa timnas punya tempat khusus di hati saya. Suatu kehormatan untuk bermain untuk Jerman. Jelas saya berharap bisa bermain di Moenchengladbach. Tapi sayangnya saya cedera. Saya sangat berterima kasih kepada DFB dan pelatih untuk memungkinkan saya bermain satu pertandingan terakhir," papar penyerang Fenerbahce itu.
"Saya tak sabar melihat semua fans. Saya berharap bisa mengucapkan selamat tinggal kepada mereka semua secara individual," pungkasnya.
Selalu ada rivalitas antara Messi dan Ronaldo yang membuat usaha untuk membandingkan keduanya tak pernah ada habisnya. Bergabungnya Ronaldo ke Real Madrid, seperti makin memanaskan persaingan itu. Keduanya selalu ada di panggung untuk merebutkan piala pemain terbaik dunia. Keduanya juga selalu bersaing dalam urusan mencetak gol. Fans Ronaldo yang tak kalah besar pun akan selalu menjelek-jelakkan Messi dengan cara apapun. Separuhnya fans Ronaldo adalah haters Messi.
5. Terbaik Dunia
Meski sulit membandingkan siapa yang terbaik antara Messi dan Ronaldo, tapi banyak kalangan menilai Messi lah sebenarnya yang terbaik di antara keduanya. Itu seperti sebuah kenyataan yang tak akan diterima oleh fans Ronaldo sampai kapanpun. Messi bukan sekedar mesin gol. Ia adalah pesulap lapangan hijau. Dengan dribelnya yang melewati hadangan lawan selalu menciptakan perbedaan dalam setiap laga. Pergerakannya di lapangan hijau kerap kali membuat defender kelas dunia pun hanya bisa melongo. El Classico 2011 bisa jadi sebuah gambaran betapa pemain Real Madrid dibuat tak bisa menahan sakit hati dan malu. Mereka semua membenci Messi karena ia selalu membuat gol istimewa, karena Messi adalah yang terbaik.