Liga Inggris patut bangga. Itu karena mereka selalu banyak menyumbangkan pemain ke timnas saat jeda internasional. Namun, di sisi lain itu juga menjadi sebuah petaka. Pasalnya, potensi klub-klub untuk mendapatkan virus FIFA menjadi besar.
Karenanya, klub-klub kerap ragu saat tahap jeda internasional datang. Mereka dilanda kegalauan apakah harus melepas pemain mereka untuk memperkuat timnas atau tidak. Namun, regulasi FIFA membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa saat timnas memasukkan nama pemain mereka ke dalam daftar.
Liga Inggris yang disebut-sebut sebagai liga terbaik di dunia menjadi penyumbang terbesar pemain-pemain timnas. Hampir semua klub akan kehilangan beberapa pemain mereka yang mendapatkan panggilan timnas.
Sialnya, tak semua pemain mereka yang kembali dalam kondisi bugar. Tak jarang timnas mengembalikan pemain ke klub dalam kondisi cedera. Situasi itu yang disebut sebagai virus FIFA. Hal itu juga berlaku untuk tahap jeda internasional kali ini.
Seperti dilansir Sokkaa, beberapa tim besar harus kehilangan banyak pemain andalan mereka karena cedera. Mereka adalah Manchester United, Chelsea, Manchester City,Tottenham Hotspur, dan Arsenal.
Duel MU Vs Arsenal
Di antara lima klub tersebut, The Gunners menjadi tim yang paling dirugikan. Setidaknya ada tujuh pemain mereka yang mengalami cedera usai memperkuat timnasnya masing-masing. Mereka adalah Alexis Sanchez, Hector Bellerin, Lucas Perez, Santi Cazorla, Chuba Akpom, Per Mertesacker, dan Danny Welbeck.
Sialnya, tim asuhan Arsene Wenger itu memiliki agenda yang sangat penting di akhir pekan ini. Mereka akan melawat ke markas Manchester United di Old Trafford pada pekan ke-12 Liga Inggris 2016/2017, Sabtu (19/11/2016). Setelah itu, mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain di Liga Champions.
Namun, bukan hanya Arsenal, MU pun kehilangan beberapa pemainnya karena cedera. Tercatat, pemain-pemain seperti Marouane Fellaini, Antonio Valencia, Eric Bailly, Chris Smalling, dan James Wilson. Terkini, Wayne Rooney dilaporkan mengalami cedera lutut ringan.
Daftar Cedera Tim Top Liga Inggris
Manchester United: Marouane Fellaini, Antonio Valencia, Eric Bailly, Chris Smalling, James Wilson, Wayne Rooney
Chelsea: Eden Hazard, Loftus-Cheek, Diego Costa, Kurt Zouma, Cesc Fabregas
Sejak bermain di Juventus, nama Paul Pogba langsung masuk dalam jajaran pesepakbola terbaik dunia. Dia menjadi salah satu pemain muda yang menjanjikan dan memiliki prospek yang cerah.
Hal itu terbukti setelah dia berhasil mempersembahkan empat gelar Scudetto dan dua Coppa Italia untuk Juventus. Pogba pun lantas menjadi pemain termahal dunia setelah memutuskan kembali ke Manchester United pada musim panas lalu.
Tak hanya permainannya, selebrasi Pogba yang bernama "Dab" juga ikut menjadi tren. Hal itu ditunjukkan ketika banyak pihak yang meniru gayanya itu.
Uniknya, baru-baru ini, ada seorang guru matematika yang mengaplikasikan selebrasi Pogba ke dalam soal yang dibuatnya. Dia memasukkan rumus Phytagoras ke dalam soal yang terdapat gambar Pogba sedang melakukan selebrasi andalannya.
Di dalam soal tersebut, guru itu bertanya: "Apakah ini dab yang sempurna?"
Soal tersebut langsung menjadi viral di media sosial. Sang pemain juga diketahui ikut mengomentari soal tersebut.
Sebuah logo tentu memiliki arti penting dalam sebuah klub sepakbola. Dengan adanya logo, sebuah klub sepakbola memiliki filosofis sesuai visi, misi, dan tujuan sebuah klub. Namun, apa jadinya jika logo klub sepakbola ini justru terlihat aneh?
Berbicara masalah logo, tentu kita semua akan mengetahui logo kebesaran raksasa Inggris, Manchester United. Pemilik 20 gelar Premier League ini mendapat julukan The Red Devils atau Setan Merah dalam Bahasa Indonesia.
Dalam logonya, ada sosok iblis berwarna merah yang sedang berdiri memegang tombak bermata tiga. Logo MU ini begitu tersohor tak hanya di Inggris, tapi di seluruh dunia.
Kemudian, ada logo klub raksasa Serie A, Juventus. Dengan warna kebesaran hitam-putih, klub berjuluk Tim Zebra ini juga menyematkan bintang zebra dalam logonya.
Pun dengan klub elite Serie A lainnya, AS Roma. Mengambil sejarah kota Roma, klub berjuluk Serigala Ibukota ini menyematkan gambar seekor serigala yang tengah menyusui Romus dan Romulus, yang terkenal sebagai asal mula nama kota Roma.
Kemudian, ada burung garuda yang menjadi simbol kebanggaan Timnas Indonesia. Tak ayal, Timnas Indonesia dijuluki Tim Garuda.
Semua logo klub sepakbola tentu memiliki makna dan arti tersendiri, sesuai karakter, visi, misi, dan tujuan klub tersebut. Ada beberapa klub di dunia yang justru memiliki logo yang tak lazim. Berikut di antaranya:
1. Sheikh Russel KC (Bangladesh)
Klub papan atas Bangladesh ini adalah juara kompetisi Bangladesh Premier League musim 2012/2013. Sheikh Russel memiliki logo yang cukup unik, dengan gambar merpati sebagai simbol perdamaian, sementara ada gambar anak kecil yang sedang tersenyum di dalamnya. Kira-kira, apa makna logo ini?
2. Feni SC (Bangladesh)
Kembali klub dari Bangladesh yang memiliki logo unik. Berdiri pada 1995, Feni SC merupakan salah satu kontestan Bangladesh Premier League. Logo klub ini juga terbilang unik. Papan taktik yang biasanya digunakan oleh pelatih untuk menjelaskan strategi, dijadikan lambang kebesaran tim ini.
3. FC Show (Norwegia)
Klub profesional Norwegia, FC Show, sebenarnya bernama Siddis Sportsklubb. Didirikan pada 2005, FC Show juga memiliki logo yang unik. Logo klub Norwegia ini berbalut dominasi warna merah muda (pink). Yang lebih unik, ada gambar seorang pelayan restoran lengkap dengan rompi dan sebuah nampan, yang siap menyuguhkan bola di atasnya.
Melihat berjalannya kompetisi Serie A musim ini, rasa-rasanya tak sulit untuk memprediksi bila Juventus akan kembali keluar sebagai peraih Scudetto keenam kalinya secara beruntun di akhir musim nanti.
Penggemar sepakbola Italia tentu merindukan saat-saat dimana kompetisi Serie A memiliki persaingan yang begitu ketat antara tiga klub yakni Juventus, AC Milan, dan Inter Milan seperti di era pertengahan tahun 2000-an silam.
Persaingan seperti inilah yang diharapkan dapat terulang kembali di Serie A. Hal ini diungkapkan oleh mantan pemain timnas Italia, Gianfranco Zola.
"Juventus masih menjadi favorit untuk menjuarai (Serie A) akhir musim ini," ungkap Zola seperti dikutip Football-Italia
"Klub-klub asal kota Milan (AC Milan dan Inter) perlu menaikkan level permainan mereka, dan mereka harus siap untuk itu. Itulah yang akan menjadikan liga Italia kembali menjadi kompetisi yang sangat kompetitif," imbuhnya.
Kali terakhir tim asal kota Milan meraih Scudetto ialah pada musim 2010/11. Kala itu gelar Scudetto diraih AC Milan yang masih dilatih Massimiliano Allegri dan diperkuat bomber Zlatan Ibrahimovic.
- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2339033/duo-milan-diharap-mampu-akhiri-dominasi-juventus#sthash.oE5Y5Iow.dpuf
Antonio Conte dikabarkan masih ingin belanja besar di bursa transfer Januari, meski Chelsea kini duduk di papan atas klasemen.
Chelsea kini duduk di peringkat dua, usai mereka menang 5-0 atas Everton di Stamford Bridge. Mereka terus menempel ketat Liverpool, yang menang 6-1 atas Watford pekan lalu.
Dalam lima pertandingan terakhir di liga, The Blues selalu menang dan tidak pernah kemasukan gol, meski awalnya sempat mencatat start kurang meyakinkan bersama manajer Italia.
Permainan impresif Chelsea dimulai ketika Conte memutuskan menggunakan formasi 3-4-3, dengan David Luiz, Gary Cahill, dan Cesar Azpilicueta sebagai pondasi utama di lini belakang.
Namun demikian, Conte rupanya masih ingin memperkuat timnya di musim dingin dan juga musim panas mendatang, seiring rencananya untuk membawa klub kembali bermain di Eropa dalam waktu dekat.
Conte dan staff-nya di Chelsea disebut ingin membuat tim memiliki skuat yang sanggup bermain di empat kompetisi berbeda. Klub sendiri sudah menghabiskan 100 juta pounds di musim panas untuk membeli pemain seperti Michy Batshuayi, David Luiz, N'Golo Kante, dan Marcos Alonso.
Namun The Telegraph mengatakan bahwa Chelsea siap mengeluarkan dana lebih besar lagi untuk memperkuat tim selama 12 bulan mendatang.
Leonardo Bonucci, Antonio Rudiger, dan Michael Keane, serta Radja Nainggolan dan Marcelo Brozovic merupakan nama yang kabarnya masuk dalam pantauan tim London Barat. Selain itu, untuk memperkuat barisan gelandang bertahan, Conte juga tertarik pada Steven N'Zonzi dan juga Geoffrey Kondogbia.
Antonella sedikit berbeda di saat Lionel Messi tengah berkonsentrasi membela Argentina dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018, sang kekasih, Antonella Roccuzzo ternyata memilih tetap di Eropa.
Alih-alih ikut pulang kampung ke Argentina, Antonella lebih memilih mengajak dua buah hatinya, Thiago dan Mateo untuk jalan-jalan ke London.
Di ibukota Inggris tersebut, Antonella ternyata bereuni dengan kekasih Cesc Fabregas yang juga sahabat dekatnya, Daniella Semaan.
Kiper, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pemain yang bertugas menjaga dan mempertahankan gawang agar tidak kemasukan bola. Namun, dalam situasi-situasi tertentu, mereka ternyata juga tidak ingin ketinggalan atau berkesempatan mencatatkan namanya di papan skor. Evans Simon memberikan daftar 10 gol terbaik yang pernah dilesakkan para penjaga gawang.
Rogerio Ceni (Sao Paulo vs Corinthians, 2011)
Rogerio Ceni tentu bukanlah nama asing bagi para penggemar sepak bola. Ia merupakan kiper tersubur sepanjang sejarah dengan 132 gol dari 1238 penampilan bersama Sao Paulo.
Pria yang memutuskan pensiun pada pengujung 2015 silam ini memiliki kemampuan eksekusi tendangan bebas yang menakjubkan. Jika hanya beruntung, rasanya hampir mustahil ia bisa mencetak 61 gol dari situasi tersebut.
Salah satu yang paling indah adalah ketika tendangan bebasnya menghujam pojok kiri atas gawang Corinthians pada 27 Maret 2011. Terlebih, ini merupakan gol ke-100 yang dicatatkan oleh Ceni. Selebrasi penuh emosional tak dapat terhindarkan.
Jose Luis Chilavert (Paraguay vs Argentina, 1996)
Sebelum Ceni, adalah Jose Luis Chilavert yang duduk di tahta kiper paling produktif di dunia. Catatan 54 golnya baru dipecahkan oleh nama pertama pada 2006 silam.
Sama seperti Ceni, Chilavert juga terkenal dengan kemampuannya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Presisi dan indah. Bahkan, beberapa pihak tak sungkan untuk menyebut bahwa kaki kiri sang kiper adalah saingan utama dari kaki kanan David Beckham.
Kaki kiri Chilavert amatlah berjasa bagi tim nasional Paraguay. Salah satu golnya yang paling terkenang tentu ketika ia mencetak gol kemenangan ke gawang Argentina dalam Kualifikasi Piala Dunia 1998. Sebuah gol yang mengantarkan La Albirroja terbang ke Prancis.
Rene Higuita (Atletico Nacional vs River Plate, 1995)
Rene Higuita memang lebih dikenal berkat aksi penyelamatan ‘edan’ kala menghadapi Inggris dalam laga uji coba di Stadion Wembley pada 1995. El Loco (Si Gila), begitu ia disebut. Kendati demikian, ia juga pernah mencetak gol, dan bukan sembarang gol.
Dalam laga leg pertama semifinal Copa Libertadores 1995 melawan River Plate, Higuita, yang kala itu membela Atletico Nacional, sukses mencetak gol melalui tendangan bebas untuk membawa timnya menang 1-0. Gol tersebut memiliki keindahannya tersendiri karena hampir semua pemain lawan tertipu dengan ‘kepolosan’ tendangan Higuita.
Jimmy Glass (Carlisle United vs Plymouth Argyle, 1999)
Ketika sedang dalam keadaan tertinggal, terkadang tidak ada pilihan lain bagi kiper selain membantu menyerang untuk menghindarkan tim dari kekalahan. Namun, Jimmy Glass mungkin tidak akan pernah berpikir bahwa ia bakal menjadi penyelamat dari tim yang dibelanya hanya untuk kondisi darurat, Carlisle United.
Glass didatangkan oleh Carlisle dari Swindon pada April 1999 karena mereka tidak lagi memiliki kiper, Tony Caig dijual dan Richard Knight dikembalikan ke klub asal. Singkat cerita, Carlisle wajib menang atas Plymouth Argyle di laga terakhir musim jika tidak ingin terdegradasi dari Divisi Tiga.
Ketika laga menyisakan waktu tak sampai satu menit, skor masih imbang 1-1 dan Carlisle mendapatkan sepak pojok. Glass meninggalkan gawangnya untuk membantu timnya menyerang. Ia berhasil menyambut bola muntah hasil halauan kiper Plymouth dan membawa timnya menang 2-1.
Tolo Barcelo (UE Alcudia vs Real Mallorca B, 2013)
Seperti yang telah saya sebutkan di atas, situasi terkadang bisa memaksa. Hal ini jugalah yang dialami kiper UE Alcudia, Tolo Barcelo.
Dalam laga lanjutan Tercera Division melawan Real Mallorca B pada 2013 silam, timnya masih tertinggal 1-0 ketika memasuki masa injury time. Beruntung, mereka mendapatkan tendangan bebas. Barcelo memutuskan untuk maju hingga ke kotak penalti lawan.
Keputusan tersebut berbuah manis. Barcelo mencetak gol melalui tendangan salto dan pertandingan berakhir imbang 1-1.
Norihiro Yamagishi (Montedia Yamagata vs Jubilo Iwata, 2014)
Jepang memiliki kisahnya sendiri. Kali ini, yang dipertaruhkan adalah tiket untuk lolos ke final play-off J-League 2 pada 2014.
Memasuki masa injury time, skor antara Jubilo Iwata melawan Montedio Yamagata masih imbang 1-1. Dengan status sebagai tuan rumah, Jubilo lebih diunggulkan untuk melenggang ke partai puncak.
Tak ingin laga berlanjut melewati waktu normal, Norihiro Yamagishi diizinkan untuk naik hingga ke kotak penalti lawan oleh sang pelatih karena kebetulan mereka mendapatkan sepak pojok. Sang kiper menyambut umpan rekannya dengan sundulan dan tim tamu berpesta pora.
Marwin Hitz (Augsburg vs Bayer Leverkusen, 2015)
Menghadapi Bayer Leverkusen pada Februari 2015, Marwin Hitz sempat melakukan kesalahan sehingga menyebabkan FC Augsburg tertinggal 2-1. Mungkin, mengingat kalah dengan selisih berapa pun tak akan mengubah perolehan poin, Hitz memilih maju ketika mereka mendapatkan sepak pojok pada masa injury time.
Pemain asal Swiss tersebut terus menunggu di dalam kotak penalti dan berhasil memaksimalkan kesalahan barisan pertahanan Leverkusen dengan tendangan sebuah tendangan keras. Para suporter tuan rumah bersorak sorai.
Martin Hansen (ADO Den Haag vs PSV Eindhoven, 2015)
Pekan pembuka Eredivisie musim 2015/16 menghadirkan kisah yang dramatis di Stadion Kyocera. Menjamu sang juara bertahan PSV Eindhoven, ADO Den Haag berada dalam posisi tertinggal 2-1 hingga laga memasuki masa injury time.
Beruntung, Den Haag mendapatkan tendangan bebas di sekitar kotak penalti PSV hanya beberapa saat sebelum tambahan waktu habis. Kesempatan ini dimaksimalkan oleh Hansen, yang turut maju, untuk mencetak gol dengan menggunakan tumit!
Danny Cepero (New York Red Bulls vs Columbus Crew SC, 2008)
Berbeda dengan delapan daftar di atas, ini adalah gol yang tidak dapat terjadi tanpa kesalahan dari penjaga gawang lawan dalam mengantisipasi pantulan bola. Kiper New York Red Bulls, Danny Cepero, juga mungkin tidak menyangka bola yang ia tendang bisa dengan mulus bersarang di gawang Columbus Crew SC.
Gerri Mandagi (Persiba Balikpapan vs PON Kalimantan Timur, 2016)
Sebagai penutup, rasanya sayang jika tidak memasukkan aksi pemain dalam negeri. Selain karena sangat jarang seorang kiper di kompetisi lokal berani maju, golnya juga tidak hanya mengandalkan kesalahan kiper lawan (seperti yang dirasakan Cepero).
Ya, Gerri Mandagi mencetak gol kemenangan Persiba Balikpapan kala menghadapi tim PON Kalimantan Timur (Kaltim) dalam ajang Piala Gubernur Kaltim.
Usaha demi usaha yang dilancarkan tim Beruang Madu menemui kegagalan hampir sepanjang pertandingan. Beruntung, Mandagi, yang nekad maju pada masa injury time, berhasil meneruskan tendangan bebas Ghazali Muharram melalui sundulan.