Senin, 15 Mei 2017

Jadwal Siaran Langsung Seluruh Partai Final Liga Champion, Europa, FA Cup, Coppa Italia

Kapan Final Liga Champions & Liga Europa Musim Ini Digelar?


Kancah antarklub Eropa musim ini segera menuju klimaks. Tinggal satu fase lagi, kita akan mengetahui siapa jawara Liga Champions dan Liga Europa 2016/17.

Ambisi Cristiano Ronaldo dkk. berbenturan dengan tekad Juventus untuk mengakhiri periode kering prestasi nan panjang di level tertinggi sepakbola Benua Biru. Si Nyonya Tua melewati adangan AS Monaco untuk menembus final kedua dalam tiga tahun, tetapi sudah lama raksasa Italia itu tidak tampil sebagai juara.

Lebih dari dua dekade telah berlalu sejak terakhir kalinya Juventus berhasil mengangkat trofi La Orejona, yaitu tatkala menang adu penalti menghadapi Ajax Amsterdam di Olimpico, Roma, pada 1996.

Partai pamungkas antara Juventus dan Madrid musim ini akan diselenggarakan awal bulan depan, tepatnya Sabtu, 3 Juni, dengan Millennium Stadium di Cardiff, Wales, menjadi arenanya.

Sementara itu, perhelatan final Liga Europa bakal mempertemukan Ajax Amsterdam dengan Manchester United. Perebutan titel Liga Europa – yang juga membuahkan satu tempat di Liga Champions musim depan – dimainkan di Friends Arena, Solna, Swedia, pada 24 Mei mendatang.

Jadwal Final Coppa Italia Dimajukan


Final Liga Champions akan digelar di Millennium Stadium, Cardiff, pada 3 Juni 2017 mendatang. Lawan Juve di partai puncak adalah Real Madrid atau Atletico Madrid.

Sementara itu, final Coppa Italia yang mempertemukan Juventus dan Lazio tadinya akan dilangsungkan pada 2 Juni 2017 di Stadion Olimpico Roma. Akan tetapi, karena Juventus akan main di final Liga Champions, jadwal final Coppa Italia pun dimajukan ke tanggal 17 Mei 2017.

Jadwal Final FA Cup


Jadwal Final FA CUP yang rencannya akan berlangsung pada 27 Mei 2017 tersebut memberikan cerita tersendiri buat finalis. Untuk Arsenal yang sudah terlempar di Liga Champions dan Piala Liga mentap indah unutk FA CUP 2017 kali ini. Meskipun untuk di Liga Inggris sendiri dapat dikatakan sudah tidak mempunyai harapan untuk mengangkat Tropy lagi.

Begitu juga dengan Chelsea yang sangat moncer memimpin klasemen Liga Inggris juga dapat tersandung oleh Tottenham diperebutan tahta Tropy tahun 2016/2017. Yang paling mencengangkan adalah untuk anak asuh Pep Guardiola yang pada kesempatan kompetisi tahun 2017. Dapat dikatakan puasa gelar, bail di Liga Champions, Liga Inggris, Piala Liga maupun FA CUP.



http://indolivescore.com/jadwal-siaran-langsung-seluruh-partai-final-liga-champion-europa-fa-cup-coppa-italia/

Final Liga Champions Juventus vs Madrid, Nyonya Tua Diunggulkan Bursa Taruhan

Juventus lolos ke final Liga Champions 2016-17. Klub berjuluk Si Nyonya Tua itu mengalahkan AS Monaco dengan keunggulan agregat 4-1 di semifinal.

Di laga final, Juventus bakal menantang juara bertahan Real Madrid. Los Blancos melangkah ke partai puncak usai menyingkirkan Atletico Madrid dengan agregat 4-1 meski pada leg kedua kalah 1-2.

Bek Juventus Leonardo Bonucci mengatakan, lolos ke final tidak cukup untuk timnya. "Luar biasa, tetapi sekarang kita harus menyelesaikan mimpinya," kata Bonucci kepada Il Giornale seperti dikutip Football Espana, Kamis (11/5/2017).

"Tidak cukup hanya sampai ke Cardiff, kita perlu membawa pulang piala."

Bonucci menambahkan Juventus kini lebih kuat dibandingkan saat final Liga Champions 2015. Ketika itu, pasukan Massimiliano Allegri ini kalah 1-3 dari Barcelona.

"Dua tahun yang lalu kami menjadi kejutan, mungkin kami yang pertama terkejut bahwa kami berhasil sampai di Berlin. Tahun ini kami memiliki pengetahuan, keinginan, dan kelaparan yang berbeda," ujarnya.

"Semuanya telah dibangun berbulan-bulan. Kami telah menunjukkan bahwa kami adalah tim hebat di lapangan."

"Kami hanya perlu pergi ke Cardiff dan memainkan pertandingan terbaik dalam sejarah Juventus," pungkas bek Juventus itu.

Laga Juventus kontra Real Madrid merupakan final ulangan Liga Champions 1998. Saat itu, Los Blancos yang tampil sebagai juara.

Madrid menang dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan klub raksasa Spanyol itu dicetak Predrag Mijatovic.



http://indolivescore.com/final-liga-champions-juventus-vs-madrid-nyonya-tua-diunggulkan-bursa-taruhan/

Manchester United vs Ajax Amsterdam Siaran Langsung Final Liga Europa 25 Mei 2017

AJAX Amsterdam ditantang Manchester United di final Liga Eropa 2016-2017 yang berlangsung di Stadion Friends Arena, Solna, Swedia pada Kamis 25 Mei 2017 dini hari WIB. Pertemuan nanti bukanlah yang pertama bagi keduanya di kasta kedua kompetisi antarklub Eropa itu.

Dalam sejarahnya, sudah empat kali tim yang identik dengan warna tersebut saling berduel. Hasilnya seimbang dengan masing-masing tim meraih dua menang dan dua kalah.

Meski rekor berimbang, The Red Devils –julukan Man United– selalu menyingkirkan sang rival karena unggul selisih gol. Pertemuan perdana terjadi di babak pertama Piala UEFA 1976-1977 (cikal bakal Liga Eropa).

Pada leg I yang berlangsung di Amsterdam ArenA, Ajax menang 1-0 lewat gol tunggal Ruud Krol. Namun, ketika gantian menjadi tuan rumah giliran Man United yang menang 2-0 lewat gol dari Lou Macari dan Sammy Mcllroy.

Sementara itu pertemuan selanjutnya tersaji di 32 besar Liga Eropa 2011-2012. Pada leg I yang berlangsung di Amsterdam ArenA, Manchester Merah secara luar biasa mengalahkan Ajax 2-0 lewat gol Ashley Young dan Javier “Chicharito” Hernandez.

Pada leg II yang berlangsung di Old Trafford, Man United memang kalah 1-2 dari Ajax. Namun, karena menang 2-0 pada leg I, Setan Merah unggul agregat 3-2 dan melaju ke 16 besar.

Terlepas dari agregat skor yang memisahkan kedua tim, tetap saja rekor pertemuan kedua tim berimbang. Karena itu, laga final nanti digadang-gadang akan berjalan menarik. Hal itu karena pertemuan dua kutub, Ajax yang bermaterikan pemain muda potensial, kontra Setan Merah yang dihuni personel berpengalaman.



http://indolivescore.com/manchester-united-vs-ajax-amsterdam-siaran-langsung-final-liga-europa-25-mei-2017/

Final Piala FA: Chelsea vs Arsenal 27 Mei, Oxlade-Chamberlain Absen

Manajer Arsenal, Arsene Wenger, belum bisa memastikan Alex Oxlade-Chamberlain bisa tampil kontra Chelsea pada final Piala FA di Stadion Wembley, Sabtu (27/5/2017).

Oxlade-Chamberlain menjadi starter saat melawan Arsenal mengalahkan Southampton 2-0 dalam lanjutan Premier League di Stadion St Mary's, Rabu (10/5/2017). Namun, dia terpaksa digantikan Hector Bellerin sembilan menit jelang turun minum.

Dari hasil pemeriksaan awal, Oxlade-Chamberlain didiagnosis mengalami cedera hamstring. The Gunners harus menghadapi kemungkinan pemain berusia 23 tahun itu harus absen hingga akhir musim 2016-2017.

"Itu cedera hamstring, tetapi saya tidak tahu seberapa buruknya. Saya tidak tahu, dia berjalan seperti biasa. Saya tidak melihat insiden apa pun yang membuat dia berhenti berlari," kata Wenger.

"Itu lebih disebabkan oleh kelelahan, tetapi sulit untuk memprediksinya setelah laga usai. Kami mungkin akan mengetahui betapa buruk cedera dia dalam 48 jam ke depan," ujar manajer asal Prancis tersebut.

Oxlade-Chamberlain mendapat porsi bermain yang cukup besar dari Wenger pada musim ini. Dia mencatatkan enam gol dan 11 assist dari 44 penampilan dalam berbagai kompetisi bersama Arsenal.



http://indolivescore.com/final-piala-fa-chelsea-vs-arsenal-27-mei-oxlade-chamberlain-absen/

Minggu, 14 Mei 2017

Siapa yang Bakal Juara Liga Champions 2016-2017, Juventus atau Real Madrid?

Real Madrid dipastikan jadi lawan Juventus pada final Liga Champions musim ini. Hal itu terjadi setelah Real Madrid unggul 4-2 dalam agregat duel lawan Atletico Madrid, 3 Juni mendatang.

Dalam duel lawan Atletico di Vicente Calderon, Rabu (10/5), Real Madrid harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 1-2. Namun modal kemenangan 3-0 yang didapat Real Madrid di leg pertama menolong Real Madrid untuk lolos ke partai puncak Liga Champions musim ini.

Atletico Madrid sempat membuat Real Madrid tertekan lewat dua gol cepat yang tercipta di 16 menit awal laga berlangsung. Gol pertama Atletico lahir lewat sundulan kepala Saul Niguez di menit ke-12 memanfaatkan sepak pojok yang dilepaskan oleh Koke. Keylor Navas sukses menepis bola namun bola tetap meluncur masuk ke dalam gawang.

Empat menit berselang, Atletico mendapatkan penalti setelah Fernando Torres dijatuhkan oleh Raphael Varane. Antoine Griezmann yang bertindak sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

Keunggulan 2-0 membuat Atletico tinggal butuh satu gol lagi untuk membawa pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Namun aksi Isco di menit ke-42 membuyarkan harapan itu.

Bermula dari pergerakan Karim Benzema di sisi kanan pertahanan Atletico, pemain asal Perancis itu mampu melewati tiga pemain yang mengadangnya. Benzema lalu menyodorkan bola ke Toni Kroos yang langsung melepaskan tembakan keras mendatar. Kiper Atletico, Jan Oblak mampu melakukan blok terhadap tendangan Kroos, namun ia tak berdaya saat Isco menendang bola liar masuk ke dalam gawang.

Skor 2-1 di babak pertama membuat Atletico harus bekerja keras di babak kedua untuk mencetak tiga gol demi tiket menuju final Liga Champions.

Di babak kedua, peluang terbaik Atletico ada di menit ke-66 saat Yannick Ferreira Carrasco merobek sisi kanan pertahanan Real Madrid dan melepaskan tembakan. Namun tendangan Carrasco berhasil dibendung oleh Navas. Bola liar yang langsung disundul oleh Kevin Gameiro pun juga mampu dihalau Navas.

Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo sejatinya sukses mencetak gol di menit ke-69 saat ia meneruskan tendangan Luka Modric. Namun gol ini tak disahkan lantaran Ronaldo sudah berada pada posisi offside.

Bertemu Kembali di Final Setelah 19 Tahun, Juventus Vs Real Madrid, Ulangan Final Liga Champions 1997-1998


FINAL Liga Champions yang dilangsungkan di Stadion Millenium, Cardiff, Wales pada Minggu 4 Juni 2017 dini hari WIB mempertemukan Juventus vs Real Madrid. Kedua tim jelas ingin memenangi sekaligus mengangkat trofi Liga Champions.

Juventus bertekad meraih trofi si Kuping Besar, gelar yang terakhir kali mereka menangi pada 1995-1996 atau hampir 21 tahun lalu. Sementara itu Madrid ingin menjadi klub pertama yang mampu menjuarai Liga Champions dua musim beruntun (terhitung sejak Liga Champions berganti format pada 1992-1993, tidak ada klub yang mampu juara dua musim beruntun).

Partai final nanti bukanlah yang pertama mempertemukan keduanya di final Liga Champions. Pada musim 1997-1998, Juventus dan Madrid juga bersua. Hasilnya? Dalam laga yang dilangsungkan di Amsterdam ArenA, Belanda itu, Los Blancos –julukan Madrid– menang 1-0.

Madrid yang saat itu ditangani juru taktik asal Jerman, Jupp Heynckes, menurunkan kombinasi antara pemain lokal dan asing. Pemain lokal (Spanyol) Madrid yang tampil di susunan starter ialah Fernando Hierro, Manuel Sanchis, Raul Gonzales dan Fernando Morientes.

Sementara di barisan pemain asing, Madrid memiliki Bodo Illgner, Christian Panucci, Roberto Carlos, Fernando Redondo, Christian Karembeu, Clarence Seedorf dan Predrag Mijatovic. Sedangkan di kubu Juventus mengandalkan pemain-pemain lokal Italia seperti Angelo Peruzzi, Moreno Toricceli, Mark Iuliano, Gianluca Pessoto, Angelo Di Livio, Fillipo Inzaghi dan Alessandro Del Piero.

Secara permainan, kedua klub sangat berimbang. Namun, dewi fortuna lebih mengarah kepada Madrid. Pada menit 66, Mijatovic yang mendapat umpan terobosan dari sang rekan setim berhasil melewati Peruzzi sebelum akhirnya merobek gawang Juventus.

Skor berubah 1-0 dan bertahan hingga akhir laga. Trofi tersebut merupakan yang ketujuh bagi Madrid saat itu. Sementara bagi Juventus, final 1997-1998 merupakan partai puncak ketiga beruntun. Namun, hanya satu di antaranya (1995-1996) yang berakhir dengan trofi juara.

 Susunan Pemain Juventus vs Madrid

Juventus: Peruzzi; Torricelli, Iuliano, Montero; Pessoto (Fonseca 70’), Davids, Di Livio (Tacchinardi 46’), Deschamps (Conte 77’), Zidane; Del Piero, Inzaghi

Real Madrid: Illgner; Panucci, Hierro, Sanchis, Carlos; Redondo, Karembeu, Seedorf, Morientes (Jaime 81’), Mijatovic (Suker 89’), Raul (Amavisca 90’)



http://indolivescore.com/siapa-yang-bakal-juara-liga-champions-2016-2017-juventus-atau-real-madrid/

Arsene Wenger Tuding Chelsea Merusak Permainan Sepak Bola Inggris

Wenger memberikan peringatan pada sepak bola Inggris untuk tidak mempertaruhkan daya tarik mereka selama ini dengan mengikuti tren bermain tanpa penguasaan bola seperti kandidat juara musim ini, Chelsea, dan juara musim lalu, Leicester City.

“Dalam dua musim terakhir, tim yang tidak memiliki penguasaan bola lebih banyak telah memenangkan liga,” kata bos Arsenal tersebut.

“Sepak bola adalah tentang keseimbangan. Kami memiliki permainan di musim ini dengan penguasaan bola 70% namun kalah saat melawan West Brom 3-1 dan kembali kalah 3-0 melawan Crystal Palace, yang berarti keseimbangan kami tidak benar.”

“Tapi anda tidak bisa mengatakan kepada tim muda bahwa kita tidak menginginkan bola. Anda juga tidak bisa membeli pemain besar dan mengatakan bahwa kita tidak menginginkan bola. Pemain besar menginginkan bola,” jelas Wenger.

“Olahraga memaksa muncul kreativitas. Jika memberi terlalu banyak kemudahan maka tidak akan ada inisiatif. Kita harus memikirkan kembali keseluruhan proses karena orang tidak akan selamanya datang untuk menonton tim yang tidak bisa mengambil inisiatif.”

Wenger juga mengklaim bahwa keberhasilan Chelsea dan Leicester mendukung teori bahwa secara fisik tidak mungkin ada persaingan efektif jika sebuah tim tidak terlibat dalam kompetisi domestik dan Eropa.

“Tim yang tidak terlibat di Eropa sama sekali (berpeluang) memenangkan liga,” tambahnya. “Karena liga sangat sulit secara fisik mungkin sangat sulit untuk mengatasi keduanya.”

“Kami akan melihat bagaimana Chelsea merespons itu musim depan,” pungkasnya.



http://indolivescore.com/arsene-wenger-tuding-chelsea-merusak-permainan-sepak-bola-inggris/

Persiapan Generasi Emas Perancis di Piala Dunia 2018

Prancis terus melahirkan pemain-pemain sepak bola dengan bakat yang luar biasa. Meski sebagian berstatus imigran, pemain-pemain ini nyatanya mampu bersinar setelah menempuh pendidikan sepak bola di negara yang terkenal dengan Menara Eiffelnya.

Saat ini publik mungkin lebih mengenal sosok Paul Pogba, Karim Benzema, Antoine Griezmann, Olivier Giroud, N'golo Kante atau Raphael Varane. Namun dalam beberapa tahun mendatang, nama-nama tersebut harus siap bersaing dengan para juniornya yang tidak kalah hebat. Di usia muda mereka sudah mempunyai kemampuan matang. Bukan tidak mungkin, pemain-pemain muda ini bakal menciptakan generasi emas di Tim Nasional Prancis.

Berikut delapan pemain masa depan yang dimiliki Les Blues:

1. Kylian Mbappe


Generasi Emas Timnas Perancis1

Striker 18 tahun ini sukses menyihir perhatian dunia. Walau usianya masih muda, Mbappe telah mengunci tempat di starting XI AS Monaco. Musim ini ia bahkan sudah mencetak 14 gol di Ligue 1 Prancis dan enam gol di Liga Champions Eropa.

Berkat kemampuannya yang brilian, Mbappe berhasil menghipnotis klub sebesar Real Madrid. Kabarnya raksasa Spanyol menjadikan sang pemain sebagai target utama di bursa transfer musim panas 2017.

2. Ousmane Dembele


Generasi Emas Timnas Perancis2

Borussia Dortmund sangat beruntung memiliki Ousmane Dembele. Di usia 19 tahun, ia sudah bisa memperlihatkan aksi terbaik, tak kalah dengan seniornya di Dortmund seperti Marco Reus, Andre Schuerrle, Shinji Kagawa dan Mario Goetze.

Saat memboyongnya dari Rennes di musim panas 2016 lalu, Dortmund hanya mengeluarkan 15 juta euro atau setara Rp218 miliar. Kini harganya sudah naik dua kali lipat dan bukan tidak mungkin, ia bakal menjelma jadi pemain termahal dunia.

3. Moussa Dembele

Generasi Emas Timnas Perancis3

Pria 20 tahun yang memiliki garis keturunan Mali ini sangat dipercaya menghuni lini depan Celtic. Bersama klubnya tersebut, Dembele sudah mengemas 32 gol dan lima di antaranya ia cetak di Liga Champions Eropa.

Dembele memulai kariernya bersama tim junior Paris Saint Germain. Setelah itu ia diboyong oleh Fulham dan akhirnya mendarat di Celtic pada musim panas 2016 lalu. Striker kelahiran 12 Juli 1996 ini kabarnya diincar oleh Arsenal, Chelsea, Manchester City dan Manchester United.

4. Thomas Lemar


Generasi Emas Timnas Perancis4

Selain Mbappe, Monaco juga memiliki Thomas Lemar yang usianya baru menginjak 21 tahun. Bermain sebagai winger, ia sudah mencatatkan 14 gol dari 52 penampilannya di seluruh kompetisi musim ini.

Pada 2015 lalu, Lemar diboyong dari SM Caen dengan nilai transfer 1,2 juta euro. Tapi potensinya sangat menjanjikan dan karena itu, harganya jadi naik 20 kali lipat. Menurut data dari Transfermarkt, Lemar dibanderol Monaco senilai 20 juta euro atau Rp291 miliar.

5. Adrien Rabiot


Generasi Emas Timnas Perancis5

Dalam beberapa musim terakhir, pemain berpostur 188 cm ini jadi sosok penting di lini tengah Paris Saint Germain. Adrien Rabiot bertugas sebagai penyeimbang antara pertahanan dan juga penyerangan di skuat Les Parisiens.

Rabiot sudah beberapa kali mencicipi pengalaman di Timnas Senior Prancis. Tapi untuk mengunci tempat di daftar starting XI, gelandang 22 tahun itu harus bersaing ketat dengan N'golo Kante, Paul Pogba dan Blaise Matuidi.

6. Presnel Kimpembe

Generasi Emas Timnas Perancis6

Paris Saint Germain cukup andal dalam mencetak pemain berbakat. Selain Rabiot, PSG juga diperkuat Presnel Kimpembe yang terbukti tangguh sebagai pemain bertahan.

Soal ukuran tubuh, Kimpembe memang tidak sebesar bek Prancis lain semisal Adil Rami, Eliaquim Mangala atau Bacary Sagna. Tapi hal itu tidak menghambatnya dalam mengawal pertahanan. Konsistensinya di lini belakang pantas mendapat pujian. Kimpembe yang saat ini berumur 19 tahun bahkan turut berperan penting saat PSG mengalahkan Barcelona 4-0 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

7. Kingsley Coman


Generasi Emas Timnas Perancis7

Striker 20 tahun ini juga dididik oleh akademi PSG. Tapi Kingsley Coman minim kesempatan tampil sehingga dilepas ke Juventus pada musim panas 2014 lalu.

Setahun kemudian, Coman bergabung dengan Bayern Muenchen. Bersama raksasa Jerman tersebut, bakatnya kian menonjol sehingga dipanggil Timnas Prancis di Piala Eropa 2016.

8. Anthony Martial

Generasi Emas Timnas Perancis8

Striker Manchester United ini mungkin sudah sangat dikenal oleh pecinta sepak bola. Sempat diragukan pada awal kedatangannya, Martial akhirnya sukses memikat perhatian publik lewat torehan 17 gol dari 49 penampilannya di musim 2015/2016.

Martial diyakini punya masa depan cerah. Gaya permainannya dinilai mirip Thierry Henry sehingga ia tidak kesulitan beradaptasi dengan kerasnya Liga Primer Inggris.



https://indolivescore.com/persiapan-generasi-emas-perancis-di-piala-dunia-2018/