Kisah 7 Pemain Top yang Terlahir dari Keluarga Miskin, dari Bacca sampai Ronaldo
indolivescore.com - Pesepak bola profesional di Eropa memiliki penghasilan yang terbilang tinggi. Tidak heran jika para pemain di Benua Biru terlihat tajir di luar lapangan. Namun sebelum para pemain bola ini sampai pada fase harta melimpah, tidak sedikit dari mereka berasal dari keluarga miskin.
Berikut ini kami rangkum kisah 7 pemain bintang yang terlahir dari keluarga miskin, dikutip dari Footyjokes.
7. Carlos Bacca (Milan)
Nama Carlos Bacca mulai mencuat saat memperkuat Sevilla. Namanya semakin bersinar ketika tampil di Piala Dunia 2014. Hal yang membuat AC Milan kepincut merekrutnya. Seperti yang sudah kebanyakan orang tahu, Bacca sebelum jadi pemain bola profesional adalah seorang kondektur bus. Untuk makan sehari-hari saja, Bacca kesulitan. Selain itu, Bacca mencoba menambah penghasilannya dengan menjadi kolektor tiket. Pekerjaan yang ia lakoni hingga menginjak usia 20 tahun.
Setelah bermain di sejumlah klub lokal, Bacca akhirnya memulai karir profesionalnya bersama Atletico SMP di Kolombia. Dan empat tahun kemudian direkrut Sevilla. Bersama Sevilla, nama Carlos Bacca melejit dengan mengantarkan klub La Liga itu menjuarai Liga Europa 2013 dan 2014. Hingga akhirnya direkrut AC Milan.
6. Alexis Sanchez (Arsenal)
Alexis Sanchez menjadi salah satu pemain sensasional di jagad sepak bola Eropa. Namanya mencuat kala membela Udinese (Italia), lalu pindah ke Barcelona (Spanyol). Kini Sanchez menjadi salah satu penyerang sayap paling mematikan bersama Arsenal.
Namun sebelum mencapai masa ketenarannya saat ini, Alexis Sanchez terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Ditinggal pergi ayahnya saat masih belia, membuat Sanches hanya hidup bersama ibunya. Ibunda Sanchez terpaksa bekerja sebagai tukang sapu di sekolah di mana Sanchez bersekolah. Sembari sekolah, ia juga bekerja paruh waktu untuk membantu ibunya.
5. Frank Ribery (Bayern Muenchen)
Sebuah departemen di Perancis disebut Pas-de-Calais tempat di mana berkumpulnya kaum miskin, di mana Frank Ribery terlahir di sana. Derita kemiskinan Ribery semakin lengkap ketika ia mengalami kecelakaan fatal yang membuat 100 jahitan di wajahnya. Dia menderita dua luka yang dalam dan Ribery bersumpah tidak akan menghapusnya karena itu menjadi identitasnya.
Setelah bekerja sebagai buruh konstruksi bersama ayahnya, mantan pemain Timnas Prancis itu mencoba peruntungan bermain untuk klub amatir, Stade Brestois. Dari sinilah kisah Ribery dimulai. Di mana ia dilirik klub Turki, Galatasaray. Bakat mengolah Si Kulit Bundar yang luar biasa membuat Marseille membawanya pulang ke Prancis. Dan sekarang ia bermain untuk Bayern Munich.
4. Angel di Maria
Lahir dan dibesarkan bersama keluarga miskin di kota Pedriel di Mendoza, Argentina Barat. Angel di Maria kecil membantu orang tuanya di tambang batubara lokal bersama dua saudara perempuannya, Vanesa dan Evelyn. Meskipun ia dikaruniai bakat luar biasa dalam bermain bola, namun Di Maria tidak mampu membeli sepasang sepatu. Namun, klub lokal Torito memanggilnya dan mengembangkan bakatnya.
Tak butuh waktu lama untuk membuat mata tim scout klub Eropa kepincut. Setelah sempat di Benfica, Di Maria pun melanglang buana ke sejumlah klub Eropa, seperti Real Madrid, Manchester United dan Paris St.Germain, di mana dia bermain sekarang. Kini Di Maria merupakan pemain termahal dunia, jika nilai transfernya ke sejumlah klub besar itu diakumulasi. Anak laki-laki yang pernah berbagi kamar dengan adiknya dan tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan, kini memukau dunia dengan kehebatannya di lapangan sepak bola.
3. Zlatan Ibrahimovic
Untuk semua perawakannya yang terlihat sombong dan pernyataannya ‘Aku Melawan Dunia’ bisa jadi pelampiasan dari masa suramnya dahulu. Terlahir dari keluarga miskin, ibu Kroasia dan Ayah Bosnia, Zlatan dibesarkan di daerah kumuh di Malmo, Swedia, di mana orang tuanya mengungsi.
Orangtuanya berpisah ketika baru berusia dua tahun. Dan di masa kecilnya yang hidup serba kekurangan, Zalatn terpaksa menjadi pencuri roti dan mentega untuk makan sehari-hari. Tapi di masa pertumubuhannya itu, Zlatan belajar tentang film dan trik bermain bola dari teman-temannya. Di mana bakat bermain bola ini mengantarkannya masuk klub Swedia, Malmo.
Penampilan memukau bersama Malmo, menjadi jalan baginya berkiprah di sejumlah klub besar Eropa. Mulai dari Ajax Amsterdam, Juventus, AC Milan, Inter Milan, Barcelona dan PSG. Kini Zlatan Ibrahimovic baru saja bergabung dengan Manchester United untuk mencoba tantangan baru di Inggris.
2.Luis Suarez
Anda tidak akan menjadi pesepakbola besar kecuali jika Anda memilikinya bakat dalam diri Anda untuk menjadi pemain besar. Luis Suarez lahir dengan itu. Striker Barcelona ini bermain sepak bola sejak usia enam tahun di jalan-jalan kota Salto, Uruguay.
Namun, masalahnya adalah, ia tidak memiliki sepatu untuk bermain bola. Seperti pepatah kuno Inggris “di mana ada kemauan di situ ada jalan”. Suarez terus bermain bola dengan penuh semangat yang membuat klub Nacional merekrutnya pada usia 9 tahun. Tapi bermain cukup lama di klub lokal tak menghasilkan uang. Ia terpaksa harus memungut koin di jalan agar bisa membawa sang kekasih (kini jadi istrinya), Sofia Balbi berkencan.
1. Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo memang mega bintang sepak bola saat ini. Tenar dan kaya raya. Tapi coba liha masa kelam Ronaldo di masa lalu. Perjuangannya hingga mencapai fase saat ini membuat kita boleh angkat topi kepadanya.
Lahir di lingkungan miskin, San Antonio, ibu kota wilayah otonomi Portugal Madeira. Saat dalam kandungan ibunya, Dolores Aveiro, sang bunda sempat berfikir menggugurkan kandungannya karena takut tidak bisa memberi makan anaknya karena kehidupannya yang sangat miskin.
Ronaldo menceritakan bahwa masa kecilnya ia terpaksa berbagi kamar dengan ibunya dan dua kakak perempuannya. Sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Ia juga dikeluarkan dari sekolah karena melempar kursi ke gurunya karena dimarahi akibat selalu bermain bola.
Di sebuah klub lokal Andorinha, Ronaldo mulai memutar kepala dengan bakat yang dimilikinya untuk kemudian bergabung Sporting Lisbon pada usia 17. Dan kisah selanjutnya, pasti sudah anda ketahui bagaimana keadaan Ronaldo sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar