Senin, 08 Agustus 2016

Jose Mourinho Jadi Public Enemy No 1 di Jerman

Jose Mourinho Musuh Nomor 1 Di Jerman Akibat Perlakuannya Kepada Bastian Schweinsteiger


indolivescore.com - Jose Mourinho melakukan pilihan yang tepat untuk membatalkan segala bentuk kunjungan ke Jerman yang telah ia rencanakan bulan ini. Di dunia sepak bola setidaknya, saat ini ia adalah musuh nomor 1 publik Jerman.

Di Jerman, tak sedikit yang menunjukkan reaksi kesal dan marah terkait perlakuan yang diterima Bastian Schweinsteiger di Manchester United. Komentator, pemain, dan pelatih di sepak bola Jerman tengah naik darah lantaran perlakuan dingin yang ditunjukkan Mourinho.


Usai Schweinsteiger diperintahkan untuk membereskan barang-barang di lokernya dan bergabung dengan tim cadangan pada hari ulang tahunnya, kakak Schweinsteiger Tobias memosting satu kalimat pendek di Twitter ‘Tak ada hormat’ dan chief-executive Bayern Munich Karl-Heinz Rummenigge ragu jika sikap Mourinho ini akan membuat pemain lain kehilangan semangatnya untuk bergabung dengan United. Dua reaksi tersebut menandai gelombang kemarahan di Jerman.


‘Mourinho telah menunjukkan perlakuan tak hormat kepada pemain yang berjasa lebih,” kata mantan pemain Bayern dan pelatih Borussia Dortmund Ottmar Hitzfeld. “Schweinsteiger adalah pemain hebat, juara Piala Dunia, dan pria yang luar biasa.”


Tak hanya keluarga besar Bayern yang menunjukkan kemarahannya kepada Mourinho, tetapi seluruh dunia sepak bola Jerman. Pelatih baru Schalke Markus Weinzierl pun ikut bergabung dalam gelombang kritik terhadap manajer United ini.


Keputusan Mourinho untuk tidak memasukkan Schweinsteiger dalam rencananya ini tidaklah mengejutkan, bahkan bagi publik Jerman. Rentetan cedera yang dialami pemain ini tercatat dengan baik, dan kesulitannya di United pun dapat dilihat dari tanah airnya. Yang menjadi keberatan publik Jerman adalah cara Mourinho memperlakukan pahlawan mereka. Sebuah media Jerman menuliskan bahwa Schweinsteiger telah direndahkan di hari ulang tahunnya.


Waktu hanya semakin memperburuk keadaan. Beberapa hari yang lalu, Schweinsteiger banyak dipuji mendekati akhir karirnya. Setelah gelandang United ini mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola internasional, Jerman dibanjiri air mata.


‘Terima kasih, dewa sepak bola’, adalah headline dibeberapa tabloid dan Twitter. Di setiap surat kabar, Schweinsteiger ada di sana. Bersimbah darah, bercucuran keringat, dan berbalut air mata saat peluit akhir ditiup di Rio, atau saat momen kemenangan, memegang trofi Piala Dunia di Berlin.


Ia telah kembali dari cedera untuk memimpin rekan-rekannya di Euro 2016, menikahi bintang tenis Ana Ivanovic, dan kemudian dirayakan oleh seluruh pihak saat pengunduran dirinya. Ini adalah akhir sempurna untuk fairytale Schweinsteiger di musim panas ini. Namun, Mourinho secara bengis telah menabur asam di lautan susu dan madu.


“Ini adalah keputusan yang bijaksana,” kata legenda Jerman Uwe Seeler atas pengundurang diri Schweinsteiger. “Sekarang ia bisa berkonsentrasi di klubnya dan pernikahannya.”


Nampaknya, saat ini, Schweinsteiger akan menonton pertandingan tenis dan mencari klub baru sesegera mungkin. Kembali ke Bayern adalah hal yang pasti, tetapi hanya saat karirnya sebagai pemain telah berakhir.


Hijrah ke Inter Milan, AC Milan, dan Paris Saint-Germain semuanya telah diwacanakan, termasuk kembali ke Bundesliga. Beberapa menyarankan ia untuk bergabung dengan Hamburg, mengikuti jejak legenda Bayern Franz Beckenbauer di usia senja karirnya.


Namun, hal itu nampaknya semakin tidak mungkin. Tidak hanya dari Schweinsteiger yang terlalu loyal kepada Bayern, tetapi fans Hamburg nampaknya setuju dengan Mourinho. Polling yang dilakukan oleh salah satu surat kabar Hamburg menunjukkan bahwa 60% fans tidak ingin klub mereka membeli Schweini.


Apakah Italia, Perancis, atau bahkan Amerika Serikat yang akan dipilih Schweinsteiger untuk mengakhiri karirnya, bagi publik Jerman, ia adalah seorang pahlawan dan negarawan di dunia sepak bola. Perlakuan yang diterimanya dari Mourinho merupakan penghinaan terbesar bagi publik Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar