Perhelatan Liga 1 2017 baru bergulir kurang dari dua bulan, namun kasus protes-protes mengalir bak air bah. Hampir tiap pekan protes terhadap kinerja pengadil bermunculan.
Rata-rata di antara mereka beranggapan wasit tidak independen. Mereka cenderung berpihak pada tuan rumah. Uniknya klub yang melontarkan komentar pedas pada wasit juga mendapat protes dari klub lain, yang menilai tim tersebut diuntungkan saat mereka bertanding di kandang sendiri.
EdyRahmayadi, Ketua Umum PSSI merasa terganggu dengan kondisi ini. "Kami akan mengusut tuntas setiap kasus protes wasit. PSSI sejak awal ingin ada perubahan di pentas kompetisi profesional. Tidak cerita, siapapun yang coba-coba bermain di liga kita akan kami tindak secara tegas. Tidak hanya wasit saja, tapi juga semua pelaku sepak bola nasional yang ada di dalamnya," ungkap Edy.
Langkah kongkrit ditunjukkan PSSI dengan memarkir atau memberhentikan sementara 18 orang perangkat pertandingan di Liga 1 dan Liga 2. Mereka terdiri atas 8 wasit dan 10 asisten wasit.
Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono yang juga menjabat Pjs Sekjen PSSI mengatakan, keputusan itu diambil setelah PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan liga di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Namun, PSSI enggan memberitahukan secara terperinci identitas dan di liga mana perangkat tersebut bertugas. Joko hanya mengungkapkan wasit yang diberhentikan sementara paling banyak berasal dari Liga 2, sedangkan asisten wasit yang disanksi dominan dari kasta elite, Liga 1.
”Sampai awal pekan ini PSSI sudah menerima 17 protes mengenai wasit dari klub-klub Liga 1 dan Liga 2. Kami proses satu persatu kasus tersebut,” ujar Joko.
Soal pengganti perangkat pertandingan yang diberhentikan sementara itu, Joko mengatakan, PSSI akan menugaskan wasit dan asisten wasit yang sudah lulus penyegaran liga.”Kami tak khawatir jumlah wasit dan asisten wasit masih cukup untuk menjalankan pertandingan,” ujar Joko.
Pria yang pernah menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia, operator kompetisi profesional PSSI era Djohar Arifin-La Nyalla Mattalitti, menjanjikan ke depannya PSSI akan lebih melakukan pengawasan ketat terhadap jalannya kompetisi.
Wajar jika PSSI amat serius memperhatikan kasus-kasus di pentas kompetisi profesional, mengingat mereka menjanjikan kompetisi model baru ini lebih bermutu dibanding era sebelumnya. Selama ini kompetisi Tanah Air kerap distigmakan kompetisi yang rawan pengaturan skor.
Kinerja wasit salah satu yang paling sering disorot. Beberapa tahun terakhir sempat mencuat ide mendatangkan pengadil dari luar negeri untuk menimbulkan rasa saling percaya di antara kontestan kompetisi. Namun, langkah satu ini belum diambil oleh PSSI, yang menilai kinerja para wasit tak seburuk bayangan banyak orang.
Dari pengamatan kami sendiri, hingga pekan keenam Liga 1 2017 sekurangnya mencuat 10 kasus protes kinerja wasit. Seperti apa detailnya, simak satu per satu kasus tersebut:
1. PS TNI Vs PSM
Wajah Robert Rene Alberts, memerah saat sesi konfrensi pers pasca laga PS TNI kontra PSM Makassar dalam lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Pakansari, Cibinong, Senin (15/5/2017). Mata pelatih Tim Juku Eja tersebut melotot dengan diiringi ekspresi cemberut. Saat ditanya soal evaluasi tim asuhannya yang kalah 1-2 dalam laga tersebut. Satu nama disebut sebagai kambing hitam: Wasit!
Arsitek asal Belanda tersebut menyebut Handri Kristanto yang pengadil laga telah merusak pertandingan. "Tidak ada yang salah dengan tim saya. Yang salah wasit!" ujar Robert dengan nada meninggi.
Menurut klaim Robert pada babak pertama PSM mendapat dua kali penalti dalam pertandingan tersebut. Satu penalti karena pelanggaran di area kotak penalti pada babak pertama.
Sementara itu, pada babak kedua ketika Hamka Hamzah mendapat peluang kemudian pemain PS TNI melakukan handsball di kotak penalti, wasit mendiamkan saja tidak menunjuk titik putih.
Pelatih asal Belanda tersebut juga menyayangkan ketika ada pemain PSM dipukul, namun pengadil mendiamkan saja. Ia kemudian melontarkan komentar pedas. "Selama 20 tahun menjadi pelatih saya baru kali ini merasakan wasit tak mengindahkan Laws of The Games FIFA. Saya tahu di Indonesia banyak korupsi, jadi tidak heran kalau hal ini terjadi," imbuhnya.
Robert mengaku bosan dengan situasi tersebut. "Semenjak tahun 2010 melatih di Arema, situasinya tidak ada perbaikan sama sekali hingga kini. PSSI harus memperhatikan hal ini. Saya tahu di Indonesia banyak korupsi, jadi tidak heran kalau hal ini terjadi," ujar Robert.
2. Persija Vs Mitra Kukar
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade mengungkapkan telah melayangkan protes resmi kepada PT Liga Indonesia Baru terkait kinerja wasit dalam pertandingan menghadapi Mitra Kukar yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (14/5/2017).
Gede Widiade menyebut wasit telah mencuri kemenangan Persija dalam laga yang berakhir imbang 1-1 tersebut.
Persija unggul lebih dulu melalui gol yang diciptakan marquee player, Bruno Lopes, saat pertandingan baru berjalan 37 menit. Namun Mitra Kukar berhasil menyamakan kedudukan pada menit terakhir pertandingan melalui marquee player, Mohamed Sissoko.
"Kemenangan kami dicuri oleh wasit. Anda bisa melihat rekaman videonya bagaimana pada menit ke-88 menjadi momen yang krusial dan konsentrasi pun pecah ketika akhirnya gawang kami kebobolan," ujar Gede Widiade terkait momen wasit yang tak melihat bola sudah meninggalkan lapangan terlebih dahulu sebelum akhirnya Mitra Kukar mendapatkan sepak pojok yang berakhir dengan gol Sissoko.
Kini, Gede Widiade pun berharap operator kompetisi bisa mengevaluasi perangkat pertandingan agar kualitas kompetisi menjadi lebih baik.
"Harapan saya kepada operator adalah menjaga kompetisi ini menjadi lebihbaik karena sudah ada promosi dan degradasi, bukan seperti turnamen musim lalu," kata Gede Widiade.
3. Borneo FC Vs Semen Padang
Keberuntungan menjauhi Semen Padang saat dijamu Pusamania Borneo FC pada pekan kelima Liga 1, Senin (8/5/2017). Selain dibungkam tuan rumah, 0-1, kekalahan itu juga menghadirkan derita lain bagi tum berjuluk Kabau Sirah.
Pada pertandingan tandang kedua ke Stadion Segiri Samarinda, dua penjaga gawang, Jandia Eka Putra dan M. Ridwan secara bergantian menderita cedera. Cedera pertama diderita Jandia pada menit ke-60 buntut benturan dengan pemain lawan. Akibatnya, Jandia pun ditarik dan digantikan M. Ridwan.
M. Ridwan yang masuk menggantikan Jandia juga menderita cedera yang kembali disebabkan benturan dengan pemain Pusamania pada menit-menit terakhir. Setelah kejadian Ridwan dilarikan ke rumah sakit, telinga mantan penjaga gawang ketiga Persib Bandung itu robek dan harus mendapat lima jahitan.
Nilmazar pelatih Semen Padang menyoroti kinerja wasit Thoriq Alkatiri. Ia dinilai seringkali membiarkan pelanggaran keras dari tim tuan rumah. “Semua bisa dilihat dari tayangan telivisi dan live streaming tentang banyaknya kami dirugikan oleh wasit," ujar mantan pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 itu.
4. PSM Vs Arema FC
Aji Santoso, melontarkan protes usai Arema FC takluk 0-1 dari PSM Makassar 1-0 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Rabu (10/5/2017) malam.
Sang arsitek Arema itu mengakui kartu merah yang diperoleh Junda Irawan pada menit ke-45 memengaruhi keseimbangan penampilan timnya. Mantan bek Timnas Indonesia pun menyindir kinerja wasit, Nusur Fadilah yang menganjar Junda dua kartu kuning.
"Saya tidak ingin memberikan penilaian langsung soal kinerja wasit. Apalagi pertandingan ini disiarkan langsung. Perlu juga dicatat, waktu PSM mengalahkan Persija juga berawal setelah Sandi Sute diganjar kartu merah," ucap Aji.
Aji menambahkan, andai Arema FC tidak bermain dengan 10 pemain, dirinya yakin bisa mengimbangi dan bahkan mengalahkan PSM. "Saya sebenarnya sudah punya strategi khusus untuk babak kedua, tapi semuanya buyar setelah katu merah Junda," kata Aji.
5. Persib Vs Persipura
Amarah juga diluapkan oleh pemain Persipura Jayapura, Nelson Alom, usai timnya kalah 0-1 dari Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu (7/5/2017). Tim Mutiara Hitam mendominasi pertandingan sebelum akhirnya bertekuk lutut lewat penalti, Michael Essien, setelah Shohei Matsunaga diganjal dalam skema serangan balik.
Ia menilai pemain asal Jepang tersebut dalam posisi offside."Kami sebagai pemain frustrasi karena sejumlah keputusan wasit merugikan kami. Keputusan-keputusan itu cukup mengganggu konsentrasi kami dalam bermain," ujar Nelson Alom.
Nelson mengungkapkan para pemain Persipura frustrasi karena kepemimpinan wasit dalam pertandingan itu. "Kami sebagai pemain frustrasi karena sejumlah keputusan wasit merugikan kami. Keputusan-keputusan itu cukup mengganggu konsentrasi kami dalam bermain," ujar Nelson Alom seusai pertandingan.
Nelson Alom menegaskan bila Persipura mendominasi jalannya pertandingan. Gelandang Persipura itu menilai gol Persib perlu dilihat kembali karena menurutnya Shohei Matsunaga sudah dalam posisi offside sebelum berlari dan dijatuhkan di kotak terlarang.
"Persipura mendominasi pertandingan karena kami mendapatkan begitu banyak peluang. Terkait penalti yang diberikan wasit kepada Persib, kami perlu melihat lagi tayangan ulangnya karena kami menilai Shohei Matsunaga sudah dalam posisi offside," lanjutnya.
6. Bali United Vs Semen Padang
Palang pintu Semen Padang, Novan Setya Sasongko, secara terang-terangan menuding wasit Jerry Elly sebagai biang keladi kekalahan 0-2 Tim Kabau Sirah bertandang ke markas Bali United Kamis (4/5/2017) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
“Kami memang kalah. Namun, ada penyebab dari itu semua. Semen Padang dirugikan wasit. Ada dua kesempatan yang menguntungkan kami sebenarnya, tapi dimentahkan wasit,” ujar Novan yang menemani Nilmaizar saat keterangan pers usai pertandingan.
"Satu, wasit tidak memberikan penalti pada kami buntut pelanggaran dikotak terlarang Bali United kesempatan yang harusnya menjadi gol oleh Vendry Mofu yang dinilai offside oleh wasit," lanjutnya dengan nada emosi.
7. Persipura Vs Borneo FC
Pelatih Pusamania Borneo FC, Dragan Djukanovic, meluapkan kekesalannya pada wasit seusai tim yang ia latih kalah 1-2 dari Persipura Jayapura, Selasa (2/5/2017), di Stadion Mandala, Jayapura.
"Saya harus mengatakan sesuatu tentang wasit, seperti yang biasa saya lakukan di setiap pertandingan. Terlepas dari kemenangan yang diraih Persipura kali ini, saya merasa Borneo FC layak mendapat satu poin dari sini," kata Dragan.
Pendapat Dragan Djukanovic itu mengacu pada penilaiannya atas penampilan apik yang ditunjukkan skuatnya pada duel yang dimainkan di Stadion Mandala, Jayapura."Kami bermain bagus. Meski di babak pertama sempat kesulitan dan tidak mendapat peluang, di babak kedua kami punya setidaknya tiga peluang, yang sayang gagal jadi gol, termasuk gol yang dianulir wasit," lanjut Dragan.
Gol yang dianulir yang dimaksud Dragan Djukanovic itu adalah gol Lerby Eliandry pada menit ke-66. Wasit Oki Dwi Putra Senjaya menilai bola umpan silang yang ditujukan ke Lerby sudah terlebih dulu meninggalkan lapangan.
8. PSM Vs Persija
PSM Makassar mengamankan tiga poin kandang setelah menekuk Persija Jakarta 1-0 pada pekan ketiga Liga 1 2017 di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (30/4/2017). Meski menang, Robert Rene Alberts, pelatih PSM melontarkan kritik terhadap kinerja sang pengadil di lapangan.
"Wasit Thoriq Alkatiri terlalu gampang mengeluarkan kartu. Fakta ini sedikit mempengaruhi konsentrasi pemain," ujar Robert ada jumpa media usai pertandingan
Pada pertandingan PSM versus Persija, wasit Toriq mengeluarkan masing-masing dua kartu merah dan tujuh kartu kuning buat pemain kedua tim. Menurut Robert, secara umum kinerja wasit hampir mirip khususnya dalam menilai suatu pelanggaran.
"Sepanjang pengalaman saya jadi pelatih, baru kali ini saya melihat para wasit mengeluarkan banyak kartu diawal kompetisi," jelas Robert.
9. Sriwijaya FC Vs Borneo FC
Pelatih Pusamania Borneo FC, Dragan Djukanovic, tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya usai Borneo FC dikalahkan tuan rumah Sriwijaya FC, Sabtu (22/4/2017), di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang. Menurut Dragan, wasit Asep Yandis (Karawang) banyak membuat kesalahan besar di laga ini.
"Dalam pandangan saya, ada empat kesalahan besar yang sangat berpengaruh ke pertandingan tadi. Yang pertama, saat tendangan bebas Hilton Moreira berbuah gol di awal babak pertama," jelasnya.
Menurut pelatih asal Montenegro itu, tendangan bebas tersebut tidak perlu terjadi karena tidak ada pelanggaran yang dilakukan anak asuhnya terhadap pemain asal Brasil tersebut.
"Lalu insiden kedua, seharusnya wasit memberikan kartu merah lansung kepada Hilton Moreira karena melanggar keras Firly. Begitu juga pelanggaran Firly terhadap Hilton juga layak diberikan kartu merah langsung, insiden seperti tidak bagus untuk sepak bola Indonesia," keluhnya.
Lalu kejadian saat Firly Apriansyah diusir di awal babak kedua juga seharusnya tidak perlu terjadi. "Sebelum Firly menyentuh bola dengan tangannya, dia didorong terlebih dulu. Jadi kartu kuning kedua itu tidak pantas diberikan," tegasnya.
10. Mitra Kukar Vs PSM
Munafri Arifuddin, CEO PSM Makassar turut melontarkan kekecewaannya atas kinerja wasit Iwan Sukoco yang memimpin partai timnya melawan Mitra Kukar dalam lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Aji Imbut, Senin (24/4/2017).
Menurut Munafri, Iwan Sukoco telah membuat keputusan keliru dengan memberi hadiah penalti kepada Mitra Kukar yang berhasil dieksekusi oleh, Marclei Cesar Chavez Santos, pada menit terakhir laga. Alhasil, PSM yang sudah unggul 1-0 harus rela berbagi poin dengan Mitra Kukar.
"Saya selaku CEO PSM meminta operator Liga 1 2017 secepatnya mengevaluasi kinerja Iwan Sukoco. Kami berharap kejadian yang kami alami terakhir kali terjadi," tegas Munafri dalam rilisnya.
Menurut Munafri, seperti klub lainnya, PSM ingin Liga I 2017 ini berlangsung fair dan adil sesuai arahan Ketua Umum PSSI, Edy Ramayadi. "Para pemilik klub sudah berusaha dan berbuat banyak buat sepak bola Indonesia. Janganlah kami dirugikan oleh keputusan kontroversial wasit," ujar Munafri.
Secara khusus Munafri merujuk rekam jejak Iwan Sukoco yang dinilainya belum layak memimpin pertandingan sekelas Liga 1 2017. "Wasit Iwan kerap membuat keputusan kontroversial. Tapi, dia seperti tak tersentuh oleh sanksi Komisi Disiplin PSSI," papar Munafri.
11. Persib Vs Arema FC
Arema FC menyampaikan protes tertulis seusai duel pembuka Liga 1 Minggu (15/4/2017). Mereka keberatan wasit, Musthopa Umarrela menganulir gol Cristian Gonzales yang dianulir pada menit 38.
Gol itu dianulir karena Gonzales offside. Menurut manajemen Arema, dalam rekaman pertandingan, ternyata gol itu harusnya sah.
Saat Adam Alis melepaskan umpan, posisi Gonzales masih satu langkah di belakang bek Persib Achmad Jufrianto. Setelah I Made Wirawan menepis bola, Gonzales langsung menyambarnya.
”Kami sudah resmi ajukan surat protes kepada operator kompetisi. Setelah mencari referensi dari Laws of The Games FIFA terbaru, gol rebound Gonzales tidak offside,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.
Manajemen Arema memahami jika protes itu tidak akan merubah hasil akhir pertandingan. Namun dengan surat protes ini Arema berharap perangkat pertandingan bisa bertugas lebih baik untuk selanjutnya.
Pelatih Arema FC Aji Santoso juga masih memendam rasa kecewa dengan dianulirnya gol itu. Pria 48 tahun itu merasa timnya pantas menang. Selain gol yang dianulir, permainan Ahmad Alfarizi dkk. dirasa lebih bagus ketimbang Persib yang masih belum terlalu kompak.
”Saya sudah lihat berulang kali cuplikan gol itu. Seharusnya sah. Harapannya semoga tidak terulang kembali keputusan yang salah,” kata Aji Santoso.
http://indolivescore.com/deretan-kasus-kasus-wasit-kontroversial-di-liga-1-indonesia/
Senin, 22 Mei 2017
Deretan Kasus-Kasus Wasit Kontroversial di Liga 1 Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar